Anda di halaman 1dari 18

RMK RPS 7 AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN

Perlakuan Akuntansi Multinasional Untuk Transaksi Mata Uang Asing dan Instrumen
Keuangan

Disusun oleh:
Kelompok 10

Putu Angel Shinta Lestari (08/2107531066)

Ni Luh Gabriella Yulia Alexandra (09/2107531067)

Ni Ketut Febriyani (15/2107531089)

Dosen Pengampu:
Ni Gusti Putu Wirawati, S.E., M.Si.

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022/2023
PEMBAHASAN

A. PERMASALAHAN AKUNTANSI
Akuntan harus dapat mencatat dan mealaporkan transaksi yang melibatkan pertukaran
dolar AS dan mata uang asing. Transaksi mata uang asing (foreign currency transaction)
perusahaan Indonesia meliputi penjualan, pembelian, dan transaksi lain yang
menimbulkan perpindahan mata uang asing atau pencatatan piutang atau utang yang
didenominasikan - yaitu yang nilainya akan dilunasi - dalam suatu mata uang asing. Oleh
karena laporan keuangan dari hampir semua perusahaan Indonesia menggunakan rupiah
sebagai mata uang pelaporan, maka transaksi dalam mata uang lain harus disajikan
kembali dalam (setara) rupiah sebelum dicatat di pembukuan dan dimasukan dalam
laporan keuangan perusahaan. Proses penyajian kembali transaksi mata uang asing dalam
(setara) nilai rupiah disebut sebagai penjabaran atau translasi (translation).
Selain itu, banyak perusahaan besar di Indonesia yang mempunyai operasi
multinasional, seperti adanya anak perusahaan atau cabang di luar negeri. Sebagai contoh,
produsen mie instan Indonesia mempunyai anak perusahaan di Kanada, Meksiko,
Spanyol dan Nigeria. Anak perusahaan tersebut menyusun laporan keuangan dalam mata
uang negara mereka; sebagai contoh, anak perusahaan di Meksiko melaporkan operasinya
dalam peso. Nilai mata uang asing dalam laporan keuangan anak perusahaan ini harus
ditranslasikan atau dijabarkan, yaitu disajikan kembali dalam (setara) rupiah, sebelum
dikonsolidasikan dengan laporan keuangan induk perusahaan yang menggunakan rupiah
sebagai satuan mata uang pelaporan.

B. KURS MATA UANG ASING


• Penentuan kurs
Mata uang suatu negara mirip dengan komoditas lain, dan kursnya berubah
karena sejumlah faktor ekonomi yang memmengaruhi permintaan penawaran
terhadap mata uang tersebut. Sebagai contoh, jika suatu negara sedang mengalami
tingkat inflasi yang tinggi, daya beli mata uangnya akan menurun. Penurunan nilai
suatu mata uang dicerminkan oleh penurunan posisi mata uang negara tersebut relatif
terhadap mata uang negara lain. Faktor yang menyebabkan fluktuasi kurs adalah
neraca pembayaran, perubahan suku bunga, dan tingkat investasi negara tersebut serta
stabilitas dan proses tata kelola (governance).
• Kurs langsung dan tidak langsung
1. Kurs langsung
Kurs langsung (direct exchange rate-DER) adalah banyaknya unit mata uang
lokal (local currency units-LCUs) yang diperlukan untuk memperoleh satu unit
mata uang asing (foreign currency unit-FCU).

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑟𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ


𝐷𝐸𝑅 =
1 𝐹𝐶𝑈

Kurs langsung paling sering digunakan dalam akuntansi untuk operasi dan
transaksi asing sebab akun-akun dalam mata uang asing harus ditranslasikan
dalam nilai setara rupiah. Sebagai contoh, jika dengan Rp9.200 dapat diperoleh 1
dolar AS, kurs langsung dari rupiah terhadap dolar AS adalah sebesar Rp9.200,
seperti ditunjukkan sebagai berikut:

𝑅𝑝9.200
𝐷𝐸𝑅 = = 𝑅𝑝9.200
1

2. Kurs tidak langsung


Kurs tidak langsung (indirect exchange rate-IER) adalah kebalikan dari kurs
langsung. Dari sudut pandang entitas Indonesia, kurs tidak langsung adalah:
1 𝐹𝐶𝑈
𝐼𝐸𝑅 =
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑟𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ

Kurs tidak langsung untuk contoh dolar AS di atas adalah sebesar:


1
= $0,0001087
𝑅𝑝9.200

Cara lain untuk merumuskan hal ini:


𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑚𝑎𝑡𝑎 𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 $0,0001087
𝐼𝐸𝑅 = =
1 𝑅𝑝 𝑅𝑝1

Oleh karena itu, kurs tidak langsung sebesar $0,0001087 = Rp1 menunjukkan
banyaknya unit mata uang asing yang dapat diperoleh dengan 1 rupiah.

• Perubahan kurs
Menguatnya rupiah-penuruanan kurs langsung
Menguatnya nilai rupiah berarti:
1. Lebih sedikit mata uang rupiah diperlukan untuk memperoleh satu unit mata uang
asing
2. Satu rupiah memperoleh lebih banyak unit mata uang asing

Melemahnya rupiah-peningkatan kurs langsung


Melemahnya rupiah berarti:
1. Lebih banyak mata uang Indonesia yang diperlukan untuk memperoleh satu unit
mata uang asing
2. Satu rupiah memperoleh lebih sedikit unit mata uang asing.

• Kurs tunai (spot rate) dan kurs sekarang (current rate)


Kurs tunai adalah kurs yang digunakan dalam penyerahan segera siuatu mata
uang. Kurs sekarang didefinisikan secara sederhana sebagai kurs tunai pada tanggal
neraca suatu entitas.

• Kurs masa depan (forward exchange rate)


Kurs masa depan pada suatu tanggal tertentu tidak sama dengan kurs tunai pada
tanggal yang sama. Ekspektasi yang berbeda terhadap nilai kurs dimasa depan
menentukan tingkat kurs tersebut. Selisih antara kurs depan dan kurs tunai pada suatu
tanggal tertentu dinamakan spread. Spread memberikan informasi tentang
kemungkinan pengutan atau pelemahan dari suatu mata uang. Sebagai contoh,
diasumsikan bahwa kurs tunai dari euro adalah Rp14.860 dan kurs masa depan yang
jatuh tempo 30 hari adalah Rp13.870. Spread adalah selisih dari kedua nilai tersebut,
yaitu Rp990. Oleh karena kurs masa depan nilainya lebih rendah dari kurs tunai, maka
ha ini memberikan ekspektasi bahwa upiah akan menguat terhada euro dalam 30 hari
ke depan.

C. TRANSAKSI MATA UANG ASING


Transaksi mata uang asing adalah aktivitas ekonomi yang dinyatakan dalam mata
uang selain mata uang pencatatan suatu entitas. Transaksi tersebut meliputi:
1. Pembelian atau penjualan barang/jasa (impor atau ekspor), dimana harganya
dinyatakan dalam mata uang asing
2. Utang atau piutang pinjaman dalam mata uang asing
3. Pembelian atau penjualan kontrak kurs masa depan.
4. Pembelian atau penjulan unit mata uang asing
Salah satu pihak dalam transaksi mata uang asing harus menukarkan mata uangnya
sendiri dengan mata uang negara lain. Dalam praktik bisnis normal diperlukan
penyelesaian transaksi dalam mata uang domestik bagi perusahaan yang melakukan
penjulan atau memberikan pinjaman, namun persetujuan antara kedua pihak dapat
menyebutkan sebaliknya. Beberapa pihak menggunakan singkatan yang mengacu pada
transaksi mata uang asing dengan menggunakan huruf FX (singkatan dari foreign
exchange) saja.
Untuk tujuan laporan keuangan, transaksi mata uang asing harus ditranslasikan ke
dalam mata uang pelaporan yang digunakan perusahaan. Pada setiap tanggal neraca baik
interim maupun tahunan, saldo akun yang dinyatakan dalam mata uang selain mata uang
pelaporan dari suatu entitas harus disesuaikan untuk mencerminkan perubahan kurs
selama periode tersebut sejak tanggal neraca terakhir atau sejak tanggal transaksi mata
uang asing jika transaksi tersebut terjadi pada periode yang bersangkutan.
Contoh:
PT ABC memperoleh € 5.000 dari bank pada 1 Januari 2012, untuk digunakan dalam
pembelian barang di masa depan suatu perusahaan Jerman. Kurs langsung sebesar Rp
14.200 = €1. Maka perusahaan harus membayar bank sebesar Rp 71.000.000 hitunganya
sebagai berikut:
Nilai setara euro = unit mata uang asing x kurs langsung
Rp 71.000.000 = €5.000 x Rp14.200

Jurnalnya:
Unit mata uang asing (€) 71.000.000
Kas 71.000.000

Pada tanggal 1 Juli 2012, kurs sebesar Rp14.100 menjadi setara dengan €1. Kurs
langsung mengalami penurunan mencerminkan rupiah menguat. Dengan memiliki euro
selama euro tersebut melemah, maka perusahaan mengalami kerugian transaksi mata
uang asing sebagai berikut:
Nilai setara euro dari €5.000 pada tanggal 1 Januari = €5.000 x Rp14.200 = Rp71.000.000
Nilai setara euro dari € 5.000 pada tanggal 1 Juli = €5.000 x Rp14.100 = Rp70.500.000
Kerugian transaksi mata uang asing = Rp 500.000
Jurnalnya:
Kerugian transaksi mata uang asing 500.000
Unit mata uang asing (€) 500.000

Transaksi Ekspor Impor dalam Mata Uang Asing


Utang dan piutang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dengan entitas luar
negeri harus diukur dan dinyatakan dalam mata uang asing harus diukur dan dicatat oleh
entitas AS dalam mata uang yang digunakan untuk pencatatan akuntansinya-yaitu rupiah.
Kurs yang relevan bagi penyelesaian transaksi dalam suatu mata uang asing adalah kurs
tunai (spot rate) pada tanggal penyelesaian. Gambaran umum atas akuntansi yang
diharuskan untuk transaksi impor atau ekspor dalam mata uang asing secara kredit
sebagai berikut:
1. Tanggal transaksi. Mencatat transaksi pembelian atau penjualan pada nilai setara
dolar AS menggunakan kurs langsung tunai pada tanggal tersebut.
2. Tanggal neraca. Menyesuaikan utang atau piutang menjadi nilai setara rupiah pada
akhir periode menggunakan kurs langsung sekarang. Mengakui keuntungan atau
kerugian sebagai akibat perubahan kurs antara tanggal transaksi dan neraca.
3. Tanggal pelunasan. Pertama-tama menyesuaikan utang atau piutang untuk setiap
perubahan mata uang asing antara tanggal neraca (atau tanggal transaksi jika
transaksi tersebut terjadi setelah tanggal neraca) dengan tanggal pelunasan, mencatat
keuntungan atau kerugian yang terjadi, kemudian mencatat pelunasan utang atau
piutang dalam mata uang asing tersebut.

Ilustrasi Transaksi Pembelian dari Luar Negeri:


1. Pada tanggal 1 Oktober 2012, PT ABC memperoleh barang secara kredit dari Tokyo
Industries sebesar Rp 160.000.000 atau 2.000.000 yen.
2. PT ABC menyusun laporan keuangan pada 31 Desember 2012.
3. Pelunasan utang dilakukan pada tanggal 1 April 2013.
4. Kurs tunai langsung untuk nilai setara dolar AS dari 1 yen adalah sebagai berikut:
Tanggal Kurs langsung
1 Oktober 2012 (tanggal transaksi) Rp 80
31 Desember 2012 (tanggal neraca) Rp 90
1 April 2013 (tanggal pelunasan) Rp 8
Jika kontrak pembelian dinyatakan dalam dolar, maka entitas asing (Tokyo Industries)
akan menanggung resiko kurs mata uang asing. Jika transaksi dinyatakan dalam yen,
maka PT ABC akan terbuka terhadap kemungkinan keuntungan dan kerugian kurs.
Pembahasan:
• Jika Dalam Yen
1 Oktober 2012 (tanggal pembelian):
Persediaan 160.000.000
Utang usaha (¥) 160.000.000
(Rp 160.000.000 = ¥ 2.000.000 x Rp 80 kurs tunai)

31 Desember 2012 (tanggal neraca):


Rugi transaksi mata uang asing 20.000.000
Utang usaha (¥) 20.000.000
Menyesuaikan utang dalam mata uang asing pada pelaporan setara dolar AS dan
mengakui rugi selisih kurs sbb:
Rp 180.000.000 = ¥ 2.000.000 x Rp 90 kurs tunai 31 Desember
(-) 160.000.000 = ¥ 2.000.000 x Rp 80 kurs tunai 1 Oktober
20.000.000 = ¥ 2.000.000 x (Rp 90 – Rp 80)

• Jika Dalam Rupiah


1 Oktober 2012 (tanggal pembelian):
Persediaan 160.000.000
Utang usaha 160.000.000

31 Desember 2012 (tanggal neraca):


Tidak dibuat jurnal

1 April 2013 (tanggal penyelesaian):


Utang usaha 160.000.000
Kas 160.000.000

D. MENGELOLA RISIKO MATA UANG INTERNASIONAL DENGAN


INSTRUMEN KEUANGAN PERTUKARAN MATA UANG MASA DEPAN
(FOREIGN CURRENCY FORWARD EXCHANGE)
Entitas multinasioanal mengelola risiko mata uang asing mereka dengan
menggunakan beberapa jenis instrument keuangan seperti:
1. Kontrak masa depan dalam mata uang asing
2. Opsi mata uang asing
3. Mata uang asing berjangka

Akuntansi untuk derevatif dan aktivitas lindung nilai (hedging) berpedoman pada dua
standar. PSAK 50, “Instrument Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK 55,
“Instrument Keuangan: Pengakuna dan Pengukuran”, mendefinisikan derivatif dan
menetapkan aturan umum dalam pengakuan derivatif baik sebagai asset atau kewajiban
dalam neraca dan mengukur instrument keuangan tersebut pada nilai wajar.
Instrument keuangan (financial instrument) adalah kontrak yang akan
meningkatkan nilai asset dari suatu entitas dan instrument utang dan ekuitas pada ekuitas
lain. Contohnya antara lain bukti pemilikan, wesel bayar, wesel tagih, serta berbagai jenis
kontrak keuangan lainnya.
Derivatif (derivative) adalah suatu instrument keuangan yang:
­ Memeliki satu atau lebih variabel pokok yang mendasari dan (underlying) dan
satu atau lebih jumlah nasional (national amount)
­ Tidak memerlukan investasi awal bersih atau kalaupun memerlukan investasi,
maka nilainya lebih kecil bila dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan oleh
jenis perjanjian lain yang diperkirakan akan menghsilkan efek yang sama terhadap
perubahan dalam faktor-faktor pasar.
­ Persyaratan perjanjian mengharuskan adanya settlement (pelunasan) pada tanggal
tertentu di masa yang akan datang.

Definisi spesifik dari deratif adalah suatu instrument keuangan atau kontrak yang
mempunyai semua kriteria berikut:
1. Instrument keuangan yang mengandung satu atau lebih variabel pokok yang
mendasari (underlying) dan satu atau lebih jumlah nasional (national amount), yang
menentukan persyaratan instrument keuangan tersebut.
a) Variabel pokok yang mendasari (underlying) adalah variabel keuangan yang
atau variabel fisik yang mempunyai perubahan yang dapat di pantau atau yang
dapat diverivikasi secara objektif. Kurs mata uang, harga komoditas, indeks atau
tingkat harga, jumlah hari-hari yang hangat dalam musim dingin, atau variabel
lain yang mencakup peristiwa yang terjadi maupun yang tidak terjadi, seperti
pembayaran yang dijadwalkan dalam jumlah suatu kontrak adalah contoh dari
variabel pokok yang mendasari.
b) Jumlah nosional (notional amount) adalah banyaknya unit mata uang, saham,
ukuran, kapasitas, berat, atau unit lain yang ditetapkan dalam instrument
keuangan.
2. Instrument keuangan atau kontarak lain tidak memerlukan investasi bersih awal atau
jika pun ada, maka investasi bersih awal tersebut lebih kecil dari pada yang
diperlukan untuk jenis kontrak yang diharapkan mempunyai tanggapan yang serupa
pada perubahan faktor pasar.
3. Persyaratan kontrak: (a) Memerlukan atau membolehkan suatu penyelesaiaan bersih
(net settlement), (b) Menyediakan penyerahan asset yang menempatkan penerima
dalam pososisi ekonomi yang secara substansial tidak berbeda dengan penyelesaian
bersih, (c) Kontrak yang siap untuk diselsaikan oleh pasar atau mekanisme lain di luar
kontrak.

• Derevatif yang Ditunjuk Sebagai Nilai Lindung


PSAK 55 memberikan persyaratan spesifik dalam pengklasifikasian derivative
sebagai suatu aktivitas lindung nilai. Akuntansi lindung nilai menghapuskan
keuntungan (kerugian) atas pos yang dilindungi atas kerugian (keuntungan) dan
instrument lindung nilai.
Lindung nilai dapat digunakan untuk:
1. Resiko kurs mata uang asing dimana kurs mata uang berubah setiap saat
2. Resiko tingkat bunga khususnya untuk perusahaan yang mempunyai instrument
utang yang bersifat variabel
3. Resiko komoditas dimana harga masa depan komoditas dapat berbeda dari harga
tunai.
Suatu instrument derivative dapat diklasifikasikan sebagai instrument lindung
nilai, jika hanya jika seluruh criteria berikut ini terpenuhi,yaitu:
1) Dokumentasi yang cukup harus disajikan pada awal jangka waktu nilai lindung
untuk menentukan tujuan dan sasaran dari lindung nilai, instrument lindung nilai
dan hal-hal yang dilindung, serta bagaimana efektivitas lindung nilai tersebut akan
dievaluasi secara berkesinambungan.
2) Lindung nilai harus sangat efektif dalam mengkompensasi seluruh perubahan
dalam nilai wajar maupun arus kas yang dihubungkan dengan nilai yang
dilindungi,dan seluruh strategi manajemen untuk melakukan lindung nilai tersebut
secara konsisten harus didokumentasikan selama jangka waktu lindung nilai.
3) Untuk lindung nilai arus kas, transaksi yang diperkirakan sebagai subjek lindung
nilai harus dapat memiliki kemungkinan yang sangat tinggi dan harus menunjukan
adanya eksposur yang tinggi pada arus kas yang akan menyebabkan timbulnya
untung dan rugi akibat risiko tersebut.
4) Efektivitas lindung nilai harus dapat di hitung dengan meyakinkan, seperti lindung
nilai atas nilai wajar atau arus kas harus dapat dihubungkan dengan risiko lindung
nilai dan instrument lindung nilai tersebut dapat dihitung dengan cepat.
5) Lindung nilai ditentukan secara berkesinambungan dan nilai pada bagian
efektifnya ditentukan secra actual sepanjang periode pelaporan keuangan.

Derivatif yang memenuhi persyaratan untuk lindung nilai dan digunakan oleh
manajemen perusahaan untuk memenuhi tujuan tersebut diatur dalam PSAK 55,
sebagai berikut:
1. Lindung nilai atas nilai wajar (fair value hedges) digunakan untuk melindungi
risiko perubahan nilai wajar dari kewajiban atau asset atau komitmen (firm
commitment) yang belum diakui untuk membeli menjual asset pada harga tetap
atau porsi tertentu seperti asset, kewajiban, atau komitmen yang dapat dikaitkan
dengan risiko tertentu dan dapat menyebabkan timbulnya keuntungan atau
kerugian.
2. Lindung nilai arus kas (cash flow hedhes) digunakan untuk melindungi risiko
perubahan arus kas yang antisipasi, yang masuk atau keluar dari perusahaan,
untuk asset dan kewajiban yang diakui (seperti pembayaran bunga masa depan
atas utang bunga dengan tingkat bunga variabel) atau transaksi yang diperkirakan
sangat pasti terjadi dan dapat mempengaruhi laba rugi.
3. Lindung nilai dari investasi bersih operasi dari luar negeri. Derivatif yang
tunjuk sebagai lindung nilai untuk jenis resiko mata uang asing ini mempunyai
keuntungan atau kerugian yang dilaporkan untuk jenis resiko mata uang asing ini
mempunyai keuntungan atau kerugian yang dilaporkan dalam pendapatan
komprehensif lainnya sebagai bagian dari penyesuaian translasi kumulatif.
• Kontrak Pertukaran Masa Depan
Perusahaan yang beroperasi di mancanegara sering kali menggunakan kontrak
masa depan (forward exchange contract) dengan pedagang mata uang asing untuk
menukarkan berbagai mata uang pada kurs dan tanggal tertentu dimasa depan.
Kontrak pertukaran masa depan ini diperoleh dari pedagang mata uang asing.
Biasanya, kontrak ini ditulis untuk salah satu mata uang internasional utama. Kontrak
umumnya tersedia untuk jangka waktu berapa pun hingga 12 bulan kedepan, namun
kebanyakan lebih singkat,antara 30 sampai 180 hari. Kontrak pertukaran masa depan
ini dapat berupa perolehan mata uang asing atau penyerahan mata uang asing pada
tanggal tertentu dimasa depan atau yang disebut dengan tangggal kedaluarsa
(expiration date). Kurs pertukaran kontrak tersebut berbeda dengan kurs tunai karena
berbagai faktor ekonomi yang terlibat dalam penentuan kurs masa depan vs kurs tunai
pertukaran. Untuk transaksi lindung nilai, jika kurs masa depan lebih tinggi dari pada
kurs tunai, maka selisih antara kurs ini disebut premi atas kontrak pertukaran masa
depan (premium on the forward exchange contract); ini berarti mata uang asing dijual
pada harga lebih tinggi (harga premium) dibandingkan dengan pasar masa depan
(forward market). Jika kurs masa depan lebih rendah dari pada kurs tunai, maka
selisihnya disebut dengan diskon atas kontrak pertukaran masa depan (discount on the
forward exchange contract); ini berarti mata uang asing dijual pada harga yang lebih
rendah (harga diskon) dibandingkan dengan pasar masa depan.
PSAK 55 menetapkan aturan dasar untuk akuntansi atas kontrak pertukaran masa
depan. Perubahan nilai wajar harus diakui, namun akuntansi khusus untuk perubahan
tersebut tergantung pada tujuan dari lindung nilai. Untuk kontrak pertukaran masa
depan, aturan dasarnya adalah menggunakan kurs masa depan untuk mencatat kontrak
masa depan.

Kasus 1. Mengelola Posisi Asset atau Kewajiban Bersih yang Terkena Eksposur
Mata Uang Asing: Bukan Instrument Lindung Nilai
Penggunaan yang paling umum dari kontrak pertukaran mata uang asing adalah
untuk mengelola posisi mata uang asing,baik posisi asset bersih yang terkena
eksposur maupun kewajiban bersih. Kontrak pertukaran mata uang asing akan
menyeimbangkan antara kewajiban dalam suatu mata uang asing dengan piutang
dalam mata uang asing yang sama,sehingga akan menghapuskan risiko fluktuasi mata
uang asing.
PSAK 55 menjelaskan aturan umum bahwa kurs yang relevan untuk menilai
kontrak pertukaran mata uang asing adalah kontrak masa depan pada tiap tanggal
penilaian. PSAK 10 menjelaskan bahwa piutang usaha atau utang usaha yang
dideniminasi dalam mata uang asing dinilai menggunakan kurs tunai pada tanggal
penilaian. Kontrak pertukaran harus disesuaikan atas perubahan nilai wajarnya.
Karena dua kurs yang digunakan berbeda-kurs tunai dan kurs masa depan-umumnya
akan timbul perbedaan antara jumlah keuntungan atau kerugian. Perbedaan ini tidak
terlalu besar namun akan menimbulkan sedikit sedikit volatilitas dalam arus laba.

Nilai waktu (time value) dari arus kas masa depan dari kontrak pertukaran
PSAK 55 mengharuskan pengakuan factor bunga jika bunga yang dikenakan
signifikan. Oleh karenanya, jika bunga signifikan, maka perusahaan harus
menggunakan nilai sekarang, maka perusahaan secara eksplisit mengakui nilai waktu
dari uang.

Ilustrasi mengelola posisi kewajiban bersih yang terkena eksposur


Contoh berikut menunjukkan akuntansi untuk pengelolaan posisi mata uang asing
dengan kontak pertukarannya. Asumsikan hal-hal berikut:
1. Pada tanggal 1 oktober 20xl,PT induk membeli barang secara kredit dari Tokyo
industries dengan nilai 2.000.000 yen
2. Transaksi tersebut didominasi dalam yen,dan PT induk menghapuskan risiko
dalam kewajiban mata uang asingnya dengan kontrak pertukaran untuk menerima
2.000.000 yen dari pedagang mata uang asing.
3. Jangka waktu kontrak pertukaran mata uang asing sama dengan periode kredit 6
bulan yang diberikan oleh Tokyo industries.
4. Tanggal akhir tahun PT induk adalah 31 desember,sementara utang akan dilunasi
pada tanggal 1 april 20X2.

Kurs langsung yang relevan adalah sebagai berikut:

Tanggal Nilai setara rupiah dari 1 yen


Kurs tunai Kurs masa depan
1 oktober 20X1 (tanggal transaksi) Rp 80 Rp 85(180 hari)
31 desember 20X1 (tanggal neraca) 90 87 (90 hari)
1 april 20X1 ( tanggal neraca ) 86
Garis waktu untuk transaksi tersebut adalah sebagai berikut:
1 Oktober 20X1 (tanggal transaksi):
a. Timbul transaksi yang di diminasi dalam yen
b. Menandatangani kontrak masa depan 180 hari untuk yang menerima yen.

1 April 20X1 (tanggal neraca):


a. Memperoleh yen melalui penyelesaian kontrak masa depan
b. Membayar yen untuk melunasi utang usaha

Ayat jurnal berikut adalah ayat jurnal untuk mencatat kejadian-kejadian dalam
ilustrasi tersebut.

1 Oktober 20X1
(5) Persediaan 160.000.00
Utang usaha (¥) 160.000.000
Diperoleh dari membeli persediaan secara kredit: Rp 160.000.000 = ¥2.000.000 x
Rp80 kurs tunai 1 Oktober.

(6) Piutang masa uang asing dari broker (¥) 170.000.000


Utang rupiah ke broker 170.000.000
Diperoleh dari membeli kontrak masa depan untuk menerima 2.000.000 yen:
Rp170.00.000 = ¥2.000.000 x Rp85 kurs masa depan

Ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan untuk tanggal 31 Desember 20X1, akhir
tahun fiskal PT induk adalah:
(7) piutang mata uang asing dari broker (¥) 4.000.000
Keuntungan transaksi mata uang asing 4.000.000
Diperoleh dari menyesuaiankan piutang yang didominasi dalam yen menjadi nilai
setara dolar AS

Sekarang menggunakan kurs masa depan,sesuai dengan PSAK 55:


Rp 174.000.000 = ¥2.000.000 x Rp87 kurs masa depan 90 hari pada tanggal 31 Des
-170.000.000 = ¥2.000.000 x Rp85 kurs masa depan 180 hari pada tanggal 1 Okt
Rp 4.000.000 = ¥2.000.000 x (Rp87-Rp85)
(8) Kerugian transaksi mata uang 20.000.000
Utang usaha 20.000.000
Diperoleh dari menyesuaikan utang yang didominasi dalam yen menjadi nilai setara
dolar AS

Sekarang menggunakan kurs tunai,sesuai denmgan PSAK 10:


Rp 180.000.000 = ¥2.000.000 x Rp90 kurs tunai pada tanggal 31 Des
-160.000.000 = ¥2.000.000 x Rp80 kurs tunai pada tanggal 1 Okt
Rp 20.000.000 = ¥2.000.000 x (Rp90-Rp80)

Kasus 2: Lindung Nilai Komitmen Mata Uang Asing Belum Diakui: Lindung Nilai
atas Nilai Wajar Mata Uang Asing
Perusahaan dapat mengalami risiko mata uang asing sebelum terjadinya transaksi
pembelian atau penjualan. Sebagai contoh, sebuah perusahaan dapt menandatangani
pembelian yang tidak dapat dibatalkan untuk membeli barang dari entitas asing dari
masa depan yang akan dibayar dalam mata uang asing. Dengan menyetujui harga beli
pada saat ini untuk pembelian masa depan,perusahaan telah terikat dengan komitmen
mata uang asing yang dapat diidentifikasi walaupun pembelian belum terjadi; yaitu,
kontrak pembelian masih executor (belum diakui). Perusahaan belum mempunyai
risiko perubahan kurs sebelum tanggal transaksi (tanggal penyerahan barang).

Ilustrasi lindung nilai komitmen mata uang asing belum diakui


Transaksi impor antara PT induk dan Tokyo industries
1) Pada tanggal 1 Agustus 20X1, PT induk membuat kontrak dengan Tokyo
industries untuk membeli barang yang dipesan khusus. Pembuatan dan pengiriman
barang tersebut akan memerlukan waktu 60 hari (tanggal 1 oktober 20X1). Harga
kontrak adalah 2.000.000 yen, yang akan dibayar pada tanggal 1 april 20X2, yaitu
180 hari setelah pengiriman barang.
2) Pada tanggal 1 agustus 20X1, PT Induk melakukan lindung nilai atas komitmen
utang mata uang asing dengan kontrak masa depan untuk menerima 2.000.000 yen
dalam 240 hari (60 hari sampai pengiriman di tambah 180 hari periode kredit).
Kurs masa depan untuk kontrak masa depan 240 hari adalah Rp81 untuk 1 yen.
Tujuan kontrak masa depan 240 hari ini ada dua. Pertama, untuk 60 hari dari
tanggal 1 Agustus 20X1 sampai Oktober 20X1, kontrak masa depan adalah untuk
linding nilai komitmen mata uang asing dapat diidentifikasi, untuk periode 180
hari dari tanggal 1 oktober 20X1 sampai 1 april 20X2, kontrak masa depan adalah
untuk lindung nilai atas posisi kewajiban bersih yang terkena eksposur dalam
mata uang asing.

Kurs yang relevan untuk contoh ini adalah sebagai berikut:

Tanggal Nilai setara rupiah dari 1 yen


Kurs tunai Kurs masa depan
1 Agustus 20X1 Rp 75 Rp 83 (240 hari)
1 Oktober 20X1 80 85 (180 hari)

Pada tanggal 1 agustus 20X1, perusahaan menentukan nilai komitmen untuk


membayar yen atas utang masa depan menggunakan kurs masa depan. Akan tetapi,
utang tidak dicatat sampai tanggal 1 Agustus karena transaksi pertukaran belum
terjadi; hutang hanya dicatat dalam ayat jurnal memorandum saja. Kontrak masa
depan harus dinilai menggunakan nilai wajar. Pada saat perusahaan melakukan
kontrak masa depan, kontrak tersebut belum mempunyai nilai wajar karena piutang
mata uang asing sebesar Rp 166.000.000 sama dengan utang rupiah berdasarkan
kontrak. Perubahan berikutnya dalam nilai wajar dari kontrak masa depan akan diukur
menggunakan kurs masa depan dan jika bunga signifikan, maka akan didiskontokan
untuk mencerminkan nilai waktu dari uang. Untuk tujuan ilustrasi, kita asumsikan
bahwa bunga tidak signifikan dan efektivitas lindung nilai diukur dengan
menggunakn referensi perubahan kurs masa depan.

1 Agustus 20X1
Piutang mata uang asing ke broker (¥) 166.000.000
Utang rupiah ke broker 166.000.000
Diperoleh dari menandatangani kontrak masa depan untuk menerima 2.000.000 yen
dalam 240 hari: Rp 166.000.000 = ¥2.000.000 X Rp83 kurs masa depan 240 hari
pada tanggal 1 Agustus 20X1

Pada tanggal 1 Oktober 20X4, kontrak masa depan dinilai kembali sesuai dengan nilai
wajarnya berdasarkan PSAK 55. Utang usaha dalam yen dicatat pada saat penerimaan
persediaan.
1 Oktober 20X1
Piutang mata uang asing dari broker (¥) 4.000.000
Keuntungan transaksi mata uang asing 4.000.000
Diperoleh dari menyesuaikan kontrak masa depan dengan nilai wajarnya,
menggunakan kurs masa depan pada tanggal tersebut, dan mengakui keuntungan:
Rp170.000.000 = ¥2.000.000 X Rp85 kurs masa depan 180 hari pada tanggal 1 Okt
-166.000.000 = ¥2.000.000 X Rp83 kurs masa depan 240 hari pada tanggal 1 Agt
Rp 4.000.000 = ¥2.000.000 X (Rp85 – Rp 83)

Kerugian transaksi mata uang asing 4.000.000


Komitmen 4.000.000
Untuk mencatat kerugian dari aspek istrumen keuangan dari komitmen:
Rp170.000.000 = ¥2.000.000 X Rp85 kurs masa depan 180 hari pada tanggal 1 okt
-166.000.000 = ¥2.000.000 X Rp83 kurs masa depan 240 hari pada tanggal 1 agt
Rp 4.000.000 = ¥2.000.000 X (Rp85 – Rp 83)

Akun komitmen adalah akun temporer selama angka waktu komitmen yang
belum diakui. jika akun tersebut mempunyai saldo debit, maka akan ditampilkan
dalam bagian asset di neraca; jika mempunyai saldo kredit, sebagaimana dalam
contoh ini, maka akan ditampilkan dalam bagian kewajiban di neraca:

Asset Kewajiban
Kontrak masa dapan pada 4.000.000 Komitmen 4.000.000
ilai wajar

Keuntungan transaksi mata uang asing sebesar Rp4.000.000 dihapus terhadap


kerugian transaksi mata uang sebesar Rp4000.000, sehingga tidak ada pengaruhnya
terhadap laba.

Persediaan 156.000.000
Komitmen 4.000.000
Utang usaha (¥) 160.000.000
Mencatat utang usaha menggunakan kurs tunai dan mencatat pembelian persediaan:
Rp160.000.000 = ¥2.000.000 X Rp80 kurs tunai tanggal 1 Oktober
Kasus 3: Lindung Nilai Transaksi Mata Uang Asing Diperkirakan: Lindung
Nilai Arus Kas Mata Uang Asing
Perbedaan perlakuan akuntansi untuk lindung nilai transaksi diperkirakan sebagai
lindung nilai arus kas dengan lindung nilai komitmen mata uang asing yang dapat di
identifikasi sebagai lindung nilai atas nilai wajar. Transaksi yang diperkirakan adalah
terjadi sesuai dengan yang diperkirakan,tetapi lindung nilai atas transaksi yang
diperkirakan diperlakukan sebagai lindung nilai arus kas dengan bagian efektif dari
perubahan nilai wajarnya diakui dalam pendapatan komprehensif. Jenis lindung nilai
ini adalah lindung nilai terhadap perubahan dalam arus kas yang mungkin terjadi
dimasa depan yang akan timbul dari perubahan dalam kurs mata uang asing.
Transaksi yang diperkirankan dapat menjadi komitmen jika pihak pihak terlibat
membuat perjanjian yang mengikat.

Kasus 4: Spekulasi Dipasar Mata Uang Asing


Sebuah entitas memutuskan untuk berspekulasi dalam mata uang asing
sebagaimana dapat dilakukan pada komoditas lain. Sebagaimana contoh, perusahaan
Indonesia menduga rupiah akan menguat terhadap euro, yaitu kurs langsung akan
menurun. Dalam kasus ini perusahaan Indonesia dapat berspekulasi dengan kontrak
masa depan dengan menjual euro untuk penyerahan dimasa depan, dengan harapan
dapat membeli euro dengan harga lebih rendah pada saat penyerahan.
Substansi ekonomis dari spekulasi mata uang asing adalah untuk memberikan
risiko mata uang asing kepada investor, dengan mana investor berharap dapat
memperoleh laba. Kurs untuk penilaian terkait dengan kontrak mata uang asing
spekulasi adalah kurs masa depan spekulatif adalah kurs masa depan dengan jangka
waktu kontrak. Keuntungan atau kerugian kontrak masa depan spekulasi dihitung
dengan menentukan perbedaan antara kurs masa depan pada tanggal kontrak (atau
tanggal penilaian sebelumnya) dengan kurs masa depan yang tersedia selama jangka
waktu kontrak. Kurs masa depan digunakan untuk menilai kontrak masa depan.
DAFTAR PUSTAKA

Baker, Richard E, dkk. 2011. Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Buku 2.
Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai