Anda di halaman 1dari 15

AKUNTANSI HOTEL

RMK RPS 4

Dosen Pengampu:

Dr. I Nyoman Wijana Asmara Putra, S.E., M.Si., Ak.

Oleh: Kelompok 5

Anak Agung Ngurah Wicaksana Putra (1907531133)

Elsa Isabel (1907531173)

Dian Yupita (1907531177)

Nyoman Putri Artiwi (1907531190)

Ni Wayan Sintya Prabawati (1907531254)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2022
4.1 Definisi dan Peran Akuntansi

Akuntansi sangat erat kaitanya dengan informasi akuntansi. Badan berwenang dan
beberapa ahli memberi pengertian yang bervariasi tergantung pada sudut pandang dan penekanan
yang mereka anut. Disamping itu, pengertian akuntansi juga berubah sesuai dengan perkembangan
jaman dan kemajuan dibidang tehnologi, khususnya kemajuan dibidang tehnologi komputer dan
telekomunikasi.

Definisi resmi yang mula-mula diajukan adalah definisi dari Accounting Terminologi
Bulletin No.1 (1965) yang diterbitkan oleh APB yaitu suatu k omite penyusun prinsip akuntansi
yang dibentuk oleh AICPA. Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan
transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk
satuan uang, dan menginterprestasikannya hasil proses tersebut. Karena semakin luas fungsi dan
berkembangnya praktik akuntansi, definisi tersebut dirasa kurang memadai. Dari hal tersebut maka
terdapat beberapa perubahan definisi akuntansi, yang menyatakan bahwa akuntansi tidak semata-
mata dipandang sebagai proses dan alat tetapi merupakan seperangkat pengetahuan tentang
bagaimana menghasilkan informasi keuangan untuk keperluan penge ndalian perusahaan dan
pertanggungjawaban. Kemudian diperluas Kembali yang menyatakan bahwa akuntansi
menghasilkan informasi tidak hanya untuk kepentingan pengendalian dan pertanggungjawaban
tetapi lebih luas lagi yaitu menghasilkan informasi untuk mempengaruhi para pelaku ekonomi
dalam perekonomian suatu negara. Peran akuntansi sendiri pada hotel ditunjukkan pada jenjang
antara kos yang berhubungan dengan layanan, dimana memerlukan keakuratan dan keandalan
dalam pencatatannya sebab operasional dalam usaha hotel yang cukup kompleks.

4.2 Siklus Akuntansi

Dalam setiap periode akuntansi, siklus akuntansi akan diawali dengan pencatatan transaksi,
dan berakhir dengan Post-closing trial balance. Proses akuntansi bisa dilakukan secara manual
maupun menggunakan aplikasi komputer. Siklus akuntansi pada usaha perhotelan secara garis
besar sama dengan siklus akuntansi pada jenis usaha lainnya. Ada beberapa transaksi penting
dalam operasi hotel, yaitu :

a. Penjualan produk dan jasa. Agar efisien dan mempermudah pekerjaan bagian akuntansi maka
transaksi harian penjualan produk dan jasa dicatat dalam buku khusus penjualan.
b. Penerimaan kas dan pengeluaran kas (cash disbusement). Penjualan tunai dan pengeluaran kas
dicatat dalam buku khusus yang disebut dengan buku kas dan buku bank. Setelah diakhir
periode dibuatkan jurnal khusus penerimaan dan pengeluaran kas.
c. Pembelian produk dan jasa secara kredit. Untuk efisien dan mempermudah pekerjaan
akuntansi, transaksi harian pembelian produk dan jasa secara kredit dicatat dalam buku khusus
pembelian.
d. Payroll, karena di hotel terdiri dari beberapa departemen maka bagian personalia membuat
rekapitulasi daftar gaji, upah dan Pph 21 sesuai dengan departemen dimana karyawan tersebut
bekerja. Setelah itu baru dibuat jumal alokasi sesuai dengan departemennya. Dasar akuntansi
untuk usaha hotel menggunakan double-entry.
Penjelasan:

1. Salah satu asumsi dasar yang mendasari struktur dalam akuntansi keuangan adalah asumsi
entitas ekonomi (economic entity assumption) artinya setiap badan usaha didirikan harus
terpisah kepemilikannya dari hak milik pribadi dan kepemilikan badan usaha..
2. Seorang pemodal atau investor akan mendirikan hotel maka dia akan menginvestasikan
(uang tunai) ke hotel yang akan didirikan.
3. Manajemen hotel memanfaatkan uang tunai (kas) untuk membeli tanah dan membangun
gedung hotel sesuai dengan keinginan pemilik modal.
4. Setelah proses pembangunan hotel selesai maka kamar-kamar hotel siap dipasarkan ke
pelanggan.
5. Hotel adalah perusahaan jasa yang aktivitas utamanya menyewakan kamar dan memberi
pelayanan makanan dan minuman.
6. Kamar-kamar hotel yang telah diisi perlengkapannya maka kamar-kamar tersebut siap
dihuni oleh tamu hotel.
7. Hasil penjualan kamar-kamar tersebut akan menghasilkan uang tunai jika sistem
penjualannya adalah tunai.
8. Uang tersebut akan digunakan untuk pembagian laba dan pembayaran hutang
9. Pembagian laba diberikan kepada investor dan pembayaran hutang diberikan kepada
kreditor

Dasar akuntansi untuk usaha hotel menggunakan double-entry bookkeeping, dimana setiap
entry data minimal akan mempengaruhi dua akun yang berbeda atau berlawanan sehingga nilai
atau hasil dua sisi yang berlawan akan sama. Adapun dokumen -dokumen umum yang
digunakan adalah

a. Jurnal entry, mencatat perubahan neto setiap akun yang mempengaruhi saldo debet dan
kredit, jumal biasa dilakukan secara bulanan (monthly journal), yang biasa digunakan
untuk mempermudah jurnal harian, dimana jurnal secara harian diakumulasi dan jurnal
tunggal dibuat atas transaksi bulanan
b. General ledger, mencatat pengelompokan secara kolektif dari akun individual
c. Trial balance, menunjukkan daftar saldo akun dalam suatu periode
d. Financial statement, menggambarkan posisi keuangan usaha yang biasanya disisipkan
pada akhir periode akuntansi, bisa secara bulanan atau tahunan.

4.3 Pengendalian Intern Sistem dan Prosedur Akuntansi

4.3.1 Pengendalian Intern


Dalam arti sempit pengendalian intern (Internal control) adalah pengecekan
penjumlahan, baik mendatar (cross footing) maupun menurun (footing). Dalam arti luas
pengendalian intem meliputi struktur organisasi, cara serta alat yang digunakan dalam
perusahaan dengan tujuan menjaga keamanan harta perusahaan, memeriksa ketelitian
dan kcbenaran data akuntansi, meningkatkan efisiensi dalam operasi, dan membantu
agar dipatuhinya kebijakan perusabaan. Sccara garis besar pengendalian intern dapat
dikelompokkan menjadi:
a. Pengendalian Akuntansi (accounting control) biasa disebut preventive control
untuk mencegah ketidak efisienan. Terdiri dari struktur organisasi dan prosedur
yang berkaitan dengan pengamanan aktiva. Biasanya mencakup prosedur
pengesahan atau persetujuan dan pemisahan tugas pihak pencatat dan
penyimpan aktiva.
b. Pengendalian Administratif (administrative control) biasa disebut feedback
control untuk memperolch informasi mengenai hasil operasi. Terdin dari
struktur organisasi dan semua metode dan prosedur berkaitan dengan efisiensi
dan dipatuhinya peraturan dalam perusabaan. Biasanya mencakup analisis
statistik, program pelatihan karyawan, dan kontrol kualitas pelayanan.
4.3.2 Sistem dan Prosedur Akuntansi
Sistem dapat dijelaskan dari dua pendekatan yaitu: pendekatan prosedur dan
pendekatan komponen. Dari pendekatan prosedur, sistem adalah kumpulan dari
prosedur-prosedur yang dilengkapi dengan formulir dan catatan untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu. Cecil Gillespie (1971) menyatakan bahwa sistem akuntansi
terdiri dari:
a. Subsistem akuntansi utama, terdiri dari: kode rekening, buku besar dan buku
pembantu. jurnal, dan bukti transaksi.
b. Subsistem penjualan dan penerimaan uang, terdiri dari: order penjualan,
perintah pengiriman dan pembuatan faktur, distribusi penjualan, piutang dan
penerimaan uang dan pengawasan kredit.
c. Subsistem pembelian dan pengeluaran uang, terdiri dari: order pembelian dan
laporan penerimaan barang, distribusi pembelian dan biaya, hutang, prosedur
pengeluaran uang.
d. Subsistem pencatatan waktu dan penggajian, terdiri dari: personalia, pencatatan
personalia dan waktu, penggajian, distribusi gaji dan upah.
e. Subsistem produksi dan biaya produksi, terdiri dari: order produksi,
pengawasan persediaan, akuntansi biaya.
Sedangkan dari pendekatan komponen, sistem adalah kumpulan dari
komponen-komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya
membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. Contoh sistem yang
didefinisikan dani pendekatan komponen misalnya adalah sistem kompute r yang
terdiri dari kumpulan dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak
(software).
Prosedur adalah urutan pekerjaan klerikal yang melibatkan beberapa orang
dalam satu bagian/departemen atau lebih untuk menangani transaksi secara
seragam dari transaksi yang sama dan terjadi berulang-ulang.
Tujuan utama dari sistem khususnya sistem informasi adalah untuk
menghasilkan informasi. Informasi harus didukung oleh tiga pilar, yaitu: tepat
kepada orangnya (relevance), tepat waktu (timeliness), tepat nilainya atau akurat
(accurate).
Tugas dari sistem informasi adalah melakukan siklus pengolahan data atau
disebut juga siklus informasi. Ada enam buah komponen sistem informasi yaitu:

a. Komponen input, input dari sistem informasi berupa data yang akan diolah oleh
sistem informasi.
b. Komponen model, model-model yang digunakan dalam sistem informasi dapat
berupa model logika dan model matematika.
c. Komponen output, output dari sistem informasi dibuat dengan menggunakan
data yang ada di data base dan diproses menggunakan model tertentu.
d. Komponen data base, adalah kumpulan dari data base yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer
dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.
e. Komponen teknologi, adalah komponen yang penting dari sistem informasi.
Tanpa adanya teknologi maka sistem informasi tidak akan dapat menghasilkan
informasi yang tepat waktu.
f. Komponen kontrol, diperlukan untuk menjamin bahwa informasi yang
dihasilkan dari sistem infornasi adalah informasi yang akurat.
4.4 Struktur Pengendalian Intern

Dalam arti sempit pengendalian intern (internal control) adalah pengecekan penjumlahan, baik
penjumlahan mendatar (cross footing) maupun penjumlahan menurun (footing). Dalam arti luas
AICPA mendefinisikan pengendalian intern meliputi struktur organisasi dan semua cara serta alat
yang dikoordinasikan dan digunakan dalam perusahaan dengan tujuannya yaitu :

a. Menjaga keamanan harta milik perusabaan.


b. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.
c. Meningkatkan efisiensi di dalam operasi.
d. Membantu agar dipatuhinya kebijakan perusabaan.
Secara garis besar pengendalian intern dapat dikelompokkan menjadi:

a. Pengendalian Akuntansi (accounting control) biasa disebut preventive control untuk


mencegah ketidakefisienan. Terdiri dari struktur organisasi dan prosedur yang
berkaitan dengan pengamanan aktiva. Biasanya mencakup prosedur pengesahan atau
persetujuan dan pemisahan tugas pihak pencatat dan penyimpan aktiva.
b. Pengendalian Administatif (administrative control) biasa disebut feedback control
untuk memperolch informasi mengenai hasil operasi. Terdiri dari struktur organisasi
dan semua metode dan prosedur berkaitan dengan efisiensi dan dipatuhinya peraturan
dalam perusabaan. Biasanya mencakup analisis statistik, program pelatihan karyawan,
dan kontrol kualitas pelayanan, dll.
Untuk memenuhi tujuan diatas, terdapat beberapa clemen yang merupakan ciri
pokok dari sistem pengendalian intern yang baik, yaitu:
a. Adanya struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional dengan tepat
dan tegas.
b. Adanya sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang baik untuk melakukan
pengawasan akuntansi yang cukup terhadap harta milik perusahaan, utang, pendapatan,
dan biaya.
c. Adanya praktik yang schat didalam nienjalankan tugas dan fungsi di sctiap bagian
dalam organisasi.
d. Tingkat kecakapan pegawai yang sesuai dengan fungsi, tugas dan tanggung jawabnya.
e. Adanya pengecekan independen.
Struktur pengendalian intem menurut COSO (Committee of Sponsoring
Organizations of the Treadway) yaitu proses yang dipengaruhi dewan komisaris,
manajemen dan pegawai lainnya yang didesain untuk memperoleh keyakinan yang
memadai terkait dengan tujuan efektivitas dan efisiensi dari aktivitas operasi, keandalan
dari laporan keuangan, serta ketaatan kepada peraturan perundangan dan kebijakan terkait.
Dimana struktur tersebut terdiri dari lima komponen yakni:
a. Lingkungan pengendalian (control environment).
b. Penilaian risiko (risk assessment).
c. Aktivitas pengendalian (control activities).
d. Informasi dan komunikasi (information and communication).
e. Pemantauan (monitoring)
Model pengendalian intern menurut The Canadian institute of Chartered
Accountants Criteria of Control Committee (CoCo) memfokuskan diri pada empat
pertanyaan utama yakni:
a. Apakah perusahaan mempunyai tujuan yang benar?
b. Apakah perusahaan mempunyai aktivitas pengendalian yang memadai?
c. Apakah perusahaan mempunyai kapabilitas, komitmen dan lingkungan yang tepat?
d. Apakah perusahaan melakukan monitoring, pembelajaran dan mengadap tasi?
CoCo mempunyai empat komponen untuk menjawab keempat pertanyaan tersebut
yakni:
a. PURPOSE
• Tujuan harus dinyatakan dan dikomunikasikan kepada seluruh stakeholders.
• Risiko signifikan baik dari dalam maupun luar organisasi yang terkait dengan
pencapaian tujuan harus diidentifikasikan dan dinilai.
• Kebijakan yang didesain untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi dan
pengelolaan risiko harus dibuat, dikomunikasikan dan dipraktekkan schingga
pegawai mengerti apa yang dibarapkan dan kebebasan yang diperlukan untuk
bertindak.
• Perencanaan untuk menuntun pencapaian tujuan organisasi harus disusun dan
dikomunikasikan.
• Tujuan dan perencanaan terkait harus mencantumkan target dan indicator kinerja.
b. COMMITMENT
• Nilai-nilai etika termasuk integritas harus dibuat secara formal, dikomunikasikan
kepada seluruh stakeholders dalam organisasi.
• Kebijakan dan praktik manajemen SDM harus konsisten dengan etika dan nilai-
nilai dan pencapaian tujuan.
• Wewenang dan tanggungjawab dan tanggunggugat harus secara jelas didefinisikan
dan konsisten dengan tujuan organisasi sehingga keputusan -keputusan dan
perilaku-perilaku diperagakan dengan benar oleh pegawai.
• Kepercayaan yang tinggi harus dipelibara dan didukung oleh informasi yang
mengalir antara pegawai dan kinerja mereka dalam mendukung pencapaian
organisasi.
c. CAPABILITY
• Pegawai harus memiliki pengetahuan, keahlian dan peralatan yang cukup untuk
mendukung pencapaian tujuan organisasi.
• Proses komunikasi mendukung nilai dan pencapaian organisasi atas tujuan yang
telah ditetapkan.
• Informasi yang cukup dan relevan harus diidentifikasikan dan dikomunikasikan
saat tepat schingga pegawai dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
• Tujuan dan aktivitas dari bagian-bagian yang berbeda dalam suatu organisasi harus
dikoordinasikan.
• Aktivitas pengendalian harus didesain sebagai kesatuan yang menyeluruh dari
suatu organisasi dengan mempertimbangkan tujuan, risiko dan hubungan terkait
antara komponen pengendalian.
d. MONITORING AND LEARNING
• Lingkungan internal dan ekstemal harus dimonitor untuk memperoleh informasi
sehingga tujuan dan pengendalian organisasi tetap mutakhir.
• Kinerja harus dimonitor dibandingkan dengan target dan indikator yang telah
ditetapkan.
• Asumsi yang digunakan dalam penentuan tujuan dan sistem harus secara periodik
dikaji ulang.
• Informasi yang dibutuhkan harus dikaji terus menerus scsuai dengan adanya
perubahan tujuan atau adanya pelaporan yang menunjukan penyimpangan.
• Prosedur tindak lanjut harus disusun dan dilakukan untuk menjamin bahwa
perubahan dan kegiatan tepat dilakukan.
• Manajemen secara periodik menilai efektivitas pengendalian dan kemudian
mengkomunikasikan hasilnya kepada para pihak yang bertanggung jawab.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun sistem pengendalian intern yang
baik:
a. Dilihat sebagai rangkaian aktivitas secara berkesinambungan.
b. Manfaat lebih besar dari pada biaya.
c. Fleksibel pada semua lini dari manajemen puncak sampai pegawai.
d. Memperhatikan budaya.
4.5 Rerangka Konseptual Informasi Akuntansi

Rerangka konseptual serupa dengan konstitusi, adalah suatu sistem koheren yang terdiri
dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi
pentapan standart yan konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas -batas dari akuntansi
keuangan dan laporan keuangan. Selama bertahuntahun, berbagai organisasi, komite, dan individu
telah mengembangkan serta mempublikasikan rerangka konseptual mereka. Tetapi tidak ada
rerangka konseptual yang diterima secara universal dan diandalkan dalam praktek. Barangkali
yang paling sukses adalah Accounting Principles Board Statement No.4: “Basic concepts and
accounting principles underlying financial statements of business enterprises,” yang hanya
menjelaskan praktek-praktek yang telah ada tetapi tidak menentukan praktek apa yang akan
digunakan. Menyadari hal itu, FASB pada tahun 1976 menerbitkan Memorandum Diskusi tiga
bagian yang berjudul: “Conceptual framework for financial accounting and reporting: Elements of
Financial Statements and their Measurement”. Sejak dokumen tersebut dipu blikasikan, FASB
telah menerbitkan enam Statement of Fianancial Accounting Concepts yang berhubungan dengan
pelaporan keuangan entitas bisnis, yaitu:

1. SFAC No.1, “Obyectives of Financial Reporting By Business Enterprise” yang menyajikan


tujuan dan sasaran akuntansi.
2. SFAC No.2, “Qualitative Characteritics of Accounting Information”, menjelaskan
karakteristik yang membuat infromasi akuntansi bermanfaat.
3. SFAC No.3, “Elements of Financial Statements of Business Enterprises”, memberikan
definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan, seperti: Aktiva, kewajiban,
pendapatan dan beban.
4. SFAC No.5, “Recognition and measurement in financial statements of Business
Enterprises”, menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran fundamental serta pedoman
tentang informasi apa yang biasanya harus dimasukan dalam laporan keuangan dan kapan
waktunya.
5. SFAC No.6, “Elements of Financial Statements”, menggantikan SFAC No.3 dan
memperluas lingkup SFAC No.3 dengan memasukan organisasi-organisasi nirlaba.
6. SFAC No.7, “Using cash flow information and present value in accounting
Measurements”, memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas ke masa depan yang
diharapkan dan nilai sekarang sebagai dasar pengukuran.
7. SFAC No.8, “Conceptual Framework for Financial Reporting. Chapter 1, The Objective
of General Purpose Financial Reporting, and Chapter 3, Qualitative Characteristics of
Useful Financial Information.
4.6 Struktur Organisasi di Departemen Akuntansi

Departemen akuntansi pada usaha hotel biasanya terdiri dari beberapa bagian yang saling terkait
satu sama lainnya, seperti bagian kredit dengan account receivable, cost control dengan purchasing
dan lain sebagainya. Adapun bagian-bagian yang ada dalam departemen akuntansi adalah sebagai
berikut.

1. General Cashier, merupakan kasir yang mempunyai tanggungjawab atas semua


penerimaan dan pengeluaran hotel.
2. Cashier outlet, seperti front office, restoran, kasir outlet bertanggungjawab atas penerimaan
masing-masing outlet.
3. Income auditor, merupakan orang yang mempunyai tugas untuk memeriksa dan
mencocokkan semua hasil penjualan hotel dan mengoreksi kembali pekerjaan night
auditor.
4. Night Audit, merupakan orang yang memiliki tanggung jawab atas kebenaran dan
ketelitian dalam memasukkan data penjualan ke dalam satu hari dari masing-masing outlet
5. Credit merupakan bagian yang mempunyai tanggung jawab atas besarnya kredit yang
digunakan oleh tamu dan menyetujui batas kredit setiap tamu serta melakukan analisa atas
guest bill,
6. Account receivable, merupakan orang yang bertanggung jawab atas bagian penyiapan
tagihan dan penagihan kepada tamu yang melakukan reservasi melalui agen. Account
receivable juga bertugas dan memiliki tanggung jawab atas pencatatan piutang untuk tamu
yang menginap di hotel (guest ledger) dan untuk tamu yang sudah keluar dari hotel.
7. Account payable, merupakan bagian yang bertanggungjawab atas hutang hotel kepada
pihak luar khususnya supplier.
8. Cost control, merupakan bagian yang bertanggung jawab atas pengendalian biayabiaya
yang dikeluarkan oleh masing-masing departemen, mengecek harga barang dipasar serta
menyetujui pembelian barang untuk keperluan hotel.
9. Personalia, merupakan bagian yang bertanggung jawab atas perhitungan, pengalokasian,
dan pembayaran gaji para karyawan hotel.
10. Electronic data processing (EDP), merupakan bagian yang bertanggung jawab atas sistem
informasi yang digunakan di hotel, khususnya dalam pemrosesan data.
11. Purchasing, bertanggungjawab dalam pembelian barang keperluan hotel.
12. Storeroom, merupakan bagian yang bertanggungjawab dalam menerima barang yang dibeli
dan menyimpannya, serta tugas melakukan pencatatan atas persediaan di Gudang
13. Accounting atau bookkeeper, merupakan bagian yang bertanggungjawab dalam
menyiapkan laporan keuangan.
DAFTAR PUSTAKA

Widanaputra, AAGP., Suprasto, H Bambang., Ariyanto, Dodik., Sari, Maria M Ratna. 2018.
Akuntansi Hotel (Pendekatan Sistem Informasi berbasis USALI)

Anda mungkin juga menyukai