Anda di halaman 1dari 24

Perlakuan Akuntansi

Operasi Kantor
Cabang
Kelompok 5
Nama Anggota :

1. Ayuk Kadek Lestari (04)


2. Kadek Sri Dewi Anggraeni (16)
3. Ni Kadek Sintia Dewi (23)
4. Yoakim Samputra Dediaku (26)
5. Muhammad Sefirullah (30)
Materi Pembahasan :

Laporan
01 Agen Penjualan dan 02 Pembukuan Agen
Kantor Cabang Penjualan

Laporan
03 Laporan Sistem
Akuntansi Kantor 04 Pengiriman Barang
Dagangan di atas
Cabang Harga
01
Agen
Penjualan dan
Kantor
Cabang
MY N
OTE
S

Sebuah agen penjualan, terkadang diistilahkan secara sederhana sebagai


“agen” biasanya tidak beroperasi secara otonom tetapi bertindak atas nama
kantor pusat (home office). Agen penjualan dapat memajang dan
mendemonstrasikan contohnya menerima pesanan, dan mengatur
pengiriman. Pesanan biasanya diisi oleh kantor pusat karena agen
penjualan tidak menyimpan stok persediaan. Pemilihan produk
pengiklanan pemberian kredit penagihan utang dan aspek operasi bisnis
lainnya biasanya dilakukan oleh kantor pusat.
Kantor cabang (branch office) biasanya memiliki otonomi lebih luas dan
memberikan berbagai layanan yang lebih besar dibanding agen penjualan,
walaupun tingkatnya berbeda dengan perusahaan individu. Sebuah cabang
biasanya menyimpan stok barang dagangan dan pesanan pelanggan.
Sistem pengambilan keputusan manajemen pada agen penjualan kecil antara
lain adalah bahwa keputusan-keputusan dibuat di kantor pusat dan agen
penjualan melakukan operasi rutin. Tingkat pengambilan keputusan manajemen
di cabang biasanya lebih tinggi dibanding agen penjualan, tetapi dengan tingkat
yang berbeda antar perusahaan.

GOOD
JOB!
Laporan
02 Pembukuan
Agen
Penjualan
Agen penjualan biasanya tidak memiliki sistem akuntansi, seluruh
transaksi terkait dengan agen dicatat oleh kantor pusat. Untuk beberapa
jenis transaksi ayat jurnal yang dicatat oleh kantor pusat didasarkan pada
dokumen yang dihasilkan agen misalnya, kantor pusat mencatat transaksi
agen berdasarkan faktur penjualan, catatan penggajian, dan dokumen
voucher kas yang disediakan oleh agen penjualan. Transaksi lainnya dapat
dicatat berdasarkan dokumen sumber lain misalnya perusahaan memberikan
jasa gas, listrik, air dan telekomunikasi ke agen agar dapat mengirim
tagihan langsung ke kantor pusat.
Kantor pusat umumnya mencatat aset pendapatan dan beban tiap-
tiap agen secara terpisah ini memungkinkan kantor pusat untuk
mengontrol aset dan menyediakan informasi untuk menilai kinerja
tiap- tiap agen.
Sebagai contoh akuntansi kantor pusat untuk agen penjualan,
asumsikan bahwa PT Cemara, sebuah produsen struktur modular dan
partisi yang berbasis di Jakarta, membangun sebuah agen penjualan di
Surabaya. Ayat-ayat jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi agen
penjualan yang khas pada pembukuan kantor pusat diilustrasikan
sebagai berikut :
Laporan
Sistem
03 Akuntansi
Kantor
Cabang
Sistem akuntansi kantor cabang dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :

a. Pembukuan pada kantor


c. Pembukuan pada kantor
pusat saja b. Pembukuan pada kantor
cabang
Semua transaksi cabang pusat dan cabang
Secara umum, sistem
dicatat dan dibukukan oleh Cabangmembukukan dan
akuntansi cabang
kantor Pusat baik dalam jurnal mencatat semuatransaksinnya,
diselenggarakan oleh cabang.
maupun buku besar pembantu kemudian mengirimkan kopi
Cabang mencatat semua
atau dicatat secara terpisah dokumen transaksi ke kantor
transaksinya dalam bentuk
untuk masing-masing cabang. Pusat, dimana olehkantor
jurnal, lalu dirangkum dalam
Cabang menyediakan bukti - Pusat akan dicatat pada buku
buku besar. Laporan keuangan
bukti transaksi apakah dalam yang terpisah atau
disusun secara periodik oleh
bentuk bukti asli atau catatan dimasukkan ke dalam buku
cabang dan juga dikirimkan
memorandum yang dilengkapi besar umum kantor Pusat.
ke kantor Pusat.
voucher asli
• Akun Antarperusahaan
Akun ini merupakan akun resiprokal (reciprocal accounts) antara kantor pusat dan kantor cabang.
Ketika pembukaan kantor pusat dan cabang selesai dimutakhirkan saldo akun antarperusahaan pada
pembukuan kantor pusat akan sama jumlahnya, tetapi berlawanan dengan antarperusahaan terkait
pada pembukuan cabang.
• Pendirian Cabang
Ketika suatu perusahaan mendirikan sebuah cabang, transfer aset ke cabang dicatat oleh kantor pusat
pada akun Investasi di Cabang. Demikian pula, cabang mencatat transfer tersebut di akun Kantor
Pusat.
• Pengakuan Laba Cabang
Laba untuk tiap-tiap cabang dihitung secara periodik dengan cara yng normal. Seluruh akun
pendapatan dan beban cabang ditutup ke ikhtisar laba rugi dengan cara yang normal Saldo ikhtisar
laba rugi menunjukkan laba cabang pada suatu periode dan ditutup ke akun Kantor Pusat. Ketika
laba cabang dilaporkan ke kantor pusat, ayat jurnal dibuat kantor pusat untuk mengakui laba cabang
dan meningkatkan jumlah tercata investasi kantor pusat di cabang.
• Pengiriman Barang Dagangan ke Cabang
Suatu cabang yang membeli dan menjual barang dagangan dapat diminta untuk mendapatkan
semua barang dagangan dari kantor pusat, atau dapat juga diizinkan untuk mendapatkan sebagian
barang dagangan dari pihak eksternal. Pembelian barang dagangan dari pihak eksternal dicatat oleh
cabang dengan cara yang normal.
1 Barang Dagangan yang Ditagih Sebesar Nilai Perolehan
2 Biaya Pengiriman Barang Dagang
3 Barang Dagang yang Ditagih Melebihi Biaya Perolehan
4 Akuntansi untuk Aset Tetap Cabang
• Pembagian Beban secara Proporsional
Penetapan beban dapat dibagi ke beberapa jenis, yaitu :
o Beban yang dikeluarkan oleh cabang tetapi dibayar oleh kantor pusat ; misalnya, persediaan
yang dibeli dari pihak eksternal oleh cabang dan ditagihkan ke kantor pusat.
o Beban yang dikeluarkan oleh kantor pusat atas nama cabang misalnya, penyusutan atas peralatan
cabang yang dicatat pada pembukuan kantor pusat, atau biaya kampanye iklan untuk cabang yang
diminta oleh kantor pusat.
o Alokasi biaya yang dikeluarkan oleh kantor pusat misalnya , sebagian dari biaya kampanye iklan
umum , atau sebagian dari biaya overhead umum kantor pusat
• Laporan Keuangan untuk Perusahaan secara keseluruhan
Ketika kantor pusat dan cabangnya dapat mengelola pembukuan tersendiri untuk tujuan pencatatan
pembukuan dan evaluasi internal, laporan akuntansi eksternal merepresentasikan kantor pusat dan
cabangnya sebagai entitas tunggal entitas pelaporan adalah perusahaan secara keseluruhan.
• Ilustrasi Akuntansi untuk Operasi Cabang
04
Laporan
Pengiriman
Barang
Dagangan di
atas Harga
MY N
OTE
S

Di samping hubungan biasa antara kantor pusat dan cabang,


terdapat hubungan lain yang menimbulkan masalah akuntansi
khusus. Ketiga hubungan tersebut adalah transfer kas antar
cabang, transfer barang dagangan antar cabang, dan pengiriman
barang dagangan ke cabang dengan harga di atas costnya atau
dengan harga ecerannya.
a. Transfer kas antar cabang
Biasanya kegiatan cabang terbatas kepada transaksi dengan kantor pusat dan pihak luar
saja, tetapi dalam kondisi tertentu kantor pusat bisa mengotorisir transfer aset tertentu
dari satu cabang ke cabang yang lainnya. Daripada membuka akun khusus dengan
cabang lainnya, cabang biasanya menyelesaikan transaksi tersebut melalui akun kantor
pusat. Sebagai ilustrasi, misalkan cabang 1 mengirimkan uang sebesar Rp1.000,- ke
cabang 2.
Transaksi ini akan dicatat sebagai berikut :
b. Transfer kas antar cabang
Kantor pusat bisa memerintahkan satu cabang untuk mentransfer barang dagangan ke
cabang yang lainnya. Transaksi ini juga biasanya diselesaikan melalui akun home office.
Yang menjadi masalah adalah siapa yang menanggung biaya pengangkutan. Biaya
pengangkutan normalnya dibebankan ke cabang yang menerima barang, meskipun demikian
cabang tersebut tidak boleh dibebani biaya pengangkutan yang berlebihan maksimal biaya
yang menjadi tanggungannya adalah sebesar biaya seperti pengiriman biasa dari kantor
Pusat. Dan biaya pengangkutan yang lebih besar dari itu, ditanggung oleh kantor Pusat.
Sebagai ilustrasi, kantor Pusat mengirimkan barang dagangan ke cabang 1 senilai Rp 4.500
ditambah biaya pengangkutan Rp 600 beberapa hari kemudian, kantor Pusat memerintahkan
cabang 1 untuk mengirimkan barang dagangan tersebut ke cabang 2. Cabang 1 membayar
biaya pengangkutan ke abang 2 Rp. 450 seandainya transfer ke cabang 2 dilakukan oleh
kantor Pusat, maka biaya pengangkutan hanya akan sebesar Rp. 650. Jurnal yang akan
dibuat untuk mencatat transaksi ini adalah
c. Pengiriman barang dagangan ke cabang dengan harga di atas costnya atau dengan harga ecerannya.
Kantor Pusat dapat mengirim barang ke cabang pada harga selain cost, yaitu pada harga diatas cost atau
pada harga jual eceran (retail sale price).
• Pengiriman barang dagangan diatas cost
Billing atas pengiriman barang oleh kantor pusat mungkin menggunakan harga diatas cost. Hal ini
dilakukan untuk menyembunyikan informasi lengkap tentang laba kantor cabang yang sebenarnya
dari para pegawai kantor cabang. Kebijakan ini juga dilakukan sebagai alat untuk membagi beban
pembelian dan penanganan barang dagangan juga biaya-biaya lain yang berkaitan dengan hubungan
kantor pusat dan cabang.
Pada saat cabang menerima pengiriman barang, maka cabang akan mencatat harga yang tertera di
dalam faktur yang menyertai barang. Bila tagihan ke cabang melebihi costnya maka laba yang
dihitung oleh cabang akan lebih kecil dibandingkan laba yang sebenarnya. Iventory yang dilaporkan
cabang akan dilaporkan dengan angka yang lebih tinggi. Hal ini harus diakui oleh kantor pusat,
Misalkan, barang dagangan dengan harga perolehan Rp. 10.000 dikirimkan oleh kantor Pus dengan
tagihan 20% Di atas harga perolehan. Transaksi ini akan dicatat
Akhir periode, Branch melaporkan ininventor $ 8.400
dan cost of goods sold $ 3.600 Dari sudut pandang
kantor Pusat, inventory tersebut harusnya $ 8.400 :
120% = $ 7.000 dan COGS $ 3.600 :120% = $ 3.000.
Laba cabang harus dinaikkan $60. Barang yang terjual Bila inventory kantor cabang terdiri dari barang yang
oleh cabang 3600/ 12.000 = 30%. Laba yang terealisir dibeli dari kantor pusat dan dari pihak luar. Maka
30% x 2.000 = $ 600 inventory tersebut harus dibedakan sehingga kantor
Misalkan kantor cabang melaporkan laba $ 5.000, pusat dapat menentukan unrealized profit didalam
maka jurnal yang akan dibuat adalah inventory cababg yabg dibeli dari kantor pusat.
• Pengiriman barang dagangan pada harga jual ecernya
Kantor pusat dapat mengirim barang kecabang dengan hqrga ecernya. Bukan saja
untuk menyembunyikan laba cabang dari para pegawai cabangnya. Melainkan
juga untuk dapat lebih mengontrol barang yang ditangani kantor cabang secara
lebihefektif. Bila kantor pusat menerima informasi tentang penjualan cabang.
Secara otomatis ia juga mendapatkan catatan yang terus menerus tentang barang
yang ada dicabang.
Terim a K a s i h

Anda mungkin juga menyukai