Nim : 2003020020
Harmonisasi akuntansi internasional saat ini merupakan salah satu isu terpenting yang
dihadapi oleh pembuat standar akuntansi, badan pengatur pasar modal, bursa efek, dan
menyusun atau menggunakan laporan keuangan. Harmonisasi merupakan sebuah proses
untuk meningkatkan kompatibilitas praktik (kesesuaian) akuntansi dengan menentukan
batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat beragam.
Internasionalisasi standar akuntansi juga menuai kritik. Pada awal tahun 1971
(sebelum pembentukan IASC), beberapa pihak mengatakan bahwa penentuan standar
internasional merupakan solusi yang terlalu sederhana atas masalah yang rumit. Dinyatakan
pula bahwa akuntansi, sebagai ilmu sosial, telah memiliki fleksibilitas yang terbangun dengan
sendiri di dalamnya dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang sangat
berbeda merupakan salah satu nilai terpenting yang dimilikinya. Lebih jauh lagi, ditakutkan
bahwa adopsi standar internasional akan menimbulkan “standar yang berlebihan”.
Perusahaan harus merespons terhadap susunan tekanan nasional, sosial, politik, dan
ekonomi yang semakin meningkat dan semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan
internasional tambahan yangrumit dan berbiaya besar. Argumen terkait adalah perhatian
politik nasional seringkali berpengaruh terhadap standar akuntansi dan bahwa pengaruh
politik internasional tidak terhindari lagi akan menyebabkan kompromi standar akuntansi.
B. Pelaku Utama
Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, akuntansi juga turut berkembang
sesuai dengan tuntutan ekonomi dan bisnis. Dengan berkembangnya akuntansi maka suatu
negara membutuhkan standar yang mengatur penyusunan laporan keuangan. Standar
akuntansi disuatu negara akan berbeda dengan dengan negara lain disebabkan oleh kondisi
ekonomi, politik, dan lingkungan sosial negara tersebut.
Rekonsiliasi dan Pengakuan Bersama 2 pendekatan yang diajukan sebagai solusi yang
mungkin digunakan untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan isi laporan keuangan
lintas batas :
1) Rekonsiliasi
Melalui rekonsiliasi, perusahaan asing dapat menyusun laporan keuangan
dengan menggunakan standar akuntansi negara asal, tetapi harus menyediakan
rekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang penting (seperti laba bersih dan
ekuitas pemegang saham) di negara asal dan di negara dimana laporan keuangan
dilaporkan.
2) Pengakuan bersama (yang juga disebut sebagai timbal balik / resiprositas)
Pengakuan bersama terjadi apabila pihak regulator di luar negara asal
menerima laporan keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip
negara asal.
Standar akuntansi di Indonesia saat ini belum menggunakan secara penuh (full
adoption) standar akuntansi internasional atau International Financial Reporting Standard
(IFRS). Standar akuntansi di Indonesia yang berlaku saat ini mengacu pada US GAAP
(United Stated Generally Accepted Accounting Standard), namun pada beberapa pasal sudah
mengadopsi IFRS yang sifatnya harmonisasi. Adopsi yang dilakukan Indonesia saat ini
sifatnya belum menyeluruh, baru sebagian (harmonisasi). Era globalisasi saat ini menuntut
adanya suatu sistem akuntansi internasional yang dapat diberlakukan secara internasional di
setiap negara, atau diperlukan adanya harmonisasi terhadap standar akuntansi internasional,
dengan tujuan agar dapat menghasilkan informasi keuangan yang dapat diperbandingkan,
mempermudah dalam melakukan analisis kompetitif dan hubungan baik dengan pelanggan,
supplier, investor, dan kreditor. Namun proses harmonisasi ini memiliki hambatan antaralain
nasionalisme dan budaya tiap-tiap negara, perbedaan sistem pemerintahan pada tiap-tiap
negara, perbedaan kepentingan antara perusahaan multinasional dengan perusahaan nasional
yang sangat mempengaruhi proses harmonisasi antar negara, serta tingginya biaya untuk
merubah prinsip akuntansi.
Di lingkup global, pada awalnya sebenarnya ada dua badan penyusun standar yang
berkaitan dengan praktik akuntansi secara internasional. Badan-badan itu adalah The
International Accounting Standards Commitee (IASC) dan The International Federation of
Accountant (IFAC). Kesepakatan pembentukan IASC terjadi pada Juni 1973 di Inggris yang
diwakili oleh organisasi profesi akuntansi dari sembilan negara, yaitu Australia, Kanada,
Prancis, Jerman Barat, Jepang, Mexico, Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat. Sedangkan
IFAC didirikan oleh badan profesi akuntan dari 63 negara pada bulan Oktober 1977.
a) Diligence
Bertujuan untuk memastikan aset dan pendapatan tidak melampaui dan
kewajiban atau biaya tidak diabaikan. Menurut ini prinsip IAS, salah satu harus siap
untuk mengusir potensi kerugian dan kerusakan dan menahan diri dari menyatakan
pendapatan dan pendapatan sebelum diterima sebenarnya.
b) Substansi atas bentuk
Hal ini diperlukan bahwa informasi mengenai operasi akan pertama match
point dan realitas ekonomi, bentuk hukum tidak hanya didirikan.
c) Kelengkapan informasi
Menurut IAS, informasi harus lengkap. Tapi salah satu harus
memperhitungkan pentingnya dan nilai.
d) Keterbandingan
IAS pengguna harus dapat untuk membandingkan laporan keuangan
perusahaan, dibuat pada waktu yang berbeda, untuk mengidentifikasi tren umum,
serta laporan keuangan perusahaan yang berbeda. Akuntansi kebijakan tidak
dijalankan sewenang-wenang.
Operasi bisnis dan pasar modal yang bersifat global menuntut adanya standar yang
bersifat global pula. Oleh karenanya beberapa organisasi di dunia sepakat membentuk
Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards/AIS) yang kini menjadi
International Financial Reporting Standard (IFRS) untuk memenuhi kebutuhan bisnis dan
keuangan yang bersifat internasional.
Adanya IFRS banyak mendapat penolakan yang disebabkan karena latar belakang
nasional, keunikan iklim bisnis tiap negara, dan perbedaan kebutuhan dari pemakai laporan
keuangan. Meskipun banyak penolakan tetapi banyak pula tekanan untuk mengadopsi IFRS.
Dengan demikian perlu ada yang menjembatani agar Standar Akuntansi Keuangan sejalan
dengan IFRS yaitu dengan melakukan harmonisasi bahkan konvergensi terhadap IFRS.
Adanya harmonisasi bahkan konvergensi terhadap IFRS, maka diharapkan informasi
akuntansi memiliki kualitas utama yaitu komparabilitas dan relevansi. Kualitas tersebut
sangat diperlukan untuk memudahkan perbandingan laporan keuangan antara negara dan
untuk pengambilan keputusan.