OLEH :
KELOMPOK 1
ANNISA JULIANI
B1C1 14 008
WILDA PRATIWI
B1C1 14 011
HERMANTO
B1C1 14 022
B1C1 14 023
B1C1 14 042
B1C1 14 047
WA RUWIATI
B1C1 14 058
KELAS A
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2016
KATA PENGANTAR
( Penulis )
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
ii
Daftar Isi
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Perumusan Masalah
1.3
Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1
2.2
Sejarah Akuntansi
2.3
2.3.1
2.3.2
2.4
2.5
10
Daftar Pustaka
14
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Benarkah ilmu akuntansi ada dalam Islam? Sebagaimana dipahami banyak
kalangan, hanyalah kumpulan norma yang lebih menekankan pada persoalan moralitas.
Dan karenanya prinsip-prinsip kehidupan praktis yang mengatur tata kehidupan modern
dalam bertransaksi yang diatur dalam akuntansi tidak masuk dalam cakupan agama.
Anggapan terhadap akuntansi Islam (akuntansi yang berdasarkan syariah Islam)
wajar saja dipertanyakan orang. Sama halnya pada masa lalu orang meragukan dan
mempertanyakan seperti apakah ekonomi islam jika kita mengkaji lebih jauh dan
mendalam terhadap sumber dari ajaran Islam Al-Quran maka akan menemukan ayat-ayat
maupun hadits-hadits yang membuktikan bahwa Islam juga membahas ilmu akuntansi.
Singkatnya, informasi akuntansi yang kapitalistik akan membentuk jaringan kuasa
yang kapitalistik juga. Jaringan inilah yang akhirnya mengikat manusia dalam sengsara
kapitalisme dan nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat Islam dan barat terdapat
perbedaan yang sangat besar. Dalam masyarakat Islam terdapat sistem nilai yang
melandasi setiap aktivitas masyarakat. Hal ini tidak ditemukan dalam kehidupan
masyarakat barat. Perbedaan dalam budaya dan sistem nilai ini menghasilkan bentuk
masyarakat, praktik, serta pola hubungan yang berbeda pula . Tujuan akuntansi syariah
adalah terciptanya peradaban bisnis dengan wawasan humanis, emansipatoris,
transendental, dan teologis. Dengan akuntansi syariah, realitas sosial yang dibangun
mengandung nilai tauhid dan ketundukan kepada ketentuan Allah swt.
1.2 Perumusan Masalah
a) Bagaimana Perkembangan Awal Akuntansi?
b) Bagaimana Sejarah Akuntansi?
c) Bagaimana Perkembangan Akuntansi Syariah?
d) Bagaimana Prosedur dan Istilah yang Digunakan?
e) Bagaimana Hubungan Akuntansi Modern dan Akuntansi Islam?
1.3 Tujuan
a) Untuk Mengetahui Perkembangan Awal Akuntansi
1
b)
c)
d)
e)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain
untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga
pemerintah. Pada awalnya akuntansi merupakan bagian ilmu pasti, yaitu bagian dari
pengetahuan yang berhubungan dengan masalah hukum alam dan perhitungan yang bersifat
memiliki kebenaran absolut. Sebagai bagian dari ilmu pasti yang perkembangannya bersifat
akumulatif, maka setiap penemuan metode baru dalam akuntansi akan menambah dan
memperkaya ilmu akuntansi tersebut. Perubahan ilmu akuntansi dari bagian ilmu pasti
menjadi ilmu sosial lebih di sebabkan oleh faktor-faktor perubahan dalam masyarakat yang
semula dianggap sebagai sesuatu yang konstan, misalnya transaksi usaha yang di pengaruhi
oleh budaya dan tradisi serta kebiasaan dalam masyarakat. Oleh sebab itu akuntansi masih
berada ditengah-tengah pembagian ilmu pengetahuan tersebut hingga kini. Bahkan pemikiran
mayoritas akutansi masih menitikberatkan pada pemikiran positif melalui penggunaan data
empiris dengan pengolahan yang bersifat matematis.
Akuntansi yang kita kenal sekarang di klaim berkembang dari peradaban barat (sejak
Luca Paciolli), padahal apabila di lihat secara mendalam dari proses lahir dan
perkembangannya, terlihat jelas pengaruh keadaan masyarakat atau peradaban sebelumnya
baik Yunani maupun Arab Islam.
Pekembangan akuntansi, dengan domain arithmatic quality nya, sangat ditopang
oleh ilmu lain khususnya arithmatic, algebra, mathematics, alghorithm pada abad ke-9
Masehi. Ilmu ini lebih dahulu berkembang sebelum perkembangan bahasa. Ilmu penting ini
ternyata dikembangkan oleh filosof islam yang terkenal yaitu Abu Yusuf Yakub Bin Ishaq Al
kindi yang lahir tahun 801 M. juga Al Karti (1020) dan Al Hawarizmy yang merupakan asal
kata dari algorithm, Al gebra juga berasal dari kata arab yaitu Al Jaber.
Ibnu Haldun (lahir tahun 1332) adalah seorang filosof islam yang juga telah bicara
tentang politik sosiologi ekonomi bisnis dan perdagangan. Bahkan ada dugaan bahwa
pemikiran mereka itulah sebenarnya yang dikemukakan oleh para filosof barat belakangan
yang muncul pada abad ke-18 M.
Sebenarnya, sudah banyak pula ahli akuntan yang mengetahui keberadaan akuntansi
islam itu, misalnya RE Gambling, William Roget, Baydoun, Hayashi dari jepang, dan lain3
lain. Seperti Paciolli dalam memperkenalkan system double entry melalui ilmu matematika.
System akuntansi dibangun dari dasar kesamaan akuntansi Aset = Utang + Modal (A = U +
M).
2.2
Sejarah Akuntansi
Akuntansi merupakan salah satu profesi tertua di dunia. Dari sejak zaman prasejarah,
keluarga memiliki perhitungan tersendiri untuk mencatat makanan dan pakaian yang harus
mereka persiapakan dan mereka gunakan pada saat musim dingin. Walaupun akuntansi sudah
ada sejak zaman prasejarah, saat ini kita hanya mengenal Luca Paciolli sebagai Bapak
Akuntansi modern. Paciolli, seorang ilmuan dan pengajar di beberapa Universitas yang lahir
di Tuscany - Italia pada tahun 1445, merupakan orang yang di anggap menemukan persamaan
akutansi untuk pertama kali pada tahun 1494 dengan bukunya : Summa de arithmetica
geometria et proportionalita (A Review of arithmetica, geometry and proportions),
dalam buku tersebut, beliau menerangkan mengenai double entry book keeping sebagai
dasar perhitungan akuntansi modern, bahkan juga hampir seluruh kegiatan rutin akuntansi
yang kita kenal saat ini seperti penggunaan jurnal, buku besar (ledger) dan memorandum.
Sebenarnya, Luca Paciolli bukanlah orang yang menemukan double entry book keeping
system, mengingat sistem tersebut telah dilakukan sejak adanya perdagangan antara fenice
dan genoa pada awal abad ke-13 M setelah terbukanya jalur perdagangan antara timur tengah
dan kawasan mediterania. Bahkan, pada tahun 1340 bendahara kota massri telah melakukan
pencatatan dalam bentuk double entry.
2.3
tahun 1 H) didasari oleh konsep bahwa seluruh muslim adalah bersaudara tanpa
memandang ras, warna kulit dan golongan, sehingga seluruh kegiatan kenegaraan
dilaksanakan secara bersama dan gotong royong di kalangan para muslim. Hal ini di
mungkinkan karena yang baru saja berdiri tersebut hampir tidak memiliki pemasukan
atau pengeluaran. Rasullulah Muhammad SAW bertindak sebagai seorang kepala
negara yang juga merangkap sebagai Ketua Mahkamah Agung, dan Panglima Perang
Tertinggi juga penanggung jawab administrasi negara. Telah menjadi tradisi, bahwa
bangsa Arab melakukan 2 kali perjalanan khalifah perdagangan, yaitu musim dingin
4
dengan tujuan perdagangan ke Yaman dan musim panas dengan tujuan ke As-Syam
(sekarang Syria, Lebanon, Jordania, Palestina dan Israel).
Dalam perkembangan selanjutnya, ketika ada kewajiban zakat dan ushr
(pajak pertanian dari muslim), dan perluasan wilayah sehingga dikenal adanya jizyah
(pajak perlindungan dari nonmuslim) dan kharaj ( pajak hasil pertanian dari non
muslim), maka Rasullulah mendirikan baitul Maal pada awal abad ke-7.
2.3.2 Zaman Empat Khalifah
a. Abu Bakar As-shidiq
Pada masa pemerintahan Abu Bakar, pengelolaan Baitul Maal masih
sangat sederhana, dimana pemerintahan dan pengeluaran dilakukan secara
seimbang, sehingga hampir tidak pernah ada sisa.
b. Umar bin Khattab
Pada masa pemerintahan Umar bin Khattab sudah dikenalkan dengan
istilah Diwan yaitu tempat dimana pelaksana duduk, bekerja dan dimana
akuntansi dicatat dan disimpan yang berfungsi untuk mengurusi pembayaran
gaji. Khalifah Umar menunjukkan bahwa akuntansi berkembang dari suatu
lokasi ke lokasi lain sebagai akibat dari hubungan antar masyarakat. Selain itu
Baitul Maal sudah diputuskan di daerah-daerah taklukan Islam.
c. Utsman bin Affan
Pada masa pemerintahan Khalifah Utsman, memperkenalkan tentang
istilah khittabat al-Rasull wa sirr yaitu berarti memelihara pencatatan
rahasia. Dalam hal pengawasan pelaksanaan agama dan moral lebih
difokuskan kepada muhtasib yaitu orang-orang yang bertanggung jawab atas
lembaga al hisbah, misalnya mengenai timbangan, kecurangan dalam
penjualan, orang yang tidak banyak hutang dan juga termasuk ke dalam
perhitungan ibadah bahkan termasuk memeriksa iman, dan juga masih banyak
yang lain yang termasuk perhitungan atau sesuatu ketidak adilan didunia ini
untuk semua makhluk.
d. Ali Bin Abi Thalib
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lahirnya sebuah paradigma dapat dipahami sebagai bagian dari siklus hukum
Tuhan (Sunatullah). Paradigma pra modern digantikan oleh paradigma modern yang
positivistik. Demikian juga paradigma modern pada akhirnya nanti akan digantikan oleh
paradigma lainnya, misalnya posmodern (Syariah). Gejala pergantian paradigma ini
sebetulnya sudah tampak. Deskripsi-deskripsi diatas merupakan gejala yang konkret
kemungkinan bergesernya paradigma lama. Akuntansi modern mulai dipertanyakan dan
diragukan kesahihannya. Dimasa yang akan datang akuntansi modern tidak menutup
kemungkinan akan digantiakan oleh akuntansi alternatif, yaitu akuntansi syariah yang
sudah nampak sebagai bayi yang baru lahir.
Akuntansi syariah memiliki tujuan normatif yang ideal, yaitu menciptakan realitas
tauhid. Realitas ini adalah realitas sosial yang mengandung jaringan kuasa ilahi yang
mengikat kehidupan manusia dalam ketundukan pada Tuhan. Untuk sampai pada tujuan
ini diperlakukan instrrumen untuk membangun dan membentuk akuntansi syariah, yaitu
dengan cara menggunakan metodologi syariah.
3.2 Saran
Dalam kenyataan akuntansi syariah yang baru lahir ini membelah menjadi dua,
yaitu akuntansi filosofis teoritis dan akuntansi syariah praktis. Yang pertama mencoba
untuk mencari dasar-dasar filosofis yang transendental dalam rangka membangun
akuntansi syariah. Sedangkan yang kedua lebih bersifat pragmatis untuk memenuhi
kebutuhan praktis yang ada saat ini. Kedua model akuntansi syariah ini dapat berjalan
seiring sejalan yang secara positif dapat kita pandang sebagai proses pengayaan pada
perbendaharaan akuntansi syariah.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad.2005. Pengantar Akuntansi Syariah .Jakarta:salemba empat
Nurhayati,sri- Wasilah.2009.Akuntansi Syariah di Indonesia.Jakarta:salemba empat.
Triyuwono,iwan.2006.perspektif, metodologi, dan teori akuntansi syariah
.malang:rajawali pers
http://syariahmuamalah.blog.com/2012/03/21/sejarah-perkembangan-akuntansi-syariah/
http://sanoesi.wordpress.com/2013/01/12/sejarah-ilmu-akuntansi-syariah/
10
11