IJARAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah fiqh muamalah
Dosen Pengampu: Saipudin, S.Sy.,M.M
Disusun Oleh:
Theresia Juanty Maharani
NPM. 223501021
1
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT. serta sholawat serta salam kepada junjungan kita
Nabi besar Muhammad SAW. Atas berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah Fikih Ijarah
(Sewa – menyewa)” telah diselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun ssebagai salah satu
syarat yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan tugas Mata Kuliah Fiqh muamalah.
Makalah ini ditugaskan secara kelompok yang tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik
dukungan moril ataupun materil selama proses pengerjaan
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada karya
ilmiah ini. Oleh karena itu, penyusun mengundang para pembaca untuk memberikan kritik
serta saran yang dapat memotivasi penyusun agar lebih baik untuk kedepannya. Akhir kata,
semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun khususnya maupun bagi
pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
3
BAB I
PENDAHULUAN
Islampun mengatur hubungan interaksi sosial ini yang disebut muamalah. Contoh
hukum islam yang termasuk muamalah satunya adalah ijarah sewa - menyewa dan upah.
Dalam bahasa Arab kata ijarah berarti sewa menyewa dan upah, antara keduanya terdapat
perbedaan makna operaional. Sewa biasanya digunakan untuk benda, dan upah untuk
tenaga.
Ijarah merupakan menjual manfaat yang dilakukan seseorang dengan orang lain dengan
menggunakan ketentuan syariat islam. Kegiatan ijarah ini tidak dapat dilepaskan dari
kehidupan kita sehari – hari baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat sekitar kita.
Oleh sebab itu, penting untuk kita mengetahui apa pengertian dari ijarah sebenarnya, rukun
dan syaratnya serta bagaimana dalil yang mengatur ijarah dalam islam. Yangmana hal – hal
ini akan dijelaskan dalam pembahasan makalah ini.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari ijarah ?
2. Bagaimana dalil yang mengatur transaksi ijarah?
C. TUJUAN
Adapun yang menjadi tujuan dalam makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Definisi ijarah
2. Dalil-dalil yang mengatur ijarah
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ijarah
Secara bahasa, al ijarah berasal dari kata al-ajru (upah) yang berarti al-iwadh
(ganti/kompensasi). Sewa-menyewa atau dalam bahasa arab ijarah berasal dari kata اجز
yang sinonimnya:
1. ِ ا ُما ُمyang artinya menyewakan, seperti dalam kalimat ( اجزاىشئmenyewakan
sesuatu)
2. اعطب ي اجزاyang artinya ia member upah, seperti dalam kalimat ( مذا اجزفالوبعيia
memerikan kepada si fulan upah sekian)
Menurut pengertian syara‟ ijarah berarti akad pemindahan hak guna dari barang atau
jasa yang diikuti dengan pembayaran upah atau biaya sewa tanpa disertai dengan
perpindahan hak milik.
1. Ulama hanafiyah berpendapat ijarah adalah akad atau suatu kemanfaatan dengan
pengganti.
2. Ulama Syafi‟iyah berpendapat bahwa ijarah adalah akad atas suatu kemanfaatan yang
mengandung maksud tertentu dan mubah, serta menerima pengganti atau kebolehan
dengan pengganti tertentu.
1
Drs. H.Ahmad Wardi Muslich. Fiqh Muamalat (Jakarta:Amzah.2010)hlm.315
2
Prof. DR.H. Rachmat Syafei,MA. FIQIH Muamalah. hlm.122
5
Dengan demikian akad ijarah tidak ada perubahan kepemilikan, tetapi hanya
perpindahan hak guna saja dari yang menyewakan pada penyewa. Al-ijarah disebut
pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui
pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik pengertian bahwa Ijarah adalah suatu
jenis perikatan atau perjanjian yang bertujuan mengambil manfaat suatu benda yang
diterimadari orang lain dengan jalan membayar upah sesuai dengan perjanjian dan kerelaan
kedua belah pihak dengan rukun dan syarat yang telah ditentukan.
B. Dalil Ijarah
Allah Ta‟ala berfirman:
Yang boleh disewakan yaitu segala sesuatu yang memungkinkan untuk diambil
manfaatnya bersama utuhnya barang tersebut, maka sah untuk disewakan selama tidak ada
larangan syar‟i yang menghalanginya. Dan disyaratkan hendaklah barang yang disewakan
jelas dan upahnya jelas, demikian pula lama (waktu) penyewaan dan jenis pekerjaannya.
3
Shahih: [Irwaa-ul Ghaliil (no. 1489)], Shahiih al-Bukhari (IV/442, no. 2263)
7
3. Sewa atau imbalan
4. Manfaat (Manfaat suatu barang/jasa)
Adapun syarat-syarat ijarah sebagimana yang ditulis Nasrun Haroen sebagai berikut:
1. Yang terkait dengan dua orang yang berakad. Menurut ulama Syafi‟iyah
dan Hanabalah disyaratkan telah balig dan berakal.
2. Kedua belah pihak yang berakad menyatakan kerelaannya melakukan akad al-ijarah
3. Manfaat yang menjadi objek ijarah harus dikatahui, sehingga tidak muncul
perselisihan dikemudian hari
4. Objek ijarah itu boleh diserahkan dan digunakan secara langsung dan tidak ada
cacatnya
5. Objek ijarah itu sesuatu yang dihalalkan oleh syara‟
6. Yang disewakan itu bukan suatu kewajiban bagi penyewa
8
BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Dalam bahasa Arab, ijarah adalah ( َٕبع اىمىفعةmenjual manfa‟at)4.Al-ijarah berasal dari
kata al-ajru yang arti menurut bahasanya ialah al-„iwadh yang artinya upah/gaji.5 Sedangkan
menurut istilah, ijarah adalah pemindahan suatu akad hak guna (kemanfaatan) atas suatu
benda atau barang tertentu, dengan pembayaran sewa tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan benda atau barang yang di sewakan serta akad atas manfaat dengan imbalan
yang disepakati antara kedua belah pihak.
4
Prof. DR.H. Rachmat Syafei,MA. FIQIH Muamalah. hlm.121
5
Munjid Filughah wal A‟lam, Beirut: Dār el-Machreq Sarl Publisher, 1986, hlm.4
9
DAFTAR PUSAKA
http://baihaqi-annizar.blogspot.com/2017/08/makalah-fikih-muamalah-tentang-
alijarah.html
https://baitulmaqdis.com/belajar-islam/muamalah/sewa-menyewa-dalam-islam/
https://islam.nu.or.id/post/read/84810/definisi-dan-rukun-ijarah-sewa-menyewadalam-
islam
https://almanhaj.or.id/1640-ijarah-sewa-menyewa.html
https://www.kompasiana.com/rama08281/5af541cecaf7db5b652579e3/ijarah?pag e=all
http://eprints.walisongo.ac.id/5995/3/BAB%20II.pdf
10