MANAJEMEN KEUANGAN
OLEH:
KELOMPOK IV
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2018
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
terbatasnya ilmu yang dimiliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
masa yang akan datang. Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Surat berharga jangka panjang atau sumber jangka panjang merupakan
sumber dana yang memiliki jangka waktu panjang. Penjang pendeknya jangka
waktu tersebut belum ada ketetapannya secara arti. Namun demikian, sumber
dana yang memiliki waktu lebih dari 10 tahun sudah dianggap sebagai sumber
dana berjangka panjang. Oleh karena itu, apabila kita meminjam dibank dengan
jangka waktu 15 tahun maka kredit tersebut dapat dikategorikan sebagai kredit
jangka panjang. Sumber dana jangka panjang ini ada yang memiliki jangka waktu
tertentu atau jangka waktu tempo seperti tempo seperti hutang obligasi dan hutang
jangka panjang di bank. Di samping itu ada sumber dana jangka panjang yang
tidak memiliki jangka waktu seperti modal sendiri berupa saham biasa.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep-konsep dasar sekuritas jangka panjang?
2. Bagaimana penilaian saham biasa?
3. Bagaimana penilaian saham preferen?
4. Bagaimana Penilaian obligasi dan pinjaman?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep-konsep dasar sekuritas panjang.
2. Untuk mengetahui penilaian saham biasa.
3. Untuk mengetahui penilaian saham preferen.
4. Untuk mengetahui penilaian obligasi dan pinjaman.
ii
BAB II
PEMBAHASAN
ii
b) Nilai Pasar (Market Value)
Aktiva: Harga pasar dari aktiva jika diperdagangkan di pasar terbuka.
Perusahaan: Nilai pasar sering kali dipilih dari nilai tertinggi antara nilai
likuiditas atau nilai kelangsungan usaha perusahaan.
Saham biasa merupakan surat bukti kepemilikan atau surat bukti penyertaan
atas suatu perusahaan yang mengeluarkannya (emiten). Saham biasa memberikan
hak dividen kepada pihak yang memilikinya, dan dividen dibayarkan oleh emiten
setiap tahun apabila perusahaan mendapatkan laba. Penentuan besarnya tingkat
pengembalian dan nilai dari saham biasa lebih sulit dibandingkan dengan saham
preferen, karena:
1. Harapan pendapatan yang akan diperoleh tidak tentu dan sulit diprediksi
2. Return saham biasa merupakan gabungan dari deviden dan capital gain yang
diperoleh atau capital loss yang diderita investor
3. Deviden saham tidak selalu sama setiap periode
V = D1 / (1+ke)1 + ……..+ Dn / (1+ke )n + D∞ / (1+ke)∞
V = Σ Dt / (1+ke)t
Dimana:
Dt = Deviden tunai pada akhir waktu periode t
ii
ke = Tingkat pengembalian yang diminta investor
n = Umur saham pada tahun ke-n
Akan tetapi, Bila berencana memiliki saham tersebut hanya selama 2 tahun,
maka:
Dimana P2 adalah perkiraan harga jual saham pada akhir masa dua tahun.
Model ini digunakan dengan asumsi bahwa para investor akan bersedia membayar
saham dua tahun dari sekarang. Kemudian, para investor di masa mendatang akan
mendasarkan penilaian atas harga saham dengan menggunakan perkiraan dividen
di masa mendatang dan harga jual (atau nilai terminal). Begitulah seterusnya
proses tersebutvdilakukan para investor.
Ingatlah bahwa harapan atas dividen dimasa mendatang dan harga jual
dimasa mendatang yang juga didasarkan pada perkiraan dividen dimasa
mendatang, inilah yang memberikan nilai bagi saham. Dividen tunai adalah yang
diterima para pemagang saham secara keseluruhan dari perusahaan penerbit
saham. Karenanya, dasar penilaian saham biasa haruslah dividen.
ii
Dimana Do adalah dividen sekarang per lembar saham. Jadi, perkiraan dividen
pada akhir priode n sama dengan dividen yang terakhir dikalikan faktor
pertumbuhan majemuk (1+g)n, hal ini mungkin tidak tampak seperti perbaikan
dari persamaa sebelumnya. Akan tetapi, dengan asumsi bahwa k lebih besar
daripada g (asumsi yang masuk akal karena tingkat pertumbuhan dividen yang
selalu lebih besar dari tingkat kapitalisasi akan berarti niali saham tidak terbatas),
persamaan dapat disederhanakan menjadi:
V = D1 / (ke – g)
V = [(1 – b) E1] /( ke – g)
Dimana:
b = Pendapatan setiap tahun
E1 = Perkiraan pendapatan per lembar saham dalam periode 1
ii
3. Tahapan Pertumbuhan (Growth Phases)
ii
C. Model Manajemen Persediaan
ii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
ii
DAFTAR PUSTAKA
ii