Oleh:
MAN 1 KOLAKA
TAHUN PELAJARAN 2023
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................3
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan Pembelajaran.....................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
A. Dhaman.........................................................................................................5
B. Kafalah..........................................................................................................7
C. Nafaqah/Nafkah..........................................................................................11
BAB III PENUTUP...............................................................................................15
A. Kesimpulan.................................................................................................15
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Syariat Islam yang mulia ini senantiasa menjaga semua yang menjadi
kemaslahatan manusia di dunia dan di akheratnya. Syariat menjaga hal-hal
yang darurat, hajat dan pelengkapnya, sehingga semua yang dapat menjaga
hal-hal tersebut termasuk dalam maqâshid syariat. Ketika orang-orang
membutuhkan interaksi dengan jaminan dan kafalah, maka Islam
membenarkan adanya jaminan. Apalagi dizaman sekarang ini, sangat sulit bila
tidak diberlakukan adanya penjamin dalam banyak mu’amalat, seperti hutang
dan lain-lainnya. Salah satu bentuk jaminan tersebut adalah adh-dhamân atau
al-kafâlah.
Untuk memperdalam pengetahuan kita, kami mencoba memberi
penjelasan secara singkat mengenai, daman, khafalah dan nafakah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan bagaimana pelaksanaan Dhaman?
2. Apa pengertian dan bagaimana pelaksanaan Kafalah?
3. Apa pengertian dan bagaimana pelaksanaan nafaqah?
C. Tujuan Pembelajaran
1. Untuk mengetahui pengertian dan tata cara pelaksanaan Dhaman.
2. Untuk mengetahui pengertian dan tata cara pelaksanaan Kafalah.
3. Untuk mengetahui pengertian dan tata cara pelaksanaan nafaqah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dhaman
1. Pengertian Dhaman
Ḍhaman adalah suatu ikrar atau lafadz yang disampaikan berupa perkataan atau
perbuatan untuk menjamin pelunasan hutang seseorang.Artinya, Dhaman adalah
menanggung hutang orang yang berhutang.Misalnya, Ahmad mempunyai hutang kepada
Fahmi dan ingin memintanya, kemudian Hasan yang dibenarkan bertindak berkata,
“utang tersebut berada dalam tanggunganku dan aku yang menanggungnya”. Dengan
cara seperti itu, Hasan menjadi damin (penanggung) dan Ahmad berhak meminta
piutangnya pada Hasan. Jika Hasan tidak menepati janjinya, Ahmad meminta Fahmi
membayar hutang.
Ḍaman hukumnya boleh dan sah dalam arti diperbolehkan oleh syariat Islam.
Setiap orang islam diperbolehkan menjadi damin bagi orang lain. Hal tersebut didasarkan
atas firman Allah SWT dan sunnah Rasulullah Saw berikut.
a. Firman Allah SWT.
)٧٢ : (يوسف.قالوا نفقد صواع الملك ولمن جاء به حمل بعير و انا به زعيم
Artinya :“mereka menjawab, “kami kehilangan piala raja, dan siapa yang dapat
mengembalikannya akan memperoleh (bahan makanan seberat) beban unta, dan aku
jamin itu.”
b. Sunnah Rasulullah Saw.
الزعيم غارم
Artinya :“Penanggung itu penjamin.” (HR. Ahmad dari Abi Umamah: 21263).
Setelah diketahui pengertian dan kebolehan dhaman, berikut ini dijelaskan pula mengenai rukun
dan syarat Dhaman.
2. Rukun Dhaman
Terselenggaranya dhaman dengan baik harus dipenuhi rukunnya sebagai berikut :
a. Penjamin (ḍāmin).
b. Orang yang dijamin hutangnya (madhmūn ‘anhu).
c. Penagih yang mendapat jaminan (madhmūn lahu).
d. Lafal/ikrar.
3. Syarat-syarat Dhaman
Diantara syarat–syarat dhaman adalah sebagai berikut :
a. Penanggung harus mengenal orang yang ditanggung sebab setiap orang berbeda–beda di
mata orang yang menanggungnya. Mereka juga memiliki tujuan yang tidak sama.
Apabila belum mengenalnya, berarti penipuan.
b. Jumlah utang yang ditanggung harus sudah resmi dan tetap. Sehubungan dengan hal itu,
tidaklah sah menanggung jatah makan orang istri untuk besok pagi sebab jumlahnya
belum pasti dan ketentuannya belum tetap (belum Wajib).
c. Jumlah yang ditanggung sudah diketahui. Apabila belum diketahuijumlah yang
ditanggung, tanggungan itu batal dan tidak sah, seperti dalam pernyataan,”saya tanggung
segala kewajibanmuterhadap si fulan, “adalah tidak sah menanggung orang lain.
d. Penangung diisyaratkan harus orang yang ahli dalam penggunaan uang atau harta. Anak
kecil, orang gila, dan anak yang bodoh tidak sah menanggung orang lain.
e. Syarat lafal (ikrar) yaitu dapat dimengerti yang menunjukkan adanya jaminan serta
pemindahan tanggung jawab dalam memenuhi kewajiban pelunasan hutang dan jaminan
ini tidak dibatasi oleh sesuatu, baik waktu atau keadaan tertentu.
4. Hikmah ḍaman
Hikmah ḍaman sebagai berikut:
a. Munculnya rasa aman dari peminjam (penghutang).
b. Munculnya rasa lega dan tenang dari pemberi hutang
c. Terbentuknya sikap tolong menolong dan persaudaraan
d. Menjamin akan mendapat pahala dari Allah Swt.
B. Kafalah
Dalam rangka menegakkan hukum, sering kali hakim atau polisi mengalami kegagalan
menangkap penjahat.Disaat para penjahat dapat ditangkap terkadang mereka dengan mudah
lolos atau lari sehingga kejahatan yang harus diungkapkan untuk mendapatkan kepastian
hukum menjadi terbengkalai atau tidak dapat dilaksanakan.
Untuk mengatasi hal demikian itu, islam memberikan sebuah isyarat hukum agar ada
penjaminan atau ditangguhkan kepada orang lain agar orang yang sedang dalam proses
hukum tadi tidak meninggalkan tempat atau lari sehingga sulit dicari atau ditemukan.
Bagaimana kafalah yang diperbolehkan dalam hukum islam?ikuti uraian pembahasannya
berikut!
1. Pengertian dasar hukum kafalah
Kafalah termasuk jenis dhaman (tanggungan), tetapi lebih khusus pada
tanggungan badan. Jadi, kafalah adalah orang yang diberbolehkan bertindak atau
(berakal sehat) berfungsi menunaikan hak yang wajib ditunaikan orang lain atau berjanji
menghadirkan hak tersebut di pengadilan.Dasar hukum kafalah adalah Al – Qur’an dan
As – sunnah
a. Al – Qur’an
Allah SWT berfirman dalam surat yusuf : 66
قَا َل لَ ْن اُرْ ِسلَهٗ َم َع ُك ْم َح ٰتّى تُْؤ تُوْ ِن َموْ ثِقًا ِّمنَ هّٰللا ِ لَتَْأتُنَّنِ ْي بِ ٖ ٓه آِاَّل اَ ْن يُّ َحاطَ ِب ُك ۚ ْم فَلَ َّمٓا ٰاتَوْ هُ َموْ ثِقَهُ ْم قَا َل هّٰللا ُ ع َٰلى َما نَقُوْ ُل َو ِك ْي ٌل
Artinya :“Dia (yaqub)berkata,”aku tidak akan melepaskan (pergi) bersama kamu
sebelum kamu bersumpah kepadaku atas (nama) Allah, bahwa kamu pasti akan
membawanya kepadaku kecuali kamu dikepung (musuh).”stelah mereka
mengucapkan sumpah, dia,(yakub) berkata,”Allah adalah saksi terhadap kita
ucapkan. “(IS.Yusuf/12:66)
b. As – sunnah
Rasullalah saw bersabda sebagai berikut :
ِ َار ٌم َوال َّديْنُ َم ْق
ض ٌّي ِ ْال َع
ِ اريَةُ ُمَؤ َّداةٌ َوال َّز ِعي ُم غ
Artinya :“Barang pinjaman itu harus dikembalikan, orang yang menjamin harus
membayar jaminannya dan utang itu harus dibayar.” (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud,
dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilah Ash Shahiihah no. 610)
Selain hadist diatas, nabi Muhammad saw bersabda sebagai berikut.
رواه ابن ماجه. ان النبي صلى هللا عليه و سلم تحمل عشرة دنانير عن رجل قد لزمه غريمه الى شهر وقضا ها عنه
Artinya : "Bahwa Nabi saw pernah menjamin 10 dinar dari seorang laki – laki yang
oleh penagih ditetapkan untuk menagih sampai sebulan,maka utang sejumlah itu
dibayar kepada penagih". (HR. ibnu Majah)
Ayat dan hadits diatas mengandung pengertian tentang keharusan bertanggung jawab
atas seseorang hingga kembali ke rumah.Menurut madzhab hanafi rukun kafalah
adalah ijab dan Kabul, sedangkan menurut para ulama’ lainnya, rukun dan syarat
kafalah sebagai berikut.
1) Damin, kafil, atau za’im adalah orang yang menjamin. Syarat orang yang
menjamin adalah baligh, berakal, tidak dicegah membelanjakan hartanya, dan
dilakukan dengan kehendaknya sendiri.
2) Madmin lah adalah orang yang berpiutang, syaratnya adalah yang berpiutang
diketahui oleh yang menjamin. Madmun lah disebut juga dengan makful lah.
3) Madmun ‘anhu adalah orang yang berhutang.
4) Madmun bih adalah utang, barang, atau orang. Syarat madmun bih adalah dapat
diketahui dan tetap keadaannya,baik sudah tetap maupun akan tetap.
5) Lafal disyaratkan berarti menjamin, tidak digantungkan kepada sesuatu dan tidak
berarti sementara.
Jika orang yang ditanggung meninggal dunia, orang yang menanggung tidak dikenai
hukuman seperti apa yang sedianya akan dijatuhkan kepada orang yang ditanggung. Ia tidak
harus menggantikannya, sebagaimana kalau menanggung harta benda.
C. Nafaqah/Nafkah
1. Pengertian Nafaqah/Nafkah
Secara bahasa nafkah) ) النفقةberasal dari kata infa>) )االنف§§اقartinya membiayai
dengan demikian, kata nafaqah berarti biaya. Yang dimaksud Allah menyangkut biaya
penghidupan. Disebutkan juga oleh Ahmad Warson Munawir dalam al-Munawir Kamus
Arab Indonesia bahwa nafkah mempunyai arti yaitu biaya, belanja dan biaya
pengeluaran,
dibelanjakan. Sedangkan menurut istilah, nafkah berarti sesuatu kewajiban sang suami
memberikan suatu penghasilan pekerjaan (nafkah ) kepada dirinya, istrinya dan anak-
anaknya.
Sebagian para ulama fikihbersepakat bahwa nafkah minimal yang harus
dikeluarkan adalah yang dapat memenuhi kebutuhan pokok, yakni makanan, pakaian,
dan tempat tinggal. Sedangkan ahli fikih yang lain berpendapat bahwa kebutuhan pokok
hanyalah pangan saja. Yang termasuk dalam pengertian nafkah menurut yang disepakati
oleh para ulama adalah belanja untuk keperluan makan yang mencakup Sembilan bahan
pokok, pakaian dan perumahan atau yang dalam bahasa sehari-hari disebut dengan
sandang, pangan, dan papan.
A. Kesimpulan
B. Dhaman adalah suatu ikrar atau lafadz yang disampaikan berupa perkataan atau
perbuatan untuk menjamin pelunasan hutang seseorang.
C. Kafalah termasuk jenis dhaman (tanggungan), tetapi lebih khusus pada tanggungan
badan. Jadi, kafalah adalah orang yang diberbolehkan bertindak atau (berakal sehat)
berfungsi menunaikan hak yang wajib ditunaikan orang lain atau berjanji menghadirkan
hak tersebut di pengadilan.
D. Nafkah mempunyai arti yaitu biaya, belanja dan biaya pengeluaran, dibelanjakan.
Sedangkan menurut istilah, nafkah berarti sesuatu kewajiban sang suami memberikan
suatu penghasilan pekerjaan (nafkah ) kepada dirinya, istrinya dan anak-anaknya