(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perbankan Syariah)
Disusun Oleh:
AKUNTANSI 3A
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KUNINGAN
2019
ABSTRAK
Perbankan syariah adalah bank yang berpedoman pada aqidah islam seperti
Al-Qur’an dan Hadist. Yang dalam praktiknya menggunakan akad seperti,
murabahah, mudharabah, dan musyarakah. Tentunya terdapat perbedaan antara
perbankan konvensional dan perbankan syariah, dimana tujuan dari perbankan
konvensional adalah mencari keuntungan sedangkan perbankan syariah lebih
mengutamakan kemaslahatan.
Risiko personal bisa muncul berupa tidak bisanya nasabah menjaga amanah
yang diberikan oleh bank syariah dan hal ini juga akan berdampak pada munculnya
pembiayaan bermasalah. Sedangkan risiko kondisi di luar perkiraan adalah seperti
terjadinya bencana gempa bumi (force majeure) yang dapat melumpuhkan hampir
seluruh bidang kehidupan yang juga berdampak pada sektor ekonomi riil. Corak
pertumbuhan ekonomi yang banyak diwarnai oleh kegiatan lahirnya perjanjian
pembiayaan pada perbankan syariah, memberikan suatu akurasi, bahwa dana yang
dipasok oleh pihak bank syariah harus diamankan seketat mungkin mengingat dana
tersebut berasal dari kantong masyarakat dan juga mengingat prinsip ketahanan
yang ditekankan oleh undang-undang perbankan.
Perjanjian pembiayaan yang dirakit perlu pengamanan yang mantap seiring
dengan prinsip ketahanan yang diacu oleh pihak perbankan syariah selaku kreditor.
Untuk keperluan itu sektor hukum sudah pula menentukan sebagaimana tertuang
dalam ketentuan-ketentuan hukum jaminan. 4 Pemberian fasilitas pembiayaan ini
memerlukan jaminan demi keamanan pemberian pembiayaan tersebut Dalam
sistem yang berlaku di Indonesia, jaminan pada dasarnya digolongkan menjadi 2
(dua) macam, yaitu jaminan materiil (kebendaan), dan jaminan immateriil
(perorangan atauborgtocht).
Hal ini ditegaskan dalam Pasal 1131 dan Pasal 1132 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata. Adapun dalam hukum Islam, jaminan perorangan adalah suatu
perjanjian antara seorang yang memberikan hutang/kreditor (makfûl lahu) dengan
seorang pihak ketiga sebagai penjamin (kâfîl) yang menjamin dipenuhinya
kewajiban-kewajiban si berhutang-debitor (makfûl ‘anhu).
1. Pengertian Al-Kafalah
b. Al-Hadist
َّ َ سو َل
ّللَاِ صلى هللا ْ َّ َو َحن,ُ فَغَس َّْلنَاه,ي َر ُج ٌل ِمنَّا
ُ ث ُ َّم أَتَ ْينَا بِ ِه َر,ُ َو َكفَّنَّاه,ُطنَاه َ ِ ( ت ُ ُوف:ََو َع ْن َجابِ ٍر رضي هللا عنه قَال
فَتَ َح َّملَ ُه َما أَبُو,ف
َ ص َر َ فَا ْن،ان َ َ دِين: أ َ َعلَ ْي ِه دَ ْي ٌن? قُ ْلنَا:َ ث ُ َّم قَال,طى
ِ ار ً طا ُخ
َ ص ِلي َعلَ ْي ِه? فَ َخَ ُ ت:عليه وسلم فَقُ ْلنَا
َ ّللَاِ صلى هللا عليه وسلم أ ُ ِح َّق ا َ ْلغ َِري ُم َوبَ ِر
ئ ِم ْن ُه َما َّ َ سو ُل ُ فَقَا َل َر،ي َّ َعل
َ ان َ اَلدِين:َ فَقَا َل أَبُو قَت َادَة,ُ فَأَت َ ْينَاه،َ قَت َادَة
ِ َار
َو ْال َحا ِك ُم, َص َّح َحهُ اِ ْبنُ ِحبَّان
َ َو,ي َ َ ف, نَ َع ْم:َاَ ْل َم ِيتُ ? قَال
َ َّ َوالن,َ َوأَبُو دَ ُاود,ُ صلَّى َعلَ ْي ِه ) َر َواهُ أَحْ َمد
ُّ ِسائ
c. Ijma
3. Skema Kafalah
2
Kafil/Penaggung Makful/pihak ke-3
5. Jenis-jenis Al-Kafalah
a. Kafalah bin-Nafs
Jenis kafalah ini merupakan akad memberikan jaminan atas diri. Sebagai
contoh dalam praktik perbankan untuk kafalah ini yaitu seorang nasabah yang
mendapat pembiayaan dengan jaminan nama baik dan ketokohan seseorang atau
pemuka masyarakat. Walaupun bank secara fisik tidak memegang barang apapaun
tetapi bank berharap tokoh tersebut dapat mengusahakan pembayaran ketika
nasabah yang dibiayai mengalami kesulitan (Personal Guarantee).
b. Kafalah bil-Maal
c. Kafalah bit-Taslim
d. Kafalah Al-Munazah
Kafalah al Munzah ini adalah jaminan mutlak yang tidak dibatasi oleh
jangka dan untuk kepentingan/tujuan tertentu.
Salah satu bentuk kafalah al munazah adalah pemberian jaminan dalam
bentuk performance Bonds (jaminan prestasi), suatu hal yg lazim dikalangan
perbankan dan hal ini sesuai dengan bentuk akad ini.
e. Kafalah Al-Muallaqah
Menanggung orang yang dihukum, akibat dosa terhadap hak Allah SWT
yaitu hudud tidaklah sah.Hudud adalah sanksi terhadap suatu kemaksiyatan yang
telah ditetapkan kadarnya oleh syara’ guna mencegah kemaksiyatan yang
serupa.Misalnya, dihukum karena berzina, homoseksual, menuduh berzina,
meminum khamar, murtad, pembegal, dan mencuri.Bahkan kita diperintahkan
untuk menghalangi perbuatan-perbuatan tersebut serta memberantasnya sekuat
tenaga. Nabi Saw., bersabda :“Tidak ada kafalah dalam had” (HR. Al-Baihaqi).
Jika orang yang ditanggung (yang akan dihukum) meninggal dunia, orang
yang menanggung tidak dikenai hukuman hudud , seperti apa yang sedianya akan
dijatuhkan kepada orang yang ditanggung. Ia tidak harus menggantikannya
sebagaimana kalau menanggung harta benda.
7. Pembayaran Kafil (Orang yang Menjamin)
8. Hikmah Kafalah
Ada beberapa hikmah dan manfaat kafalah (Hambali,2013), yaitu:
a. Sebagai salah satu akad dalam fiqih muamalah yang mengatur secara
adil dan memiliki maqashid untuk terciptanya kesejahteraan dan
kenyamanan sesama manusia dalam melakukan transaksi perdagangan
(perbankan ).
b. Dengan adanya kafalah, pihak yang dijamin atau di sebut madhmun
anhu dapat menyelesaikan proyek atau usaha bisnisnya dengan
ditanggung pengerjaanya dan dapat selesai dengan tepat waktu atau
efisien dengan jaminan pihak ketiga yang menjamin pengerjaanya.
c. Adanya kafalah, pihak yang terjamin (fiqih muamalah ) disebut sebgai
madhmun lahu menerima jaminan oleh penjamin (bank), bahwa proyek
yang diselesaikan oleh nasabah tadi dapat selesai dengan tepat waktunya
dan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya.
Jika pihak yang meminta jaminan tidak dapat membayar tepat waktu, jurnal yang
dibuat:
https://almanhaj.or.id/6999-dhaman-atau-kafalah.html
seruansantri.blogspot.com/2016/11/al-kafalah-fatwa-dan-penerapan-al.html
http://eprints.walisongo.ac.id/9079/1/full.pdf
https://jagoakuntansi.com/2016/10/31/kafalah/
http://tiasaccountingworld.blogspot.com/2015/03/akuntansi-jasa-jasa-syariah.html