Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Liabilitas jangka panjang

Disusun Oleh:

Fauzyah Nur (36117082) Nurul Maghfira Insani(36117094

Syukriadi (36117087) Eka Rahmawati (36117097)

Irsel Tifani Tampay (36117092) Nurhandayani Ahmad (36117099)

JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI UJUNGPANDANG
MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan cinta dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah dan
menyelesaikan makalah yang berjudul “Liabilitas Jangka Panjang” dengan sebaik - baiknya.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas selaku matakuliah Akuntansi Hutang & Modal.

Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan yang penulis peroleh dari buku panduan
yang berkaitan dengan Akuntansi Hutang & Modal, serta infomasi dari media massa yang
berhubungan dengan Akuntansi Hutang & Modal.
Kami menyadari dengan penuh kerendahan hati, bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya dari para pembaca
yang budiman, demi kebaikan/kesempurnaan dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk pembaca budiman umumnya dan penulis khususnya.

Makassar, 26 September 2018

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….. iii
A. UTANG OBLIGASI …………………………………………………………….......... 1
1. Pengertian Liabilitas Jangka Panjang ………………………………………...... 1
2. Yang termasuk hutang jangka panjang …………………………………............ 1
3. Penerbitan Obligasi …………………………………………………………….... 1
4. Jenis dan peringkat obligasi ……………………………………………………… 2
5. Penilaian Obligasi ………………………………………………………………….. 4
6. Metode Bunga Efektif ……………………………………………………………… 4
B. UTANG JANGKA PANJANG ………………………………………………………… 4
1. Wesel Diterbitkan pada Nilai Nominal …………………………………………… 4
2. Wesel Tidak Diterbitkan pada Nilai Nominal ……………………………………. 5
3. Wesel Bayar dalam Situasi Khusus …………………………………………….... 6
4. Wesel Bayar Hipotik ………………………………………………………………. 8
C. ISU-ISU KHUSUS ……………………………………………………………………… 8
1. Pelunasan Liablitas Jangka Panjang …………………………………………………. 8
2. Opsi Nilai Wajar ……………………………………………………………………... 8
3. Pembiayaan Diluar Neraca …………………………………………………………... 9
4. Penyajian dan Analisis ………………………………………………………………. 9

iii
1. UTANG OBLIGASI
1. Pengertian Liabilitas Jangka Panjang
Utang jangka panjang adalah utang-utang yang pelunasannya akan dilakukan dalam
jangka waktu lebih dari satu tahun atau akan dilunasi dari sumber-sumber yang bukan dari
kelompok aktiva lancar.
Atau utang jangka panjang adalah utang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun atau
satu periode akuntansi. Jatuh temponya dapat terjadi dalam 1,5 tahun atau 2 tahun atau 5
tahun atau lebih dari itu. Utang jangka panjang biasanya timbul karena adanya kebutuhan
dana untuk membeli tambahan aset tetap, menaikkan jumlah modal kerja permanen,
membeli perusahaan lain, atau mungkin juga untuk melunasi utang-utang yang lain.
Dapat disimpulkan bahwa utang jangka panjang adalah utang yang diharapkan akan
dibayar dalam jangka waktu lebih dari satu tahun atau yang jatuh temponya lebih dari satu
tahun dan dilunasi dengan sumber-sumber yang bukan dari aktiva lancar, seperti peralatan,
gedung, tanah, investasi saham atau investasi obligasi jangka panjang, dan sebagainya serta
jumlah utang jangka panjang tersebut tidak boleh melebihi jumlah modal sendiri.
2. Yang termasuk hutang jangka panjang
1) Hutang Bond/Obligasi
Bond biasanya berasal dari bunga utang wesel ditahan yang pada umumnya
dikeluarkan oleh sebuah perusahaan, lembaga tinggi, maupun agen pemerintahan
sehingga banyak menarik invetor seperti halnya saham biasa yang dijual dengan jumlah
kecil (biasanya dalam ribuan dollar). Bond dalam perusahaan menadatangkan
keuntungan dan tidak. Hutang Obligasi merupakan pinjaman yang timbul sehubungan
dengan dana yang telah didapatkan melalui pengeluaran surat-surat obligasi. Pembeli
obligasi merupakan pemegang obligasi. Di dalam surat obligasi biasanya tercantum
nilai nominal obligasi, tanggal pelunasan obligasi, bunga pertahun serta ketentuan
lainnya sesuai dengan jenis obligasi yang sudah dipilih oleh pembeli atau pemegang
obligasi itu sendiri.
2) Hutang Wesel Jangka Panjang
Utang wesel ini sama artinya dengan utang wesel biasanya yang membedakan hanyalah
waktu, di mana utang ini hanya dalam waktu kurang dari satu tahun.
3) Hutang Wesel Hipotek
Adalah penyerahan tertulis mengenai hak atas harta benda tak bergerak untuk mejamin
pembayaran hutang dengan ketentuan bahwa penyerahan itu akan dibatalkan setelah
waktu pembayaran. Bahwasannya hutang jangka panjang boleh membuat hipotek, dia
juga bisa diansur, dan lain-lain. Yang menjadi contoh dari kewajiban jangka panjang ini
adalah sewa/rental.
4) Hutang Hipotik
Hutang hipotik adalah pinjaman yang harus dijamin dengan harta tidak bergerak. Di
dalam perjanjian hutang disebutkan kekayaan peminjam yang dijadikan jaminan
misalnya berupa tanah atas gedung. Jika peminjam tidak melunasi pinjaman pada
waktunya, maka pemberi pinjaman dapat menjual jaminan untuk diperhitungkan
dengan pinjaman yang bersangkutan.
3. Penerbitan Obligasi
Harga wajar liabilitas (harga jual) dapat berbeda dari nilai nominalnya. Nilai nominal
adalah nilai yang dijanjikan akan dibayarkan oleh penerbit liabilitas pada saat liabilitas
tersebut jatuh tempo.Apabila harga jual lebih tinggi dari nilai nominal maka liabilias dijual
dengan harga premium, sedangkan apabila harga jual lebih rendah dari nilai nominal maka

1
dijual dengan diskon. Perbedaan tersebut timbul apabila tingkat suku bunga efektif berbeda
dengan tingkat suku bunga kupon.

Tingkat suku bunga efektif < Tingkat bunga kupon Liabilitas dijual pada hargapremium.

Tingkat suku bunga efektif = Tingkat bunga kupon Liabilitas dijual pada nilai nominal

Tingkat suku bunga efektif > Tngkat bunga kupon Liabilitas dijual pada harga diskon

4. Jenis dan peringkat obligasi


a) Jenis-Jenis Obligasi
Ada banyak tolak ukur yang dapat digunakan untuk membedakan jenis obligasi,
diantaranya adalah obligasi berdasarkan sisi penerbit, system pembayaran bunga, hak
penukaran, segi jaminan, segi nilai nominal, dan obligasi berdasarkan segi perhitungan
imbal hasil.
 Jenis obligasi berdasarkan sisi penerbit
 Corporate Bond, obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan tertentu, perusahaan
ini dapat berbentuk perusahaan swasta maupun perusahaan Negara (BUMN).
 Government Bond, obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.
 Municipal Bond, obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah yang akan
digunakan untuk membiayai proyek-proyek publik.
 Jenis obligasi berdasarkan jaminannya
 Secured Bond, obligasi yang dijaminkan dengan menggunakan kekayaan tertentu
yang dimiliki oleh penerbit, atau bisa juga dijaminkan dengan menggunakan
pihak ketiga. Obligasi ini terbagi menjadi tiga yaitu guaranteed bond (obligasi
yang dijaminkan oleh pihak ketiga), mortgage bond (obligasi yang dijaminkan
dengan hipotik atau aset tetap), dan collateral trust bond (obligasi yang
dijaminkan dengan menggunakan efek yang dimiliki oleh penerbitnya).
 Unsecured Bond, obligasi yang tidak dijaminkan dengan menggunakan kekayaan
tertentu yang dimiliki oleh penerbitnya.
 Jenis obligasi berdasarkan hak penukaran
 Convertible Bond, obligasi yang dapat ditukarkan dengan saham perusahaan
penerbit. Artinya pemegang obligasi ini memiliki hak jika sewaktu-waktu ingin
menukarkan obligasi yang dipegangnya dengan saham perusahaan.
 Exchangeable Bond, obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi
untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi
milik penerbitnya.
 Callable Bond, obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli
kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
 Putable Bond, obligasi yang memberikan hak kepada investor yang
mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu
sepanjang umur obligasi tersebut.

 Jenis obligasi berdasarkan system pembayaran bunga


 Zero Coupon Bond, system pembayaran dari obligasi ini dilakukan dengan cara
dibayarkan sekaligus ketika jatuh tempo (pokok pinjaman dan bunganya) bukan
secara periodik.

2
 Coupon Bond, obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik
sesuai dengan ketentuan penerbitnya.
 Fixed Coupon Bond, obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan
sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik.
 Floating Coupon Bond, obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan
sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu.
 Jenis obligasi berdasarkan nilai nominal
 Konvensional Bond, obligasi dengan satuan nilai nominal yang besar, umumnya
Rp. 1 Miliar per lot.
 Retail Bond, kebalikan dari konvensional bond, yaitu obligasi dengan satuan
nilai nominal yang kecil.
 Jenis obligasi berdasarkan perhitungan imbal hasil
 Konvensional Bond, obligasi yang cara kerjanya menggunakan system bunga.
 Syariah Bond, obligasi yang cara kerja dan perhitungannya menggunakan system
islam/syariat islam yaitu system bagi hasil (Mudharabah dan Ijarah).
b) Peringkat Obligasi
Peringkat obligasi. Risiko dalam berinvestasi di obligasi adalah risiko perusahaan
penerbit obligasi tidak mempu memenuhi janji yang telah ditentukan, yaitu risiko
perusahaan tidak mampu membayar kupon maupun tidak mampu mengembalikan
pokok obligasi. Agar investor memiliki gambaran tingkat risiko ketidakmampuan
perusahaan dalam membayar, maka di dalam dunia surat utang atau obligasi dikenal
suatu tingkat yang menggambarkan kemampuan bayar perusahaan penerbit obligasi.
Tingkat kemampuan membayar kewajiban tersebut dikenal dengan istilah Peringkat
Obligasi. Peringkat obligasi dikeluarkan oleh lembaga independen yang secara khusus
bertugas memberikan peringkat atas semua obligasi yang diterbitkan perusahaan.
Semua obligasi yang diterbitkan wajib diberi peringkat sedemikian agar dengan adanya
peringkat tersebut maka investor dapat mengukur atau memperkirakan seberapa besar
risiko yang akan dihadapi dengan membeli obligasi tertentu.
c) Peringkat investasi
 Aaa : obligasi berperingkat Aaa merupakan obligasi berkwalitas “terbaik” dengan
risiko yang “amat kecil”.
 Aa1, Aa2, Aa3 : obligasi berperingkat Aa adalah obligasi berkwalitas “baik” dengan
risiko yang “kecil”.
 A1, A2, A3 : obligasi berperingkat A adalah obligasi peringkat menegah atas
dengan risiko yang “kecil”.
 Baa1, Baa2, Baa3 : obligasi berperingkat Baa merupakan obligasi dengan risiko
moderat dan oleh karenanya memiliki karakteristik spekulatif.
d) Peringkat spekulatif
 Ba1, Ba2, Ba3 : obligasi berperingkat Ba merupakan obligasi dengan elemen
spekulatif dan dapat berisiko.
 B1, B2, B3 : obligasi berperingkat B adalah obligasi yang dianggap spekulatif dan
dapat berisiko tinggi
 Caa1, Caa2, Caa3 : obligasi berperingkat Caa merupakan obligasi yang “tidak
kokoh” dan memiliki risiko yang amat tinggi.
 Ca : obligasi berperingkat Ca adalah obligasi dengan tingkat spekulatif yang tinggi
dan kemungkinan atau amat mungkin sekali terjadi gagal bayar namun masih ada
harapan atas pengembalian bunga dan pokok hutang.

3
 C : obligasi berperingkat C adalah obligasi dengan peringkat terendah dan biasanya
gagal bayar dengan kecil kemungkinannya atas pengembalian pokok hutang
maupun bunganya.
5. Penilaian Obligasi
Nilai Obligasi dan Yields
Dengan mengetahui besar dan waktu pembayaran kupon, nilai par serta tingkat bunga
disyaratkan, maka nilai atau harga obligasi bisa ditentukan dengan cara:
a) Menentukan nilai sekarang dari pendapatan kupon yang diperoleh setiap tahun,
b) Menentukan nilai sekarang dari nilai par yang akan diperoleh pada saat obligasi
jatuh tempo,
c) Menjumlahkan nilai sekarang dari pendapatan kupon (1) dan nilai par (2).

Untuk menentukan nilai obligasi pada suatu saat tertentu, maka perlu diketahui jangka
waktu sisa umur obligasi sampai dengan jatuh tempo, nilai nominal, kupon, dan suku bunga
pasar. Rumus nilai obligasi :

Nilai obligasi = C x {1 – 1/(1+r)t} /r+F/(1+r)t

Keterangan :

F = nilai nominal obligasi

C = Kupon yang dibayarkan setiap periode

t = jangka waktu sampai dengan jatuh tempo

r = suku bunga di pasar

6. Metode Bunga Efektif


Perusahaan mencatat penyesuaian ini pada biaya sebagai beban bunga obligasi selama
umur obligasi melalui proses yang disebut dengan amosrtisasi. Amortisasi diskonto
meningkatkan beban bunga obligasi, sementara amortisasi premi menurunkan beban bunga
obligasi. Prosedur yang diperlukan untuk amortisasi diskonto atau premi adalah metode
bunga efektif juga disebut amortisasi nilai sekarang. Dengan metode bunga efektif,
perusahaan:
1. Menghitung beban bunga obligasi terlebih dahulu dengan mengalikan nilai tercatat nilai
buku dari obligasi pada awal periode dengan suku bunga efektif.
2. Menentukan amortisasi diskonto atau premi obligasi berikutnya dengan
membandingkan beban bunga obligasi dengan bunga (kas) yang dibayarkan.

2. UTANG JANGKA PANJANG


1. Wesel Diterbitkan pada Nilai Nominal
Wesel yang diterbitkan pada nilai nominal Rp xxx,- berjangka x tahun dengan suku bunga
xx %, maka ayat jurnal saat penerbitan wesel adalah kas di debet dan wesel bayar di kredit
sebesar nilai nominal wesel waktu diterbitkan Rp xxx,-. Sedangkan ayat jurnal saat
pengakuan bunga di debet dan kas di kredit sebesar nilai nominal penerbitan wesel dikali
bunga yang di tetapkan sebelumnya.
Contoh : PT. A menerbitkan wesel senilai $10.000, 3 tahun, suku bunga ditetapkan dan
suku bunga efektif keduanya adalah 10%. Maka ayat jurnalnya :

4
Kas 10.000

Wesel bayar 10.000

Ayat jurnal untuk mengakui beban bunga yang terjadi setiap tahun, ayat jurnalnya :

Beban bunga 1.000

Kas 1.000

2. Wesel Tidak Diterbitkan pada Nilai Nominal


a) Wesel dengan Bunga Nol
Jika wesel berbunga nol, maka nilai sekarangnya diukur dengan kas yang diterima oleh
penerbit wesel. Suku bunga implisit adalah suku bunga yang menyamakan kas yang
diterima dengan jumlah yang diterima di masa depan.
Contoh : PT. A menerbitkan wesel tanpa bunga dengan total kas $10.000, 3 tahun. Nilai
sekarang wesel dari arus kas masa depan ($7.721,80 kas yang dihasilkan dan selisihnya
menjadi Diskonto). Ayat jurnalnya adalah :

Kas 7.721,80

Diskonto atas Wesel Bayar 2.278,20

Wesel bayar 10.000

Diskonto yang diamortisasi dan beban bunga diakui setiap tahun menggunakan metode
bunga efektifnya. Maka ayat jurnalnya:

Beban bunga ($7.721,80 x 9%) 694,96

Diskonto atas wesel bayar 694,96

b) Wesel Berbunga
Apabila nilai sekarang melebihi nilai nominal, maka wesel tersebut di pertukarkan dengan
premi. Premi atau wesel bayar dicatat sebagai kredit atau diamortisasi dengan metode
bunga efektif sebagai pengurangan tahunan atas jumlah bunga yang diakui.
Contoh : PT. B menerbitkan wesel tanpa bunga dengan total kas $10.000, 3 tahun. Nilai
sekarang wesel dari arus kas masa depan ($7.721,80 kas yang dihasilkan dan selisihnya
menjadi Diskonto). Suku bunga efektifnya 12%. Ayat jurnalnya adalah :

Kas 9.520

Diskonto atas wesel bayar 480

Wesel bayar 10.000

5
Diskonto yang diamortisasi dan beban bunga dakui setiap tahun menggunakan
metode bunga efektif. Maka ayat jurnalnya:

Beban bunga 1.142*

Diskonto atas wesel 142**

Kas 1.000***

*$9.520 x 12% = $1.142 **$142 = $1.142 – $1.000 ***$10.000 x 10%=$1.000

3. Wesel Bayar dalam Situasi Khusus


Akuntansi untuk wesel jangka panjang hampir sama dengan akuntansi obligasi.
Sedangkan, jenis-jenis wesel yang ditransaksikan adalah wesel yang diterbitkan pada nilai
nominal, wesel yang diterbitkan tidak pada nilai nominal, wesel dengan bunga nol dan wesel
dalam situasi khusus.
Untuk wesel dalam situasi khusus, wesel bayar dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
a) Wesel diterbitkan untuk kas dan hak-hak lainnya
Adakalanya ketika suatu wesel diterbitkan, hak atau privilege (keistimewaan) tambahan
diberikan kepada penerima wesel. Dalam situasi ini, perbedaan antara nilai sekarang
hutang dan jumlah kas yang diterima harus dicatat oleh penerbit wesel secara simultan
sebagai diskonto (debet) atas wesel itu dan pendapatan yang belum dihasilkan (kredit) atas
penjualan masa depan.
Contoh : PT. Harun Yahya menerbitkan wesel senilai $100.000, 5 tahun, suku bunga 10%.
Penerima wesel diberikan hak khusus untuk dapat membeli barang dagang sebesar
$500.000 dari penerbit wesel lebih kecil dari harga jual selama 5 tahun. Maka ayat
jurnalnya adalah:
Kas 100.000
Diskonto atas wesel bayar 37.908
Wesel bayar 100.000
Pendapatan yang belum dihasilkan 37.908
Diskonto yang diamortisasi dan beban bunga diakui setiap menggunakan metode bunga
efektif. Sementara Pendapatan yang Belum Dihasilkan diakui sebagai pendapatan dari
penjualan barang dagang dan diproratakan atas dasar yang sama dengan jumlah penjualan
pemasok kepada pemberi pinjaman setiap periode terhadap total penjualan kepada pemberi
pinjaman selama jangka waktu wesel.

b) Wesel diterbitkan untuk properti, barang dan jasa


Pada situasi ini penerbitan wesel dipertimbangkan dengan aset nonkas. Perusahaan
menukarkan properti, barang atau jasa dengan wesel bayar sehingga suku bunga dianggap
tidak layak karena :
1) tidak ada suku bunga yang ditetapkan,
2) suku bunga yang ditetapkan tidak layak, dan
3) jumlah nominal yang ditetapkan dari instrument hutang itu secara material berbeda
dengan harga jual tunai berjalan atas barang yang sama atau serupa.
Jika tidak ada suku bunga yang ditetapkan, maka suku bunga adalah selisih antara nilai
nominal wesel dan nilai wajar property, dan dinyatakan Diskonto jika nilai wesel lebih
rendah daripada nilai wajar properti dan sebaliknya dinyatakan dengan Premi.

6
Contoh: PT Budi Sejahtera (penjual) menjual tanah yang mempunyai harga jual tunai
sebesar $ 200.000 kepada PT. Pasti Luhur (pembeli) untuk ditukarkan dengan wesel tanpa
bunga PT. Pasti Luhur berjangka 5 tahun senilai $ 293.866. harga jual tunai sebesar $
200.000 merupakan nilai sekarang dari wesel senilai $ 293.866 yang didiskontokan pada
8% selama 5 tahun. Maka ayat jurnalnya adalah:
Jurnal PT. Pasti Luhur:
Tanah 200.000
Diskonto atas wesel bayar 93.866
Wesel bayar 293.866

Jurnal PT. Budi Sejahtera:


Wesel tagih 293.866
Diskonto atas wesel tagih 93.866
Penjualan 200.000

Keterangan: selama umur 5 tahun, PT. Pasti Luhur menghitung amortisasi secara tahunan,
sebagian dari diskonto sebesar $ 93.866 sebagai beban kepembebanan bunga. Sedangkan
PT. Budi Sejahtera akan mencatat pendapatan bunga sejumlah $ 93.866 selama periode 5
tahun dengan mengamortisasikan diskonto diatas dengan pendekatan bunga efektif.

c) Bunga terkait (Imputed Interest)


Suku bunga pasar dalam transaksi wesel dapat ditentukan oleh faktor lain yang terlibat
dalam transaksi, seperti nilai pasar wajar dari apa yang diberikan atau diterima. Tapi, jika
perusahaan tidak dapat menentukan nilai wajar properti, barang atau jasa dan hak lainnya
dan jika wesel tersebut tidak mempunyai pasar yang siap menampungnya maka
perusahaan harus memperkirakan suku bunga penerapan (suku bunga terkait) untuk
menentukan nilai wesel tersebut. Suku bunga terkait berbeda dengan suku bunga
ditetapkan pada tanggal wesel diterbitkan, maka Diskonto atau Premi harus diakui dan
diamortisasi pada periode berikutnya.

Contoh: PT. Umar (B) menerbitkan wesel promes kepada PT. Andi(A) untuk jasa
arsitektur pada 31 Desember 2010. Wesel tersebut mempunyai nilai nominal sebesar
$550.000, jatuh tempo 31 Desember 2015 dan suku bunga 2% yang akan dibayarkan pada
setiap akhir tahun. Nilai wajar jasa arsitektur tidak dapat segera ditentukan, sementara
promes tidak dapat segera dipasarkan. Berdasarkan lembaga pemeringkat, bunga terkait
8% di anggap sudah layak dalam situasi ini. Perhitungan dan ayat jurnal terkait:
Perhitungan diskonto:

Nilai nominal wesel $ 550.000


Nilai sekarang dari $500.000 yang jatuh tempo dalam 5 tahun pada bunga 8% dibayarkan
secara tahunan, PV= FV (PVF5,8% ); ($ 550.000 x 0,68058) = 374.319
Nilai sekarang dari bunga sebesar $11.000 yang dibayarkan secara tahunan selama 5 tahun
pada 8%, PV= R (PVF5,8%); ($11.000 X 3,99271) = $ 43.920
Nilai sekarang wesel $ 418.239
Diskonto atas wesel bayar $131.761

7
Maka jurnal yang harus dibuat untuk tgl 31 Des 2011 adalah:
Ayat Jurnal 31 Desember 2001 :

Bangunan (kontruksi dlm proses) 418.239


Diskonto atas wesel bayar 131.761
Wesel bayar 550.000

Ayat jurnal pembayaran tahun pertama dan amortisasi Diskonto dicatat sebagai berikut :

Beban bunga 33.459*


Diskonto atas wesel bayar 22.459***
Kas 11.000**

*$418.239 x 8% = $33.459 **$550.000 x 2 % =$11.000 ***$33.459 - $11.000 = $22.459

4. Wesel Bayar Hipotik


Bentuk paling umum dari wesek bayar jangka panjang adalah wesel bayar hipotik. Wesel
BayarHipotik adalah wesel promes yang dijamin dengan satu dokumen yang disebut hipotik
yangmenggadaikan hak atas property sebagai jaminan pinjaman. Wesel bayar hipotiks
erringdigunakan oleh perusahaan dan persekutuan daripada korporasi.Peminjam biasanya
menerima kas dalam jumlah nominal wesel hipotik, si mana jumlah nominalwesel itu
merupakan kewajiban yang sebenarnya dan tidak ada diskonto atau premi yang
terlibat.Namun, apabila dikenakan penilaian “poin” oleh pemberi pinjaman, maka jumlah total
yangditerima oleh peminjam kurang dari jumlah nilai nominal wesel. Poin menaikkan suku
bungaefektif diatas yang ditetapkan suku bunga dalam wesel. Satu poin adalah 1% dari nilai
nominalwesel.
3. ISU-ISU KHUSUS
1. PELUNASAN LIABILITAS JANGKA PANJANG
a) Pelunasan dengan kas sebelum Jatuh Tempo
 harga perolehan kembali> nilai tercatat bersih = Rugi
 nilai tercatat bersih> harga Perolehan kembali = Gain
 Pada saat perolehan kembali, premi atau diskonto yang belum diamortisasi harus
diamortisasi sampai dengan tanggal perolehan kembali.
b) Pelunasan oleh Bertukar Aset atau Efek
 Kreditor harus memperhitungkan aset non-tunai atau bunga ekuitas yang diterima
sebesar nilai wajarnya.
 Debitur mengakui keuntungan sebesar selisih dari jumlah tercatat hutang atas nilai
wajar aset atau ekuitas dialihkan
c) Pelunasan dengan Modifikasi Syarat
 Kreditor mungkin menawarkan satu atau kombinasi dari berikut ini modifikasi:
Penurunan suku bunga dinyatakan.
 Perpanjangan tanggal jatuh tempo dari jumlah wajah utang.
 Pengurangan jumlah wajah utang.
 Pengurangan atau penangguhan dari setiap bunga.
2. OPSI NILAI WAJAR
Perusahaan memiliki pilihan untuk merekam nilai wajar dalam rekening mereka untuk
aset keuangan yang paling dan kewajiban, termasuk obligasi dan wesel bayar.
Itu IASB percaya bahwa nilai pengukuran wajar dari instrumen keuangan, termasuk

8
kewajiban keuangan, menyediakan lebih informasi yang relevan dan mudah dipahami
daripada biaya diamortisasi.
3. PEMBIAYAAN DI LUAR NERACA
Upaya untuk meminjam uang dengan cara sedemikian rupa untuk mencegah pencatatan
kewajiaban.
4. PENYAJIAN DAN ANALISIS
a) Penyajian Utang Jangka Panjang
Catatan pengungkapan umumnya menunjukkan sifat dari kewajiban, tanggal jatuh
tempo, suku bunga, ketentuan panggilan, hak konversi, pembatasan yang diberlakukan
oleh kreditor, dan aset yang ditunjuk atau dijadikan jaminan.
Harus mengungkapkan pembayaran masa depan untuk persyaratan dana pelunasan dan
jumlah jatuh tempo hutang jangka panjang selama masing-masing lima tahun ke depan.
b) Analisis Utang Jangka Panjang
Dua rasio yang memberikan informasi tentang kemampuan membayar hutang dan
solvabilitas jangka panjang adalah:
𝑇𝑂𝑇𝐴𝐿 𝐻𝑈𝑇𝐴𝑁𝐺
 Hutang Terhadap Total Aset = 𝑇𝑂𝑇𝐴𝐿 𝐴𝑆𝐸𝑌

Semakin tinggi persentase hutang terhadap total aset, semakin besar risiko perusahaan
tersebut tidak dapat memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo.

𝐿𝐴𝐵𝐴 𝑆𝐸𝐵𝐸𝐿𝑈𝑀 𝐾𝐸𝑁𝐴 𝑃𝐴𝐽𝐴𝐾 𝑃𝐸𝑁𝐺𝐻𝐴𝑆𝐼𝐿𝐴𝑁 𝐷𝐴𝑁 𝐵𝐸𝐵𝐴𝑁 𝐵𝑈𝑁𝐺𝐴


 Kali Bunga yang Didapat =
𝐵𝐸𝐵𝐴𝑁 𝐵𝑈𝑁𝐺𝐴

Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi pembayaran bunga saat jatuh


tempo.

Anda mungkin juga menyukai