Beban cabang yang terjadi dan dibayar oleh cabang dicatat secara langsung pada pembukuan
cabang. Namun, kantor pusat dapat memutuskan mengalokasikan beban ke suatu cabang.
Pengalokasian beban dapat dibagi ke beberapa jenis, yaitu:
1. Beban yang terjadi di cabang tapi dibayar oleh kantor pusat; misalnya, persediaan
yang dibeli dari pihak eksternal oleh cabang dan ditagihkan ke kantor pusat.
2. Beban yang dikeluarkan oleh kantor pusat atas nama cabang misalnya, penyusutan
atas peralatan cabang yang dicatat pada buku kantor pusat atau biaya promosi cabang
yang dialokasikan oleh kantor pusat.
3. Alokasi biaya yang dikeluarkan kantor pusat; misalnya, sebagian dari biaya promosi
umum atau sebagaian dari biaya overherad umum kantor pusat.
Biaya- biaya dapat dialokasikan berdasarkan laba cabang dan dicatat pada pemubukuan
kantor pusat. Namun, sering kali cabang yang mendapat alokasi beban diberitahu tentang
jumlah yang dialokasikan, lalu cabang mencatata beban tersebut pada pembukuannya. Laba
dihitung oleng cabang meliputi seluruh beban yang dianggap terkait dengan cabang.
Sebagai contoh perlakuan alokasi biaya kantor, perhatikan kasus kantor pusat PT Jaya berikut
mengeluarkan biaya yang dialokasiakan ke cabang Medan.
Kantor psat PT Jaya sudah mencatan beban-beban tersebut dengan cara biasa, seolah-olah
beban-beban tersebut terkait dengan kantor pusat. Secara periodik, kantor pusat
memberitahukan cabang beban yang dialokasikan. Kantor pusat mencatat ayatr jurnal berikut
setelah memberitahu cabang Medan beban yang dialokasian sebesar Rp 35.000.000
Berdasarkan pemberitahuan beban dari kantor pusat, cabang mencatat beban tersebut sebagai
berikut.
Tanpa jurnal-jurnal tersebut, laba kantor pusat akan terlalu kcil dan laba cang akan terlalu
besar. Walaupun ketiadaan jurnal tersebut tidak memberikan pengaruh atas laba perusahaan
secara keseluruhan, nilaii laba terpisah antara kantor pusat dan cabang mungkin dibutuhkan
untuk tujuan internal.