Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

IJARAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah fiqh muamalah
Dosen Pengampu: Saipudin, S.Sy.,M.M

Disusun Oleh:
Theresia Juanty Maharani
NPM. 223501021

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AL-MA’ARIF WAY KANAN
2023

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................3


BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN ...............................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG MASALAH...........................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH ...........................................................................................4
C. TUJUAN ....................................................................................................................4
BAB II .................................................................................................................................5
PEMBAHASAN ..................................................................................................................5
A. Pengertian Ijarah ........................................................................................................5
B. Dalil Ijarah .................................................................................................................6
C. Rukun dan Syarat-syarat Ijarah ..................................................................................7
BAB III ................................................................................................................................9
PENUTUPAN .....................................................................................................................9
A. KESIMPULAN ..........................................................................................................9
DAFTAR PUSAKA ..........................................................................................................10

2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT. serta sholawat serta salam kepada junjungan kita
Nabi besar Muhammad SAW. Atas berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah Fikih Ijarah
(Sewa – menyewa)” telah diselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun ssebagai salah satu
syarat yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan tugas Mata Kuliah Fiqh muamalah.

Makalah ini ditugaskan secara kelompok yang tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik
dukungan moril ataupun materil selama proses pengerjaan

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada karya
ilmiah ini. Oleh karena itu, penyusun mengundang para pembaca untuk memberikan kritik
serta saran yang dapat memotivasi penyusun agar lebih baik untuk kedepannya. Akhir kata,
semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun khususnya maupun bagi
pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Way Kanan 11 Maret 2023


Penyusun

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Manusia merupakan makhluk sosial yang tak dapat hidup tanpa bantuan orang lain.
Dalam hidupnya, manusia bersosialisi dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
yang termasuk di dalamnya merupakan kegiatan ekonomi. Segala bentuk interaksi sosial
guna memenuhi kebutuhan hidup manusia memerlukan ketentuan-ketentuan yang
membatasi dan mengatur kegiatan tersebut.

Islampun mengatur hubungan interaksi sosial ini yang disebut muamalah. Contoh
hukum islam yang termasuk muamalah satunya adalah ijarah sewa - menyewa dan upah.
Dalam bahasa Arab kata ijarah berarti sewa menyewa dan upah, antara keduanya terdapat
perbedaan makna operaional. Sewa biasanya digunakan untuk benda, dan upah untuk
tenaga.

Ijarah merupakan menjual manfaat yang dilakukan seseorang dengan orang lain dengan
menggunakan ketentuan syariat islam. Kegiatan ijarah ini tidak dapat dilepaskan dari
kehidupan kita sehari – hari baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat sekitar kita.
Oleh sebab itu, penting untuk kita mengetahui apa pengertian dari ijarah sebenarnya, rukun
dan syaratnya serta bagaimana dalil yang mengatur ijarah dalam islam. Yangmana hal – hal
ini akan dijelaskan dalam pembahasan makalah ini.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari ijarah ?
2. Bagaimana dalil yang mengatur transaksi ijarah?

3. Apa sajakah rukun dan syarat ijarah ?

C. TUJUAN
Adapun yang menjadi tujuan dalam makalah ini adalah untuk mengetahui:

1. Definisi ijarah
2. Dalil-dalil yang mengatur ijarah

3. Rukun dan Syarat ijarah

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ijarah
Secara bahasa, al ijarah berasal dari kata al-ajru (upah) yang berarti al-iwadh
(ganti/kompensasi). Sewa-menyewa atau dalam bahasa arab ijarah berasal dari kata ‫اجز‬
yang sinonimnya:
1. ِ‫ ا ُما ُم‬yang artinya menyewakan, seperti dalam kalimat ‫( اجزاىشئ‬menyewakan
sesuatu)

2. ‫ اعطب ي اجزا‬yang artinya ia member upah, seperti dalam kalimat ‫( مذا اجزفالوبعي‬ia
memerikan kepada si fulan upah sekian)

3. ‫ اثبب‬yang artinya memberinya pahala, seperti dalam kalimat ‫اجزهللا عبذي‬


(Allah memberikan pahala kepada hamba-Nya1

Menurut pengertian syara‟ ijarah berarti akad pemindahan hak guna dari barang atau
jasa yang diikuti dengan pembayaran upah atau biaya sewa tanpa disertai dengan
perpindahan hak milik.

Sedangkan menurut beberapa ulama, ijarah adalah:

1. Ulama hanafiyah berpendapat ijarah adalah akad atau suatu kemanfaatan dengan
pengganti.

2. Ulama Syafi‟iyah berpendapat bahwa ijarah adalah akad atas suatu kemanfaatan yang
mengandung maksud tertentu dan mubah, serta menerima pengganti atau kebolehan
dengan pengganti tertentu.

3. Ulama Malikiyyah dan Hanabilah menyatakan bahwa ijarah adalah menjadikanmilik


suatu kemanfaatan yang mubah dalam waktu tertentu dengan pengganti.2
Menurut fatwa DSN MUI No. 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan Ijarah, Ijarah
adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu
tertentu melalui pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan
barang itu sendiri.

1
Drs. H.Ahmad Wardi Muslich. Fiqh Muamalat (Jakarta:Amzah.2010)hlm.315

2
Prof. DR.H. Rachmat Syafei,MA. FIQIH Muamalah. hlm.122

5
Dengan demikian akad ijarah tidak ada perubahan kepemilikan, tetapi hanya
perpindahan hak guna saja dari yang menyewakan pada penyewa. Al-ijarah disebut
pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui
pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik pengertian bahwa Ijarah adalah suatu
jenis perikatan atau perjanjian yang bertujuan mengambil manfaat suatu benda yang
diterimadari orang lain dengan jalan membayar upah sesuai dengan perjanjian dan kerelaan
kedua belah pihak dengan rukun dan syarat yang telah ditentukan.

B. Dalil Ijarah
Allah Ta‟ala berfirman:

َِِ ُ‫ض ْعهَ ىَنُ ْم فَآ ُجُِِ ه‬ ْ ِْ ‫فَإن‬


َ َِ‫أر‬
ِ َُِ‫أ ُجُِ ُِ َرِ ه‬
“…Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalak) itu sedang hamil, maka berikanlah
kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin…” [Ath-Talak: 6]

Allah Ta‟ala juga berfirman:

ْ ِْ ُِ َ‫ْحؤ َج ِْ ْزتَ اىْق‬


ُ‫ال ِْم َِ َِٕه‬ ُ ‫ْحؤج ِْ ْز‬
َ ‫ي ۖ إ َّن َٕ َخزَ َمه اس‬ ْ َ‫قَبى‬
َ ‫ث إحْ ذاَِ ُ َمب ب‬
َ ‫أبَِ ث اس‬
“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: „Wahai bapakku, ambillah ia sebagai orang
yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil
untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat serta dapat dipercaya.” [Al-Qashash: 26]

Dan juga Allah berfirman:

َ ‫ئث ِْ ل ََِجََِّ َّختَ َع‬


‫ي ِ َِٕ ِْ أجَِْ زا‬ َ َ‫بمُِِ ۖ قَبه‬
َ ‫ى ُِْ ش‬ َّ َ‫ف َُِ َجذا َ ف َِ َِٕب جذاَرا زُِ ذذ ُ أنَ ىق‬
َ َِ َ‫ض فَؤق‬ َ
“… Kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir
roboh, maka Khidhr menegakkan dinding itu. Musa berkata, „Jikalau kamu mau, niscaya
kamu mengambil upah untuk itu.” [Al-Kahfi: 77]

Dari „Aisyah Radhiyallahu anhua (ia berkata),

َ ‫َأبُِ ُِ َب ْنز َر ُجال م ْه َب ِٓى اىذو ث َّمُِ م ْه َب ِٓى‬


‫ع ِْبْذ‬ َ ‫ي ِ َِٕ ِْ ََِ َس‬
َ ِ َِ‫يم‬ َ ‫يِ ال َّلَِ ُِِ َع‬
َّ ‫ص‬ ِٓ ‫ْحؤ َج ِْزَ اىى‬
َ ‫َّب‬ َ ‫َِ اس‬
‫بْ ِْه َعذ ِْ َِبد ب خزحب‬
6
ُ ‫اىْخز‬.
‫ث ا ْى َمب ُز بب ْى ذا َ َاة‬
“Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam beserta Abu Bakar menyewa (mengupah) seorang
penunjuk jalan yang mahir dari Bani ad-Dail kemudian dari Bani „Abdu bin „Adi.” 3

Yang boleh disewakan yaitu segala sesuatu yang memungkinkan untuk diambil
manfaatnya bersama utuhnya barang tersebut, maka sah untuk disewakan selama tidak ada
larangan syar‟i yang menghalanginya. Dan disyaratkan hendaklah barang yang disewakan
jelas dan upahnya jelas, demikian pula lama (waktu) penyewaan dan jenis pekerjaannya.

Allah Ta‟ala berfirman menghikayatkan tentang sahabat Musa bahwa ia


berkata:
َ‫قَبه‬
‫ث َع ْشزا فَم ْه‬
َ ‫ثمَِ ِٓبو َ ح َج ج ۖ فإَن ِْ أ َج َم ِْ ْم‬
َ ‫جؤ ُج ِْزَ ِٓو‬
َ َ‫ي ٰ أن‬
َّ ‫بجه َع‬
َٕ َِ َّ ‫ْىَِ َِٓح‬ ْ ُ ‫إ ِٓو أرُِ ذذ‬
َ ‫أنَِ ُأون َح َل إحْ ذَِ اب‬
َ‫عىذك‬
“Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua
anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan
sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu…” [Al-Qa-shash: 27]
Dari Hanzhalah bin Qais ia berkata, “Aku bertanya kepada Rafi‟ bin Khudaij tentang
menyewakan tanah dengan emas dan perak? Ia menjawab, “Tidak mengapa dengannya,
hanyalah orang-orang di zaman Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam menyewakan dengan
imbalan (apa yang tumbuh) di tepian-tepian sungai dan sumber-sumber air serta sesuatu
dari pertanian, maka yang sisi (petak) ini hancur dan petak yang lainnya selamat, dan petak
yang ini selamat petak yang lain hancur. Dan orang-orang tidak menyewakan tanah kecuali
dengan cara ini, oleh karena itulah dilarang. Adapun sesuatu yang jelas dan dijamin, maka
tidak mengapa dengannya.”

C. Rukun dan Syarat-syarat Ijarah


Menurut Hanafiyah rukun ijarah hanya satu yaitu ijab dan qabul dari dua belah pihak
yang bertransaksi.

Adapun menurut jumhur ulama iajarah ada empat yaitu:

1. Dua orang yang berakad


2. Sighat (ijab dan qabul)

3
Shahih: [Irwaa-ul Ghaliil (no. 1489)], Shahiih al-Bukhari (IV/442, no. 2263)

7
3. Sewa atau imbalan
4. Manfaat (Manfaat suatu barang/jasa)
Adapun syarat-syarat ijarah sebagimana yang ditulis Nasrun Haroen sebagai berikut:

1. Yang terkait dengan dua orang yang berakad. Menurut ulama Syafi‟iyah
dan Hanabalah disyaratkan telah balig dan berakal.

2. Kedua belah pihak yang berakad menyatakan kerelaannya melakukan akad al-ijarah
3. Manfaat yang menjadi objek ijarah harus dikatahui, sehingga tidak muncul
perselisihan dikemudian hari

4. Objek ijarah itu boleh diserahkan dan digunakan secara langsung dan tidak ada
cacatnya
5. Objek ijarah itu sesuatu yang dihalalkan oleh syara‟
6. Yang disewakan itu bukan suatu kewajiban bagi penyewa

7. Objek ijarah itu merupakan sesuatu yang biasa disewakan


8. Upah atau sewa dalam ijarah harus jelas

8
BAB III

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN
Dalam bahasa Arab, ijarah adalah ‫( َٕبع اىمىفعة‬menjual manfa‟at)4.Al-ijarah berasal dari
kata al-ajru yang arti menurut bahasanya ialah al-„iwadh yang artinya upah/gaji.5 Sedangkan
menurut istilah, ijarah adalah pemindahan suatu akad hak guna (kemanfaatan) atas suatu
benda atau barang tertentu, dengan pembayaran sewa tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan benda atau barang yang di sewakan serta akad atas manfaat dengan imbalan
yang disepakati antara kedua belah pihak.

Allah Ta‟ala berfirman:

ْ ِْ ُِ َ‫حؤ َج ِْ ْزتَ اىْق‬


ُ‫ال ِْمَِ َِٕه‬ ُ ‫ْحؤج ِْ ْز‬
َ ‫ي ۖ إ َّن َٕ َخزَ َمه ا ْس‬ ْ َ‫قَبى‬
َ ‫ث إحْ ذاَِ ُ َمب ب‬
َ ‫أبَِ ث اس‬
“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: „Wahai bapakku, ambillah ia sebagai
orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu
ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat serta dapat dipercaya.” [Al-Qashash:
26]

Rukun Ijarah, ada 4 yaitu:


• Aqid (orang yang akad )
• Shigat akad ( ijab dan qobul )
• Ujrah ( upah ) Manfaat

Syarat ijarah antara lain :


• Syarat bagi kedua orang yang berakad yaitu telah baligh dan berakal.
• Kedua belah pihak yang melakukan akad menyatakan suatu kerelaannya untuk
melakukan akad ijarah tersebut.
• Manfaat yang menjadi objek ijarah harus diketahui secara terang dan jelas.
• Obyek ijarah dapat diserahkan dan digunakan secara langsung.
• Obyek ijarah haruslah sesuatu yang dihalalkan oleh syara‟

4
Prof. DR.H. Rachmat Syafei,MA. FIQIH Muamalah. hlm.121

5
Munjid Filughah wal A‟lam, Beirut: Dār el-Machreq Sarl Publisher, 1986, hlm.4

9
DAFTAR PUSAKA

http://baihaqi-annizar.blogspot.com/2017/08/makalah-fikih-muamalah-tentang-
alijarah.html
https://baitulmaqdis.com/belajar-islam/muamalah/sewa-menyewa-dalam-islam/
https://islam.nu.or.id/post/read/84810/definisi-dan-rukun-ijarah-sewa-menyewadalam-
islam
https://almanhaj.or.id/1640-ijarah-sewa-menyewa.html
https://www.kompasiana.com/rama08281/5af541cecaf7db5b652579e3/ijarah?pag e=all
http://eprints.walisongo.ac.id/5995/3/BAB%20II.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai