Anda di halaman 1dari 17

Oleh Kelompok 3 :

1. Jaudatul Laili (1705046067)


2. Nina Nuraina (17050460)
3. Bondan Waskito M (1705060)
Dari melihat penamaan maka ada dibagi menjadi
dua :

Akad Ghairu
Akad Musamma
Musamma
Akad Musamma
Adalah akad yang sudah diberi nama
tertentu oleh syara’, dan memiliki nama
berasal dari al Qur’an dan Hadist Nabi
SAW, atau disebut akad musamma yaitu
akad yang memiliki nama tertentu dari
nash baik al-Qur’an atau hadis nabi.
Akad Musamma

Al-Quran dan Hadist

Al-Quran Hadist
Dari al Qur’an & Hadist:
1) Akad jual beli.
2) Akad utang piutang (qard al-hasan).
3) Akad gadai (rahn).
4) Akad penjaminan (kafalah/takaful).
5) Akad sayembara/pengupahan (ju’alah).
6) Akad pengupahan/ketenagakerjaan/sewa jasa (ijarah
al-a’mal).
7) Akad mudharabah (bagi hasil/profit/loss sharing).
8) Akad pinjam meminjam (ariyah)
Dari al Qur’an :
1) Akad wasiat

2) Akad perdamaian (al-shulh)

3) Akad musyarakah
Dari Hadist :
1. Akad penitipan (wadi’ah)
2. Akad pemberian kuasa (wakalah)
3. Akad riba jahiliyah
4. Akad tukar menukar uang sejenis (sharf)
5. Akad sharf pada makanan
6. Akad makelar (perantara)
7. Akad khiyar (opsi)
8. Akad pengalihan hutang (hawalah)
9. Akad penyiraman/pengairan tanaman (musaqah)
10. Akad muzara’ah dan mukhabarah (paroan sawah)
11. Akad syuf’ah (pre ompstion)
Akad pengalihan hutang
(hawalah)

Adalah suatu akad yang


objeknya memindahkan rasa
tanggung jawab dari berhutang
pada selainnya.
Akad penyiraman/pengairan
tanaman (musaqah)

Adalah syarikat pertanian untuk


memperoleh hasil dari pepohonan. Pepohonan dari
satu pihak, usaha dari pahak lain.
Akad muzara’ah dan
mukhabarah (paroan sawah)

Adalah syarikat pertanian , satu pihak


memberikan tanah sedang pihak lain mengolah,
hasil musyawarah atau mufakat.
Akad syuf’ah (pre ompstion)

Atau sering disebut dengan akad jual beli


paksa, berlaku pada benda serikat, kemudian
ulama melebarkan syuf’ah ini ke tetangga.
Syuf’ah menurut fuqaha (ahli fiqh) adalah
keberhakan kawan sekutu mengambil bagian
kawan sekutunya dengan ganti harta (bayaran),
lalu syafii’ mengambil bagian kawan sekutunya
yang telah menjual dengan pembayaran yang telah
tetap dalam akad.
Akad Ghairu
Musamma
Adalah akad yang tidak disebut secara
eksplisit baik dalam al-Qur’an maupun hadist Nabi
SAW, dan dibahas oleh para fuqaha dalam kitab-
kitab mereka, antara lain :
1. Akad murabahah
adalah akad jual beli dimana penjual menentukan
laba kepada pembeli suatu barang yang disepakati antara
kedua pihak. lihat fatwa DSN No.04/DSn-MUI/IV/2000.

2. Akad istishna’
adalah akad dengan cara memesan kepada penjual
dari hasil manufakturatau pabrik dengan ciri-ciri atau
kriteria tertentu yang tekah ada. Contohnya: ketika
memesan almari, motor, mobil, dll. Lihat fatwa DSN No.
06/DSn-MUI/IV/2000.

3. Antara akad istishna’


Antara akad istishna’ dengan salam adalah terdapat
persamaan dan perbedaan. Persamaanya, kedua akad
tersebut berbentuk pesanan. Perbedaanya terletak pada
objek akad (mahal), yaitu kalau salam mahalnya berupa
barang komoditas pertanian/perkebunan, sedangkan
istishna’ mahal akadnya berupa komoditas pabrik atau
manufaktur yaitu yang di buat oleh pabrik.
4. Akad (jual beli ‘inah)
adalah seseorang membeli barang kepada penjual
dengan system bayar angsur kemudian barang itu dijual
kepada penjual pertama dengan harga kontan yang lebih
rendah dari harga pembelian semula.

5. Jaul beli wafa’


adalah seseorang menjual barang kepada orang lain
(pembeli), dengan harga tertentu dengan mensyaratkan bahwa
barang yang dijual tersebut akan dibeli kembali oleh penjual
dalam tempo waktu tertentu misalnya 1 minggu, 1 bulan, dan
seterusnya dengan harga yang lebih tinggi daripada harga
penjualnya.

6. Jual beli dengan bayar tangguh (angsuran) (bai’ bisaman


ajil) atau (BBA)
adalah jual beli dengan system pembayaran diangsur
biasanya bulanan atau dengan system pembayaran musiman
pada akad salam.
7. Jual beli ‘Urbun
adalah jaul beli dengan memberikan uang muka sebagai
ikatan tanda jadi terhadap pembelian barang, apabila pada saat
penyerahanbarang pembeli tidak jadi membeli maka uang muka
sebagai ‘urban hilang atau tidak dikembalikan kepada calon pembeli
(HR.Malik).

8. Sewa beli ( bai’ bi al-ijarah)


atau ijarah muntahiyah bi al-tamlik (IMT) sebagaimana akad
dalam produk bank syariah. Ijarah Muntahiya bittamlik (IMBT)
adalah sewa yang diakhiri dengan pemindahan kepemilikan
barang; sejenis perpaduan antara kontrak jual beli dan sewa atau
lebih tepatnya akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang
di tangan si penyewa.

9. Jual beli hutang (bai’ al-kalla’ bi al-kalli’)


budi membeli bolpen di dodo seharga 100ribudengan
cara kredit dalam waktu satu bulan. Pada saat jatuh tempo
ternyata dodo kehabisan stok bolpen dan dodo menyuruh
budi untuk menjual kembali bolpennya (yang belum didapat)
kepada dodo dengan kredit dan harga yang lebih mahal
serta tambahan beberapa waktu.
Syukron....

Anda mungkin juga menyukai