Anda di halaman 1dari 4

Manajemen Pajak

“Pajak Tangguhan & Rekonsiliasi Laporan Keuangan Komersial ke Laporan Keuangan Fiskal”

1. Harmonisasi Standar Akuntasi Keuangan


Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan kompatibilitas (kesesuaian)
praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik
tersebut dapat beragam.
Harmonisasi dengan standarisasi memiliki perbedaan yaitu standarisasi berarti
penetapan sekelompok aturan yang kaku dan sempit bahkan dalam penerapannya satu
standar atau aturan tunggal dalam segala situasi. Standarisasi tidak mengakomodasi
perbedaan-perbedaan antarnegara, dan oleh karenanya lebuh sukar diimplementasikan
secara internasional.
2. Pajak Tangguhan & Kompensasi Kerugian
a. Pajak Tangguhan
Pajak tangguhan adalah beban pajak (deferred tax expense) atau manfaat pajak
(deferred tax income) yang dapat memberikan pengaruh menambah atau mengurangi
beban pajak tahun bersangkutan.
b. Kompensasi kerugian
Pasal 6 ayat (2) UU Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan UU Nomor 17 Tahun 2000, menyebutkan :
Apabila Penghasilan Bruto setelah pengurangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
didapat kerugian, maka kerugian tersebut dikompensasikan dengan penghasilan mulai
tahun pajak berikutnya berturut-turut sampai dengan 5(lima) tahun.

3. Alokasi Pajak Penghasilan Interperiod


Interperiod Allocation yaitu proses alokasi pajak penghasilan dalam suatu periode
akuntansi karena adanya perbedaan tarif pajak yang dikenakan terhadap tiap-tiap
komponen laba atau pendapatan (Misal: tariff pajak untuk laba sebelum pos luar biasa
berbeda dengan tarif pajak untuk laba atau rugi luar biasa.)
Berbagai factor yang memerlukan prosedur alokasi pajak antar periode. Ada banyak
factor yang menyebabkan timbulnya perbedaan Pajak Penghasilan menurut ketentuan
perpajakan da Pajak Penghasilan yang dihitung berdasar laba akuntansi. Factor-faktor
tersebut dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu:
1. Perbedaan Waktu (Time Differences)
Selisih terjadi apabila terdapat item-item dari pendapatan dan biaya yang
diperhitungkan dalam penentuan pendapatan atau laba kena pajak untuk periode
berlainan.
Beberapa transaksi yang menyangkut perbedaan waktu tersebut antara lain:
a. Pendapatan atau laba kena pajak diperhitungkan sebagai bagian dari Pendapatan
Kena Pajak lebih awal dari pada pengakuannya dalam Laba Akuntansi.
Contoh: pendapatan sewa, royalty, jasa, bunga yang diterima dimuka
b. Pendapatan atau laba yang diperhitungkan sebagai bagian dari Pendapatan Kena
Pajak lebih akhir daripada pengakuannya dalam Laba Akuntansi
Contoh:
- Laba kotor untuk penjualan angsuran
- Laba atas kontrak jangka panjang
- Pendapatan atau ha katas laba dari investasi pada perusahaan afiliasi
c. Biaya atau rugi yang diperhitungkan dalam penentuan pendapatan atau laba kena
pajak lebih awal dari pada pengakuannya dalam penentuan laba akuntansi
Contoh:
- Penggunaan metode depresiasi yang semakin berkurang jumlahnya untuk
tujuan pajak, sedang untuk tujuan akuntansinya digunakan metode garis lurus,
- Penggunaan taksiran umur aktiva tetap yang lebih pendek sebagai dasar
perhitungan depresiasi untuk tujuan pajak disbanding untuk tujuan
akuntansinya.
- Biaya bunga selama masa konstruksi aktiva tetap yang dibebankan kepada
pendapatan pada saat terjadinya transaksi untuk tujuan pajak, sedang untuk
tujuan akuntansi dikapitalisasi sebagai bagian dari harga perolehan aktiva
tetap.
d. Biaya atau rugi yang diperhitungkan lebih akhir dalam penentuan laba kena pajak
dari pada pengakuannya dalam penentuan laba akuntansi.
Contoh:
- Taksiran biaya garansi dan hadiah
- Taksiran rugi penurunan nilai persediaan, kontrak pembelian dengan
penyerahan kemudian, kerugian piutang, dan penuunan nilai surat berharga
- Taksiran kerugian dari klaim ganti kerugian atau kontingensi
2. Perbedaan Permanen (Permanen Differences)
Selisih ini terjadi karena :
a. Transaksi yang diperhitungkan dalam penentuan laba akuntansi tetapi tidak diakui
untuk tujuan pajak.
Contoh :
- Pendapatan bunga dari deposito berjangka
- Amortisasi goodwill, amortisasi biaya pendirian
- Biaya premi asuransi jiwa para karyawan
- Biaya kompensasi karyawan yang dikaitkan dengan program pemberian hak
beli saham kepda karyawan.
b. Transaksi yang diakui untuk tujuan pajak, tetapi tidak diakui untuk tujuan
akuntansi
Contoh : Rugi operasi
Selisih permanen ini tidak pernah terkompensasikan, atau degan kata lain, selisih
permanen tidak dibenarkan atau tidak memerlukan adanya alokasi antar periode
untuk tujuan akuntansunya. Sehingga apabila dalam suatu periode terdapat selisih
permanen, maka akan dibebankan seluruhnya kepada periode yang bersangkutan.
Perbedaan yang terjadi antara penghasilan sebelum pajak dan penghasilan kena pajak
disebabkan oleh perbedaan permanen dan perbedaan waktu. Perbedaan permanen tidak
memerlukan prosedur alokasi pajak penghasilan interperiode, sedang perbedaan waktu
memerlukan alokasi pajak peghasilan interperiode akibat adanya counterbalance pada
suatu periode.
4. Rekonsiliasi Laporan Keuangan Komersial ke Laporan Keuangan Fiskal
a. Pengertian Rekonsiliasi
Rekonsiliasi itu sendiri merupakan penyesuaian antara laporan keuangan
komersial dengan laporan keuangan fiscal melalui perbedaan permanen dan
perbedaan sementara atau koreksi fiscal negative. Perbedaan utama antara laporan
keuangan komersial dengan laporan keuangan fiscal yang merupakan data yang akan
dimasukkan dalam SPT tahunan pajak penghasilan badan atau SPT tahunan pajak
penghasilan pribadi.
b. Kesinambungan Rekonsiliasi
Untuk menjaga kesinambungan rekonsiliasi masih diperlukan semacam catatan
untuk membukukan semua pos-pos dalam laporan keuangan yang memperlihatan
perbedaan antara standar akuntansi keuangan dengan ketentun peraturan perundang-
undangan perpajakan yang diperlukan untuk penyusuan rekonsiliasi berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai