Hukum
DHAMAN
Hukum
KAFALAH
Syarat dan Rukun
Macam-macam
PENDAHULUAN
Kegiatan muamalah ini sangat banyak salah satu di antaranya adalah akad dhaman
dan kafalah. Sebagai salah satu bentuk aktifitas ekonomi, dhaman dan kafalah atau
jaminan menjadi hal yang amat sering dilakukan oleh masyarakat dalam berbagai
transaksi ekonomi demi memenuhi kebutuhan.
Seiring perkembangan zaman, kafalah pun mengalami perkembangan dan modifikasi
sebagaimana terlihat dalam aktifitas ekonomi modern bersangkut paut dengan
penerapannya dalam masyarakat secara langsung maupun melalui dunia perbankan
dalam rangka memenuhi kebutuhan dengan tetap berada dalam bingkai syari’ah.
A. Dhaman
1. Pengertian Dhaman
Dhaman adalah suatu ikrar atau lafadz yang disampaikan berupa perkataan
atau perbuatan untuk menjamin pelunasan hutang seseorang. Dengan demikian,
kewajiban membayar hutang atau tanggungan itu berpindah dari orang yang
berhutang kepada orang yang menjamin pelunasan hutangnya.
Dhaman hukumnya boleh dan sah dalam arti diperbolehkan oleh syariat
Islam, selama tidak menyangkut kewajiban yang berkaitan dengan hak-hak Allah.
ََ َ َْ َ َ ُ ُ ْ َ ُ َ
اع اْل ِل ِك َو ِْل ْن َج َاء ِب ِه ِح ْم ُل َب ِع ٍير َوأنا ِب ِه َز ِعيمقالوا نف ِقد صو
“Penyeru-penyeru itu berkata :”Kami kehilangan piala raja dan barang siapa yang
dapat mengembalikan akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta,
dan akan menjamin terhadapnya” (QS. Yusuf : 72).
a. Penjamin (dhamin).
b. Orang yang dijamin hutangnya (madhmun ‘anhu).
c. Penagih yang mendapat jaminan (madhmun lahu).
d. Lafadz / ikrar.
Adapun syarat dhaman antara lain :
a. Syarat penjamin
1) Dewasa (baligh)
2) Berakal (tidak gila atau waras)
3) Atas kemauan sendiri (tidak terpaksa)
4) Orang yang diperbolehkan membelanjakan harta.
5) Mengetahui jumlah atau kadar hutang yang dijamin.
b. Syarat orang yang dijamin, yaitu orang yang berdasarkan hukum
diperbolehkan untuk membelanjakan harta.
c. Syarat orang yang menagih hutang, dia diketahui keberadaannya oleh orang
yang menjamin.
d. Syarat harta yang dijamin antara lain:
1) Diketahui jumlahnya
2) Diketahui ukurannya
3) Diketahui kadarnya
4) Diketahui keadaannya
5) Diketahui waktu jatuh tempo pembayaran.
e. Syarat lafadz (ikrar) yaitu dapat dimengerti yang menunjukkan adanya
jaminan serta pemindahan tanggung jawab dalam memenuhi kewajiban
pelunasan hutang dan jaminan ini tidak dibatasi oleh sesuatu, baik waktu
atau keadaan tertentu.
4. Hikmah Dhaman
Para fuqaha’ bersepakat tentang bedanya kafalah dan masalah ini telah
dipraktekkan umat Islam hingga kini.
4. Macam-macam Kafalah
Kafalah terbagi menjadi dua macam, yaitu kafalah jiwa dan kafalah harta.
Kafalah jiwa dikenal pula dengan sebutan dhammul wajhi (tanggungan muka),
yaitu adanya kewajiban bagi penanggung untuk menghadirkan orang yang
ditanggung kepada yang ia janjikan tanggungan (makful lahu). Seperti ucapan
:”Aku jamin dapat mendatangkan Ahmad dalam persidangan nanti”. Ketentuan
ini boleh selama menyangkut hak manusia, namun bila sudah berkaitan dengan
hak-hak Allah tidak sah kafalah, seperti menanggung /mengganti dari had zina,
mencuri dan qishas.
5. Berakhirnya Kafalah
6. Hikmah Kafalah
Adapun hikmah yang dapat diambil dari kafalah adalah sebagai berikut:
Ringkasan
Dhaman adalah suatu ikrar atau lafadz yang disampaikan berupa perkataan atau
perbuatan untuk menjamin pelunasan hutang seseorang. Dengan demikian,
kewajiban membayar hutang atau tanggungan itu berpindah dari orang yang
berhutang kepada orang yang menjamin pelunasan hutangnya.
Dhaman hukumnya boleh dan sah dalam arti diperbolehkan oleh syariat Islam,
selama tidak menyangkut kewajiban yang berkaitan dengan hak-hak Allah.
a. Penjamin (dhamin).
b. Orang yang dijamin hutangnya (madhmun ‘anhu).
c. Penagih yang mendapat jaminan (madhmun lahu).
d. Lafadz / ikrar.