Anda di halaman 1dari 17

RINGKASAN MATERI KULIAH

AKUNTANSI HOTEL (E3)


RPS 4 AKUNTANSI PERHOTELAN

Disusun Oleh:
Kelompok 3
Komang Puja Astiti (2007531020)
Putu Mita Cahyani (2007531158)
Ida Ayu Gede Utami Dewi (2007531201)
Komang Wisnu Aria Pradnyana (2007531230)
I Gde Andika Ariesta Kiradi (2007531274)

Dosen Pengampu:
Dr. Dra. Gayatri., M.Si., Ak., CA.

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2023/2024
A. Definisi dan Peran Akuntansi
Kata Akuntansi (accounting) berasal dari kata bahasa inggris “to account”
yang berarti memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan. Memang dalam hal
ini, akuntansi berkaitan tentang bagaimana pengelola perusahaan memberikan
pertanggungjawaban kepada pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah
diberikan kepada mereka untuk mengelola operasi perusahaan. Akuntansi dapat
didefinisikan dari dua segi yaitu dari segi bidang ilmu akuntansi dan dari segi proses
atau kegiatannya (Alexandri, 2022:8).
- Dari segi bidang ilmu akuntansi berarti:
“Keseluruhan pengetahuan yang bersangkutan dengan fungsi menghasilkan
informasi keuangan suatu unit organisasi kepada pihak yang berkepentingan
untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan.”
- Dari segi proses atau kegiatannya akuntansi dapat diartikan sebagai:
“Kegiatan pencatatan, penyortiran, penggolongan, pengikhtisaran,
peringkasan dan penyajian transaksi keuangan suatu unit organisasi dengan
cara tertentu”
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi diartikan sebagai
proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi dari suatu
entitas atau perusahaan yang digunakan sebagai salah satu dasar pengambilan
keputusan keuangan bagi pihak yang berkepentingan (stakeholder).
Peran akuntansi sangat penting dalam dunia bisnis dan keuangan serta telah
dipahami dan didefinisikan oleh para ahli. Menurut American Accounting Association
(AAA), peran utama akuntansi adalah untuk menyediakan informasi keuangan yang
relevan dan dapat diandalkan kepada pemangku kepentingan untuk pengambilan
keputusan ekonomi. Sedangkan, menurut Financial Accounting Standards Board
(FASB) yang mengatur standar akuntansi di Amerika Serikat, menganggap bahwa
peran utama akuntansi adalah untuk menyajikan informasi keuangan yang relevan
dana dapat diandalkan agar pemangku kepentingan dapat membuat keputusan yang
baik. Selain itu, terdapat peran akuntansi secara umum sebagai berikut.
1. Mengambil Keputusan: Akuntansi mendukung manajemen perusahaan
dalam proses pengambilan keputusan. Manajemen dapat memanfaatkan
laporan keuangan yang disiapkan oleh akuntansi untuk merancang strategi
dan rencana bisnis masa depan.
2. Pengukur Kinerja Keuangan: Salah satu peran penting akuntansi adalah
sebagai alat pengukur kinerja keuangan suatu perusahaan. Laporan
keuangan yang disusun oleh akuntansi memuat informasi tentang
pendapatan, biaya, laba, dan kekayaan suatu perusahaan yang membantu
dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan.
3. Memenuhi Kewajiban Hukum: Akuntansi juga memainkan peran penting
dalam memenuhi kewajiban hukum perusahaan. Laporan keuangan harus
sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dan harus diperiksa oleh
auditor independen untuk memastikan keakuratan dan keterandalannya.
4. Menentukan Pembayaran Pajak: Akuntansi juga berperan dalam
menentukan jumlah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan. Laporan
keuangan yang disusun oleh akuntansi membantu dalam menghitung
jumlah pajak yang harus dibayar sesuai dengan aturan dan regulasi yang
berlaku.
B. Siklus Akuntansi
Sebelum masuk ke dalam suatu siklus akuntansi, perlu diketahui terlebih
dahulu bahwa akuntansi sendiri merupakan proses yang mengidentifikasi data
keuangan, pencatatan, dan hasil akhirnya berupa laporan keuangan yang digunakan
sebagai sumber informasi keuangan perusahaan bagi pengguna laporan keuangan,
antara lain pemilik, kreditor, investor, manajemen, pemerintah, karyawan, dan lain
sebagainya.
Siklus akuntansi dibuat berdasarkan siklus operasional suatu perusahaan.
Pada siklus akuntansi ini, setiap transaksi yang terjadi selalu memberlakukan aturan
debet dan kredit. Dimana, ketika terjadi suatu transaksi, maka akan mengakibatkan
dua hal berikut:
Tabel 2.1
Aturan Debet dan Kredit

Akun Debet Kredit

Assets + -

Liabilities - +

Equity - +

Revenue - +

Expenses + -

Keterangan akun:
1) Aktiva (Asset): seluruh sumber ekonomi milik perusahaan yang digunakan
untuk memperoleh pendapatan dan operasional perusahaan. Contohnya:
uang kas, piutang, persediaan, mesin dan peralatan, gedung, tanah.
2) Kewajiban (Liabilities): semua kewajiban perusahaan kepada kreditur, baik
jangka pendek maupun jangka panjang. Contohnya: utang usaha, utang
jangka panjang.
3) Modal (Equity): dana maupun barang yang ditanamkan di perusahaan oleh
pemilik, ditambah dengan laba yang ditahan. Contohnya: modal, saham.
4) Pendapatan (Revenue): penghasilan yang didapatkan oleh perusahaan dari
aktivitas operasionalnya. Contoh: pendapatan kamar, pendapatan makanan,
pendapatan minuman.
5) Beban (Expenses): segala pengeluaran yang dikeluarkan oleh perusahaan
sebagai imbangan dari pendapatan. Contohnya: biaya gaji, harga pokok
makanan dan minuman.
Setiap siklus akuntansi tentu saja menggunakan pemahaman dasar, yaitu
aktiva = utang + modal (Dodik Ariyanto, dkk., 2018:58). Siklus akuntansi yang terjadi
di usaha perhotelan secara garis besar sama seperti usaha lainnya.
Tahapan-tahapan dalam siklus ini dimulai dengan pencatatan hingga pelaporan
sebagai berikut.
I. Tahap Pencatatan
1) Pembuatan atau penerimaan bukti transaksi.
2) Pencatatan dalam jurnal (buku harian).
3) Pemindahbukuan (posting) ke buku besar.
II. Tahap Pengikhtisaran
4) Pembuatan neraca saldo (trial balance).
5) Pembuatan jurnal penyesuaian (adjustment) dan neraca lajur.
III. Tahap Pelaporan
6) Penyusunan laporan keuangan.
7) Pembuatan jurnal penutup (closing entries).
Gambar 2.1
Siklus Akuntansi

Adapun beberapa transaksi penting dalam usaha perhotelan, yaitu:


1) Penjualan produk dan jasa: transaksi harian penjualan produk dan jasa
dicatat dalam buku khusus penjualan, kemudian di akhir periode akuntansi
dibuatkan jurnal khusus penjualan.
2) Penerimaan dan pengeluaran kas: penerimaan kas berasal dari penagihan
dan penjualan tunai, sedangkan pengeluaran kas terjadi ketika adanya
pembayaran utang atau pembelian tunai. Kedua transaksi ini dicatat dalam
buku kas dan buku bank, yang di akhir periode akan dibuatkan jurnal khusus
penerimaan dan pengeluaran kas.
3) Pembelian produk dan jasa secara kredit: transaksi harian pembelian produk
dan jasa secara kredit akan dicatat dalam buku khusus pembelian, kemudian
di akhir periode akuntansi akan dibuatkan jurnal khusus pembelian.
4) Payroll: membuat rekapitulasi daftar gaji, upah dan PPh 21 sesuai dengan
departemen dimana karyawan tersebut bekerja, kemudian akan dibuatkan
jurnal alokasi sesuai departemennya.
C. Pengendalian Intern, Sistem, dan Prosedur Akuntansi
Pengendalian internal adalah proses yang dilakukan oleh dewan direksi,
manajemen, dan personel lain entitas untuk memberikan keyakinan memadai
mengenai pencapaian tiga kelompok tujuan berikut:
1. Keandalan pelaporan keuangan,
2. Efektivitas dan efisiensi operasi, dan
3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Salah satu tujuan pengendalian internal adalah keandalan pelaporan
keuangan. Untuk menghasilkan laporan keuangan yang andal diperlukan sistem dan
prosedur sebagai proses pelaporan dan penyajian keuangan. Sistem tersebut dapat
dijelaskan dengan dua pendekatan, yaitu: pendekatan prosedur dan pendekatan
komponen. Dari segi prosedural, sistem adalah seperangkat prosedur yang
dilengkapi dengan formulir dan catatan untuk mencapai tujuan tertentu.
Contoh pendekatan prosedur ini adalah sistem akuntansi yang merupakan
kumpulan prosedur kas dan pengeluaran, prosedur penjualan, prosedur pembelian,
dan buku besar. Oleh karena itu kita dapat mengatakan bahwa sistem akuntansi
terdiri dari subsistem yang saling bergantung. Cecil Gillespie (1971) mengatakan
bahwa sistem akuntansi meliputi:
1. Subsistem akuntansi Utama
a. Kode rekening
b. Buku besar dan buku pembantu
c. Jurnal
d. Bukti transaksi
2. Subsistem penjualan dan penerimaan uang
a. Order penjualan, perintah pengiriman dan pembuatan faktur
b. Distribusi penjualan
c. Piutang
d. Penerimaan uang dan pengawasan kredit
3. Subsistem Pembelian dan pengeluaran uang
a. Order pembelian dan laporan penerimaan barang
b. Distribusi pembelian dan biaya
c. Hutang
d. Prosedur pengeluaran uang
4. Subsistem pencatatan waktu dan penggajian
a. Personalia
b. Pencatatan personalia dan waktu
c. Penggajian
d. Distribusi gaji dan upah
5. Subsistem produksi dan biaya produksi
a. Order produksi
b. Pengawasan persediaan
c. Akuntansi biaya
Sedangkan dari pendekatan komponen, sistem adalah kumpulan
komponen-komponen yang saling terhubung sehingga membentuk satu kesatuan
untuk mencapai tujuan tertentu. Contoh sistem yang didefinisikan dengan
menggunakan pendekatan komponen adalah sistem komputer yang terdiri dari
sekumpulan hardware dan software.
Prosedur adalah serangkaian pekerjaan kantor yang melibatkan banyak
orang dalam satu atau lebih departemen/divisi untuk memproses transaksi secara
seragam dari satu transaksi yang terjadi berkali-kali. Pekerjaan kantor meliputi
penulisan, penyalinan, penghitungan, pengkodean, pencatatan, pemilihan,
pemindahan, dan perbandingan operasi yang dilakukan untuk mencatat informasi
dalam formulir, jurnal, dan buku besar.
Tujuan utama dari sistem khususnya sistem informasi adalah untuk
menghasilkan informasi. Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang
berguna bagi para pemakainya. Untuk dapat berguna, maka informasi harus
didukung oleh tiga pilar, yaitu:
1. Tepat kepada orangnya (relevance)
2. Tepat waktu (timeliness)
3. Tepat nilainya atau akurat (accurate)
Keluaran informasi yang tidak didukung oleh ketiga pilar tersebut tidak dapat
dikatakan sebagai informasi yang berguna, tetapi merupakan informasi sampah
(garbage). SFAC No.2, “Qualitative Characteristics of Accounting Information”,
menjelaskan karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat. Untuk
menjelaskan hal tersebut dapat digambar karakteristik informasi akuntansi pada
gambar berikut.
Tugas dari sistem khususnya sistem informasi adalah melakukan siklus
pengolahan data (data processing life cycle) atau disebut juga siklus informasi
(information life cycle). Sistem informasi mempunyai enam buah komponen, yaitu:
1. komponen input
2. komponen model
3. komponen output
4. komponen teknologi
5. komponen data base
6. komponen control.
Komponen-komponen sistem dapat digambarkan pada Gambar berikut.
1. Komponen Input
Input dari sistem informasi berupa data yang akan diolah oleh sistem
informasi. Data sistem informasi perlu ditangkap dan dicatat di dokumen dasar.
Dokumen dasar merupakan formulir yang digunakan untuk menangkap dari peristiwa
atau data yang terjadi, contohnya reservation card, guest registration, guest bill, cash
receipt dan lain-lainnya. fungsi dokumen dasar (formulir), yaitu:
a. Untuk menunjukan jenis dari data yang dikumpulkan.
b. Data dapat dicatat dengan jelas, konsisten, dan akurat.
c. Data disebutkan satu persatu, sehingga data akuntansi akan lengkap.
d. Sebagai alat pendistribusi data antar departemen, karena tembusan atau
copynya diberikan ke departemen lain.
e. Sebagai pembuktian bahwa transaksi tersebut sah (valid), sehingga sangat
berguna untuk audit trail.
f. Dapat digunakan sebagai backup dari file-file komputer.
Sehingga secara ringkas proses input data dapat digambar pada Gambar berikut.

2. Komponen Model
Model-model yang digunakan dalam sistem informasi dapat berupa model
logika dan model matematika. Contoh model logika adalah untuk melihat barang
mana yang sudah harus dipesan kembali, dapat dilihat dari sisa barang yang
tersedia apakah sudah sama atau lebih kecil dengan titik reorder point. Sedangkan
untuk model matematika, misalnya inventory beverage dengan kode barang 1104
harus dipesan kembali 100 krat. Pertanyaannya adalah mengapa harus pesan 100?
Mengapa tidak kurang dari seratus? Karena setelah dihitung dengan model
matematika atau Economics Order Quatity (EOQ) order seratus itu adalah order
yang paling ekonomis.
3. Komponen Output
Output dari sistem informasi dibuat dengan menggunakan data yang ada di
data base dan diproses menggunakan model tertentu. Contoh output sistem
informasi adalah laporan barang yang harus dipesan kembali ataupun laporan
jumlah barang yang harus dipesan.
4. Komponen data base
Data base adalah kumpulan dari data base yang saling berhubungan satu
dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer (hard disk) dan
digunakan perangkat lunak (software) untuk memanipulasinya. Paket perangkat
lunak (software) disebut dengan DBMS (Database Management Systems). Contoh
DBMS adalah dBASE, Fox Base, Microsoft Access,Oracle dan lain-lainnya.
5. Komponen teknologi
Teknologi merupakan komponen yang penting dari sistem informasi. Tanpa
adanya teknologi yang mendukung, maka sistem informasi tidak akan dapat
menghasilkan informasi yang tepat waktu (timeliness). Teknologi yang memegang
peran penting adalah teknologi komputer (hardware dan software) dan teknologi
dibidang telekomunikasi.
6. Komponen kontrol
Komponen kontrol diperlukan untuk menjamin bahwa informasi yang
dihasilkan dari sistem informasi adalah informasi yang akurat. Sistem pengendalian
dalam sistem informasi dapat diklasifikasikan sebagai sistem pengendalian umum
(general control system) dan sistem pengendalian aplikasi (application control
system). Pengendalian umum dapat terdiri dari:
1. Pengendalian Organisasi
2. Pengendalian dokumentasi
3. Pengendalian perangkat keras
4. Pengendalian keamanan fisik
5. Pengendalian keamanan data
6. Pengendalian komunikasi
Pengendalian aplikasi dapat dikelompokan menjadi pengendalian input,
pengendalian proses dan pengendalian output. Pengendalian aplikasi biasanya
sudah diprogramkan di perangkat lunaknya, seperti: control digit check, reasonable
check, zero balance check, matching check, batch control check.
D. Struktur Pengendalian Intern
Sistem Pengendalian Intern terdiri dari kebijakan dan prosedur yang
dirancang manajemen dengan keyakinan memadai agar entitas mencapai tujuan dan
sasarannya. Kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur ini sering disebut
pengendalian dan secara kolektif membentuk pengendalian internal. Struktur
pengendalian intern menurut COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the
Treadway) adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris,
manajemen, dan pegawai lainnya yang didesain untuk memperoleh keyakinan yang
memadai terkait dengan tujuan. Struktur pengendalian intern menurut COSO terdiri
dari lima komponen yakni:
1. Lingkungan pengendalian (Control Environment)
Manajemen dan seluruh pegawai harus menciptakan (establish) dan memelihara
lingkungan dalam keseluruhan organisasi yang menimbulkan perilaku positif dan
mendukung terhadap pengendalian intern dan manajemen yang sehat
(conscientious).
2. Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Pengendalian intern harus menyediakan penilaian resiko yang dihadapi oleh
organisasi baik yang bersumber dari dalam organisasi maupun dari luar
organisasi.
3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
Aktivitas pengendalian intern membantu memastikan bahwa arahan manajemen
dilaksanakan.
4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
Informasi harus dicatat dan dikomunikasikan kepada manajemen dan satuan
kerja lainnya dalam suatu entitas yang membutuhkan, dalam bentuk dan jangka
waktu yang memungkinkan untuk menyelenggarakan pengendalian intern dan
tanggung jawab lainnya.
5. Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan pengendalian intern harus selalu menilai kualitas kinerja dan
memastikan bahwa temuan audit atau review lainnya diselesaikan tepat waktu.
The Canadian Institute of Chartered Accountants Criteria of Control
Committee (CoCo) telah menyusun model pengendalian intern yang mirip dengan
COSO tetapi mempunyai perbedaan yang cukup signifikan. Coco mempunyai empat
komponen yang digambarkan sebagai berikut:
1. Purpose
a. Tujuan harus dinyatakan dan dikomunikasikan kepada seluruh
stakeholders.
b. Risiko signifikan baik dari dalam maupun luar organisasi yang terkait
dengan pencapaian tujuan harus diidentifikasikan dan dinilai.
c. Kebijakan yang didesain untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi
dan pengelolaan risiko harus dibuat, dikomunikasikan dan dipraktekan
sehingga pegawai mengerti apa yang diharapkan dan kebebasan yang
diperlukan untuk bertindak.
d. Perencanaan untuk menuntun pencapaian tujuan organisasi harus disusun
dan dikomunikasikan.
e. Tujuan dan perencanaan terkait harus mencantumkan target dan indikator
kinerja.
2. Commitment
a. Nilai-nilai etika termasuk integritas harus dibuat secara formal,
dikomunikasikan kepada seluruh stakeholders dalam organisasi.
b. Kebijakan dan praktek manajemen SDM harus konsisten dengan etika dan
nilai-nilai dan pencapain tujuan.
c. Wewenang, tanggung jawab dan tanggung gugat harus secara jelas
didefinisikan dan konsisten dengan tujuan organisasi sehingga
keputusan-keputusan dan perilaku-perilaku diperagakan dengan benar
oleh pegawai.
d. Atmosfer kepercayaan yang tinggi harus dipelihara dan didukung oleh
informasi yang mengalir antara pegawai dan kinerja mereka dalam
mendukung pencapaian tujuan organisasi.
3. Capability
a. Pegawai harus memiliki pengetahuan, keahlian dan peralatan yang cukup
untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi.
b. Proses komunikasi harus mendukung nilai dan pencapaian organisasi atas
tujuan yang telah ditetapkan.
c. Informasi yang cukup dan relevan harus diidentifikasikan dan
dikomunikasikan pada saat yang tepat sehingga pegawai dapat
menjalankan tugasnya dengan baik.
d. Tujuan dan aktivitas dari bagian-bagian yang berbeda dalam suatu
organisasi harus dikoordinasikan.
e. Aktivitas pengendalian harus didesain sebagai kesatuan yang menyeluruh
dari suatu organisasi dengan mempertimbangkan tujuan, risiko dan
hubungan terkait antar komponen pengendalian.
4. Monitoring & Learning
a. lingkungan internal dan eksternal harus dimonitor untuk memperoleh
informasi sehingga tujuan dan pengendalian organisasi tetap mutakhir.
b. Kinerja harus dimonitor dibandingkan dengan target dan indikator yang
telah ditetapkan.
c. Asumsi yang digunakan dalam penentuan tujuan dan sistem harus secara
periodik dikaji ulang.
d. Informasi yang dibutuhkan harus dikaji terus menerus sesuai dengan
adanya perubahan tujuan atau adanya pelaporan yang menunjukan
penyimpangan.
e. Prosedur tindak lanjut harus disusun dan dilakukan untuk menjamin bahwa
perubahan dan kegiatan yang tepat dilakukan.
f. Manajemen secara periodik menilai efektivitas pengendalian dan kemudian
mengkomunikasikan hasilnya kepada para pihak yang bertanggung jawab.
Dalam praktiknya, model yang dibangun untuk menyusun sistem
pengendalian intern yang baik harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Pengendalian intern harus merupakan bagian yang utuh dari setiap sistem
yang digunakan manajemen untuk mengatur dan memandu operasi entitas
- Manfaat pengendalian intern harus lebih besar daripada biaya untuk
menyusun, mengimplementasikannya dan risiko yang mungkin terjadi.
- Aplikasi Sistem pengendalian intern harus didukung oleh semua pegawai
dalam organisasi.
- Aplikasi sistem pengendalian intern harus memperhatikan budaya organisasi.
E. Rerangka Konseptual Informasi Akuntansi
Kerangka konseptual, mirip dengan konstitusi, merupakan suatu sistem yang
konsisten yang terdiri dari tujuan dan konsep dasar yang saling terkait. Kerangka ini
menjadi dasar untuk menetapkan standar yang konsisten serta untuk mengklarifikasi
sifat, fungsi, dan batasan dari akuntansi keuangan dan pelaporan keuangan.
Tujuannya adalah untuk menciptakan konsistensi, relevansi, dan keandalan dalam
pelaporan keuangan suatu entitas. Selama bertahun-tahun, berbagai organisasi,
komite, dan individu telah mengembangkan dan mempublikasikan kerangka
konseptual mereka sendiri.
Kerangka Konseptual Informasi Akuntansi adalah pedoman penting bagi
penyusunan standar akuntansi, pengambilan keputusan keuangan, serta
komunikasi informasi keuangan kepada para pemangku kepentingan. Dengan
memiliki dasar konseptual yang kuat, praktik akuntansi menjadi lebih konsisten,
dapat dipahami, dan relevan, sehingga membantu meningkatkan transparansi dan
integritas dalam pelaporan keuangan.

Akan tetapi hingga saat ini, belum ada kerangka konseptual yang universally
accepted dan dapat diandalkan dalam praktiknya. Mungkin yang paling sukses
adalah Accounting Principles Board Statement No.4: “Basic concepts and accounting
principles underlying financial statements of business enterprises," yang hanya
menjelaskan praktik yang sudah ada tanpa menentukan praktik yang harus
digunakan. Secara umum, kerangka konseptual dapat dijelaskan seperti yang
tergambar dalam gambar berikut.

FASB telah menerbitkan Statement of Financial Accounting Concepts yang berhubungan


dengan pelaporan keuangan entitas bisnis, yaitu:

1. SFAC No.1, “Objectives of Financial Reporting By Business Enterprise” yang


menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi.
2. SFAC No.2, “Qualitative Characteristics of Accounting Information”, menjelaskan
karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat.
3. SFAC No.3, “Elements of Financial Statements of Business Enterprises”,
memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan, seperti:
Aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban.
4. SFAC No. 4: "Objectives of Financial Reporting for Nonbusiness Organizations"
(Tujuan Pelaporan Keuangan untuk Organisasi Non-Bisnis). Ini menjelaskan tujuan
pelaporan keuangan untuk organisasi non-bisnis, seperti organisasi nirlaba.
5. SFAC No.5, “Recognition and measurement in financial statements of Business
Enterprises”, menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran fundamental serta
pedoman tentang informasi apa yang biasanya harus dimasukan dalam laporan
keuangan dan kapan waktunya.
6. SFAC No.6, “Elements of Financial Statements”, menggantikan SFAC No.3 dan
memperluas lingkup SFAC No.3 dengan memasukan organisasi-organisasi nirlaba.
7. SFAC No.7, “Using cash flow information and present value in accounting
Measurements”, memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas ke masa
depan yang diharapkan dan nilai sekarang sebagai dasar pengukuran.
8. SFAC No.8, “Conceptual Framework for Financial Reporting. Chapter 1, The
Objective of General Purpose Financial Reporting, and Chapter 3, Qualitative
Characteristics of Useful Financial Information.
F. Struktur Organisasi di Departemen
Departemen akuntansi di dalam bisnis hotel biasanya terstruktur dalam
beberapa unit yang saling terhubung, seperti bagian yang menangani kredit
berhubungan dengan yang mengelola piutang (account receivable), yang
bertanggung jawab atas pengendalian biaya (cost control) berhubungan dengan
(purchasing),dan lain sebagainya. adapun komponen-komponen yang terdapat
dalam departemen akuntansi dapat terlihat pada gambar dibawah ini.
Struktur Organisasi Departemen Akuntansi

Berikut uraian dari masing-masing bagian departemen akuntansi:


1. General Cashier, yaitu kasir yang mempunyai tanggung jawab penuh atas
semua penerimaan serta pengeluaran hotel
2. Cashier Outlet, yaitu yang bertanggung jawab atas penerimaan pada
masing-masing outlet seperti front office, restoran,dan bar.
3. Income Auditor, yaitu orang yang memiliki tugas untuk mencocokkan semua
hasil penjualan hotel dan mengoreksi kembali pekerjaan night auditor.
4. Night Audit, yaitu orang memiliki tanggung jawab atas kebenaran dan
ketelitian pemasukan data penjualan dalam satu hari dari masing-masing
outlet.
5. Credit, merupakan bagian yang memiliki tanggung jawab atas besarnya
kredit yang telah digunakan oleh tamu, dan menyetujui batas kredit untuk
setiap tamu, serta melakukan analisa atas guest bill. Guest bill adalah
tagihan yang dibebankan kepada tamu setelah menikmati pelayanan dan
fasilitas menginap di hotel.
6. Account Receivable, yaitu bagian yang bertanggung jawab atas penyiapan
tagihan dan penagihan kepada tamu yang melakukan reservasi melalui
agen. Unit ini juga bertanggung jawab atas penctatan piutang untuk tamu
yang masih menginap di hoetl (guest ledger) dan untuk tamu yang sudah
keluar dari hotel (city ledger).
7. Account Payable, yaitu bagian yang bertanggung jawab atas hutang hotel
pada pihak luar, khususnya supplier.
8. Cust Control, yaitu unit yang bertanggung jawab atas pengendalian
biaya-biaya yang dikeluarkan oleh masing-masing departemen, mencek
harga barang di pasar, menyetujui pembelian barang untuk kebutuhan hotel.

DAFTAR PUSTAKA

Dodik Ariyanto, dkk. (2018). Akuntansi Perhotelan Pendekatan Sistem Informasi Berbasis
USALI. Jakarta

Badruzaman, J., & Kusmayadi, D. (2014). Buku Akuntansi Hotel. Suparyanto Dan Rosad
(2015, 1(1), 112.

Wiryanata, I. G. N. A. (2021). Pengantar Akuntansi Hotel. 1.

Suwardjono, Akuntansi Pengantar, BPFE, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai