Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HUBUNGAN PERUSAHAAN KANTOR CABANG


DAN KANTOR PUSAT

Dosen Pengampu : SUHADI, M.Pd

OLEH :

KELOMPOK 1

1. ALI HIDAYAT

2. FAGGAS GHAZI LIANDIKA

3. MIMIN MUALIMAH

4. SITI MUNAWAROH

PROGRAM STUDI SEMESTER IV


UNIVERSITAS ISLAM AN NUR (UNISAN) LAMPUNG
TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga
makalah tentang “Hubungan Kantor Cabang dan Kantor Pusat ” ini dapat terselesaikan .
Makalah ini di ajukan guna memenuhi tugas Mata Kuliah “ Akuntansi Perbankan Syariah ”
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan kita semua.

Sidomulyo, 05 Maret 2023

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1.LATAR BELAKANG ............................................................................... 1


1.2.RUMUSAN MASALAH ........................................................................... 1
1.3.TUJUAN ................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 2

2.1. Akuntansi Cabang ..................................................................................... 2


2.2. Sistem Akuntansi Kantor Cabang .............................................................. 2
2.3.Rekening Timbal Balik ............................................................................... 3
2.4.Alternatif Memfakturkan Barang Dagang ................................................... 4
2.5.Perusahaan Kelompok (Induk Dan Anak Perusahaan) ................................ 6
2.6.Keuntungan Dan Kerugian Dari Perusahaaan Induk ................................... 7
2.7.Hubungan Hukum Antara Induk Perusahaan Dengan Anak Perusahaan ...... 7
2.8.Pengertian Konsolidasi Perusahaan...............................................................8

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 9

3.1.KESIMPULAN ......................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perusahaan-perusahaan besar atau yang sedang berkembang, selalu berusaha
meningkatkan volume penjualannya. Aspek pemasaran merupakan aspek penting dalam
usaha pencapaian tujuan ini. Oleh karena itu, bagian pemasaran merupakan ujung tombak
keberhasilan suatu perusahaan. Dalam rangka memperluas daerah pemasaran, perusahaan
melakukan pemetaan wilayah sehingga dapat diketahui pasar potensialbagi produk atau
jasa yang dihasilkan/ditawarkan. Dengan cara ini dapat diketahui market share (bagian
pasar yang dapat dimasuki) dari produk atau jasa yang dihasilkan atau ditawarkan
perusahaan. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk menangkap peluang dari market
share yang sudah diketahui ini antara lain dengan cara membuka kantor agen dan kantor
cabang. Pada dasarnya kantor agen berbeda dengan kantor cabang. Kantor agen hanya
berfungsi mencarikan pembeli atau memperoleh order. Penjualan kepada konsumen
dilakukan langsung oleh kantor pusat, pembayarannya juga diterima langsung dari
konsumen ke kantor pusat. Sedangkan kantor cabang mempunyai wewenang yang lebih
luas dibandingkan kantor agen, karena selain berfungsi mencari pembeli kantor cabang
dapat melakukan transaksi penjualan secara langsung kepada konsumen.

I.1 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan Akutansi Cabang ?
2. Bagaimana memfakturkan Barang Dagang ?
3. Bagaimana perlakuan atas selisih harga faktur dan harga pokok ?
4. Apa yang dimaksud dengan Induk perusahaan dan Anak Perusahaan?
5. Bagaimana hubungan hukum antara induk dengan anak perusahaan ?

I.2 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui akutansi cabang
2. Untuk mengetahui memfakturkan barang dagang
3. Untuk mengetahui perlakuan atas selisih harga faktur dan harga pokok
4. Untuk mengetahui dengan induk perusahaan dan anak perusahaan
5. Untuk mengetahui hubungan hukum antara induk dengan anak perusahaan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Akuntansi Cabang


Kantor cabang adalah bagian entitas yang memiliki lokasi sendiri yang melakukan
pencatatan akuntansi secara terpisah. Akuntansi kantor cabang membagi sistem akuntansi
perusahaan secara terpisah antara kantor pusat dan kantor cabang. Kantor pusat terdiri dari
unit akuntansi pusat untuk perusahaan, sedangkan kantor cabang terdiri dari tambahan
sistem akuntansi untuk mencatat kegiatan setiap cabang. Kantor cabang mempunyai
kewenangan dalam melakukan transaksi penjualan. Oleh karena itu, kantor cabang
melaksanakan pembukuan tersendiri. Jadi baik kantor pusat maupun kantor cabang
menyelenggarakan pencatatan akuntansi sendiri-sendiri. Pencatatan ini hanya berguna
untuk pihak intern kantor pusat maupun kantor cabang. Untuk kepentingan pihak ekstern
kantor pusat menyiapkan laporan konsolidasi yaitu laporan keuangan yang berisi kinerja
keuangan gabungan dari kantor pusat dan kantor cabang. Berbeda dengan investasi kantor
pusat di kantor agen yang hanya berupa modal kerja awal saja, investasi yang ditanamkan
oleh kantor pusat ke kantor cabang meliputi semua kebutuhan awal kantor cabang. Oleh
karena itu, dapat dikatakan bahwa kantor pusat bertindak sebagai Investor (pihak
penyandang dana) dan kantor cabang sebagai Investee (pihak penerima dana). Oleh
karena itu, diperlukan rekening yang bersifat Resiprokal (timbal balik) antara kantor pusat
dan kantor cabang untuk menampung transaksi yang bersifat resiprokal ini, kantor pusat
menggunakan nama rekening kantor cabang, sebaliknya kantor cabang menggunakan
rekening kantor pusat. Rekening kantor cabang merupakan hak kantor pusat sedangkan
rekening kantor pusat merupakan kewajiban kantor cabang. Dalam membuat laporan
konsolidasi rekening resiprokal harus dieleminasi.

2.2. Sistem Akuntansi Kantor Cabang


Penerapan kegiatan akuntansi pada sebuah kantor cabang tergantung pada
kebijaksanaan perusahaan. Sistem akuntansi kantor cabang pada dasarnya dapat
dilaksanakan menurut sistem sentralisasi, desentralisasi atau kombinasi keduanya
a. Sistem Sentralisasi
Apabila sistem sentralisasi dilaksanakan maka pembukuan terhadap transaksi-
transaksi yang terjadi di kantor cabang diselenggarakan sepenuhnya oleh kantor
pusat. Dicatat dalam buku harian kantor pusat dan buku besar atau seperangkat
catatan yang terpisah. Data diberikan oleh cabang dalam bentuk dokumen asli yang
2
membuktikan transaksi cabang didukung oleh voucher asli. Pada prinsipnya sama
dengan untuk agen penjualan dimana kantor cabang membuat dokumen-dokumen
dasar seperti faktur penjualan, catatan waktu kerja, dan bukti- bukti pendukung
transaksi lainnya yang tembusannya atau aslinya dikirimkan ke kantor pusat untuk
dicatat di dalam buku jurnal dan buku besar kantor pusat.

b. Sistem Desentralisasi
Jika menggunakan sistem desentralisasi maka setiap cabang dan kantor pusat
menyelenggarakan pembukuan atas transaksi yang terjadi pada cabang dan pusat
bersangkutan secara lengkap. Pada cara ini, setiap cabang membuat pembukuan atas
transaksi-transaksi yang terjadi pada kantor cabang secara lengkap yang meliputi
jurnal, buku besar dan buku-buku pembantu. Laporan keuangan disiapkan secara
tahunan oleh kantor cabang dan dikirimkan ke kantor pusat. Prinsip-prinsip akuntansi,
sistem pengendalian internal, format dan isi laporan keuangan ditentukan oleh kantor
pusat. Laporan keuangan yang terpisah antara kantor cabang dan kantor pusat
digabungkan menjadi laporan keuangan tunggal untuk tujuan pelaporan eksternal.

c. Sistem Kombinasi (Sentralisasi-Desentralisasi)


Jika menggunakan sistem kombinasi dari keduanya maka cabang dapat
menyelenggarakan catatan asli (books Original Entry) untuk semua transaksi sebagai
salinan. Lalu salinan tersebut dikirim ke kantor pusat, dimana data dibukukan pada
perkiraan cabang yang diselenggarakan tersendiri atau dibukukan dalam buku besar
umum kantor pusat.

2.3. Rekening Timbal Balik


Rekening Timbal Balik adalah rekening untuk mencatat suatu transaksi di buku
pencatatan yang berbeda. Rekening-rekening ini mempunyai saldo yang sama tetapi pada
sisi yang berlawanan apabila seluruh proses akuntansi pada suatu periode telah selesai
dilakukan dengan benar. Dengan sistem desentralisasi rekening timbal balik di buku
kantor cabang dan kantor pusat digunakan untuk mencatat transaksi cabang dan pusat
serta transaksi cabang dengan cabang yang mempengaruhi investasi oleh pusat di cabang.

3
a. Rekening “Kantor Cabang” dan Rekening “Kantor Pusat”
Dengan sistem desentralisasi hubungan pusat dan cabang adalah hubungan
antara investor dan investee. Hubungan ini dicatat di buku kantor pusat dalam
rekening kantor cabang dan di buku kantor cabang dalam rekening kantor pusat.
Hubungan dan aturan pencatatan di kedua rekening tersebut adalah :

KANTOR CABANG KANTOR PUSAT


Di buku besar kantor pusat di buku besar kantor cabang
Saldo rekening menunjukan Saldo rekening menunjukan jumlah
Jumlah investasi yang telah pendanaan
Dilakukan oleh pusat di cabang yang telah diterima oleh cabang dari pusat
Merupakan rekening aset dengan saldo normal disisi kredit
normal
Disisi debit
Debit : aset yang dikirim ke cabang, Debit : aset yang dikirim ke pusat,
pembebanan biaya ke cabang, laba pembebanan biaya ke pusat, rugi operasi
operasi cabang cabang
Kredit : aset yang diterima dari cabang, Kredit : aset yang diterima dari pusat,
pembebanan biaya dari cabang, rugi pembebanan biaya dari pusat, laba operasi
operasi cabang cabang

b. Rekening “Pengiriman Barang ke Cabang” dan rekening “Pengiriman Barang


dari Pusat”

Rekening-rekening ini dibutuhkan bila pencatatan barang dagangan


menggunakan sistem phisik. Hubungan dan aturan pencatatan kedua rekening tersebut
adalah :

4
Pengiriman barang ke cabang pengiriman barang dari pusat
Di buku besar kantor pusat di buku besar kantor cabang
Rekening laba-rugi yang disajikan sebagai
Rekening laba-rugi sebagai pengurang biaya penambah
perolehan barang yang tersedia dijual di
kantor biaya perolehan barang yang tersedia dijual
Pusat di kantor cabang

Debit : penutupan ke laba-rugi, pengembalian Debit : Penerimaan barang dari pusat


barang dari cabang
Kredit : Pengiriman barang dari cabang Kredit : penutupan ke laba-rugi, pengembalian
barang ke pusat
Rekening timbal balik lain yang dibutuhkan adalah rekening yang menunjukan
utang piutang dan pendapatan-beban yang timbul antara pusat dan cabang. Contoh
utang-piutang dan beban pendapatan bunga.

2.4. Alternatif Memfakturkan Barang Dagang


Yang dimaksud dengan pengiriman barang disini adalah pengiriman barang dagangan
(transfer of merchandise), seperti halnya pada transfer kas pengiriman barang dagangan
antara cabang ini otorisasi tetap ada pada kantor pusat. Untuk pengiriman barang
dagangan ini, menimbulkan masalah tersendiri yaitu ongkos angkut untuk pengiriman
barang dagangan dari cabang pengirim dari cabang penerima. Dalam hal pengiriman
barang-barang dari pusat ke cabang biasanya ongkos angkutnya untuk barang-barang
tersebut di perhitungkan dan menjadi beban untuk kantor cabang yaitu ditambahkan pada
harga barang- barang yang bersangkutan. Tetapi dalam hal pengiriman barang antar
cabang di lakukan atas perintah kantor pusat.
1. Perlakuan Terhadap Ongkos Angkut Barang
a. Ongkos angkut barang dari cabang pengirim ke cabang penerima, terlebih dahulu
dibayar oleh cabang pengirim dan nantinya akan di perhitungkan sebagai beban
kantor pusat.
b. Cabang penerima akan dibebani ongkos angkut sebesar ongkos angkut apabila
barang tersebut langsung di kirim dari kantor pusat, bukan sebesar ongkos angkut
dari cabang pengirim.

5
c. Apabila terjadi selisih ongkos angkut antar cabang pengirim ke cabang penerima
dengan ongkos angkut dengan kantor pusat langsung ka cabang penerima, maka
selisih ongkos angkut tersebut dibebankan ke kantor pusat dan di catat kedalam
rekening “ selisih Ongkos Angkut Barang Antar Cabang”.

2. Pengiriman Barang Dagang ke Kantor Cabang


Difakturkan kantor pusat dengan harga :
a. Harga melebihi (diatas) harga pokok (cost)
Hubungan umumnya kantor pusat menyediakan barang dagangan untuk kantor
cabang sedangkan untuk hubungan khususnya kantor pusat menetapkan harga
faktur diatas harga pokok untuk setiap pengiriman barang dagangan ke kantor
cabang. Tujuan penetapan harga faktur diatas harga pokok yaitu agar kepala
kantor cabang tidak dapat mengetahui secara lengkap informasi laba aktual dari
hasil operasi kantor cabang.
b. Pengiriman Barang Ke Kantor Cabang Difakturkan Dengan Harga Jual
Eceran
Hubungan umumnya kantor pusat menyediakan barang dagangan untuk
cabang sedangkan hubungan khususnya kantor pusat menetapkan harga faktur
untuk setiap pengiriman barang dagangan ke kantor cabang berdasarkan harga
jual eceran. Tujuan penetapan harga faktur berdasarkan harga jual eceran yaitu
untuk merahasiakan informasi laba aktual dari hasil operasi kantor cabang dan
mengendalikan barang dagangan yang diurus kantor cabang menjadi lebih efektif.

3. Perlakuan Selisih Harga Faktur dan Harga Pokok


Pengiriman barang dagangan dari pusat seringkali dibebankan ke cabang
dengan harga lebih besar dari biaya perolehan barang di kantor pusat. Harga transfer
ini dapat ditentukan berdasarkan biaya perolehan ditambah % tertentu atau
berdasarkan harga jual eceran. Penetapan harga transfer ini didasarkan pada asumsi
dalam sistem desentralisasi yaitu bahwa pusat dan cabang masing-masing kesatuan
usaha yang berdiri sendiri. Tujuannya adalah agar alokasi pendapatan antara pusat-
cabang dapat dilakukan secara wajar sehingga memberikan informasi yang lebih
berguna untuk menilai prestasi kantor cabang sebagai kesatuan usaha yang berdiri
sendiri.

6
Selisih antara biaya perolehan dan harga transfer barang dagangan dicatat di
rekening kantor pusat yaitu laba belum direalisasi atau cadangan kelebihan harga.
Dengan sistem phisik hubungan timbal balik terjadi pada rekening (Pengiriman
Barang ke Cabang + Laba Belum Direalisasi) dengan pengiriman barang dari pusat.
Aturan pencatatan dan penyajian rekening ini adalah sebagai berikut :

Kredit : Saat mengirim barang ke


Debit : Jurnal penutup pada akhir periode akutansi cabang sebesar
selisih harga transfer diatas biaya
untuk mengakui selisih harga transfer yang sudah perolehan barang
direalisir dalam barang dagangan yang dijual di pusat
cabang pelanggan

Saldo normal di sisi kredit sebesar selisih harga transfer barang dagangan yang masih
ada di cabang

penyajian di laporan posisi keuangan kantor pusat sebagai :


pengurang rekening kantor cabang di kelompok aset atau salah satu elemen di kelompok
kewajiban

2.5.Perusahaan Kelompok (Induk Dan Anak Perusahaan)


Suatu kelompok usaha pada umumnya memiliki induk perusahaan (parent
company) yang merupakan holding company, yaitu suatu perusahaan yang tujuannya
adalah menguasai saham atau manajemen dari perusahaan yang dimiliki atau dikuasainya.
Dalam kelompok usaha dikenal 2 (dua) hubungan, yaitu:
1. Anak Perusahaan (subsidiary corporation), yaitu suatu anak perusahaan dimana
persentase kepemilikan saham oleh induk perusahaan adalah mayoritas, umumnya
melebihi 50% dari saham anak perusahaan. Pengendalian yang dilakukan oleh induk
perusahaan antara lain kewenangan untuk mengusulkan kepada RUPS mengenai
susunan pengurus perseroan melalui RUPS atau kebijakan yang dianggap penting
bagi perusahaan.

7
2. Perusahaan Afiliasi (affiliate company), yaitu suatu perusahaan yang (melalui
kepemilikan saham) berada di bawah kontrol perusahaan lain, namun pada umumnya
persentase kepemilikan saham induk perusahaan adalah tidak melebihi 50 % dari
saham anak perusahaan.
Holding company dalam manajemen perusahaan dibedakan antara operating
holding dan invesment holding. Operating holding adalah induk yang hidup dari
usahanya sendiri serta deviden anak perusahaan. Berbeda dengan investment
holding yang tidak memiliki usaha sendiri, sehingga induk perusahaan hanya
menikmati keuntungan dari deviden anak perusahaan.

2.6. Keuntungan Dan Kerugian Dari Perusahaaan Induk


Eksistensi suatu grup usaha konglomerat cenderung untuk mempunyai perusahaan
induk (holding) , tetapi keberadaan dari perusahaan induk itu sendiri punya keuntungan
dan kerugian. Di antara keuntungan mempunyai suatu prerusahaan induk dalam suatu
kelompok usaha adalah sebagai berikut:
1) Kemandirian Risiko
2) Hak Pengawasan Yang Lebih Besar
3) Pengotrolan Yang Lebih Mudah Dan Efektif
4) Operasional Yang Lebih Efisien
5) Kemudahan Sumber Modal
6) Keakuratan Keputusan Yang Diambil

2.7. Hubungan Hukum Antara Induk Perusahaan Dengan Anak Perusahaan


Perusahaan kelompok merupakan suatu fenomena dibidang hukum perusahaan yang
tumbuh sebagai reaksi terhadap kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi ekonomis dalam
kegitan usaha. Hal ini selanjutnya diperlukan manakala sebuah kelompok perusahaan
bergerak dalam berbagai bidang bisnis yang tidak saling terkait (unrelated) suatu usaha
yang dalam praktek lebih dikenal dengan konglomerasi.
Hubungan perusahaan induk dan anak perusahaan adalah sebagai berikut :
1) Pengendalian terhadap perusahaan lain melalui pemilikan saham.
2) Hubungan perusahaan induk dan anak disebut hubungan Affiliasi

Perusahaan induk (Parent Company) : Memiliki sebagaian besar atau seluruh modal
yang beredar dari perusahaan lain, sehingga berhak untuk mengendalikan operasi dan
manajemen perusahaan lain.
8
Holding Company : Suatu perusahaan dibentuk dengan tujuan khusus untuk memiliki
saham- saham dan mengeluarkan operasi.
Subsidiary Company : Perusahaan yang manajemen dan operasinya dikendalikan baik
oleh perusahaan Induk maupun Holding Company.
Perusahaan yang memiliki sebagian besar dari seluruh mdal saham perusahaan anak
disebut dengan Contrlling Interest, dan pemilik (Pemegang) saham selebihnya disebut
dengan Minority Interest.

2.8. Pengertian Konsolidasi Perusahaan

Sebagaimana yang tertulis dalam Pasal 1 angka 10 UU RI Nomor 40 Tahun 2007,


konsolidasi keuangan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua perseroan terbatas
(PT) atau lebih. Konsolidasi dilakukan untuk meleburkan diri dengan cara mendirikan
satu PT yang baru.

Pendirian satu PT ini dilakukan karena hukum memperoleh akitva dan pasiva dari PT
yang telah meleburkan diri. Sementara itu status badan hukum PT yang meleburkan
diripun berakhir karena hukum.

Adapun konsolidasi atau bisa juga disebut dengan peleburan menurut Pasal 1 angka PP
Nomor 27 Tahun 1998 adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua PT atau lebih
untuk meleburkan diri.

Konsolidasi ini dilakukan dengan cara membentuk satu PT baru dan masing-masing
PT yang meleburkan diri menjadi bubar.

9
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Suatu cabang beroperasi sebagai unit usaha terpisah, dan di bawah pengendalian
kantor pusat. Modal kerja (berupa uang tunai, barang-barang dagangan, aktiva lainnya)
diberi oleh kantor pusat. Barang dagangan dapat dibeli dari pihak ketiga, untuk jenis
barang yang tersedia dari kantor pusat. Aktivitas penjualan yang dilaksanakan, dimulai
untuk mendapatkan pembeli, mengirimkan barang/jasa, membuat faktur penjualan,
menagih piutang dan menyimpan dalam rekening banknya sendiri. Pembatasan
keleluasaan cabang operasi dapat dilakukan kantor pusat, seperti penerimaan kas dari hasil
penjualan, pengumpulan piutang, setiap harinya harus disetorkan atas nama rekening
kantor pusat dalam jumlah yang utuh. Pembentukan dana kas kecil untuk pengeluaran kas
di cabang. Penerapan kegiatan akuntansi pada sebuah kantor cabang tergantung pada
kebijaksanaan perusahaan.
Perusahaan kelompok merupakan susunan induk dan anak-anak perusahaan yang
berbadan hukum mandiri yang saling terkait erat, sehingga induk perusahaan memiliki
kewenangan untuk menjadi pimpinan sentral yang mengendalikan dan
mengkoordinasikan anak-anak perusahaan bagi tercapainya tujuan kolektif perusahaan
kelompok sebagai kesatuan ekonomi.

10
DAFTAR PUSAKA

https://repository.unikom.ac.id/pdf

https://www.academia.edu/makalah_akuntansi_cabang_dan_anak_perusahaan_docx_

11

Anda mungkin juga menyukai