Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“IJARAH (SEWA-MENYEWA) DALAM ISLAM”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqih Muamalat

Dosen Pengampu : Drs. H. Chatib Rasyid, SH, MH

Disusun Oleh:

Kelompok 7

NAMA NIM

Dwi Rahanti Widyaningrum 2021010067

Tati Dahliah 2021010018

Siskawati 2021010165

Furqotun Nazilah 2022010006

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) AL-KHAIRIYAH

CILEGON-BANTEN

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah Swt., yang telah melimpahkan nikmat
dan karunia-Nya kepada kita semua, terutama nikmat kesehatan sehingga saya bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “Sewa-menyewa dalam Islam”. Makalah ini
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqih Muamalah. Shalawat beserta
salam semoga tercurah limpah kepada junjunan alam yakni Habibana Wanabiyyana
kariim Nabi Muhammad SAW. Saya menyampaikan rasa terimakasih yang
sebanyak-banyaknya kepada Bapak Drs. H. Chatib selaku dosen mata kuliah Ilmu
Kalam yang telah menyerahkan kepercayaannya kepada saya untuk menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu.

Saya ucapkan terimakasih pula kepada semua pihak yang telah mendukung
serta membantu saya dalam proses penyelesaian makalah ini. Saya juga berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi setiap pembaca. Selanjutnya,
saya mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk makalah ini supaya
selanjutnya dapat saya revisi kembali. Karena saya menyadari bahwa makalah yang
telah saya buat ini masih memiliki kekurangan.

Cilegon, 16 Desember 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

C. Tujuan Pembahasan ..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

A. Pengertian Ijarah (sewa-menyewa) .............................................................. 3

B. Rukun Mempersewakan ............................................................................... 3

C. Upah Mengajarkan Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan................................. 4

D. Batalnya Akad Sewa-menyewa.................................................................... 4

E. Jenis Transaksi Ijarah (sewa-menyewa)....................................................... 5

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 6

A. Kesimpulan .................................................................................................. 6

B. Saran............................................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Muamalah merupakan bagian dari rukun islam yang mengatur


hubungan antara seseorang dan orang lain. Contoh hukum islam yang
termasuk muamalah salah satunya adalah ijarah sewa-menyewa dan upah.
Seiring dengan perkembangan zaman, transaksi muamalah tidak terdapat
miniatur dari ulama klasik, transaksi tersebut merupakan terobosan baru
dalam dunia modern. Dalam hal ini kita harus cermat, apakah transaksi
modern ini memiliki pertentangan tidak dengan kaidah fiqih? Jika tidak,
maka transaksi dapat dikatakan mubah.
Kata ijarah dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia, antara sewa
dan upah juga ada perbedaan makna operasional, sewa biasanya digunakan
untuk benda, sedangkan upah digunakan untuk tenaga. Namun dalam
bahasa Arab ijarah adalah sewa dan upah. Sehingga ketika kita melihat
bagaimana aplikasi dari ijarah itu sendiri di lapangan, maka kita bisa
mendapati sebagai mana yang akan dibahas dalam makalah ini. Yang mana
diharapkan dengan hadirnya makalah ini dapat memberikan masukan ilmu
pengetahuan kepada kaum muslimin mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan sewa-menyewa. Ijarah merupakan menjual manfaat yang dilakukan
oleh seseorang dengan orang lain dengan menggunakan ketentuan syari’at
islam. Kegiatan ijarah ini tidak dapat dilepaskan dari kehidupan kita sehari-
hari baik dilingkungan keluarga maupun masyarakat sekitar kita. Oleh
sebab itu kita harus mengetahui apa pengertian dari ijarah yang sebenarnya,
rukun dan syarat ijarah, dasar hukum ijarah, manfaat ijarah dan lain
sebagainya mengenai ijarah. Karena begitu pentingnya masalah tersebut
maka permasalahan ini akan dijelaskan dalam pembahasan makalah ini.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Ijarah dan Landasan Syara’?


2. Apa saja yang menjadi Rukun dan syarat Ijarah?
3. Apa saja sifat dan hukum Ijarah?
4. Apa saja jenis transaksi pada ijarah?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui bagaimana pengertian Ijarah dan landasannya.


2. Untuk mengetahui Rukun dan syarat-syarat Ijarah
3. Untuk mengetahui sifat dan hukum Ijarah.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis transaski pada Ijarah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ijarah (sewa-menyewa)

Sewa adalah mengambil manfaat. Sewa-menyewa adalah menyewakan


suaru barang dengan harga tertentu sesuai dengan kesepakatan untuk
mengambil manfaat saling menguntungkan antara yang menyewa dan yang
memberi sewa. Menurut etimologi, ijarah adalah ‫( بيع المنفعه‬menjual
manfaat). Demikian pula artinya menurut terminology syara’. Untuk lebih
jelasnya, di bawah akan dikemukakan beberapa definisi ijarah menurut
pendapat beberapa ulama fiqh
Menurut ulama Hanafiyah ijarah adalah akad atas suatu kemanfaatan
dengan pengganti, menurut Asy-syafi’iyah ijarah adalah akad atas suatu
kemanfaatan yang mengandung maksud tertentu dan mubah, serta
menerima pengganti atau kebolehan dengan pengganti tertentu. Dalam
syari’at Islam ijarah adalah jenis akad untuk mengambil manfaat dengan
kompensasi. Sedangkan menurut Sulaiman Rasjid mempersewakan ialah
akad atas manfaat (jasa) yang dimaksud lagi diketahui, dengan tukaran yang
diketahui, menurut syarat-syarat yang akan dijelaskan kemudian.

B. Rukun Mempersewakan

Terdapat beberapa rukun dalam sewa-menyewa, diantaranya;


1. Ada orang yang menyewa dan yang mempersewakan. Syaratnya adalah;
a. Berakal
b. Kehendak sendiri (bukan paksaan)
c. Keduanya tidak bersifat mubazir
d. Baligh

3
2. Ada barang yang disewakan. Disyaratkan keadaannya diketahui dalam
beberapa hal, yakni;
a. Jelas jenisnya
b. Jelas kadarnya
c. Jelas sifatnya
3. Ada manfaatnya. Syarat manfaat;
a. Manfaat yang berharga
b. Keadaan manfaat dapat diberikan oleh yang mempersewakan
c. Dapat diketahui kadarnya, dengan jangka waktu

C. Upah Mengajarkan Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan

Sebagian ulama memperbolehkan mengambil upah dari hasil mengajar


karena sudah mengambil/menyita waktu si pengajar tersebut. Mereka boleh
mengambil upah tersebut sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Muhammad Rasyid Rida mengatakan “saya telah mendengar Syekh
Muhammad Abduh. Beliau mengatakan, “guru-guru yang mendapat gaji
dari wakaf, hendaklah mereka ambil gaji itu, apabila mereka membutuhkan,
dengan tidak sengaja sebagai upah. Dengan cara demikiam, mereka akan
mendapat ganjaran juga dar Allah.

D. Batalnya Akad Sewa-menyewa

1. Sewa-menyewa berakhir dengan habisnya waktu yang diperjanjikan.


Kecuali diperpanjang sesuai dengan kesepakatan.
2. Batalnya sewa-menyewa karena barang tidak sesuai dengan perjanjian
yang ada pada akad. Jika salah seorang dari penyewa dan orang yang
menerima sewa meninggal dunia, maka boleh diteruskan oleh ahli
warisnya sepanjang ahli waris menyetujui kesepaktan itu.

4
E. Jenis Transaksi Ijarah (sewa-menyewa)

Ijarah terbagi 2 ( Dua ) yaitu Ijarah terhadap benda atau manfaatnya, dan
ijarah atas pekerjaan atau upah mengupah.
1. Ijarah yang bersifat benda atau sewa-menyewa
Di Bolehkan ijarah atas barang mubah seperti, rumah, kamar, dan lain-
lain. Tetapi di larang ijarah terhadap benda-benda yang di haramkan.
2. Ijarah yang bersifat pekerjaan atau upah mengupah
Upah mengupah atau ijarah ‘ala al-a’mal, yakni jual beli jasa. ijarah
yang bersifat pekerjaan adalah dengan cara mempekerjakan seseorang
untuk melakukan pekerjaan. Ijarah semacam ini dibolehkan seperti
buruh bangunan, tukang jahit, tukang sepatu, dan lain-lain.Yaitu ijarah
yang bersifat kelompok atau serikat

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sewa-menyewa adalah menyewakan suaru barang dengan harga tertentu


sesuai dengan kesepakatan untuk mengambil manfaat saling
menguntungkan antara yang menyewa dan yang memberi sewa. Rukun
sewa-menyewa dibagi menjadi tiga, yaitu: ada orang yang menyewakan dan
ada yang menerima sewa, ada barang yang disewakan, ada manfaatnya.
Batalnya akad sewa-menyewa terjadi apabila waktu sewa-menyewa yang
diperjanjikan telah habis dan barang yang diperjanjikan tidak sesuai dengan
akad. Jenis transaksi ijarah terbagi 2 ( Dua ) yaitu Ijarah terhadap benda,
dan ijarah atas pekerjaan.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan


jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggung
jawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai
pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

6
DAFTAR PUSTAKA

Sulaiman Rasjid, 1986, Fiqh Islam, Bandung: Sinar Baru Algesindo

www.academia.edu.sewa-menyewa.dalam.islam.html//

Anda mungkin juga menyukai