Disusun Oleh:
Kelompok 3
Komang Puja Astiti (2007531020)
Putu Mita Cahyani (2007531158)
Ida Ayu Gede Utami Dewi (2007531201)
Komang Wisnu Aria Pradnyana (2007531230)
I Gde Andika Ariesta Kiradi (2007531274)
Dosen Pengampu:
Dr. Dra. Gayatri., M.Si., Ak., CA.
Assets + -
Liabilities - +
Equity - +
Revenue - +
Expenses + -
Keterangan akun:
1) Aktiva (Asset): seluruh sumber ekonomi milik perusahaan yang digunakan
untuk memperoleh pendapatan dan operasional perusahaan. Contohnya:
uang kas, piutang, persediaan, mesin dan peralatan, gedung, tanah.
2) Kewajiban (Liabilities): semua kewajiban perusahaan kepada kreditur, baik
jangka pendek maupun jangka panjang. Contohnya: utang usaha, utang
jangka panjang.
3) Modal (Equity): dana maupun barang yang ditanamkan di perusahaan oleh
pemilik, ditambah dengan laba yang ditahan. Contohnya: modal, saham.
4) Pendapatan (Revenue): penghasilan yang didapatkan oleh perusahaan dari
aktivitas operasionalnya. Contoh: pendapatan kamar, pendapatan makanan,
pendapatan minuman.
5) Beban (Expenses): segala pengeluaran yang dikeluarkan oleh perusahaan
sebagai imbangan dari pendapatan. Contohnya: biaya gaji, harga pokok
makanan dan minuman.
Setiap siklus akuntansi tentu saja menggunakan pemahaman dasar, yaitu
aktiva = utang + modal (Dodik Ariyanto, dkk., 2018:58). Siklus akuntansi yang terjadi
di usaha perhotelan secara garis besar sama seperti usaha lainnya.
Tahapan-tahapan dalam siklus ini dimulai dengan pencatatan hingga pelaporan
sebagai berikut.
I. Tahap Pencatatan
1) Pembuatan atau penerimaan bukti transaksi.
2) Pencatatan dalam jurnal (buku harian).
3) Pemindahbukuan (posting) ke buku besar.
II. Tahap Pengikhtisaran
4) Pembuatan neraca saldo (trial balance).
5) Pembuatan jurnal penyesuaian (adjustment) dan neraca lajur.
III. Tahap Pelaporan
6) Penyusunan laporan keuangan.
7) Pembuatan jurnal penutup (closing entries).
Gambar 2.1
Siklus Akuntansi
2. Komponen Model
Model-model yang digunakan dalam sistem informasi dapat berupa model
logika dan model matematika. Contoh model logika adalah untuk melihat barang
mana yang sudah harus dipesan kembali, dapat dilihat dari sisa barang yang
tersedia apakah sudah sama atau lebih kecil dengan titik reorder point. Sedangkan
untuk model matematika, misalnya inventory beverage dengan kode barang 1104
harus dipesan kembali 100 krat. Pertanyaannya adalah mengapa harus pesan 100?
Mengapa tidak kurang dari seratus? Karena setelah dihitung dengan model
matematika atau Economics Order Quatity (EOQ) order seratus itu adalah order
yang paling ekonomis.
3. Komponen Output
Output dari sistem informasi dibuat dengan menggunakan data yang ada di
data base dan diproses menggunakan model tertentu. Contoh output sistem
informasi adalah laporan barang yang harus dipesan kembali ataupun laporan
jumlah barang yang harus dipesan.
4. Komponen data base
Data base adalah kumpulan dari data base yang saling berhubungan satu
dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer (hard disk) dan
digunakan perangkat lunak (software) untuk memanipulasinya. Paket perangkat
lunak (software) disebut dengan DBMS (Database Management Systems). Contoh
DBMS adalah dBASE, Fox Base, Microsoft Access,Oracle dan lain-lainnya.
5. Komponen teknologi
Teknologi merupakan komponen yang penting dari sistem informasi. Tanpa
adanya teknologi yang mendukung, maka sistem informasi tidak akan dapat
menghasilkan informasi yang tepat waktu (timeliness). Teknologi yang memegang
peran penting adalah teknologi komputer (hardware dan software) dan teknologi
dibidang telekomunikasi.
6. Komponen kontrol
Komponen kontrol diperlukan untuk menjamin bahwa informasi yang
dihasilkan dari sistem informasi adalah informasi yang akurat. Sistem pengendalian
dalam sistem informasi dapat diklasifikasikan sebagai sistem pengendalian umum
(general control system) dan sistem pengendalian aplikasi (application control
system). Pengendalian umum dapat terdiri dari:
1. Pengendalian Organisasi
2. Pengendalian dokumentasi
3. Pengendalian perangkat keras
4. Pengendalian keamanan fisik
5. Pengendalian keamanan data
6. Pengendalian komunikasi
Pengendalian aplikasi dapat dikelompokan menjadi pengendalian input,
pengendalian proses dan pengendalian output. Pengendalian aplikasi biasanya
sudah diprogramkan di perangkat lunaknya, seperti: control digit check, reasonable
check, zero balance check, matching check, batch control check.
D. Struktur Pengendalian Intern
Sistem Pengendalian Intern terdiri dari kebijakan dan prosedur yang
dirancang manajemen dengan keyakinan memadai agar entitas mencapai tujuan dan
sasarannya. Kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur ini sering disebut
pengendalian dan secara kolektif membentuk pengendalian internal. Struktur
pengendalian intern menurut COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the
Treadway) adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris,
manajemen, dan pegawai lainnya yang didesain untuk memperoleh keyakinan yang
memadai terkait dengan tujuan. Struktur pengendalian intern menurut COSO terdiri
dari lima komponen yakni:
1. Lingkungan pengendalian (Control Environment)
Manajemen dan seluruh pegawai harus menciptakan (establish) dan memelihara
lingkungan dalam keseluruhan organisasi yang menimbulkan perilaku positif dan
mendukung terhadap pengendalian intern dan manajemen yang sehat
(conscientious).
2. Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Pengendalian intern harus menyediakan penilaian resiko yang dihadapi oleh
organisasi baik yang bersumber dari dalam organisasi maupun dari luar
organisasi.
3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
Aktivitas pengendalian intern membantu memastikan bahwa arahan manajemen
dilaksanakan.
4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
Informasi harus dicatat dan dikomunikasikan kepada manajemen dan satuan
kerja lainnya dalam suatu entitas yang membutuhkan, dalam bentuk dan jangka
waktu yang memungkinkan untuk menyelenggarakan pengendalian intern dan
tanggung jawab lainnya.
5. Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan pengendalian intern harus selalu menilai kualitas kinerja dan
memastikan bahwa temuan audit atau review lainnya diselesaikan tepat waktu.
The Canadian Institute of Chartered Accountants Criteria of Control
Committee (CoCo) telah menyusun model pengendalian intern yang mirip dengan
COSO tetapi mempunyai perbedaan yang cukup signifikan. Coco mempunyai empat
komponen yang digambarkan sebagai berikut:
1. Purpose
a. Tujuan harus dinyatakan dan dikomunikasikan kepada seluruh
stakeholders.
b. Risiko signifikan baik dari dalam maupun luar organisasi yang terkait
dengan pencapaian tujuan harus diidentifikasikan dan dinilai.
c. Kebijakan yang didesain untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi
dan pengelolaan risiko harus dibuat, dikomunikasikan dan dipraktekan
sehingga pegawai mengerti apa yang diharapkan dan kebebasan yang
diperlukan untuk bertindak.
d. Perencanaan untuk menuntun pencapaian tujuan organisasi harus disusun
dan dikomunikasikan.
e. Tujuan dan perencanaan terkait harus mencantumkan target dan indikator
kinerja.
2. Commitment
a. Nilai-nilai etika termasuk integritas harus dibuat secara formal,
dikomunikasikan kepada seluruh stakeholders dalam organisasi.
b. Kebijakan dan praktek manajemen SDM harus konsisten dengan etika dan
nilai-nilai dan pencapain tujuan.
c. Wewenang, tanggung jawab dan tanggung gugat harus secara jelas
didefinisikan dan konsisten dengan tujuan organisasi sehingga
keputusan-keputusan dan perilaku-perilaku diperagakan dengan benar
oleh pegawai.
d. Atmosfer kepercayaan yang tinggi harus dipelihara dan didukung oleh
informasi yang mengalir antara pegawai dan kinerja mereka dalam
mendukung pencapaian tujuan organisasi.
3. Capability
a. Pegawai harus memiliki pengetahuan, keahlian dan peralatan yang cukup
untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi.
b. Proses komunikasi harus mendukung nilai dan pencapaian organisasi atas
tujuan yang telah ditetapkan.
c. Informasi yang cukup dan relevan harus diidentifikasikan dan
dikomunikasikan pada saat yang tepat sehingga pegawai dapat
menjalankan tugasnya dengan baik.
d. Tujuan dan aktivitas dari bagian-bagian yang berbeda dalam suatu
organisasi harus dikoordinasikan.
e. Aktivitas pengendalian harus didesain sebagai kesatuan yang menyeluruh
dari suatu organisasi dengan mempertimbangkan tujuan, risiko dan
hubungan terkait antar komponen pengendalian.
4. Monitoring & Learning
a. lingkungan internal dan eksternal harus dimonitor untuk memperoleh
informasi sehingga tujuan dan pengendalian organisasi tetap mutakhir.
b. Kinerja harus dimonitor dibandingkan dengan target dan indikator yang
telah ditetapkan.
c. Asumsi yang digunakan dalam penentuan tujuan dan sistem harus secara
periodik dikaji ulang.
d. Informasi yang dibutuhkan harus dikaji terus menerus sesuai dengan
adanya perubahan tujuan atau adanya pelaporan yang menunjukan
penyimpangan.
e. Prosedur tindak lanjut harus disusun dan dilakukan untuk menjamin bahwa
perubahan dan kegiatan yang tepat dilakukan.
f. Manajemen secara periodik menilai efektivitas pengendalian dan kemudian
mengkomunikasikan hasilnya kepada para pihak yang bertanggung jawab.
Dalam praktiknya, model yang dibangun untuk menyusun sistem
pengendalian intern yang baik harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Pengendalian intern harus merupakan bagian yang utuh dari setiap sistem
yang digunakan manajemen untuk mengatur dan memandu operasi entitas
- Manfaat pengendalian intern harus lebih besar daripada biaya untuk
menyusun, mengimplementasikannya dan risiko yang mungkin terjadi.
- Aplikasi Sistem pengendalian intern harus didukung oleh semua pegawai
dalam organisasi.
- Aplikasi sistem pengendalian intern harus memperhatikan budaya organisasi.
E. Rerangka Konseptual Informasi Akuntansi
Kerangka konseptual, mirip dengan konstitusi, merupakan suatu sistem yang
konsisten yang terdiri dari tujuan dan konsep dasar yang saling terkait. Kerangka ini
menjadi dasar untuk menetapkan standar yang konsisten serta untuk mengklarifikasi
sifat, fungsi, dan batasan dari akuntansi keuangan dan pelaporan keuangan.
Tujuannya adalah untuk menciptakan konsistensi, relevansi, dan keandalan dalam
pelaporan keuangan suatu entitas. Selama bertahun-tahun, berbagai organisasi,
komite, dan individu telah mengembangkan dan mempublikasikan kerangka
konseptual mereka sendiri.
Kerangka Konseptual Informasi Akuntansi adalah pedoman penting bagi
penyusunan standar akuntansi, pengambilan keputusan keuangan, serta
komunikasi informasi keuangan kepada para pemangku kepentingan. Dengan
memiliki dasar konseptual yang kuat, praktik akuntansi menjadi lebih konsisten,
dapat dipahami, dan relevan, sehingga membantu meningkatkan transparansi dan
integritas dalam pelaporan keuangan.
Akan tetapi hingga saat ini, belum ada kerangka konseptual yang universally
accepted dan dapat diandalkan dalam praktiknya. Mungkin yang paling sukses
adalah Accounting Principles Board Statement No.4: “Basic concepts and accounting
principles underlying financial statements of business enterprises," yang hanya
menjelaskan praktik yang sudah ada tanpa menentukan praktik yang harus
digunakan. Secara umum, kerangka konseptual dapat dijelaskan seperti yang
tergambar dalam gambar berikut.
DAFTAR PUSTAKA
Dodik Ariyanto, dkk. (2018). Akuntansi Perhotelan Pendekatan Sistem Informasi Berbasis
USALI. Jakarta
Badruzaman, J., & Kusmayadi, D. (2014). Buku Akuntansi Hotel. Suparyanto Dan Rosad
(2015, 1(1), 112.