BAB I
Pokok Bahasan : Akuntansi Kantor Pusat dan Cabang (Home and Branch
Office)
Deskripsi singkat: Dalam pertemuan ini, Anda mempelajari perbedaan akuntansi
agen dan cabang, mencatat masalah umum transaksi di
cabang, membuat laporan keuangan cabang dan pusat,
membuat laporan keuangan gabungan dan mencatat masalah-
masalah khusus transaksi cabang.
Bahan Bacaan:
1. Arifin, 1999, Pokok-pokok Akuntansi Lanjutan, Liberty, Yogyakarta.
2. Hidayat, U., 1999, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, Jakarta.
3. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2004, Standar Akuntansi Keuangan - Per
1 Oktober 2004, Salemba Empat, Jakarta.
III. Pertanyaan Kunci
Jika Anda membaca bahan bacaan berikut, gunakan pertanyaan-pertanyaan
berikut ini untuk memandu Anda:
1. Jelaskan perbedaan agen dan cabang?
1
Politeknik Negeri ujung Pandang Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
2
Politeknik Negeri ujung Pandang Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
BAB I
Mencatat dan melaporkan transaksi baik kantor pusat, cabang dan transaksi
yang menghubungkan keduanya, tapi juga membuat laporan keuangan
konsolidasi.
A. Pendahuluan
volume penjualan. Pada umumnya, potensi penjualan suatu produk untuk suatu
daerah adalah terbatas. Oleh karena itu, usaha untuk meningkatkan omzet atau
beberapa cara, seperti melalui penjualan konsinyasi, membuka kantor agen atau
agen penjualan (sales agency), dan mendirikan kantor cabang (branch) di tiap
daerah penjualan.
secara terpisah antara kantor pusat dan kantor cabang. Kantor pusat terdiri dari
satuan (unit) akuntansi pusat untuk perusahaan, sementara kantor cabang terdiri
3
Politeknik Negeri ujung Pandang Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
dari tambahan sistem akuntansi untuk mencatat kegiatan setiap cabang. Sistem
kantor pusat dan kantor cabang yang terpisah digunakan untuk tujuan akuntansi
dan pelaporan internal, tetapi laporan keuangan kantor pusat dan cabang yang
eksternal.
office) dengan maksud untuk memperluas pasar dan berfungsi sebagai unit usaha
diversifikasi usaha yang dilakukan oleh perusahaan (kantor pusat) dalam rangka
perusahaan dapat beroperasi tidak saja di dalam lingkungan suatu kota tetapi
4
Politeknik Negeri ujung Pandang Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
dapat juga beroperasi ke luar kota, ke luar daerah, dan bahkan ke luar negeri.
bentuk agen ataupun cabang dapat pula diserahi fungsi selain penjualan misalnya
Tabel 1
a. Agen adalah suatu bentuk organisasi yang a. Kantor cabang adalah suatu bentuk organisasi
hanya diberi fungsi untuk menerima pesan- yang menjual barang-barang dari persediaan
an barang-barang dan bekerja di bawah yang dibentuknya (baik dikirim dari kantor pusat
pengawasan langsung oleh kantor pusat maupun dibeli sendiri) dan diberi wewenang
sementara transaksi dengan pihak ketiga untuk melaksanakan transaksi-transaksi dengan
dilaksanakan secara langsung oleh kantor pihak ketiga, sehingga berfungsi sebagai unit
pusat. usaha yang berdiri sendiri.
b. Agen tidak memiliki persediaan untuk Kantor cabang mengadakan sediaan (stock) untuk ba-
barang-barang yang akan dijual, akan rang-barang dagangannya yang pada umumnya
5
Politeknik Negeri ujung Pandang Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
tetapi hanya berupa monster (contoh-con- sebagian besar dikirim dari Kantor pusatnya.
toh/samples). Barang-barang yang dijual Namun demikian, sampai dengan batas-batas
akan dikirim langsung oleh kantor pusat tertentu kantor cabang juga membeli sendiri
kepada pelanggan yang bersangkutan. barang-barang dagangannya.
c. Modal kerja untuk biaya-biaya operasi d. Kantor cabang mengelola uang tunai dari hasil
agen diberikan oleh kantor pusat. Agen penjualan pengumpulan piutangnya dan
tidak mengurus uang tunai (kas) selain melaksanakan transaksi-transaksi pembayaran
modal kerja yang diberikan. alat inisiatif sendiri.
(order). Agen yang bekerja sebagai suatu unit organisasi penjualan lokal (di
daerah tertentu) berada di bawah pengawasan kantor pusat (bagian penjualan) dan
6
Politeknik Negeri ujung Pandang Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
Contoh-contoh barang yang akan ditawarkan dan mungkin juga akan diiklankan
itu diberi oleh kantor pusat. Untuk keperluan usahanya, biasanya agen diberi
sejumlah modal kerja (working capital) dari kantor pusat guna pembayaran
tugasnya.
persetujuan. Jika harga dan syarat-syarat pembayaran dapat diterima, maka kantor
kepada agen. Semua biaya yang bersangkutan dengan agen selain yang
Pencatatan akuntansi yang diperlukan oleh agen hanya yang berhubungan dengan
dengan sistem pengelolaan dana kas kecil (petty cash). Penjualan yang dilakukan
7
Politeknik Negeri ujung Pandang Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
oleh agen dicatat oleh kantor pusat. Dengan kata lain, akuntansi terhadap usaha
(dan pengisian kembali) modal kerja dari kantor pusat, dan pengeluaran-
Pada saat modal kerja hampir habis atau mendekati jumlah minimum yang
atau pengisian kembali modal kerjanya. Sementara catatan pengeluaran kas yang
oleh kantor pusat, tergantung pada tujuan yang dikehendaki, yaitu mengenai
laba/rugi yang didapat dari aktivitas penjualan melalui agen tersebut. Dalam hal
a. Laba/rugi yang didapat dari aktivitas penjualan melalui agen (tiap-tiap agen)
tidak ditentukan secara terpisah. Pada cara ini laba/rugi yang didapat dari
regular. Dengan demikian itu semua transaksi penjualan dan biaya-biaya yang
8
Politeknik Negeri ujung Pandang Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
yang ada seperti halnya transaksi-transaksi yang terjadi di kantor pusat. Akun-
secara terpisah. Pada cara ini, akun-akun pembukuan khusus untuk agen,
untuk mencatat semua transaksi penjualan melalui agen dan biaya-biaya yang
gambaran yang jelas tentang laba atau rugi yang timbul dari kegiatan
beberapa agen, maka akun-akun pendapatan dan biaya-biaya pada agen dapat
pembantunya.
Apapun sifat dan jenis usaha kantor cabang, biasanya berada di bawah
9
Politeknik Negeri ujung Pandang Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
tentang volume aktivitas dan hasil usaha cabang kepada kantor pusatnya, karena
yang lengkap terhadap aktiva yang ditempatkan dan utang-utang atau kewajiban-
kewajiban yang timbul di cabang juga diperlukan seperti halnya di kantor pusat.
Meskipun cabang berusaha dan bekerja sebagai unit (usaha) yang berdiri sendiri,
tetapi tetap dikontrol oleh kantor pusat. Tingkat kebebasan berdiri sendiri yang
umum dan standar pelaksanaan yang biasa berlaku bagi dunia usaha, juga
10
Politeknik Negeri ujung Pandang Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
Cabang diberi modal kerja, baik berupa uang kas, barang-barang dagangan
Cabang dapat membeli barang dagangan dari pihak ketiga untuk memenuhi
ekonomis.
CABANG
Kantor pusat terdiri dari unit akuntansi pusat untuk perusahaan, sementara kantor
cabang terdiri dari tambahan sistem akuntansi untuk mencatat kegiatan setiap
cabang. Sistem kantor pusat dan kantor cabang yang terpisah digunakan untuk
tujuan akuntansi dan pelaporan internal, tetapi laporan keuangan kantor pusat dan
kantor cabang yang terpisah harus disatukan untuk memenuhi kebutuhan akan
sebagai berikut.
11
Politeknik Negeri ujung Pandang Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
sepenuhnya oleh kantor pusat. Pada cara ini, kantor cabang cukup
tembusannya dikirim kepada kantor pusat untuk dicatat di dalam buku jurnal
Apabila laba/rugi dari aktivitas cabang akan ditentukan terpisah dari kegiatan
pendapatan, harga pokok penjualan dan biaya kantor cabang harus disediakan
(data) yang diterima oleh kantor pusat pada umumnya akan merupakan faktor
12
Politeknik Negeri ujung Pandang Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
perusahaan (badan usaha) yang berdiri sendiri, kecuali bahwa kantor cabang
berfungsi sama dengan akun modal di dalam perusahaan pada umumnya harus
cabang. Akun khusus yang biasanya disebut akun "r/k - kantor pusat" (home
office account), merupakan modal bagi kantor cabang di satu pihak dan
merupakan investasi atau penanaman modal oleh kantor pusat di cabang yang
bersangkutan.
Hasil akhir dari proses akuntansi pada kantor cabang ini akan tercermin di
13
Politeknik Negeri ujung Pandang Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
berdiri sendiri.
pusatnya ialah adanya akun "r/k - kantor pusat" di dalam akun-akun pembukuan
kantor cabang dan "r/k - kantor cabang" di dalam akun-akun pembukuan kantor
untuk akun modal di kantor cabang menunjukkan adanya hubungan antara akun-
Aktiva yang ditempatkan di cabang adalah sebagian dari aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan sebagai satu kesatuan usaha. Demikian pula halnya utang-utang yang
terjadi di kantor cabang adalah merupakan utang atau kewajiban dari perusahaan
sebagai suatu badan usaha yang terpisah dari pemiliknya. Meskipun prosedur
pembukuan untuk kantor cabang diselenggarakan sebagai unit usaha yang berdiri
sendiri, akan tetapi dari segi ekonomis cabang hanya merupakan bagian dari
Transaksi-transaksi intern pada kantor cabang atau transaksi antara kantor cabang
14
Politeknik Negeri ujung Pandang Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
cabang dicatat oleh kantor cabang pada akun-akun yang bersangkutan. Kantor
Akuntansi kantor cabang dalam pembahasan ini, dibagi menjadi 2 (dua) bagian
Apabila kantor pusat mengirim uang ke cabang, maka buku kantor pusat
mendebit perkiraan cabang dan mengkredit perkiraan kas. Buku kantor cabang
yang menerima uang dari kantor pusat dicatat pada debit perkiraan kas dan
Contoh :
PT. Sinar membuka cabang di Wamena pada tanggal 1 Oktober 2002, dan pada
tanggal itu kantor puasat mengirim uang tunai sebesar Rp. 150.000.000.
15
Politeknik Negeri ujung Pandang Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
Jurnal :
Jurnal :
Suatu cabang dibentuk oleh suatu perusahaan. Untuk memulai usaha cabang
yang terlibat dalam transaksi ini, pada masing-masing pihak akan ternyata pada
Peraga 8.3.
Peraga 3.1
Pencatatan Akun-akun Pembukuan
Kas Kas
150.000.000 150.000.000
investasi kantor pusat di cabang. Oleh karena itu, baik kantor cabang maupun
16
Politeknik Negeri ujung Pandang Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
kantor pusat keduanya melakukan pencatatan atas transaksi itu. Apabila kernudian
cabang membeli alat-alat kantor secara tunai dengan harga Rp250.000, maka
transaksi pengeluaran kas akan dicatat oleh kantor cabang sebagai unit usaha yang
berdiri sendiri.
Sistem pencatatan persediaan yang kita kenal yaitu metode fisik (Physical
Metode Perpetual
kantor cabang menerima barang dagang mendebit perkiraan barang dagang dan
Contoh :
Kantor pusat mengirim barang dagang ke cabang Ujung Pandang dengan HPP Rp.
20.000.000.
17
Politeknik Negeri ujung Pandang Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
Jurnal :
Jurnal :
Metode Fisik
pengiriman barang dagang dari kantor pusat dan mengkredit perkiraan kantor
pusat.
ongkos angkut. Masalah ongkos angkut yang dikeluarkan oleh kantor pusat atau
Contoh :
45.000.000 dan ongkos angkut muatan kapal laut sebesar Rp. 2.300.000 dibayar
18
Politeknik Negeri ujung Pandang Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
oleh kantor pusat. Buku kantor pusat pada waktu mengirim barang dagang dan
Jurnal :
Buku kantor cabang waktu menerima barang dagang dan mencatat ongkos
angkut.
menjadi beban kantor cabang atau sebaliknya dan cabang tidak membebankan
19
Politeknik Negeri ujung Pandang Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
Jurnal :
Buku cabang mencatat penerimaan barang dagang dari kantor pusat dengan
mendebit perkiraan persediaan barang dagang dari kantor pusat dan mendebit
perkiraan kantor pusat sebesar nilai barang tidak termasuk ongkos angkut.
20
Politeknik Negeri ujung Pandang Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
atas: Aktiva tetap dicatat pada buku kantor pusat dan aktiva tetap dicatat pada
Cabang tidak mencatat aktiva tetap yang dipakai untuk operasinya. Beban
Contoh :
Kebumen.
1. Kantor pusat membeli peralatan kantor untuk kegiatan cabang secara tunai
3. Kantor pusat mengirim kendaraan bekas untuk dipakai operasi cabang. Nilai
5.560.000
21
Politeknik Negeri ujung Pandang Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
Kantor cabang mencatat semua aktiva tetap yang ada dalam kegiatan
Masalah aktiva tetap cabang yang dicatat pada kantor cabang antara lain :
22
Politeknik Negeri ujung Pandang Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
Jurnal :
Cabang Kebumen Rp. 4.200.000
Kas Rp. 4.200.000
Jurnal :
Cabang Kebumen Rp. 22.240.000
Akumu. Penyu. Kendaraan Rp. 5.560.000
Kendaraan Rp. 27.800.000
Jurnal :
Peralatan kantor Rp. 4.200.000
Kantor pusat Rp. 4.200.000
Jurnal :
Peralatan kantor Rp. 3.750.000
Utang dagang Rp. 3.750.000
Jurnal :
Kendaraan Rp. 27.800.000
Akumu. Penyu. Kendaraan Rp. 5.560.000
Kantor pusat Rp. 22.240.000
23
Politeknik Negeri ujung Pandang Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
Sejak laporan keuangan dibuat terpisah antara kantor pusat dan cabang.
Beban operasi yang dicatat atau dikeluarkan oleh kantor pusat, dimana merupakan
beban kantor cabang misalnya beban penyusutan aktiva tetap yang dipakai
Pencatatan pada kantor pusat yaitu mendebit perkiraan cabang dan mengkredit
tetap.
Contoh :
Kantor pusat mengirim nota atas beban penyusutan aktiva tetap yang dipakai
cabang Ciamis, dimana aktiva tetap cabang dicatat pada buku kantor pusat.
Rincian nota :
Jurnal :
Cabang Ciamis Rp. 4.010.000
Akumulasi penysutan kendaraan Rp. 2.470.000
Akumulasi penyusutan peralatan kantor Rp. 1.540.000
24
Politeknik Negeri ujung Pandang Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
Jurnal :
Beban penyusutan kendaraan Rp. 2.470.000
Beban penyusutan peralatan kantor Rp. 1.540.000
Kantor pusat Rp. 4.010.000
KANTOR PUSAT
Contoh :
PT Desarwin
Neraca
Per 1 April 2015
(Dalam ribuan rupiah)
Aktiva Lancar Kewajiban Lancar
25
Politeknik Negeri ujung Pandang Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
Transaksi kantor pusat, cabang Purwakarta dan cabang Cirebon untuk bulan April
1. Kantor pusat mengirim uang ke cabang Purwakarta sebesar Rp. 5.000.000 dan
2. Kantor pusat mengirim barang dagang dengan harga pokok ditambah PPN
3. Kantor pusat membeli secara tunai inventaris kantor untuk dipakai operasi
4. Kantor pusat menyetor PPh pasal 21 dan PPN Kas Negara atas pajak bulan
5. Kantor pusat dan cabang menjual barang secara kredit kepada pihak ketiga
sbb :
26
Politeknik Negeri ujung Pandang Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
6. Penerimaan tagihan atas sejumlah piutang dagang yaitu kantor pusat Rp.
Rp. 21.000.000
7. Kantor pusat cabang membayar tunai beban operasi bulan April 1998 :
sebesar Rp. 21.000.000 yang dibayar tunai Rp. 5.000.000 dan sisanya akan
dibayar pada bulan Mei 2015 cabang membuat nota ke kantor pusat atas
pembelian kendaraan.
9. Kantor pusat mencatat penyusutan aktiva tetap bulan April 2015 dan
27
Politeknik Negeri ujung Pandang Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
10. Pengiriman uang tunai ke kantor pusat oleh Purwakarta sebesar Rp. 2.200.000
dan
desentralisasi.
perpetual.
Jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi yang terjadi pada kantor pusat, cabang
28