Anda di halaman 1dari 14

KAFALAH

Disusun oleh :

Adibatur Rahmawati 1705046051


Sindi Ni’am Muzakki 1705046052
Shoimul Karimah 1705046053
PENGERTIAN KAFALAH

 Kafalah secara etimologi berarti ‫الضمان‬


(jaminan), ‫( الحمالة‬beban), dan ‫الزعامة‬
(tanggungan).

 Secara terminologi, kafalah adalah


menggabungkan dua tanggungan dalam
permintaan dan hutang.
 Menurut istilah syara’ para ulama’:

- Hasby ash-shiddiqie: menggambungkan dzimmah


(tanggung jawab) kepada dzimmah yang lain dalam
penagihan.

- Mazhab syafii: akad yang menetapkan hak pada


tanggungan (beban) yang lain atau menghadirkan zat
benda yang dibebankan atau menghadirkan badan
oleh orang yang berhak menghadirkannya.

- Hanafiyah: proses penggambungan tanggungan kafiil


menjadi tanggungan ashiil dalam tuntutan atau
permintaan dengan materi atau utang atau barang
atau pekerjaan
DASAR HUKUM KAFALAH
Al- Qur'an Surah Yusuf ayat 66:

‫َّللاِ لَتَأْتُنَّنِي ِب ِه ِإ ََّّل أَن‬ ِ ُ ‫سلَهُ َمعَ ُك ْم َحت َّ ٰى ت ُ ْؤت‬


َّ ‫ون َم ْوثِقًا ِم َن‬ ِ ‫قَا َل لَ ْن أ ُ ْر‬
‫علَ ٰى َما نَقُو ُل َو ِكي ٌل‬ َّ ‫ط ِب ُك ْم ۖ فَلَ َّما آت َ ْوهُ َم ْوثِقَ ُه ْم قَا َل‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫يُ َحا‬

Ya’qub berkata, “Aku sekali-kali tidak akan


melepaskannya (pergi) bersama-sama kamu, sebelum
kamu memberikan kepadaku janji yang teguh atas nama
Allah, bahwa kamu pasti akan membawanya kepadaku
kembali, kecuali jika kamu dikepung musuh”. Tatkala
mereka memberikan janji mereka, maka Ya’qub berkata,
“Allah adalah saksi terhadap apa yang kita ucapkan
(ini)”. (Q.S Yusuf/12 : 66)
Hadits Rasulullah:

َ ‫ فَقَا َل َه ْل ت َ َر َك‬... ‫از ٍة‬


‫ش ْيئ ًا قَالُ ْوا‬ َ َ‫سلَّ ْم أُتِ َي ِب َجن‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ‫صلَّى هللا‬ َ ‫أ َ َّن النَّ ِبي‬
‫اح ِب ُك ْم قَا َل‬
ِ ‫ص‬َ ‫علَى‬ َ ‫علَ ْي ِه َد ْي ٌن قَالُ ْوا ثَالَثَةُ َدنَا ِن ْي َر قَا َل‬
َ ‫صلُّ ْوا‬ َ ‫َّلَ قَا َل فَ َه ْل‬
‫علَ ْي ِه‬ َ َ‫علَ َّي َد ْينُهُ ف‬
َ ‫للَّى‬ َ ‫س ْو َل هلل َو‬ ُ ‫علَ ْي ِه يَا َر‬ َ ‫ص ِل‬ َ َ‫أَبُ ْو قَتَا َدة‬

Telah dihadapakan kepada Rasulullah saw. (mayat


seorang laki-laki untuk dishalatkan)… Rasulullah saw.
bertanya “apakah dia mempunyai warisan? Para sahabat
menjawab, “tidak”. Rasulullah bertanya lagi,”apakah dia
mempunyai utang?” sahabat menjawab “ya, sejumlah tiga
dinar.” Rasulullah pun menyuruh para sahabat untuk
menshalatkannya (tetapi beliau sendiri tidak). Abu
Qatadah lalu berkata, “saya menjamin utangnya, ya
Rasulullah.” Maka Rasulullah pun menshalatkan mayat
tersebut. (HR. Bukhari no. 2127, kitab al-Hawalah)
Ijma' ulama‘

 Para ulama madzhab membolehkan akad kafalah.


Kebolehan akad kafalah dalam Islam juga
didasarkan pada kebutuhkan manusia dan
sekaligus untuk menegaskan madharat bagi orang-
orang yang berhutang.
 Para ulama sepakat dengan bolehnya kafalah
karena sangat dibutuhkan dalam mu’amalah
masyarakat. Dan agar pihak yang berpiutang tidak
dirugikan dengan ketidakmampuan orang yang
berutang.
RUKUN DAN SYARAT KAFALAH

 Dhamin kafil yaitu orang yang menjamin dimana ia


disyaratkan sudah baligh, berakal, tidak dicegah
membelanjakan hartanya (mahjur) dan dilakukan
dengan sekehendak sendiri.
 Madmun lah yaitu orang yang berpiutang,
syaratnya ialah bahwa yang berpiutang diketahui
oleh orang yang menjamin.
 Madmun ‘anhu adalah orang yang berutang

 Makful bih adalah utang, disyaratkan pada makful


bih dapat diketahui dan tetap keadaannya.
 Lafadz, disyaratkan keadaan lafadz itu menjamin
atau pasti.
JENIS-JENIS KAFALAH DAN CONTOH
KONTEMPORER

1. Kafalah bi an-nafs : merupakan akad


memberikan jaminan atas (personal guarantee).

Contoh Rahmat meminjam uang ke Bank Muamalat, tetapi


Rahmat tidak punya Assets untuk sebagai boroh, akhirnya
pak lurah menjamin Rahmat, supaya Bank merasa yakin.
Dengan akad saya yang menjamin Rahmat..
2. Kafalah bil-mal : jaminan pembayaran barang atau
pelunas hutang. Contoh Bu Irma mempunyai utang
500.000,- di Toko Jaya Abadi, utang ini akan dibayar 2
bulan yang akan datang, tetapi belum sempat 2 bln beliau
sakit, akhirnya meninggal, disini anaknya menjamin
utang tersebut.

3. Kafalah bit Taslim : biasa dilakukan untuk menjamin


atas barang yang disewa pada masa akhir sewa. Jenis
jaminan dilaksanakan oleh bank berupa deposito atau
tabungan dan bank memperoleh fee dari nasabah.
4. Kafalah al-munjazah : jaminan mutlak yang tidak
dibatasi oleh jangka waktu. Salah satu pemberian
jaminan dalam bentuk performance bonds.

5. Kafalah al-muallaqah : yaitu jaminan dibatasi


jangka waktu tertentu.
FATWA DSN MUI
NO: 11/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG KAFALAH

Pertama ketentuan umum tentang kafalah yaitu:


 Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh
para pihak untuk menunjukkan kehendak mereka
dalam mengadakan kontrak (akad). Dalam akad
kafalah, penjamin dapat menerima imbalan (fee)
sepanjang tidak memberatkan.
 Kafalah dengan imbalan bersifat mengikat dan
tidak boleh dibatalkan secara sepihak.
Kedua : Rukun dan Syarat Kafalah yaitu:
 Pihak Penjamin (Kafiil)
- Baligh (dewasa) dan berakal sehat.
-Berhak penuh untuk melakukan tindakan hukum
dalam urusan hartanya dan rela (ridha) dengan
tanggungan kafalah tersebut.
 Pihak Orang yang berutang (Ashiil, Makfuul ‘anhu)
-Sanggup menyerahkan tanggungannya (piutang)
kepada penjamin.
-Dikenal oleh penjamin.
 Pihak Orang yang Berpiutang (Makfuul Lahu)
-Diketahui identitasnya.
-Dapat hadir pada waktu akad/memberikan
kuasa.
-Berakal sehat.
 Obyek Penjaminan (Makful Bihi)
-Merupakan tanggungan pihak/orang yang
berutang, baik berupa uang, benda, maupun
pekerjaan.
-Bisa dilaksanakan oleh penjamin.
-Harus merupakan piutang mengikat (lazim), yang
tidak mungkin hapus kecuali setelah dibayar atau
dibebaskan.
-Harus jelas nilai, jumlah dan spesifikasinya.
-Tidak bertentangan dengan syari’ah (diharamkan).

Ketiga : Jika salah satu pihak tidak menunaikan


kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara para
pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan
Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan
melalui musyawarah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai