Anda di halaman 1dari 17

PEMBAGIAN BEBAN SECARA PROPORSIONAL

Beban Cabang yang dikeluarkan dan dibayar oleh Cabang dicatat secara langsung pada pembukuan Cabang.

Kantor Pusat dapat memutuskan untuk menetapkan beban ke Cabang,


Penetapan beban dapat dibagi ke beberapa jenis :
1. Beban yang dikeluarkan oleh Cabang, tetapi dibayar oleh Kantor Pusat ;
contoh : persediaan yang dibeli dari pihak eksternal oleh Cabang dan ditagihkan ke Kantor Pusat.
2. Beban yang dikeluarkan oleh Kantor Pusat atas nama Cabang ;
contoh : penyusutan atas peralatan Cabang yang dicatat pada pembukuan Kantor Pusat, biaya kampanye
iklan untuk Cabang yang diminta oleh Kantor Pusat.
3. Alokasi biaya yang dikeluarkan oleh Kantor Pusat ;
contoh : sebagian biaya kampanye iklan umum, sebagian biaya overhead umum Kantor Pusat.
➢ Dalam beberapa kasus, biaya-biaya ini dapat dibagi berdasarkan laba Cabang dan dicatat pada pembukuan Kantor Pusat.
➢ Namun, seringkali Cabang mendapat alokasi beban jumlah beban yang dialokasikan dan Cabang mencatat beban tersebut
pada pembukuan Cabang.
➢ Dengan cara ini, laba yang dihitung oleh Cabang meliputi seluruh beban yang terkait dengan Cabang.

Ilustrasi perlakuan pembagian biaya Kantor Pusat :


Asumsi, Kantor Pusat PT. Jaya yang mengeluarkan biaya yang ditetapkan ke Cabang Medan sebagai berikut :

Beban utilitas (biaya yang dikeluarkan oleh Cabang Medan dan


ditagih ke akun utama Kantor Pusat) Rp. 14.000.000,-
Beban penyusutan (aset Cabang Medan yang dicatat pada
pembukuan Kantor Pusat) 3.000.000,-
Overhead umum (dialokasikan ke Cabang berdasarkan
penjualan bruto) 8.000.000,-
Total Rp. 35,000,000,-
➢ Kantor Pusat PT. Jaya sudah mencatat beban-beban tersebut dengan cara normal pada pembukuan Kantor Pusat.
➢ Secara periodik, Kantor Pusat memberitahukan Cabang mengenai pembagian beban secara proporsional
➢ Kantor Pusat mencatat ayat jurnal setelah memberitahukan ke Cabang Medan mengenai beban yang dibagi secara
proporsional sebesar Rp. 35.000.000,-.

H(18) dr. Investasi di Cabang Medan 35.000.000


cr. Beban utilitas 14.000.000
Beban Penyusutan 3.000.000
Beban Overhead Umum 18.000.000
(mencatat pembagian laba ke Cabang Medan)

Kemudian Cabang Medan mencatat beban tersebut :


B(19) dr. Beban utilitas 14.000.000
Beban Penyusutan 3.000.000
Beban Overhead Umum 18.000.000
cr. Kantor Pusat 35.000.000
(mencatat beban yang dibagi dari Kantor Pusat)
→ Tanpa adanya ayat jurnal tersebut di atas, laba Kantor Pusat akan terlalu kecil dan laba Cabang terlalu besar.
→ Sementara, ketiadaan dari jurnal tersebut tidak mempengaruhi laba perusahaan keseluruhan
→ Jumlah laba terpisah antara Kantor Pusat dan Cabang meungkin dibutuhkan untuk pelaporan internal.

LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERUSAHAAN SECARA KESELURUHAN


➢ Kantor Pusat dan Cabang mengelola pembukuan masing-masing untuk tujuan pencatatan dan evaluasi internal.
➢ Laporan akuntansi eksternal mempresentasikan kantor pusat dan Cabang sebagai entitas tunggal.
→ akun-akun Kantor Pusat dan Cabang digabungkan, sehingga entitas pelaporan adalah perusahaan secara
keseluruhan.
➢ Saldo akun antarperusahaan atau resiprokal harus dieliminasi, karena terkait dengan aktivitas dalam perusahaan.
➢ Penyusunan laporan keuangan perusahaan secara keseluruhan menggunakan kertas kerja untuk menggabungkan
akun—akun Kantor Pusat dan Cabang serta eliminasi akun-akun antarperusahaan.
→ Laba Antarperusahaan yang telah terealisasi pada akhir tahun dibagi secara proporsional ke Kantor Pusat dan dicatat pada
pembukuan Kantor Pusat dengan akun Laba yang Terealisasi atas Pengiriman ke Cabang sebesar Rp. 1.400.000,-.
→ Akun laba yang Belum Terealisasi pada akhir tahun bersaldo sebesar Rp. 1.600.000,-

Pada Tanggal 31 Desember 20X1, ayat jurnal eliminasi pada kertas kerja sebagai brikut :

E(20) dr. Laba Cabang Medan 63.000.000


E(20) dr. Laba Cabang Medansaldo prapenutupan
Kantor Pusat, 63.000.000
70.000.000
Kantor Pusat-saldo prapenutupan
cr. Investasi di Cabang Medan 70.000.000 133.000.000
cr.(mencatat
Investasi dieliminasi
Cabang akun
Medan antarperusahaan) 133.000.000
(mencatat eliminasi akun antarperusahaan)
E(21) dr. Laba yang Terealisasi atas Pengiriman ke Cabang 1.400.000
E(21) dr. Laba yang Terealisasi atas Pengiriman ke Cabang 1.400.000
cr. Beban Pokok Penjualan 1.400.000
cr.(mencatat
Beban Pokok Penjualan
eliminasi 1.400.000
laba Kantor Pusat dari beban pokok penjualan)
(mencatat eliminasi laba Kantor Pusat dari beeban pokok penjualan)
E(22) dr. Laba Antarperusahaan yang Belum Terealisasi 1.600.000
cr. Persediaan – dari Kantor Pusat 1.600.000
(mencatat eliminasi laba belum terealisasi dari nilai persediaan)

E(23) dr. Persediaan 6.400.000


cr. Persediaan – dari Kantor Pusat 6.400.000
(mereklasifikasi persediaan dari Kantor Pusat : Rp. 8.000.000,- - Rp. 1.600.000,-)

ILUSTRASI AKUNTANSI UNTUK OPERASI CABANG


Asumsi : PT. Ultra Surabaya, distributor peralatan kantor, mendirikan kantor Cabang penjualan di Denpasar, Bali.
Kantor Pusat menjual kepada peritel (pengecer) dan kepada Cabang Denpasar Bali dengan laba atas penjualan
antarperusahaan yang dialokasikan ke Kantor Pusat.
Asumsi lainnya adalah sebagai berikut :
→ Kantor Pusat :
dr. Investasi di Cabang Denpasar 32.000.000
cr. Laba Cabang Denpasar 32.000.000
(Kantor Pusat mencatat laba dari Cabang Denpasar : Pendapatan - Beban)
Jurnal Penutup :
Kantor Pusat Cabang Denpasar
Dr. Penjualan 500.000.000 Dr. Penjualan 200.000.000
Laba Cabang Denpasar 32.000.000 Cr. Beban Pokok Penjualan 128.000.000
Laba yang Terealisasi atas Beban Operasi 34.000.000
Pengiriman ke Cabang 35.000.000 Beban Penyusutan 6.000.000
Cr. Beban Pokok Penjualan 254.000.000 Ikhtisar Laba Rugi 32.000.000
Beban Operasi 133.000.000 (Menutup pendapatan dan beban)
Beban Penyusutan 30.000.000
Ikhtisar Laba Rugi 150.000.000
(Menutup pendapatan dan beban)
Dr. Ikhtisar Laba Rugi 150.000.000 Dr. Ikhtisar Laba Rugi 32.000.000
Cr. Saldo Laba 150.000.000 Cr. Kantor Pusat 32.000.000
(Menutup Ikhtisar Laba Rugi) (Menutup Ikhtisar Laba Rugi)

Dr. Saldo Laba 50.000.000


Cr. Dividen Diumumkan 50.000.000
(Menutup dividen diumumkan)
Ayat jurnal eliminasi yang diperlukan dalam kertas kerja untuk penyusunan laporan keuangan PT. Ultra tahun 20X1
sebagai berikut :

E(24) dr. Laba Cabang Denpasar 32.000.000


Kantor Pusat, saldo prapenutupan 170.000.000
cr. Investasi di Cabang Denpasar 202.000.000
( mencatat eliminasi akun antarperusahaan)

E(25) dr. Laba yang Terealisasi atas Pengiriman ke Cabang 35.000.000


cr. Beban Pokok Penjualan 35.000.000
(mencatat eliminasi laba Kantor Pusat dari Beban Pokok Penjualan)
E(26) dr. Laba Antarperusahaan yang Belum Terealisasi 5.000.000
cr. Persediaan – dari Kantor Pusat 5.000.000
(mencatat eliminasi laba yang belum terealisasi dari persediaan)

E(27) dr. Persediaan 15.000.000


cr. Persediaan – dari Kantor Pusat 15.000.000
(Mereklasifikasi persediaan dari Kantor Pusat)
KETERANGAN JURNAL ELIMINASI :
E(24)
→ Cabang Denpasar memperoleh laba sebesar Rp 32.000.000,- :
Penjualan – (HPP + Beban Operasi + Beban Penyusutan) = B(d) ; B(f) ; B(i).
Rp. 200.000.000,- - (Rp. 128.000.000,- + Rp. 34.000.000, + Rp. 6.000.0000,- ) = Rp. 32.000.000,-.
→ Kantor Pusat, saldo prapenutupan = Rp. 170.000.000,- :
H(a). Kantor Pusat mentransfer ke Cabang Denpasar berupa :
1. Uang tunai Rp. 30.000.000,-
2. Perlengkapan kantor baru 100.000.000,-
Investasi di Cabang Denpasar (debit) = Rp. 130.000.000,-
H(c). Kantor Pusat mentransfer ke Cabang Denpasar barang dagang :
Investasi di Cabang Denpasar (debit) = 110.000.000,-
H(e). Kantor Cabang Denpasar mengirimkan kas sebesar Rp. 70.000.000,- :
Investasi di Cabang Denpasar (kredit) =( 70.000.000,-)
▪ Akun Investasi di Cabang Denpasar (akun yang dicatat di pembukuan Kantor Pusat-Debit) = Rp. 170.000.000,-.
▪ Akun Kantor Pusat (akun yang dicatat di pembukuan Cabang Denpasar-Kredit) dengan jumlah yang sama,
yaitu sebesar Rp. 170.000.000,- → kedua akun tersbut merupakan akun resiprokal dan harus dieliminasi.
E(25) → Laba yang Terealisasi atas Pengiriman ke Cabang sebesar Rp.35.000.000,-, dimasukkan dalam neraca saldo Kantor
Pusat = total laba antarperusahaan untuk periode berjalan.
Total Laba antar perusahaan yang belum terealisasi pada tahun berjalan = Rp. 40.000.000,- →H(c)
Laba antarperusahaan yang belum teralisasi pada akhir tahun = ( 5.000.000,-)
Laba antarperusahaan yang Terealisasi atas Pengiriman ke Cabang = Rp. 35.000.000,- →
→ jumlah ini harus dieliminasi E(25) dengan akun Laba antarperusahaan yang Terealisasi atas Pengiriman ke
Cabang (debit) dan akun Beban Pokok Penjualan (kredit) masing-masing sebesar Rp. 35.000.000,-.

E(26)→ Laba Antarperusahaan yang Belum Terealisasi sebesar Rp.5.000.000,- dari neraca saldo Kantor Pusat dieliminasi ayat
jurnal Eliminasi E(26).
Biaya persediaan dari kantor Pusat yang ditagih ke Cabang Denpasar = Rp. 20.000.000,-
Biaya perolehan persediaan dari Kantor Pusat =( 15.000.000,-)
Laba antarperusahaan yang Belum Terealisasi (dicatat Kantor Pusat) = Rp. 5.000.000,- →
-> jumlah ini harus dieliminasi E(26) dengan akun Laba yang Belum Terealisasi (debit) dan akun
Persediaan – dari Kantor Pusat (kredit) masing-masing sebesar Rp. 5.000.000,-.
E(27) Persediaan - dari Kantor Pusat sebesar Rp. 15.000.000,- direklasifikasikan, untuk mengakui total nilai
persediaan pada akhir tahun 20X1 yang dicantumkan dalam Laporan Keuangan Keseluruhan.

Persediaan dari Kantor Pusat pada akhir tahun sebesar Rp. 15.000.000,- (debit).
Jurnal reklasifikasi Persediaan dari Kantor Pusat :
dr. Persediaan 15.000.000
cr. Persediaan – dari Kantor Pusat 15.000.000
(mereklasifikasikan persediaan dari Kantor Pusat)

Anda mungkin juga menyukai