Dalam mudharabah istilah profit and loss sharing tidak tepat digunakan karena yang
dibagi hanya keuntungannya saja (profit), tidak termasuk kerugian (loss). Sehingga untuk
pembahasan selanjutnya, akan digunakan istilah prinsip bagi hasil seperti yang digunakan
dalam undang-undang no 10 tahun 1998, karena apabila usaha tersebut gagal kerugian tidak
dibagi antara pemilik dana dan pengelola dana, tetapi harus ditanggung sendiri oleh pemilik
dana.
penghasilan usaha mudharabah dalam praktik dapat diketahui berdasarkan laporan bagi hasil
atas realisasi penghasilan usaha dari pengelola dana. Tidak diperkenankan mengakui
Untuk menghindari perselisihan dalam hal biaya yang dikeluarkan oleh pengelola
dana, dalam akad harus disepakati biaya-biaya apa saja yang dapat dikurangkan dari
pendapatan.
Data:
Penjualan Rp 1.000.000
Biaya-biaya Rp 250.000
a) Berdasarkan prinsip bagi laba (profit sharing) dengan nisbah pemilik dana
Dasar pembagian hasil usaha adalah laba neto/laba bersih yaitu laba kotor dikurangi
b) Berdasarkan prinsip bagi hasil, maka dasar pembagian hasil usaha adalah laba
Jika akad mudharabah melebihi satu periode pelaporan, penghasilan usaha diakui
dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati (PSAK 105 par
20)
Bagi Hasil Untuk Akad Mudharabah Musyarakah (Psak 105 Par 34)
Ketentuan bagi hasil untuk akad jenis ini dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu:
a. Hasil investasi diantara pengelola dana dana pemilik dana sesuai nisbah yang
disepakati, selajutnya bagian hasil investasi setelah dikurangi untuk pengelola dana
tersebut dibagi antara pengelola dana (sebagai musytarik) dengan pemilik dana sesuai
b. Hasil investasi dibagi antara pengelola dana (sebagai musytarik) dan pemilik dana
sesuai dengan porsi modal masing-masing, selanjutnya bagian hasil investasi setelah
dikurangi untuk pengelola dana (sebagai musytarik) tersebut dibagi antara pengelola
dana dengan pemilik dana sesuai dengan nisbah yang disepakati. Contoh: jika terjadi
kerugian atas investasi, maka kerugian dibagi sesuai dengan modal para musytarik.
Contoh: Bapak A menginvestasikan uang sebesar Rp 2 juta untuk usaha siomay yang
dimiliki oleh Bapak B dengan akad mudharabah. Nisbah yang disepakati oleh Bapak
musyarakah. Laba yang diperoleh untuk bulan Januari 2008 adalah sebesar Rp
1.000.000
Berdasarkan PSAK 105 par 34 maka bagi hasil jika terdapat keuntungan dapat dilakukan
dengan cara:
Alternative 1:
Pertama,hasil investasi dibagi antara pengelola dana dan pemilik dana sesuai nisbah yang
disepakati:
Kemudian bagian hasil investasi setelah dikurangi untuk pengelola dana tersebut (Rp
1.000.000 – Rp 750.000) dibagi antara pengelola dana (sebagai musytarik) dengan pemilik
Alternative 2:
Pertama hasil investasi dibagi antara pengelola dana (sebagai musytarik) dan pemilik dana
Kemudian bagian hasil investasi setelah dikurangi untuk pengelola dana (sebagai musytarik)
sebesar Rp 800.000 (Rp 1.000.000-Rp 200.000) tersebut dibagi antara pengelola dana dengan
1. Dana Mudharabah yang disalurkan oleh pemilik dana diakui sebagai investasi
mudharabah pada saat pembayaran kas atau penyerahan asset nonkas kepada
pengelola dana.
dibayarkan;
b) Investasi mudharabah dalam bentuk asset nonkas diukur sebesar nilai wajar
Nilai dari investasi mudharabah dalam bentuk asset nonkas harus disetujui oleh
Ada 2 alasan tidak digunakannya dasar historical cost untuk mengukur asset nonkas,
(siswantoro,2003).
o Penggunaan nilai yang disetujui oleh pihak yang melakukan kontrak untuk
o Penggunaan nilai yang disetujui (agreed value) oleh pihak yang melakukan
Investasi mudharabah dalam bentuk kas diukur sebesar junlah yang dibayarkan.
Investasi mudharabah dalam bentuk asset nonkas diukur sebesar nilai wajar asset
• Jika nilai wajar lebih tinggi dari pada nilai tercatatnya, maka selisihnya diakui sebagai
• Jika nilai wajar lebih rendah dari pada nilai tercatatnya, maka selisihnya diakui
Jurnal :
Jika nilai investasi mudharabah turun sebelum usaha dimulai disebakan rusak, hilang
atau faktor lain yang bukan karena kelalaian atau kesalahan pihak pengelola dana,
maka penurunan nilai tersebut diakui sebagai kerugian dan mengurangi saldo
investasi mudharabah.
Jurnal :
kelalaian atau kesalahan pengelola dana, maka kerugian tersebut tidak langsung
Jurnal :
4. Kerugian
Kerugian yang terjadi dalam suatu periode sebelum akad mudharabah berakhir Pencatatan
kerugian yang terjadi dalam suatu periode sebelun akad mudharabah berakhir diakui sebagai
Jurnal :
Catatan :
Tujuan dicatat sebagai penyisihan agar jenis nilai investasi awal mudharabah.
5. Hasil usaha
Bagian hasil usaha yang belum dibayar oleh pengelola dana diakui sebagai piutang
Jurnal :
Jurnal
Pada saat akad mudharabah berakhir, selisih antara investasi mudharabah setelah dikurangi
Jurnal :
Pemilik dana menyajikan investasi mudharabah dalam laporan keuangan sebesar nilai
tercatat, yaitu nilai investasi mudharabah dikurangi penyisihan kerugian (jika ada)
8. Pengungkapan
Pemilik dana mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan transaksi mudharabah, tetapi tidak
terbatas pada :
a) Isi kesepakatan utama usaha mudharabah, seperti porsi dana, pembagian hasil usaha,
1. Dana yang di terima dari pemilik dana dalam akad mudharabah diakui sebagai dana
syirkah temporer sebesar jumlah kas atau nilai wajar aset nonkas yang diterima.
Dana Syirkah Temporer diukur sebesar jumlah kas atau nilai wajar aset nonkas yang
diterima.
Jurnal :
Jika pengelola dana menyalurkah kembali dana syirkah temporer yang diterima maka
akuntansi untuk pemilik dana. Dan ia akan mengakui pendapatan secara bruto
Jurnal pencatatan ketika menerima pendapatan bagi hasil dari penyaluran kembali
Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diperhitungkan
tetapi belum dibagikan kepada pemilik dana diakui sebagai kewajiban sebesar bagi
Jurnal :
4. Sedangkan apabila pengelola dana mengelola sendiri dana mudharabah berarti ada
pendapatan dan beban yang diakui dan pencatatanya sama dengan akuntansi
konvensional yaitu :
xxx
Kr. Kas
Jurnal penutup yang dibuat apabila terjadi kerugian :
Dr. Pendapatan xxx
Dr. Penyisihan Kerugian xxx
Jurnal :
a. dana syirkah temporer dari pemilik dana disajikan sebesar nilai tercatatnya untuk
setiap jenis mudharabah; yaitu sebesar dana syirkah temporer dikurangi dengan
b. bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diperhitungkan tetapi belum diserahkan
kedapa pemilik dana disajjikan sebagai pos bagi hasil yang belum dibagikan sebagai
kewajiban.
8. Pengungkapan