Adibatur Rahmawati (1705046051) Elisa Marta Hanum B. (1705046070) Mata Kuliah : Akuntasi Keuangan Desa
1. Bagaimana tanggapan anda terhadap artikel tersebut?
Menurut kelompok kami, artikel tersebut sangat bersifat membangun karena dapat dijadikan referensi dalam reformasi birokrasi di desa. Secara sederhana birokrasi didefinisikan sebagai tempat pengelolaan pelayanan kepada publik dalam wujud administratif, hal ini dapat diwujudkan dengan otoritas pelayanan yang melekat kuat sehingga memiliki legitimasi dari masyarakat. Dalam mengukur kinerja birokrasi publik dalam hal ini adalah desa, ada sejumlah indikator yang perlu dan dapat digunakan yaitu produktifitas, kualitas layanan, responsifitas, responsibilitas dan akuntabilitas. Adapun pengimplementasian Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, dengan berbagai kewenangan dan fungsi desa, memberikan formulasi baru bagi desa untuk menyelenggarakan pemerintahan desa dengan baik, yaitu harus mendukung dan menjalankan reformasi birokrasi pemerintahan desa. Artikel diatas juga merupakan suatu respon atau kritik positif untuk pemerintah dimana setiap reformasi birokrasi yang dirancang hanya menjadi suatu ide yang tidak seluruhnya diterapkan. Rantai birokrasi yang panjang yang menyebabkan keterlambatan informasi serta rapat-rapat yang tidak menemukan titik terang menyebabkan reformasi birokrasi tidak berjalan semestinya. Sehingga melalui artikel ini pemerintah dapat mengkaji ulang agar kedepannya dapat merancang reformasi birokrasi yang efektif.
2. Mengapa reformasi birokrasi harus dimulai dari desa?
Karena, apabila sistem pemerintahan desa baik maka memberikan kompetensi sumber daya aparatur yang kompeten dan memadai, serta memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas pelayanan publik dari birokrasi bawah. Reformasi yang diterapkan di desa dapat dirasakan dampak negatif dan positifnya secara cepat dan tepat sehingga jika terjadi ketidaksesuaian terhadap pelayanan yang ada maka pengkajian ulang tidak memerlukan rantai birokrasi yang panjang dan waktu yang lama. Secara eksplisit pemerintah pusat mengharapkan adanya sebuah paradigma positif terhadap penyelenggaraan pemerintahan desa yaitu pemerintahan desa harus menciptakan sebuah kondusifitas dalam meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan serta kemandirian desa. Penguatan terhadap pelaksanaan reformasi birokrasi yang dimulai dari desa juga memberikan peluang yang sangat besar bagi pemerintahan untuk menjalankan penyelanggaraan pemerintah secara transparan, akuntabilitas, dan partisipatif guna membangkitkan pembangunan dan perekonomian yang dimulai dari desa, dengan pola penguatan ini maka reformasi birokrasi desa akan tercapai dengan kondisi desa yang mandiri, maju dan berkualitas. Sehingga untuk reformasi birokrasi ke atas akan lebih baik dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
3. Apa yang seharusnya pemerintah lakukan terkait reformasi birokrasi ini?
Hal yang utama dan mendasar yang harus dilakukan oleh pemerintah terkait reformasi birokrasi adalah perlunya pemerataan birokrasi dari tingkat paling bawah. Pelayanan publik merupakan hal yang paling disorot oleh masyarakat mulai dari pemerintahan desa hingga pemerintahan provinsi, penilaian masyarakat terhadap aspek pelayanan publik merupakan bentuk konkrit dan kontrol terhadap penyelenggaraan pemerintahan. Namun, dalam hal ini masyarakat tentu lebih menilai birokrasi pemerintahan dari desa terlebih dahulu, masyarakat beranggapan apabila pelayanan publik dari pemerintahan paling bawah saja tidak berkualitas, prosesnya dipersulit dan lambat maka masyarakat akan menganggap kinerja dari pemerintahan bawah saja sudah tidak memuaskan apalagi sampai pemerintahan atas. Menanggapi hal tersebut perlu adanya pembenahan dalam proses pelayanan publik terutama dari desa yaitu pelayanan yang cepat, pelayanan yang mudah, pelayanan yang baik, informasi yang jelas dan terbuka. Pemerintah desa juga harus sudah siap dengan kebijakan dan standar operasional prosedur pelayanan agar reformasi birokrasi berjalan secara lebih baik seiring berjalannya waktu.