OPERASI CABANG
Pokok Pembahasan
Perbedaan Antara Akuntansi untuk
Agen Penjualan Operasi Cabang
dan Cabang
04
01
Sistem dan Entitas Akuntansi untuk
Akuntansi Agen Penjualan
02 03
PERBEDAAN ANTARA AGEN PENJUALAN DAN DAN CABANG
Agen penjualan, kadang diistilahkan secara sederhana sebagai “agen”, biasanya tidak
beroperasi secara otonom namun bertindak atas nama kantor pusat. Agen penjualan dapat
memajang dan mendemonstrasikan contoh produk, menerima menerima pesanan dan mengatur
pengiriman.
Kantor cabang biasanya memiliki otonomi lebih luas dan
memberikan rentang penyediaan jasa yang lebih besar dibanding agen penjualan,
walaupun tingkatnya berbeda dengan perusahaan individu. Dibeberapa perusahaan,
cabang menjalankan fungsi kredit secara mandiri, sementara untuk beberapa perusahaan
lainnya, pemberian kredit ditangani oleh kantor pusat.
SISTEM DAN ENTITAS AKUNTANSI
Agen penjualan umumnya tidak mengelola sistem akuntansi keuangan melainkan hanya menyimpan catatan-catatan
penting dalam menjalankan usaha. Kantor pusat mengelola sistem akuntansi sedangkan transaksi-transaksi agen dicatat oleh
kantor pusat. Sementara dilain pihak, sebuah cabang sebagian besar mengelola sistem akuntansi keuangan lengkap.
Pengelolaan sistem akuntansi terpisah untuk kantor pusat dan tiap cabang memberikan tiap cabang memberikan control lebih
baik terhadap operasi dan memungkinkan manajemen puncak menilai kinerja masing-masing cabang.
Baik agen penjualan maupun cabang bukanlah entitas akuntansi atau badan hukum terpisah, keduanya tidak
menyiapkan laporan akuntansi eksternal secara terpisah. Ketika catatan akuntansi cabang terpisah dikelola untuk
tujuan internal, misalnya terkait dengan pertanggungjawaban akuntansi dan evaluasi kinerja, akun-akun yang ada di
cabang dan kantor pusat harus digabungkan dalam penyusunan laporan akuntansi eksternal.
AKUNTANSI UNTUK AGEN PENJUALAN
Oleh karena agen penjualan umumnya tidak memiliki sistem akuntansi seluruh
transaksi terkait dengan agen dicatat oleh kantor kantor pusat. Untuk beberapa jenis
transaksi, ayat jurnal yang dicatat oleh kantor pusat didasarkan pada dokumen yang
dihasilkan agen. Misalnya, kantor pusat mencatat transaksi agen berdasarkan faktur
penjualan, catatan gaji, dan dokumen voucher kas kecil yang disediakan oleh agen
penjualan. Transaksi lainnya dapat dicatat berdasarkan dokumen sumber lain yang
diserahkan pihak eksternal langsung ke kantor pusat. Misalnya, perusahaan yang
memberikan jasa gas, listrik, air, dan telekomunikasi ke agen dapat mengirim tagihan
langsung ke kantor pusat.
Nb: ayat jurnal pada bab ini dibuat oleh kantor pusat diberi tambahan kode huruf H, sementara yang dibuat dicabang diberi tambahan kode huruf B.
Pendirian Cabang
Cabang Medan PT Jaya mencatat transfer asset dari kantor pusat dengan
ayat jurnal berikut ini:
B(2) Kas 20.000.000
Peralatan kantor 5.000.000
Peralatan Toko 30.000.000
Kantor Pusat 55.000.000
Transfer asset dari kantor pusat
Aset: Liabilitas:
Kas Rp. 20.000.000
Peralatan Kantor 5.000.000
Peralatan Toko 30.000.000 Kantor Pusat: Rp. 55.000.000
Total Rp, 55.000.000 Total Rp/ 55.000.000
Pengakuan Laba Cabang
Laba untuk tiap-tiap cabang dihitung secara periodic dengan cara yang normal.
Misalnya:
Asumsikan akun ikhtisar laba rugi cabang Medan memiliki saldo kredit sebesar Rp.63.000.000 pada akhir periode. Akun
ikhtisar laba rugi ditutup dengan ayat jurnal pada pembukuan cabang Medan sebagai berikut.
B(3) Ikhtisar Laba Rugi 53.000.000
Kantor Pusat 63.000.000
Menutup Ikhtisar Laba Rugi
Setelah menerima laporan laba cabang Medan, kantor pusat mencatat ayat jurnal sebagai
berikut.
H(4) Investasi di Cabang Medan 63.000.000
Laba Cabang Medan 63.000.000
Mencatat Laba Cabang Medan
Tidak ada ayat jurnal yang dibuat pada pembukuan kantor pusat atas transaksi tersebut.
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Barang Dagangan yang Ditagih Sebesar Nilai Perolehan
Barang dagangan yang ditransfer dari kantor pusat dan ditagihkan ke cabang dicatat oleh cabang dengan cara yang sama sebagai
persediaan yang dibeli dari pihak eksternal, kecuali dikreditkan ke akun Kantor Pusat. Transfer perlakuka oleh kantor pusat dan cabang
dengan cara yang sama seperti transfer aset lainnya, menggunakan metode perpetual.
Misalnya:
Asumsikan kantor pusat PT Jaya mentransfer persediaan dengan harga sebesar 8.000.000 ke cabang Medan. Transfer tersebut dicatat
pada pembukuan kantor pusat dengan ayat jurnal sebagai berikut.
Cabang mencatat barang dagangan sebagai asset dalam akun persediaan yang sama seperti yang digunakan untuk mencatat pembelian
dari pihak eksternal dan juga mengakui kenaikan ekuitas dalam aset neto pada kanor pusat dengan ayat jurnal sebagai berikut.
Cabang mencatat penerimaan pengiriman persediaan dengan ayat jurnal sebagai berikut.
Alternatif lainnya, perusahaan dapat menganggap bahwa laba antarperusahaan seharusnya dialokasikan ke kantor pusat atas jasa
yangtelah di berikan. Untuk kasus tersebut, laba antar perusahaan diakui pada pembukuan kantor pusat dengan ayat jurnal sebagai
berikut:
Ketika asset tetap cabang dicatat hanya pada pembukuan kantor pusat, tidak ada ayat jurnal yang di perlukanpada pembukaan
cabang jika kantor pusat melakukan pembelian. Misalnya, jika kantor pusat PT Jaya membeli Rp.30.000.000 peralatan toko untuk
cabang Medan, dan peralatan tersebut dicatat pada pembukuan kantor pusat daripada cabang, maka kantor pusat mencatat
pembelian tersebut sebagai berikut:
Beban utilitas (biaya yang dikeluarkan oleh cabang Medan dan ditagih ke akun utama kantor pusat) Rp14.000.000
Beban penyusutan (asset cabang Medan yang dicatat pada pembukuan kantor pusat) 3.000.000
Overhead umum (dialokasikan ke cabang berdasarkan penjualan bruto) 8.000.000
Total Rp.35.000.000
H(18) Investasi di cabang Medan 35.000.000
Beban Utilitas 14.000.000
Beban Penyusutan 3.000.000
Beban Overhead Umum 18.000.000
Membagi beban ke cabang Medan
Pusat Cabang
Dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan, akun kantor pusat dan cabang akan digabungkan.
Penyusunan laporan keuangan perusahaan secara keseluruhan umumnya menggunakan kertas kerja untuk
memudahkan penggabungan akun-akun kantor pusat dan cabang serta mengeliminasi akun-akun atarperusahaan.
1. PT Jaya mendirikan cabang di Medan dan segera mentransfer kas, peralatan kantor, dan peralatan took dengan nilai total sebesar
Rp55.000.000 ke cabang, seperti yang dicatat dalam ayat jurnal H(1). Kemudian pada tahun tersebut, kantor pusat PT Jaya mentransfer
persediaan senilai Rp12.000.000 ke cabang dan menagihnya Rp15.000.000, seperti yang dicatat dalam ayat jurnal H(2). PT Jaya
melaporkan saldo Investasi di Cabang Medan sebesar Rp70.000.000 pada tanggal 31 Desember 20X1, sebelum jurnal penutup dicatat.
2. Cabang Medan melaporkan laba sebesar Rp63.000.000 untuk tahun 20X1
3. Saldo akun Investasi di Cabang Medan dan akun Kantor Pusat meningkat sebesar Rp133.000.000 pada tanggal 31 Desember 20X1,
seperti sebagai berikut.
Saldo prapenutupan, 31 Desember 20X1 Rp 70.000.000
Laba cabang Medan 20X1 Rp 63.000.000
Saldo pascapenutupan, 31 Desember 20X1 Rp133.000.000
4. Pada tanggal 31 Desember 20X1, cabang medan memiliki persediaan senilai Rp8.000.000 yang diperoleh dari kantor pusat, persediaan
dicatat dalam akun terpisah dari persediaan yang dibeli secara eksternal
5. Bagian yang dikreditkan sebesar Rp3.000.000 dari akun laba antar perusahaan belum yang terealisasi PT Jaya atas pengiriman
persediaan ke cabang Medan selama tahun 20X1 diakui sebagai berikut
Laba antarperusahaan telah terealisasi pada akhir tahun Rp1.400.000
Laba antarperusahaan yang belum terealisasi pada akhir tahun Rp1.600.000
Total laba antarperusahaan Rp3.000.000
E(20) Laba Cabang Medan 63.000.000
Kantor Pusat, saldo prapenutupan 70.000.000
Investasi di Cabang Medan 133.000.000
Mengeliminasi akun antar perusahaan
E(21) Laba yang Terealisasi atas Pengiriman ke Cabang 1.400.000
Beban Pokok Penjualan 1.400.000
Mengeliminasi laba kantor pusat dari beban pokok penjualan
E(22) Laba antarperusahaan yang belum Terealisasi 1.600.000
Persediaan – dari Kantor Pusat 1.600.000
Mengeliminasi laba belum terealisasi dari nilai persediaan
E(23) Persediaan 6.400.000
Persediaan – dari Kantor Pusat 6.400.000
Mereklasifikasi persediaan dari kantor pusat:
Rp8.000.000 – Rp1.600.000
Diminta:
a. Buatlah ayat Jurnal yang dicatat oleh kantor pusat PT. Belia dan cabang untuk setiap transaksi terkait
dengan persediaan diatas.
b. Tentukan nilai:
1. Beban harga pokok penjualan yang dicatat cabang selama tahun 19X2.
2. Penjualan yang dicatat cabang selama tahun 19X2.
3. Beban harga pokok penjualan untuk PT.Belia secara keseluruhan selam tahun 19X2
4. Penjualan untuk PT.Belia secara keseluruhan selam tahun 19X2
A
B.
1. Beban Pokok Penjualan yang di catat cabang Rp. 31.500.000
2. Penjualan yang dicatat cabang Rp. 58.000.000
3. Beban Pokok Penjualan secara keseluruhan Rp. 20.000.000
4. Penjualan secara keseluruhan Rp. 69.000.000
SOAL L17-5
TRANSFER PERSEDIAAN
PT Salam, sebuah produsen peralatan elektronik mendirikan cabang terpisah di kota lain pada tahun 20X6 .
Selama tahun 20X6 PT Salam memproduksi persediaan senilai Rp.200.000.000 dan menjualnya kecabang
dengan harga Rp.280.000.000. Cabang menjual 25% persediaan tersebut pada tahun 20X6 dengan harga
Rp.105.000.000 dan 75% pada tahun 20X7 dengan harga Rp.350.000.000. PT Salam maupun cabangnya
menggunakan metode persediaan perpetual.
Diminta:
a. Buatlah seluruh ayat jurnal terkait transfer persediaan selama tahun 20X6 yang dicatat pada pembukuan
(1) Kantor Pusat PT Saham dan (2) Cabang!
b. Buatlah ayat jurnal eliminasi yang di perlukan pada tanggal 31 Desember 20X6 untuk menghapus
pengaruh transfer persediaan dalam penyusunan laporan keuangan PT Saham!
a.
Laba yang telah terealisasi ( 0,25 x Rp.80.000.000 ) Rp.20.000.000
Laba yang belum terealisasi ( 0,75 x Rp.80.000.000 ) Rp.60.000.000
Total Laba antarperusahaan Rp.80.000.000
b.