Anda di halaman 1dari 3

BAB X

DHAMAN DAN KAFALAH

Di antara masalah-masalah yang banyak melibatkan anggota masyarakat dalam kehidupan


sehari–hari adalah masalah muamalah (akad, transaksi) dalam berbagai bidang. Karena masalah
muamalah ini langsung melibatkan manusia dalam masyarakat, maka pedoman dan tatanannya
pun perlu dipelajari dan diketahui dengan baik, sehingga tidak terjadi penyimpangan dan
pelanggaran yang merusak kehidupan ekonomi dan hubungan sesama manusia.
Kesadaran muamalah hendaknya tertanam lebih dahulu dalam diri masing-masing, sebelum
orang terjun kedalam kegiatan muamalah itu. Pemahaman agama, pengendalian diri,
pengalaman, akhlaqul karimah dan pengetahuantentang seluk beluk muamalah hendaknya
dikuasai sehingga menyatu dalam diri pelaku (pelaksana) muamalah itu.
Kegiatan muamalah ini sangat banyak salah satu di antaranya adalah akad dhaman dan kafalah.
Sebagai salah satu bentuk aktifitas ekonomi, dhaman dan kafalah atau jaminan menjadi hal yang
amat sering dilakukan oleh masyarakat dalam berbagai transaksi ekonomi demi memenuhi
kebutuhan.
Seiring perkembangan zaman, kafalah pun mengalami perkembangan dan modifikasi
sebagaimana terlihat dalam aktifitas ekonomi modern bersangkut paut dengan penerapannya
dalam masyarakat secara langsung maupun melalui dunia perbankan dalam rangka memenuhi
kebutuhan dengan tetap berada dalam bingkai syari’ah.

Hukum
DHAMAN
Syarat dan Rukun

Hukum
DHAMAN Syarat dan Rukun

Macam-macam
A. Dhaman
1. Pengertian Dhaman
Dhaman adalah suatu ikrar atau lafadz yang disampaikan berupa perkataan atau
perbuatan untuk menjamin pelunasan hutang seseorang. Dengan demikian, kewajiban
membayar hutang atau tanggungan itu berpindah dari orang yang berhutang kepada orang
yang menjamin pelunasan hutangnya.

2. Dasar Hukum Dhaman


Dhaman hukumnya boleh dan sah dalam arti diperbolehkan oleh syariat Islam,
selama tidak menyangkut kewajiban yang berkaitan dengan hak-hak Allah.
Firman Allah SWT. :

            

“Penyeru-penyeru itu berkata :”Kami kehilangan piala raja dan barang siapa yang dapat
mengembalikan akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan akan
menjamin terhadapnya” (QS. Yusuf : 72).

Sabda Rasulullah saw :


‫ِر ِر‬
)‫رت ذى‬ ‫(ا ه بوا ا‬ ‫َاْل َا ِراَا ُة ُة َا َّدا ٌة َا َا ْل ٌة َا ا ٌة‬

Penghutang hendaklah mengembalikan pinjamannya dan penjamin hendaklah membayar”


(HR.Abu Dawud dan Turmudzi).

Sabda Rasulullah saw :

‫ِر‬ ‫ِر‬ ‫إِرنَّدوُة َالَاْل ِرو َّد‬


ً‫ َاى ْلل تَاَارَاك َاشْلأ‬: ‫ص ِّل َالَاْل َاه قَا َال‬ ‫ َا َاا ُةس ْلوَال هلل َا‬: ‫صالَا ُة َا َّدسالَا ُة أَاتَاى ِبَانَا َاٍ فَا َاق ُةْلو‬
‫صلُّو َالَاى َا ِر ِر‬ ‫ِر‬ ‫ِر‬
‫ص حب ُةك ْل‬ ‫ َا ْل‬: ‫ قَا َال‬.‫ َاالَا َا ُة َاانَا نْل َار‬. ‫ َاى ْلل َالَاْلو َاا ْل ٌةن ؟ قَا ُةْلو‬: ‫ قَا َال‬.‫ َا‬: ‫؟ قَا ُةْلو‬
‫صلَّدى َالَاْل ِرو‬ ‫ِر‬ ‫ِر‬
‫ص ِّل َالَاْلو َا َاا ُةس ْلو ُةل هلل َا َالَاى َاا ْلنُةوُة فَا َا‬
‫ِر‬
‫ أَابُة ْلوقَاتَا َاا َا َااض َاى هللُة َاْلنوُة َا‬:‫فَا َاق َال‬
“Sesungguhnya ada jenazah yang dibawa ke hadapan Nabi saw lalu para sahabat
berkata:”Ya Rasulullah kami mohon jenazah ini dishalatkan!”, Tanya Nabi: “Adakah
harta pusaka yang ditinggalkan?”, Jawab sahabat:”Tidak”,lalu Nabi Tanya
lagi:”Apakah ia punya hutang?”, jawab sahabat:”Punya, ada tiga dinar”, kemudian
Nabi bersabda:” Shalatkan temanmu itu!”, lantas Abu Qatadah ra. berkata:”Ya
Rasulullah, Shalatkanlah ia dan saya yang menjamin hutangnya!”. Kemudian Nabi saw
menshalatkannya” (HR Bukhari)
.
3. Syarat dan Rukun Dhaman
Rukun Dhaman antara lain :
a. Penjamin (dhamin).
b. Orang yang dijamin hutangnya (madhmun „anhu).
c. Penagih yang mendapat jaminan (madhmun lahu).
d. Lafadz / ikrar.
Adapun syarat dhaman antara lain :
a. Syarat penjamin
1) Dewasa (baligh)
2) Berakal (tidak gila atau waras)
3) Atas kemauan sendiri (tidak terpaksa)
4) Orang yang diperbolehkan membelanjakan harta.
5) Mengetahui jumlah atau kadar hutang yang dijamin.
b. Syarat orang yang dijamin, yaitu orang yang berdasarkan hukum diperbolehkan untuk
membelanjakan harta.
c. Syarat orang yang menagih hutang, dia diketahui keberadaannya oleh orang yang
menjamin.
d. Syarat harta yang dijamin antara lain:
1) Diketahui jumlahnya
2) Diketahui ukurannya
3) Diketahui kadarnya
4) Diketahui keadaannya
5) Diketahui waktu jatuh tempo pembayaran.
e. Syarat lafadz (ikrar) yaitu dapat dimengerti yang menunjukkan adanya jaminan serta
pemindahan tanggung jawab dalam memenuhi kewajiban pelunasan hutang dan
jaminan ini tidak dibatasi oleh sesuatu, baik waktu atau keadaan tertentu.

4. Hikmah Dhaman
Hikmah dhaman sebagai berikut:
a. Munculnya rasa aman dari peminjam (penghutang).
b. Munculnya rasa lega dan tenang dari pemberi hutang
c. Terbentuknya sikap tolong menolong dan persaudaraan
d. Menjamin akan mendapat pahala dari Allah SWT

Anda mungkin juga menyukai