Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN 2

SEKURITAS DILUTIF DAN LABA PER SAHAM

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah AkuntansiKeuangan 2


Dosen Pengampu : Utpala Rani, S.E., M.Si

NAMA : LUSTRY INDRIYANI (1710104033)


FANDY NUR IKHSAN (1710104035)
NUR MALIKAH (1710104037)
LALA ARDILA (1710104041)
AMRINA MAULIDA (1710104043)
KELAS : K1 S1 AKUNTANSI

COVER

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TIDAR
2019
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha
Pemurah, karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai
yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas mengenai
SekuritasDilutifdanLaba per Saham.

Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan 2,


makalah ini dibuat supaya memberikan wawasan kepada pembaca mengenai apa
itu audit Sekuritas Dilutif dan Laba per Saham.

Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya kami mendapatkan


bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalam-
dalamnya kami sampaikan kepada:selaku dosen mata kuliah Akuntansi Keuangan
2 serta rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk
makalah ini.
Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat,

Magelang, 22 Maret 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER..............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................3
1.3 Tujuan...............................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN...............................................................................................................5
2.1 Sekuritas Dilutif dan Skema Kompensasi......................................................5
1) Opsi Saham.......................................................................................................5
2) Waran Saham...................................................................................................5
3) Utang Konversi.................................................................................................6
4) Saham Preferen Konversi................................................................................8
5) Kompensasi Saham..........................................................................................8
2.2 Pengertian Laba per Saham..........................................................................10
2.3 Perhitungan LPS Dilusian untuk Perusahaan.............................................11
1) Perhitungan LPS Dasar untuk Perusahaan dengan Struktur Modal............11
Sederhana...............................................................................................................11
2) Perhitungan LPS Dasar untuk Perusahaan dengan Struktur Modal...........11
Kompleks................................................................................................................11
2.4 Penyajian dan Pengungkapan......................................................................13
BAB III...........................................................................................................................14
PENUTUP.......................................................................................................................14
3.1 KESIMPULAN...............................................................................................14
3.2 SARAN............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Investor tidak akan langsung puas dengan hanya mengetahui laba meningkat ketika
mengevaluasi laporan keuangan suatu perusahaan. Investor ingin mengetahui kaitan antara
laba bersih dengan saham yang dimiliki dan harga pasar saham. Investor akan menggunakan
Laba per saham (earnings per share) sebagai alat ukur yang berguna untuk membandingkan
laba dari berbagai satuan usaha yang berbeda dan untuk membandingkan laba dari waktu ke
waktu mana kala terjadinya perubahan dalam struktur modal. Laba per saham dengan ringkas
menyajikan kinerja perusahaan dikaitkan dengan harga pasar saham beredar. Laba per saham
yang dikaitkan dengan harga pasar saham bisa memberikan gambaran tentang kinerja
perusahaan dibanding dengan uang yang ditanam pemilik perusahaan.

Penghitungan laba per saham tidak hanya berdasarkan saham biasa beredar tapi juga
berdasarkan jumlah lembar saham yang akan beredar jika sekuritas konvertibel tertentu
ternyata dikonversi dan jika opsi atas saham tertentu ternyata digunakan. Laba per saham
akan menurun jika saham biasa diterbitkan karena pengkonversian sekuritas dan penggunaan
opsi. Sekuritas atau surat berharga yang akan mengakibatkan penurunan laba per saham
disebut sekuritas dilutif.

1.2 Rumusan Masalah

1) Apa itu sekuritas dilutif dan skema kompensasi?


2) Apa itu Laba per saham?
3) Bagaimana struktur modal sederhana dan kompleks pada laba per saham?
4) Bagaimana penyajian dan pengungkapannya?

3
1.3 Tujuan
1) Menjelaskan pengertiansekuritas dilutive dan skema kompensasi beserta
komponen yang ada didalamnya
2) Menjelaskan pengertian laba per saham
3) Menjelaskan struktur modal sederhana dan kompleks pada laba per saham
4) Menjelaskan penyajian dan pengngkapannya.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sekuritas Dilutif dan Skema Kompensasi


Sekuritas dilutif merupakan surat berharga yang dapat dikonversi menjadi
saham biasa sehingga pada saat dikonversikan akan memengaruhi jumlah saham yang
beredar dan berdampak pada penurunan nilai laba per saham atau terdilusi.

Skema kompensasi merupakan program kompensasi yang diberikan


perusahaan kepada pihak –pihak yang terkait baik karyawan maupun non karyawan.
Skema kompensasi dapat diberikan dalam berbagai bentuk baik itu berupa kas
maupun non kas. Salah satu bentuk kompensasi non kas yang seringkali diberikan
perusahaan adalah kompensasi saham.

Kompensasi berbasis saham merupakan imbalan yang diberikan perusahaan


kepada pemasok barang atau jasa yang dapat mencakup pihak karyawan dan non
karyawan yang mana kompensasi tersebut berbentuk saham atau pengakuan
kewajiban yang jumlahnya ditentukan berdasarkan pada harga saham atau instrumen
ekuitas perusahaan. Kompensasi saham ini juga dapat berbentuk opsi saham yang
diberikan kepada karyawan atau yang lebih dikenal dengan nama Employee Stck
Option Program (ESOP). Berdasarkan bentuknya maka ESOP merupakan skema
kompensasi yang diberikan perusahaan dalam bentuk sekuritas dilutif yaitu melalui
opsi saham.

1) Opsi Saham
Merupakan kontrak yang diterbitkan oleh investor untuk dijual kepada investor
lainnya dimana kontrak tersebut memberikan opsi/hak bagi penerimanya untuk
menjual/membeli suatu saham perusahaan yang menjadi dasar perdagangan opsi
tersebut dalam jumlah dan pada harga yang telah ditentukan sebelumnya serta berlaku
dalam periode tertentu.

2) Waran Saham

5
Waran saham merupakan opsi yang diberikan oleh perusahaan kepada pemilik waran
untuk membeli saham dengan harga tertentu dalam waktu tertentu. Waran biasanya
dikeluarkan sebagai pemanis sekuritas lainnya yang sering kali digunakan dalam
situasi sebagai berikut:

a) Untuk membuat sekuritas lebih menarik


b) Pemilik saham sebelumnya memiliki hak didahulukan untuk membeli saham
c) Untuk kmpensasi manajemen dan karyawan.

3) Utang Konversi

Merupakan surat utang yang memberikan fitur opsi bagi pemegangnya untuk
mengonversikannya menjadi perusahaan setelah, selama, atau pada tanggal tertentu
setelah surat utang dikeluarkan biasanya pada rasio pertukaran yang sudah ditentukan
terlebih dahulu pada penerbitaan obligasi tersebut. Alasan perusahaan mengeluarkan
utang konversi dikarenakan , pertama untuk meningkatkan permodalan perusahaan
dengan kemungkinan mengeluarkan saham dalam jumlah yang lebih kecil. Kedua
,fitur konversi yang melekat dalam obligasi dapat menjadi pemanis yang berdampak
pada tingginya permintaan atas obligasi tersebut dan turunnya biaya modal dari
pengeluaran obligasi tersebut

a) Jenis Utang Konversi

Bentuk utang yang paling umum dikeluarkan oleh perusahaan adalah obligasi
konversi. Obligasi konversi mengkombinasikan antara keuntungan obligasi dari
segi pendapatan tetap dan fasilitas pilihan bagi pemegangnya untuk
menukarkannya menjadi saham, sehingga memiliki opsi konversi akan ditukarkan
apabila harga saham meningkat secara signifikan. Beberapa bentuk dari utang
konversi : Utang konversi dengan fitur Konversi Sebagian, Utang Konversi dengan
Fitur Konversi Seluruhnya, Utang Konversi dengan Fitur Konversi Wajib
Seluruhnya

b) Perlakuan Akuntansi Utang Konversi

6
Utang Konversi merupakan instrument campuran yang memiliki kmponen utang
dan juga komponen ekuitas. PSAK 26 (Revisi 2010) Laba Per Saham
menyatakann bahwa entitas harus memisahkan kedua komponen tersebut dalam
pengakuan dan penyajian.

Tahapan yang harus dilakukan oleh entitas adalah :

1) Tentukan total nilai pasar utang konversi dengan dua komponen liabilitas dan
ekuitas.
2) Tentukan komponen liabilitas dengan menghitung nilai kini neto dari semua
aliran kontraktual kas dimasa mendatang yang didiskontokan dengan tingkat
bunga pasar.
3) Kurangi komponen liabilitas yang dihitung dilangkah ke-2 dari nilai pasar
obligasi konversi akan diperoleh nilai ekuitas.

c) Akuntansi Saat Penerbitan

Ketika perusahaan mengeluarkan atau menerbitkan utang konversi maka


perusahaan harus memisahkan antara komponen utang dan komponen ekuitas.
Komponen utang obligasi dicatat sebagai utang obligasi. Komponen ekuitas dicatat
dalam akun premi saham – ekuitas konversi dalam laporan posisi keuangan.

d) Akuntansi Saat Penyelesaian Obligasi Konvertif


1) Utang dilunasi Saat Jatuh Tempo
2) Konversi Obligasi pada Saat Jatuh Tempo
3) Konversi Obligasi pada Saat Sebelum Jatuh Tempo
4) Pembelian Kembali Sebelum Jatuh Tempo

e) Konversi Dipercepat

Perusahaan yang mengeluarkan obligasi dapat mendorong untuk dilakukan


konversi lebih cepat. Hal ini disebabkan karena perusahaan berkeinginan untuk
menurunkan biaya bunga dan memperbaiki rasio utang terhadap ekuitas. Agar
menarik bagi pemegang saham perusahaan yang mengeluarkan obligasi dapat

7
menawarkan “iming-iming” yang disebut “sweetener”. Bentuk dari pemanis ini
bias berbentuk kas atau saham biasa . perusahaan harus mengakuinya sebagai biaya
atas sweetener tersebut.

4) Saham Preferen Konversi


Merupakan saham yang memiliki keutamaan dalam pendistribusian laba. Seringkali
saham preferen ini juga memiliki fitur konversi. Saham preferen konversi adalah
sekuritas saham utama yang mana pemilik saham preferen dapat mengonversi
menjadi saham biasa dalam jumlah yang telah ditentukan sebelumnya.

5) Kompensasi Saham
Merupakan imbalan yang diberikan perusahaan kepada pemasok baarang atau jasa
yang dapat mencakup pihak karyawan dan non-karyawan yang mana kompensasi
tersebut berbentuk saham atau pengakuan kewajiban yang jumlahnya ditentukan
berdasarkan pada harga saham atau instrumen ekuitas perusahaan. Berbeda dengan
obligasi koversi yang mana prinsipalnya merupakan sekuritas utang dan opsi
konversinya merupakan sekurita sekuitas , saham preferen konversi secara
prinsipalnya merupakan sekuritas ekuitas dan opsi konversinya pun merupakan
sekuritas ekuitas. Oleh karana itu perusahaan tetap memasukkan kedua komponen
tersebut dalam ekuitas perusahaan. Bila saham preferen dikonvesi atau dilunasi , tidak
dicatat adanya laba rugi konversi atau penjualan.

a) Pengakuan Kompensasi Bersasis Saham

Akuntansi kompensasi berbasis saham diatur dalam PSAK 53 (Revisi 2010)


pembayaran berbasis saham. Daam pembayaran berbasis saaham, entitas
mengaakui barang atau jasa diterima pada nilai wajar barang atau jasa diterima,
kecuali jika nilai wajar tersebut tidak dapat diestimasi secara andal. Jika entitas
tidak dapat mengestimasi nilai wajar barang atau jasa yang diterima secara andal,
maka entitas harus mengukur nilai barang dan jasa tersebut, dan kenaikan ekuitas
terkait, secara tidak langsung , dengan mengacu pada nilai wajar instrument ekuitas
yang diberikan.

8
b) Transaksi Pembayaran Berbasis Saham yang Diselesaikan dengan Instrument
Ekuitas

Entitaas harus mengukur barabg atau jasa yang diterima dan kenaikan ekuitas
terkait secara langsung, pada nilai wajar barang atau jasa yang diterima, kecuali
nilai wajar tersebut tidak dapat diestimasi secara andal , jika entitas tidak dapat
estimasi secara andal maka maka entitas harus mengukur nilai barang dan jasa
tersebut dan kenaikan ekuitas terkait secara tidak langsung dengan mengaju pada
nilai wajar instrument ekuita yang diberikan.

c) Transaksi Dengan Karyawan

Untuk hal ini entitas harus mengukur nilai wajar jasa yang diterima dengan
mengacu pada niai wajaar instrument ekuitas yang diberikan , karena pada
umumnya tidak mungkin untuk mengestimasi nilai wajar jasa yang diterima
secara andal. Nilai wajar instrument ekuitas tersebut harus diukur pada tanggal
pemberian. Tanggal pembelian adalah pada saat kedua belah pihak menyetujui
perjanjian pembayaran berbasis saham, dan. Secara umum, beban kompensasi
diakui pada periode ketika karyawan memberikan jasa disebut sebagai periode
jasa. kecuali ditentukan lain.periode jasa adalah periode vesting yaitu waktu
antara hibah dan tanggal vesting.

d) Transaksi dengan pihak selain karyawan

Untuk transaksi dengan pihak selain karyawan yang diukur dengan mengacu pada
nilai wajar instrument ekuitas yang diberikan. Dalam situasi ini PSAK 53 (revisi
2010) mensyaratkan entitas untuk mengukur nilai wajar tersebut pada tanggal
entitas memperoleh barang atau pihak lawan transaksi menyerahkan jasa.

e) Transaksi Berbasis Saham yang Diselesaikan dengan Menggunakan Kas

Apabila perusahaan memiliki transaksi dengan pembayaran berbasis saham yang


mana penyelesaian dari transaksi ini diselesaikan dengan kas, maka entitas harus
mengukur barang atau jasa yang diperoleh dan liabilitas yang timbul sebesar nilai
wajar liabilitas.

9
f) Transaksi Berbasis Saham yang Memberikan Pilihan Dalam Penyelesaian

Suatu entitas harus mengakui transaksi pembayaran berbasis saham yang mana
persyaratan perjanjian memberikan pilihan kepada entitas atau pihak lawan
transaksi untuk menyelesaikan transaksi apakah akan diselesaikan dengan kas
atau dengan penerbitan instrument ekuitas sebagai transaksi, pembayaran berbasis
saham dengan penyelesaia kas, jika dan sepanjang entitas telah menimbulkan
liabilitas untuk diselesaikan dengan kas atau ekuitas jika dan sepanjang tidak
terdapat iabilitas yang timbul.

2.2 Pengertian Laba per Saham


Laba per Saham atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Earning per Share
yang disingkat dengan EPS adalah bagian dari laba perusahaan yang dialokasikan ke
setiap saham yang beredar. Laba per saham atau Earning per Share ini merupakan
indikator yang paling banyak digunakan untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan.

Laba per saham adalah ukuran profitabilitas yang sangat berguna dan apabila
dibandingkan dengan Laba per Saham pada perusahaan sejenisnya, Laba per Saham
ini akan memberikan suatu gambaran yang sangat jelas tentang  kekuatan
profitabilitas antara perusahaan yang bersangkutan dengan perusahaan
pembandingnya. Perlu diketahui bahwa perusahaan pembandingnya harus merupakan
perusahaan yang bergerak di jenis industri yang sama. Earning per Share atau EPS ini
apabila dihitung selama beberapa tahun, maka akan menunjukan apakah profitabilitas
perusahaan tersebut semakin membaik atau malah semakin memburuk. Investor
biasanya akan menginvestasikan dananya pada perusahaan yang Laba per Sahamnya
yang terus meningkat.

Pertumbuhan EPS (Earning per Share) merupakan ukuran penting kinerja


perusahaan karena menunjukan berapa banyak uang yang dihasilkan perusahaan
untuk pemegang sahamnya. Tidak hanya karena perubahan keuntungan namun juga
setelah semua dampak penerbitan saham baru.

10
2.3 Perhitungan LPS Dilusian untuk Perusahaan
1) Perhitungan LPS Dasar untuk Perusahaan dengan Struktur Modal
Sederhana
Struktur modal perusahaan dikatakan sederhana (Simple Capital Structure )
jika hanya terdiri dari saham biasa dan tidak mencakup saham biasa potensial
(sekuritas konvertibel, opsi, waran).

Laba Bersih Residual


LPS Dasar=
Jumlah Rata−Rata Tertimbang SahamBiasa

Laba bersih residual merupakan laba bersih dikurangi dengan dividen saham
utama. Dividen saham preferen meliputi:

1) Jumlah dividen dari saham preferen bukan kumulatif yang diumumkan bagi
periode yang bersangkutan.
2) Jumlah dividen preferen kumulatif yang terakumulasi bagi periode yang
bersangkutan, dividen tersebut sudah atau belum diumumkan. Jumlah saham
dividen saham utama kumulatif untuk periode bersangkutan tidak mencakup
dividen saham preferen kumulatif periode lalu meskipun dividen tersebut
diumumkan atau dibayar dalam periode kini.

Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar diperoleh


dengan mengalikan jumlah saham yang beredar selama jangka waktu tertentu
dengan faktor pembobot waktu. Faktor pembobot waktu adalah jumlah hari
beredarnya sekelompok saham dibandingkan dengan jumlah hari dalam suatu
periode.

2) Perhitungan LPS Dasar untuk Perusahaan dengan Struktur Modal


Kompleks
LPS Dasar digunakan sebagai informasi laba yang akan diperoleh oleh
pemegang saham per lembar saham yang di milikinya. Apabila perusahaan
memiliki sekuritas dilutive, maka berarti perusahaan tersebut memiliki struktur
modal yang relative kompleks sehingga penyajian LPS Dasar saja tidak dapat
memberikan informasi yang akurat.
Dalam perhitungan LPS dilusian, laba residual dan jumlah rata-rata tertimbang
saham biasa beredar harus disesuaikan dengan memperhitungkan dampak dari

11
semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif. Perhitungan LPS dilusian untuk
perusahaan dengan strukrut modal kompleks adalah sebagai berikut:

+/+
Laba Bersih Residual Penyesuaian atas Efek
LPS= atau
Jumlah Rata−Rata Tertimbang Berpotensi Saham
Saham Biasa Biasa yang dilutif
-/-

LPS Dasar

LPS Dilusian

Perhitungan LPS Dilusin menyesuaikan LPS Dasar dengan efek berpotensi saham
biasa yang bersifat dilutif. Efek tersebut seolah-olah dikonverensi menjadi
sekuritas saham sehingga mempengaruhi perhitungan LPS. Beberapa efek
berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif adalah sebagai berikut.
1) Opsi, Warna, dan Instrumen keuangan sejenis.
2) Instrumen yang dapat dikenverensikan.
3) Saham yang dapat ditempatkan secara kontinjen
4) Kontrak yang dapat diselesaikan dengan saham biasa atau kas
5) Opsi yang dibeli,
6) Opsi jual yang diterbitkan

Dalam melakukan perhitungan LPS Dilusian, perlu dilakukan penyesuaian atas


LPS Dasar. Penyesuaian tersebut dilakukan dengan melakukan penyesuaian
terhadap laba residual (setelah pajak) dan penyesuaian terhadap jumlah rata-rata
tertimbang saham biasa beredar.

12
1) Penyesuaian terhadap laba residual (setelah pajak)
Penyesuaian terhadap laba residual dilakukan untuk beberapa hal berikut
ini:
a) Setiap deviden dari efek berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif.
b) Bunga dari efek perpotensi saham biasa yang dilutif, yang diakui pada
periode bersangkutan.
c) Perubahan pendapatan atau beban yang timbul dari konvensi efek berpotensi
saham biasa bersifat dilutif.
2) Penyesuaian terhadap jumlah rata-rata tertimbang saham biasa beredar
Penyesuaian terhadap jumlah rata-rata tertimbang saham biasa beredar dilakukan
dengan menambah jumlah rata-rata tertimbang (dalam perhitungan LPS Dasar)
dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang akan diterbitkan dengan asumsi
semua efek berpotensi saham biasa dikonverensikan menjadi saham biasa.

2.4 Penyajian dan Pengungkapan


Apabila entitas memiliki kompensasi berbasis saham, maka entitas mengungkapkan
informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk memahami:

1) Sifat dan lingkup perjanjian pembayaran berbasis saham yang ada dalam suatu periode;
2) Nilai wajar barang atau jasa yang diterima, atau nilai wajar instrumen ekuitas yang
diberikan, dalam suatu periode yang telah ditentukan;
3) Dampak transaksi pembayaran berbasis saham terhadap laba atau rugi entitas dalam
suatu periode dan posisi keuangannya.

Sedangkan berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan Laba Per Saham (LPS), maka
perusahaan harus menyajikan LPS Dasar dan LPS Dilusian pada laporan laba rugi untuk
seluruh periode yang disajikan. Penyajian LPS Dasar dan Dilusian harus tetap dilakukan,
meskipun jumlahnya negatif karena perusahaan menderita rugi (rugi per saham). Perusahaan
harus mengungkapkan hal hal berikut ini.

1) Jumlah laba (rugi) yang dipakai sebagai pembilang dalam perhitungan LPS Dasar dan
Dilusian, dan rekonsiliasinya dengan laba (rugi) untuk periode yang bersangkutan.
2) Jumlah rata rata tertimbang saham beredar yang dipakai sebagai penyebut dalam
penghitungan LPS Dasar dan Dilusian, dan rekonsiliasi penyebut penyebut satu dengan
yang lain.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Sekuritas dilutif merupakan surat berharga yang dapat dikonversi menjadi saham
biasa sehingga pada saat dikonversikan akan memengaruhi jumlah saham yang
beredar dan berdampak pada penurunan nilai laba per saham atau terdilusi.
Skema kompensasi merupakan program kompensasi yang diberikan perusahaan
kepada pihak –pihak yang terkait baik karyawan maupun non karyawan.
Opsi saham Merupakan kontrak yang diterbitkan oleh investor untuk dijual
kepada investor lainnya dimana kontrak tersebut memberikan opsi/hak bagi
penerimanya untuk menjual/membeli suatu saham perusahaan yang menjadi dasar
perdagangan opsi tersebut dalam jumlah dan pada harga yang telah ditentukan
sebelumnya serta berlaku dalam periode tertentu. Waran saham merupakan opsi yang
diberikan oleh perusahaan kepada pemilik waran untuk membeli saham dengan harga
tertentu dalam waktu tertentu
Utang konversi Merupakan surat utang yang memberikan fitur opsi bagi
pemegangnya untuk mengonversikannya menjadi perusahaan setelah, selama, atau
pada tanggal tertentu setelah surat utang dikeluarkan biasanya pada rasio pertukaran
yang sudah ditentukan terlebih dahulu pada penerbitaan obligasi tersebut. Perlakuan
Akuntansi Utang Konversi: Akuntansi saat penerbitan, Akuntansi saat penyelesaian
obligasi konversi (Utang dilunasi saat jatuh tempo, Konversi obligasi pada saat jatuh
tempo, Konversi obligasi pada saat sebelum jatuh tempo, Pembelian kembali sebelum
jatuh tempo)
Saham preferen konversi adalah sekuritas saham utama yang mana pemilik saham
preferen dapat mengonversi menjadi saham biasa dalam jumlah yang telah ditentukan
sebelumnya.
Kompensasi saham Merupakan imbalan yang diberikan perusahaan kepada
pemasok baarang atau jasa yang dapat mencakup pihak karyawan dan non-karyawan
yang mana kompensasi tersebut berbentuk saham atau pengakuan kewajiban yang

14
jumlahnya ditentukan berdasarkan pada harga saham atau instrumen ekuitas
perusahaan. Pengakuan kompensasi berbasis saham: Transaksi Pembayaran Berbasis
Saham yang Diselesaikan dengan Instrument Ekuitas, Transaksi Dengan Karyawan,
Transaksi dengan pihak selain karyawan, Transaksi Berbasis Saham yang
Diselesaikan dengan Menggunakan Kas, Transaksi Berbasis Saham yang
Memberikan Pilihan Dalam Penyelesaian
Struktur modal perusahaan dikatakan sederhana (Simple Capital Structure ) jika
hanya terdiri dari saham biasa dan tidak mencakup saham biasa potensial (sekuritas
konvertibel, opsi, waran).
Apabila perusahaan memiliki sekuritas dilutive, maka berarti perusahaan tersebut
memiliki struktur modal yang relative kompleks sehingga penyajian LPS Dasar saja
tidak dapat memberikan informasi yang akurat.
perusahaan harus menyajikan LPS Dasar dan LPS Dilusian pada laporan laba rugi
untuk seluruh periode yang disajikan. Penyajian LPS Dasar dan Dilusian harus tetap
dilakukan, meskipun jumlahnya negatif karena perusahaan menderita rugi (rugi per
saham).

3.2 SARAN
Demikian makalah ini kami buat mengenai Sekuritas Delutif dan Laba per Saham.

15
DAFTAR PUSTAKA

Martani, D., Veronica NPS, S., Wardhani, R., Farahmita, A., Tanujaya, E., & Hidayat, T. (2015).
Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Jakarta: Salemba Empat.

16

Anda mungkin juga menyukai