Anda di halaman 1dari 22

SEKURITAS DILUTIF DAN LABA PER SAHAM

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas


pada Mata Kuliah Akuntansi Keuangan II
Dosen Pengampu: Abdul Gani, S.E., M.M

Oleh

Rahmad Arisandi (2018010097)


Kelas : AK 6 C

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


POLITEKNIK UNGGUL LP3M

TAHUN 2023M/1443H
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan
makalah STATISTIKA sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengertian, prinsip kerja, jenis-
jenisSTATISTIKA, aplikasi dan perhitungan padaSTATISTIKA. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan
dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangu
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan
makalah STATISTIKA sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengertian, prinsip kerja, jenis-
jenisSTATISTIKA, aplikasi dan perhitungan padaSTATISTIKA. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan
dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangu
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan
makalah STATISTIKA sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengertian, prinsip kerja, jenis-
jenisSTATISTIKA, aplikasi dan perhitungan padaSTATISTIKA. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan
dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membang
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Sekuritas Dilutif dan Laba Per Saham” ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam
atas Nabi Muhammad SAW. Semoga kita termasuk umatnya yang mendapat syafaat-Nya
hingga akhir zaman.
Dalam Makalah ini kami membahas mengenai Sekuritas Dilutif dan Laba Per
Saham. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Akuntasi Keuangan II. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan kepada pembaca mengenai apa itu Sekuritas Dilutif Laba Per Saham.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan untuk menjadi pelajaran
kami dalam menulis makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua
pihak, baik penulis itu sendiri maupun pembaca.

Medan, 27 Maret 2023

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan Makalah......................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................5
A. Sekuritas Dilutif dan Sekema Kompensasi.............................................................5
A.1 Utang Konversi....................................................................................................6
A.2 Saham Preferen Konversi....................................................................................9
A.3 Waran saham.......................................................................................................9
A.4 Kompensasi Saham...........................................................................................10
A.5 Konversi Dipercepat..........................................................................................11
B. Laba Per Saham (LPS)..........................................................................................12
B.1 Perhitungan Laba Dasar untuk Perusahaan dengan Struktur Model Sederhana
12
B.2 Perhitungan Laba Dilusian untuk Perusahaan dengan Struktur Modal
Kompleks.....................................................................................................................15
C. Penyajian dan Pengungkapan................................................................................17
D. Analisis Laporan Keuangan..................................................................................18
BAB III PENUTUP.............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................20

BAB I
PENDAHULUAN

A.1 Latar Belakang


Sekuritas dilutif merupakan surat berharga yang dapat dikonversikan menjadi
saham biasa schingga pada saat dikonversikan akan memengaruhi jumlah saham yang
beredar dan berdampak pada penurunan nilai laba persahamn atau terditusi. Laba per
saham (Earnings Per Share) merupakan alat ukur yang berguna untuk
membandingkan laba dari berbagai satuan usaha yang berbeda dan untuk
membandingkan laba satu-satuan dari waktu ke waktu manakala terjadinya perubahan
dalam struktur modal.
Ketika mengevaluasi perusahaan investor tidak langsung puas dengan hanya
mengetahui laba telah meningkat. Investor ingin mengetahui bagaimana kaitan antara
laba bersih dengan saham yang dimiliki dan dengan harga pasar saham. Laba per
saham (LPS) dengan ringkas menyajikan kinerja perusahaan dikaitkan dengan harga
pasar saham beredar. LPS yang dikaitkan dengan harga pasar saham (Price-Earning
Ratio) bisa memberikan gambaran tentang kinerja perusahaan dibanding dengan uang
yang ditanam pemilik perusahaan.

Data laba per saham sudah diakui secara luas dalam laporan tahunan yang
dikeluarkan leh perusahaan, dalam media penerbitan, dan dalam publikasi laporan
keuangan. Pengukuran ini sering dianggap sebagai faktor penentu yang penting untuk
harga pasar saham biasa.

Penerapan keseragaman teknik penghitungan LPS secara konsisten dan sederhana


tidaklah mudah, karena terdapat berbagai cara untuk menentukan dua variabel penentu
LPS yang Keduanya sulit untuk dihitung.

A.2 Rumusan Masalah


1. Apa defenisi sekuritas dilutif dan skema kompensasi?
2. Apa saja yang termasuk dalam skema kompensasi
3. Apa pengertian utang konversi
4. Apa saja jenis utang konversi
5. Apa defenisi laba per saham?
6. Bagaimana cara menghitung LPS?

A.3 Tujuan Penulisan Makalah


1. Memahami defenisi sekuritas dilutif dan skema kompensasi
2. Memahami apa saja yang termasuk dalam skema kompensasi
3. Memahami apa pengertian utang konversi
4. Memahami apa saja jenis utang konversi
5. Memahami apa defenisi laba per saham
6. Memahami cara menghitung LPS
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sekuritas Dilutif dan Sekema Kompensasi


Sekuritas dilutif merupakaan surat berharga yang dapat dikonversikan menjadi
saham biasa sehingga pada saat dikonversikan akan memengaruhi jumlah saham yang
beredar dan berdampak pada penurunan nilai laba persaham atau terdilusi. Termasuk
dalam sekuritas dilutif adalah opsi, waran, utang mempengaruhi jumlah saham yang
beredar dan berdampak pada penurunan nilai laba per saham atau terdilusi. Termasuk
dalam sekuritas dilutif adalah opsi, waran, utang konversi, saham preferen konversi,
dan lain-lain.

Skema kompensasi merupakan program kompensasi yang diberikan perusahaan


kepada pihak-pihak yang terkait baik karyawan maupun nonkaryawan. Skema
kompensasi dapat diberikan dalam berbagai bentuk baik itu berupa kas dan nonkus.
Kompensasi yang hitat non kas sering kali diberikan perusahaan adalah kompensasi
saham. Kompensasi berbasis saham merupakan imbalan yang diberikan perusahaan
kepada pemasok barang atau jasa yang dapat mencakup pihak karyawan dan non-
karyawan yang mana kompensasi tersebut berbentuk saham atau pengakuan
kewajiban yang jumlahnya ditentukan berdasarkan pada harga saham atau instrumen
ekuitas perusahaan. Kompensasi saham ini juga dapat berbentuk opsi saham yang
diberikan kepada karyawan atau yang lebih dikenal dengan nama Employee Stock
Option Program (ESOP).

Opsi saham merupakan kontrak yang diterbitkan oleh investor untuk dijual kepada
investor lainnya dimana kotrak tersebut memberikan opsi/hak bagi penerimanya untuk
menjual/membeli suatu saham perusahaan (underlying stock) yang menjadi dasar
perdagangan opsi tersebut dalam jumlah dan pada harga yang telah ditetapkan
sebelumnya tertentu (exercise price), serta berlaku dalam periode tertentu. Opsi saham
memiliki dua jenis yaitu opsi beli (call option) dan opsi jual (put option).

A.4 Utang Konversi


Utang konversi merupakan surat utang yang memberikan fitur opsi bagi
pemegangnya untuk mengorversikannya menjadi saham setelah perusahaan setelah,
selama atau pada tanggal tertentu setelah surat utang dikeluarkan biasanya pada rasio
pertukaran yang sudah ditentukan terlebih dahulu pada penerbitan obligasi tersebut.
Sekuritas ini merupakan sekuritas hibrida yaitu suatu sekuritas yang terdiri dari dua
unsur yaitu utang dan ekuitas. Tendapat beberapa alasan bagi perusahaan untuk
mengeluarkan utang konversi. Pertama, meningkatkan permodalan penisahaan dengan
kemungkinan mmengeluarkan saham dalam Jumlah yang lebih kecil. Kedua, fitur
konversi yang melekat pada obligasi dapat berfungsi schagal pemanis yang
berdampak pada tingginya permintaan atas obligasi tersebut turunnya biaya modal.

Misalnya perusahaan membutuhkan pendanaan sebesar Rp100.000.000.000, maka


perusahaan dapat menerbitkan obligasi konversi sebanyak 1.000.000 leinbar pada
nilai par Rp100.000, yaitu di mana tiap lembar obligasi dapat dikonversikan menjadi
10 lembar saham. Apabila pada saat itu harga saham sebesar Rp5.000 maka jumlah
kembar saham yang diterbitkan oleh perusahaan bila tidak menerbitkan obligasi
konversi adalah sebesar 20.000.000 lembar saham, sedangkan apabila menggunakan
obligasi konversi perusahaan cukup menerbitkan saham sebanyak 10.000.000.

Jenis utang konversi

1. Utang konversi dengan fitur konversi sebagian.


Merupakan jenis umum dari surat utang konversi yang mana hanya sebagian
dari jumlah utang yang dikonversikan menjadi saham.
2. Utang konversi dengan fitur konversi seluruhnya
Merupakan surat utang konversi yang dapat dikonversikan seluruhnya menjadi
saham sesuai dengan syarat dan ketentuan yang disebutkan pada saat
penerbitan surat utang tersebut.
3. Utang konversi dengan fitur konversi wajib seluruhnya
Merupakan jenis ketiga yang sedikit berbeda dari utang konversi dengan fitur
konversi seluruhnya.
Perlakuan akuntansi utang konversi.
Tahap yang harus dilakukan oleh entitas:
a) Tentukan total nilai pasar utang konversi dengan dua komponen liabilitas
dan ekuitas .
b) Tentukan komponen liabilitas dengan menghitung nilai kini neto dari
semua aliran kontraktual kas dimasa mendatang yang didiskontokan dengan
tingkat bunga pasar.
c) Kurangi komponen liabilitas yang dihitung dilangkah ke-2 dari nilai pasar
obligasi konversi akan diperoleh nilai ekuitas

Akuntansi saat penerbitan


Ketika perusahaan menerbitkan utang konversi maka perusahaan harus
memisahkan antara komponen utang dan komponen ekuitas, Ilustrasi berikut
menggunakan contoh penerbitan utang konversi dalam bentuk yang paling sering
dititkan perusahaan yaitu obligasi konversi.
Contoh:
PT DEF mengeluarkan 2.000.000 lembar obligasi konversi pada awal 2013. Jangka
waktu 5 tahun dengan bunga nominal 9%. dan dikeluarkan pada nilai sebesar
Rp200.000.000.000 bunga dibayar tahunan setiap tanggal 31 desember. Setiap
obligasi dapat dikonversikan menjadi 200 lembar saham biasa dengan nominal
Rp100. Tingkat bunga pasar obligasi non konversi 11% untuk mencatat penerbitan
obligasi konversi tersebut, maka perlu dihitung terlebih dahulu nilai kini dari
komponen utang. Nilai komponen utang dihitung sebagai berikut.

Nilai kini dari principal (PV=Rp200000.000.000,-5,11%) 118.690.265.612


Nilai kini dari pembayaran bunga anuitas PV=Rp18.000.000.000, =5, i=11%) 66.526.146.318
Nilai kini dari komponen utang 185.216.411.929

Nilai wajar dari obligasi konversi pada tanggal penerbitan 200.000.000.000


Dikurangi: nilai-nilai dari komponen utang 185.216.411.929
Nilai wajar dari komponen ekuitas pada tanggal penerbitan 14.783.588.071

Untuk transaksi diatas maka pencatatan jurnalnya sebagai berikut :

Kas 200.000.000.000
Utang Obligasi 185.216.411.929
Premi Saham-Ekuitas Konversi 14.783.588.071

Akuntansi saat penyelesaian obligasi konversi


Dalam penyelesaian obligasi konversi perusahaan dapat melakukan beberapa
alternatif yaitu :

1. Pembelian kembali utang saat jatuh tempo


Kondisi ini terjdi apabila obligasi tidak dikonversi pada saat jatuh tempo.
Apabila hal tersebut terjadi maka perusahaan penerbit obligasi harus melunasi
obligasinya atau membeli obligasi tersebut. Pelunasan/pembelian kembali tersebut
dilakukan pada harga nominalnya. Hal ini karena nilai buku dari obligasi sama
dengan nilai nominalnya sehingga tidak terdapat keuntungan maupun kerugian
dari pembeli kembali obligasi saat jatuh tempo. Jumlah yang sebelumnya
dialokasikan pada premi saham ekuitas konversi dapat tetap pada akun tersebut
atau dipindahkan keakun premi saham-saham biasa.

Utang Obligasi 200.000.000.000


Kas 200.000.000.000

2. Konversi obligasi jatuh tempo


Apabila konversi jatuh tempo (asumsi dikonversi seluruhnya), maka PT DEF
melakukan pencatatan jurnal sebagai berikut

Premi Saham-Ekuitas konversi 14.783.588.071


Utang Obligasi 200.000.000.000
Modal saham-saham biasa 40.000.000.000
Premi saham-saham biasa 174.783.588.071

3. Konversi Obligasi
Pada saat konversi sebelum jatuh tempo, tidak terdapat pengakuan keuntungan
maupun kerugian. Sejumlah premi saham ekuitas konversi Rp.14.783.588.071
ditransfer ke akun premi saham-saham biasa.

Premi saham-Ekuitas Konversi 14.783.588.071


Utang Obligasi 193.149.906.663
Modal saham-saham biasa 40.000.000.000
Premi saham-saham biasa 167.933.494.734

4. Pembelian kembali sebelum utang jatuh tempo


pada suatu kondisi dimungkinkan perusahaan melakukan pembelian kembali
sebelum obligasi jatuh tempo. Pendekatan yang dilakukan apabila hal ini terjadi
adalah dengan menentukan nilai wajar komonen utang dari obligasi konversi pada
tanggal tersebut dan mengurangkan nilai tersebut dari nilai wajar obligasi konversi
yang dikeluarkan (termasuk di dalamnya komponen ekuitas) untuk menghitung
nilai dari komponen ekuitas. Setelah hal tersebut dilakukan, maka:
a) perbedaan antara nilai pasar komponen utang dengan nilai buku komponen
utang merupakan laba/rugi perlunsan.
b) Perbedaan antara nilai pasar yang mengandung komponen utang dan
komponen ekuitas dengan nilai pasar komponen utang merupakan
pengurangan dari ekuitas.

A.5 Saham Preferen Konversi


Saham preferen konversi adalah sekuritas saham utama yang mana pemilik saham
preferen dapat mengkonversi menjadi saham biasa dalam jumlah yang telah
ditentukan sebelumnya berbeda dengan obligasi konversi yang mana prinsipalnya
merupakan sekuritas utang dan opsi konversinya merupakan sekuritas ekuitas, saham
preferen konversi secara prinsipnya merupakan sekuritas ekuitas daan opsi
konversinya pun merupakan sekuritas ekuitas.

A.6 Waran saham


Waran saham merupakan opsi yang diberikan oleh perusahaan kepada pemilik
waran untuk Imembeli saham dengan harga tertentu dalam waktu tertentu. Perbedaan
waran saham dan opsi saham adalah pihak yang mengeluarkannya dan jenisnya.
Waran dikeluarkan oleh perusahaaan penerbit saham sedangkan opsi dikeluarkan olel
investor dan waran merupakan jenis yang call caption. Waran biasanya dikeluarkan
sebagai pemanis sekuritas lainnya sering kali digunakan dalam situasi sebagai berikut:
1. Untuk membuat sekuritas lebih baik.
2. Pemilik saham sebelumnya memiliki preemptive right (hak didahulukan)
untuk membeli saham.
3. Untuk kompensasi manajemen dan karyawan

A.7 Kompensasi Saham


Kompensasi saham merupakan imbalan yang diberikan perusahaan kepada
pemasok barang atau jasa yang dapat mencakup pihak karyawan dan non-karyawan
yang mana kompensasi tersebut berbentuk saham atauu pengakuan kewajiban yang
jumlahnya ditentukan berdasarkan pada harga saham atau instrumen ekuitas
perusahaan.

Pengakuan Kompensasi Berbasis Saham.


PSAK 53 (Revisi 2010) Pembayaran Berbasis Saham. Dalam transaksi
pembayaran berbasis saham, entitas mengakui barang atau jasa yang diterima atau
diperoleh, dan kenaikan ekuitas terkait, pada saat memperoleh barang atau pada saat
jasa diterima pada nilai wajar barang atau jasa yang diterima, kecuali jika nilai wajar
tersebut tidak dapat diestimasi secara andal, jika nilai wajar tersebut tidak dapat
diestimasi secara andal, maka entitas harus mengukur nilai barang atau jasa tersebut,
dan kenaikan ekuitas terkait, secara tidak langsung. dengan mengacu pada nilai wajar
instrumen ekuitas yang diberikan.
Entitas juga harus mengakui kenaikan nilai ekuitas terkait jika barang atau jasa
diterima dalam transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan
instrumen ekuitas, atau kenaikan nilai liabilitas jika barang atau jasa diperoleh dalam
transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan kas.

Transaksi Berbasis Saham yang Diselesaikan dengan Menggunakan Kas


Apabila perusahaan memiliki transaksi dengan pembayaran berbasis saham yang
mana penyelesaian dari transaksi ini diselesaikan dengan kas, maka entitas harus
mengukur barang atau jasa yang diperoleh dari liabilitas yang timbul sebesar nilai
wajar liabilitas. Entitas harus mengukur kembali nilai wajar liabilitas.
pada setiap akhir periode pelaporan dan pada tanggal penyelesaian sampai dengan
liabilitas tesebut diselesaikan. Setiap perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba
rugi periode tersebut.

Transaksi Berbasis Saham yang Memberikan Pilihan dalam Penyelesaian.


Suatu entitas harus mengakui transaksi pembayaran berbasis saham yang mana
persyaratan perjanjian memberikan pilihan kepada entitas atau pihak lawan transaksi
untuk menyelesaikan transaksi apakah akan diselesaikan dengan kas (atau aset lain)
atau dengan penerbitan instrumen ekuitas sebagai transaksi, pembayaran berbasis
saham dengan penyelesaian kas, jika dan sepanjang. entitas telah menimbulkan
liabilitas untuk diselesaikan dengan kas atau aset lain, atau sebagai transaksi
pembayaran berbasis saham dengan diselesaikan instrumen ekuitas jika dan
sepanjang, tidak terdapat liabilitas yang timbul. Jika pihak lawan yang memiliki hak
untuk memilih apakah transaksi pembayaran berbasis saham diselesaikan dengan kas
atau dengan penerbitan instrumen keuangan, maka entitas harus menyediakan
instrumen keuangan majemuk (komponen yang diselesaikan dengan kas dan
komponen yang diselesikan dengan instrument ekuitas).

A.8 Konversi Dipercepat


Perusahaan yang mengeluarkan obligasi dapat mendorong untuk dilakukan
konversi lebih cepat. Hal ini disebabkan karena perusahaan berkeinginan untuk
menurunkan biaya bunga dan memperbaiki rasio utang terhadap ekuitas. Agar
menarik bagi pemegang saham perusahaan yang mengeluarkan obligasi dapat
menawarkan "iming-iming" yang disebut "sweetener". Bentuk pemanis ini bisa
berbentuk kas atau saham biasa. Perusahaan harus mengakuinya sebagai biaya atas
sweetener tersebut. Contoh: konversi dipercepat.
Obligasi yang dikelurkan oleh PT DEF memperbolehkan dilakukannya
konversi dipercepat PT DEF hendak mengonversi obligasinya dan menyatakkan
bahwa apabila pemegang obligasi bersedia mengonversinya maka PT DEF akan
membayar sejumlah Rp18.000.000.000.
Apabila diasumsikan terjadi konversi, maka PT DEF membuat jurnal sebagai
berikut:

Biaya Konversi 3.216.411.929


Premi Saham-ekuitas konversi 14.783 588.071
Utang obligasi 200.000.000.000
Modal saham-saham biasa 40.000.000.000
Premi saham-saham biasa 160.000.000.000
Kas 18.000.000.000

Jumlah biaya konversi yang diakui adalah sebesar nilai wajar dari sekuritas yang
diberikan atau pembayaran lain yang dilakukan perusahaan. Dalam contoh di atas
PT DEF membayar kas sebesar Rp18.000.000.000, maka nilai tersebut yang
diakui sebagai biaya konversi dipercepat.

B. Laba Per Saham (LPS)


Laba Per Saham (LPS) merupakan informasi mengenai berapa jumlah laba
yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa per lembarnya. LPS
menunjukan seberapa baik. perusahaan dalam mengelola modalnya sehingga
menghasilkan profitabilitas yang tinggi. Nilai LPS akan sangat tergantung pada
jumlah laba dan jumlah lembar saham yang beredar. Apabila perusahaan memiliki
struktur modal yang sederhana (tidak memiliki sekuritas yang memillki potensi
mengurangi tingkat laba dan menambah jumlah lembar saham), maka perusahaan
akan menyajikan informasi mengenai LPS Dasar. Sedangkan pada perusahaan
yang memiliki struktur modal yang kompleks maka harus menyajikan informasi
mengenai LPS Dilusian.

B.1 Perhitungan Laba Dasar untuk Perusahaan dengan Struktur Model


Sederhana
LPS dasar dihitung dengan membagi laba atau rugi bersih yang tersedia bagi
pemenang saham biasa (laba bersih residual) dengan jumlah rata-rata tertimbang
saham biasa yang beredar dalam satu periode.

LPS Dasar = Laba Bersih Residu


Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa

Laba residual merupakan nilai laba bersih dikurangi dengan dividen saham
utama. Dividen saham preferen meliputi:
1. jumlah dividen dari saham preferen bukan kumulatif yang diumumkan
bagi periode yang bersangkutan.
2. Jumlah dividen preferen kumulatif yang terakumulasi bagi periode yang
bersangkutan, dividen tersebut sudah atau belum diumumkan.
Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar diperoleh dengan
mengalikan Jumlah saham yang beredar selama jangka waktu tertentu dengan
faktor pembobot waktu. Faktor pembobot waktu adalah jumlah hari beredarnya
sekelompok saham dibandingkan dengan jumlah hari dalam suatu periode.

Saham biasa dianggap sebagai saham beredar ketika


a) Saham biasa yang diterbitkan melalui penjualan dengan kas
diperhitungkan saat kas sudah bisa diterima (when cash is reeivable);
b) Saham biasa yang diterbitkan atas reinvestasi sukarela dari dividen
saham biasa atau saham utama diperhitungkan sejak tanggal
pembayaran dividen.
c) Saham biasa yang diterbitkan sebagai hasil dari konversi instrumen
utang (misalnya obligasi konversi) diperhitungkan sejak tanggal utang
tidak lagi berbunga (the date interest eases accruing);
d) Saham biasa yang diterbitkan sebagai pengganti bunga atau pokok bagi
instrument keuangan lain diperhitungkan sejak tanggal utang tidak lagi
berbunga (the date interest ceases accruing)
e) Saham biasa yang diterbitkan dalam rangka penyelesaian utang
(settiement) perusahaan diperhitungkan sejak tanggal penyelesaian
tersebut:
Saham biasa yang diterbitkan sebagai pembayaran atas perolehan aset bukan kas
diperhitungkan sejak tanggal perolehan tersebut diakui; dan

1. Saham biasa yang diterbitkan sebagai pembayaran atas jasa kepada


perusahaan diperhitungkan sejak jasa yang bersangkutan diterima
perusahaan.

Sebagai ilustrasi, PT STU menghasilkan laba tahun berjalan dari operas.,ang


dilanjutkan sebesar Rp580.000.000 dan terdapat keuntungan tahun berjalan dari
operasi yang dihentikan sebesar Rp240.000.000 (setelah dikurangi pajak). Selama
periode berjalan, perusahaan mengumumkan deviden untuk pemegang saham preferen
sebesar Rp1.000 per lembar untuk 100.000 lembar saham preferen yang beredar.

Berikut informasi perubahan jumlah saham biasa yang beredar pada PT STU tahun
2014.

Tabel Perubahan Jumlah Saham


Tanggal Perubahan Jumlah
Lembar Saham
Biasa Beredar
1 Januari Saldo Awal 180.000
1 Mei Menarik kembali 30.000 lembar saham (30.000)
biasa
150.000
1 Juli Penambahan 300.000 lembar saham biasa 300.000
karena pemecahan saham (Stok split 3 for 1)

450.000
1 November Menerbitkan 50.000 lembar saham biasa 50.000
untuk memeperoleh kas
31 Desember Saldo akhir 500.000

Berdasarkan informasi diatas, maka perhitungaan jumlah rata-rata tertimbang saham


adalah sebagai berikut.

Tabel perhitungan Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham


Tanggal Jumlah Penyajian Faktor Jumlah rata-
saham kembali pembobot rata tertimbang
beredar saham
1 Jan- 1 mei 180.000 3 4/12 180.000
1 mei- 1 Jul 150.000 3 2/12 75.000
1 Jul-31 Des 450.000 6/12 225.000
Jumlah rata- 480.000
rata tertimbang
saham yang
beredar

Perhitungan laba per saham PT STU adalah sebagai berikut.

Tabel Perhitungan LPS Dasar


Informasi Laba Jumlah Rata- EPS
Rata
Tertimbang
Saham
Laba tahun berjalan 580.000.000- 480.000.000 1.000
dari operasi yang 100.000.000=480.000.000
dilanjutkan tersedia
untuk pemegang
Saham
Keuntungan tahun 240.000.000 480.000.000 500
berjalan dari operasi
yang dihentikan
Keuntungan tahun 240.000.000 480.000.000 500
berjalan dari operasi
yang dihentikan
Laba tersedia untuk 720.000.000 480.000.000 1.500
pemegang saham

B.2 Perhitungan Laba Dilusian untuk Perusahaan dengan Struktur Modal


Kompleks
LPS Dasar digunakan sebagai informasi laba yang akan diperoleh oleh
pemegang saham per lembar saham dimilikinya. Apabila perusahaan memiliki
sekuritas dilutif, maka berarti perusahaan tersebut memiliki struktur modal yang
relati kompleks. Sehingga penyajian LPS Dasar saja dapat memberikan informasi
yang kurang akurat. Hal ini disebabkan LPS Dasar tidak memberikan informasi
mengenai efek potensial terjadinya penurunan nilai LPS akibat adanya sekuritas
dilutif yang apabila dilakukan penukaran menjadi saham biasa akan menyebabkan
nilai LPS yang turun akibat semakin besarnya jumlah saham yang beredar. Oleh
karena itu, agar investor dapat memperoleh informasi yang memadai terkait
dengan potensi penurunan LPS akibat adanya sekuritas dilutif, maka perusahaan
diwajibkan menyajikan baik LPS Dasar maupun LPS Dilusian.

Dalam perhitungan LPS dilusian, laba residual dan jumlah rata-rata tertimbang
saham biasa beredar harus disesuaikan dengan memperhitungkan dampak dari
semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif
Perhitungan LPS Dilusian menyesuaikan LPS Dasar dengan efek berpotensi
saham biasa yang bersifat dilutig. Efekt tersebut seolah-olah dikonversi menjadi
sekuritas saham sehingga memengaruhi perhitungan LPS. Beberapa efek
berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif adalah sebagai berikut.
1. Opsi, waran, dan instrumen keuangan sejenis.
2. Instrumen yang dapat dikonversikan.
3. Saham yang dapat ditempatkan secara kontinjen, yaitu:
a) Sebagaimana perhitungan LPS Dasar, saham biasa yang dapat
ditempatkan kontinjen dianggap sebagai saham yang beredar dan
diperhitungkan dalam perhitungan LPS Dilusian jika kondisinya
terpenuhi (yaitu peristiwanya telah terjadi):
b) Jika kondisinya tidak terpenuhi, maka jumlah saham biasa yang at
ditempatkan secara kontinjen yang diperhitungkan dalam perhitungan
LPS Dilusian didasarkan pada jumlah saham yang seolah-olah akan
ditempatkan jika saat akhir periode merupakan akhir periode
kontinjensi.

4. Kontrak yang dapat diselesaikan dengan saham biasa atau kas, yaitu:
a) Ketika entitas telah menerbitkan sebuah kontrak yang dapat diselesaikan
dalam bentuk saham biasa atau kas berdasarkan pilihan entitas, maka
entitas menganggap kontrak tersebut akan diselesaikan dalam bentuk
saham biasa dan efek berpotensi saham biasa yang dihasilkan tersebut
dimasukkan dalam LPS Dilusian apabila pengaruhnya bersifat dilutif.
b) Untuk kontrak yang dapat diselesaikan dalam bentuk saham biasa
ataupun kas berdasarkan pilihan pemegang kontrak, penyelesaian
dengan kas dan saham yang lebih bersiat ilutive digunakan dalam
perhitungan LPS Dilusian.

5. Opsi yang dibeli, yaitu kontrak seperti opsi jual dan opsi beli yang dibeli
entitas (seperti opsi yang dimiliki entitas atas saham entitas itu sendiri)
tidak dimasukkan dalam perhitungan LPS Dilusian karena memasukkan
opsi tersebut dapat bersifat antidilutif.
LPS = Laba Bersih Residu +/+ Penyesuaian atas efek
Jumlah rata-rata tertimbang atau Berpotensi saham biasa
Saham biasa -/- yang dilutif

Contoh perhitungan jumlah saham yang beredar


PT. DEF memiliki 1.500 opsi beredar dengan harga pelaksanaan Rp.300.000
dan harga wajar saham yang akan diterbitkan adalah Rp.500.000

Berapakah asumsi penambaha jumlah saham biasa yang beredar?


Penambahan jumlah saham biasa yang beredar :
= Harga Wajar – Harga Opsi X Jumla Lembar Opsi
Harga Wajar
= 500.000 – 300.000 X 1.500 lembar opsi
500.000
= 600 Lembar Saham Biasa

C. Penyajian dan Pengungkapan


Sedangkan berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan laba per saham
(LPS), maka perusahaan harus menyajikan LPS Dasar dan LPS dilunasin pada
laporan laba rugi untuk seluruh periode yang disajikan. Penyajian LPS dasar dan
Dilunasin harus tetap dilakukan meskipun jumlahnya negatif karena perusahaan
menderita rugi (rugi per saham). Perusahaan harus mengungkapkan hal-hal berikut
ini.
1. Jumlah laba (rugi) yang dipakai sebagai pembilang dalam perhitungan LPS
Dasar dan Dilunasin, dan rekonsiliasinya dengan laba (rugi) untuk periode
yang bersangkutan.
2. Jumlah rata-rata tertimbang saham beredar yang dipakai sebagai penyebut
dalam penghitungan LPS Dasar dan Dilunasin, dan rekonsiliasi penyebut-
penyebut satu dengan yang lain.

D. Analisis Laporan Keuangan


LPS merupakan rasio yang mencerminkan seberapa jumlah laba yang dapat
diatribusikan kepada pemegang saham biasa per lembarnya. Semakin besar LPS
menunjukan semakin besar jumlah laba yang akan didapat oleh pemegang saham
biasa utuk setiap lembar sahamnya. Laporan keuangan harus memperhatikan
paling tidak dua hal yaitu kualitas dari LPS dan tren dari LPS.

Berikut penjelasan dari kedua aspek tersebut :

1. Kualitas LPS
Kualitas LPS yang sangat tinggi menunjukan bahwa angka tersebut secara
benar mempresentasikan beberapa laba per saham yang diperoleh
perusahaan sebenarnya. Cara paling mudah mmengevaluasi kualitas LPS
adalah dengan membandingkan LPS dengan operating cash flow per
lembar saham.
Apabila operating cash flow per saham lebih besar dari LPS, maka dapat
dikatakan LPS memiliki kualitas yang lebih tinggi karena kas yang
dihasilkan lebih besar dari laba.

2. Tren LPS
Selain mengevaluasi kualitas dari LPS, investor juga perlu
mempertimbangkan tren dari LPS dan membandingkannya dengan tren
industri.
Apabila perusahaan memiliki LPS yang bertumbuh dan trennya
menunjukan arah yang meningkatkan secara konsisten, maka perusahaan
tersebut memiliki kinerja yang baik.

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Dapat disimpulkan bahwa sekuritas dilutif merupakaan surat berharga yang
dapat dikonversikan menjadi saham biasa sehingga pada saat dikonversikan akan
memengaruhi jumlah saham yang beredar dan berdampak pada penurunan nilai
laba persaham atau terdilusi. Skema kompensasi merupakan program kompensasi
yang diberikan perusahaan kepada pihak - pihak yang terkait baik karyawan
maupun nonkaryawan.

B. Saran
Setelah disusunnya makalah mengenai sekuritas dilusian dan laba per saham
diharapkan dapat menambah wawasan pembaca khususnya dimata kuliah
akuntansi keuangan menengah. Begitu juga alangkah baiknya apabila kita mencari
sumber referensi lebih banyak dari berbagai sumber sehingga ilmu dan wawasan
yang kita dapatkan semakin luas.

DAFTAR PUSTAKA

MARTANI, Dwi. Etal. 2012. Akuntansi Keuangan menengah Berbasis PSAK. Jakarta:
Salemba Empat.

Kartikahadi, et.al.2012. Akuntansi Keuangan berdasarkan SAK berbasis IFRS Jakarta:


Slalemba Empat

Kieso, Donald E. Weygani, Jerry 1 dan Warfield, Terry D. 2007. Akuntansi


Intermediate Jakarta: Erlangga

Homgren, et.al. 1997, Akuntansi di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai