Dosen Pengampu :
Dr. Imam Sucipto, M.Ag
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang ……………………………………………………1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………...1
C. Tujuan …………………………………………………………….1
Bab 2 Pembahasan
A. Ijarah Sewa-menyewa …………………………………………..2
B. Ijarah Upah-mengupah ………………………………………….3
Bab 3 Penutup
A. Simpulan …………………………………………………………4
B. Saran ……………………………………………………………..4
DAFTAR PUSTAKA
Bab 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial yang tak dapat hidup tanpa bantuan
orang lain. Dalam hidupnya, manusia bersosialisi dalam upaya untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, yang termasuk di dalamnya merupakan kegiatan ekonomi.
Segala bentuk interaksi sosial guna memenuhi kebutuhan hidup manusia
memerlukan ketentuan-ketentuan yang membatasi dan mengatur kegiatan
tersebut.
Islam pun mengatur hubungan interaksi sosial ini yang disebut muamalah.
Contoh hukum islam yang termasuk muamalah satunya adalah ijarah sewa -
menyewa dan upah. Dalam bahasa Arab kata ijarah berarti sewa menyewa dan
upah, antara keduanya terdapat perbedaan makna operaional. Sewa biasanya
digunakan untuk benda, dan upah untuk tenaga.
Ijarah merupakan menjual manfaat yang dilakukan seseorang dengan orang
lain dengan menggunakan ketentuan syariat islam. Kegiatan ijarah ini tidak
dapat dilepaskan dari kehidupan kita sehari – hari baik di lingkungan keluarga
maupun masyarakat sekitar kita. Oleh sebab itu, penting untuk kita mengetahui
apa pengertian dari ijarah sebenarnya, rukun dan syaratnya serta bagaimana dalil
yang mengatur ijarah dalam islam. Yang mana hal – hal ini akan dijelaskan
dalam pembahasan makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Ijarah Sewa-menyewa ?
2. Apa itu Ijarah Upah-mengupah ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian, dalil, syarat-syarat ijarah sewa – menyewa.
2. Mengetahui Pengertian, dalil, syarat-syarat ijarah upah –mengupah.
1
Bab 2
Pembahasan
1. Ijarah Sewa-menyewa
a) Pengertian Ijarah Sewa-menyewa
Yaitu ijarah antara musta'jir (orang yang menyewa) dan mu'jir (orang
yang menyewakan). Objeknya adalah benda atau barang yang berpotensi
dapat diambil manfaatnya.
c) Syarat Sewa-menyewa
Syarat-syarat sewa-menyewa adalah sebagai berikut :
a. Manfaatnya diketahui, misalnya, menempati rumah, menjahit pakaian,
dan sebagainya
b. Manfaatnya diperbolehkan. Jadi, tidak diperbolehkan penyewaan budak
wanita untuk pembangunan gereja atau pabrik minuman keras.
c. Biaya sewa diketahui, karena Abu Sa`id Al-Khudri r.a. berkata, “
Rasulullah saw melarang penyewaan pekerja hingga upahnya dijelaskan
kepadanya”. (H.R. Ahmad).
2
2. Ijarah Upah-mengupah
a) Pengertian Ijarah Upah-mengupah
Yaitu ijarah antara musta'jir (orang yang mempekerjakan) dan ajir
(pekerja). Objeknya adalah keahlian dari orang tersebut yang berpotensi
dapat diambil manfaatnya.
b) Dasar Hukum
➢ Berdasarkan pada firman ALLAH SWT :
“Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin laki-laki dan
perempuan, (akan mendapat) surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan (mendapat) tempat
yang baik di surga 'Adn. Dan keridaan Allah lebih besar. Itulah
kemenangan yang agung.”
(Q.S. At-Taubah [9] : 72)
➢ Berdasarkan pada Hadits Rasulullah SAW :
“Ambilah ju`alah (upah) dan berikan aku satu bagian bersama
kalian”. (H.R Bukhari)
c) Syarat Upah-mengupah
Syarat-syarat upah-mengupah sebagai berikut :
a. Lafadz. Kalimat itu harus mengandung arti izin kepada orang yang
akan bekerja
b. Orang yang menjajikan upah. Dalam hal ini orang yang menjanjikan
upah itu boleh orang yang memberikan pekerjaan itu sendiri atau orang
lain.
c. Pekerjaan yang akan dilakukan.
d. Upah. Upah harus jelas, berapa yang akan diberikan sesuai dengan
transaksi yang telah dilakukan.
3
Bab 3
Penutup
A. Simpulan
Macam-macam Ijarah sendiri ada dua macam:
1. Ijarah sewa-menyewa
Yaitu ijarah antara musta'jir (orang yang menyewa) dan mu'jir (orang yang
menyewakan). Objeknya adalah benda atau barang yang berpotensi dapat diambil
manfaatnya.
2. Ijarah upah-mengupah
Yaitu ijarah antara musta'jir (orang yang mempekerjakan) dan ajir (pekerja).
Objeknya adalah keahlian dari orang tersebut yang berpotensi dapat diambil
manfaatnya.
B. Saran
Masih banyak kekurangan penulis dalam menyusun makalah ini. Segala
bentuk kesalahan penulisan kata maupun referensi yang kurang. Oleh karena itu
kritik dan saran akan kami terima dengan sebaik-baiknya.
4
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. H. Ismail Nawawi, MPA, M.Si. 2012. Fikih Muamalah klasik dan
kontemporer. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia
https://www.abusyuja.com/2020/09/pengertian-ijarah-beserta-rukun-
dan-macam-macanya.html