MAPEL:FIKIH
Disusun oleh:
Kelompok 1
1.Niken Sefran Alexa
2.Efran Wijaya
3.Adewa
4.Hairil Akbar
5.Febri Rafael
MTS ADABIYAH ISLAMIYAH LAIS
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................
KATA PENGANTAR..........................................................
DAFTAR .............................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang..............................................................
B. Tujuan...........................................................................
C. Rumusan masalah.........................................................
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.............................................................
B. Saran.......................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kegiatan pinjam-meminjam uang atau istilah yang lebih
dikenal Sebagai utang-piutang telah dilakukan sejak lama dalam
kehidupan Bermasyarakat yang telah mengenal uang sebagai alat
utama dalam Pembayaran. Dapat diketahui bahwa hampir semua
masyarakat telah Menjadikan pinjam meminjam uang sebagai sesuatu
yang sangat diperlukan Untuk mendukung perkembangan kegiatan
ekonominya dan untuk Meningkatkan taraf kehidupannya.1Pinjam-
meminjam atau utang-piutang merupakan suatu perbuatan Hubungan
hukum antara seorang manusia dengan manusia yang lainnya yang
Sering dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat. Dalam hal ini yang
menjadi Obyek pokok dari utang piutang adalah uang, dengan artian
bahwa uang yang Dipinjam/diutang tersebut memberikan kewajiban
kepada pihak yang berutang Untuk mengembalikan apa yang sudah
diterimanya dengan kondisi/jumlah Yang sama dan apabila
diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan Demikian
suatu utang-piutang harus didasarkan pada persetujuan atau
Kesepakatan atau dengan istilah lain harus didahului dengan adanya
suatu Perjanjian untuk mengikatnya.
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Penulisan
c. Syarat peminjam:
1) Mampu berbuat kebaikan.
2) Menjaga barang yang dipinjam agar tidak rusak.
3) Akan mengembalikan barang yang dipinjam.
C. Kewajiban Peminjam
a. Mengembalikan barang itu kepada pemiliknya jika
telah selesai. Sebagaimana sabda Rasulullah saw..
) (رواه الترمذي.... اْلَع اِر َيُة ُم َؤ َّد اُة َو الَّر ِع يُم َغاِر ٌم
)اْلَيْو َم َيا َر ُسوَل ِهللا ِفي اِإْل ْس اَل م َأْر َغ ُب (رواه احمد
Artinya: Shafwan bin Umayyah berkata, Rasulullah
saw meminjam baju besi darinya pada waktu
perang Hunain, maka dia berkata, “Apakah kamu
telah mengambilnya wahai Muhammad?” Beliau
bersabda: “Bahkan aku meminjamnya dengan
jaminan. Dia berkata, “Lalu sebagian (baju besinya)
ada yang hilang, sehingga Rasulullah saw
menerangkan kepadanya dan membayar uang
jaminan, maka Umayyah pun berkata, “Wahai
Rasulullah, pada hari ini aku lebih mencintai
Islam.” (H.R. Ahmad)
َو ْلُيْمِلِل اَّلِذ ي َع َلْيِه الَح ِّق َو ْلَيَّتِق َهللا َر َّبُه َو اَل َيْبَخْس ِم ْنُه َشْيًئا * َفِإْن َك اَن اَّلِذ ي َع َلْيِه اْلَح ُّق َس ِفيَها
َأْو َض ِع يًفا َأْو اَل َيْسَتِط يُع َأْن ُيِم ُّل ُهَو َفْلُيْمِلْل َو ِلُّيُه
F.Hukum Utang-Piutang
A Hukum orang yang berutang adalah mubah (boleh)
sedangkan orang yang memberikan utang hukumnya sunah
sebab ia termasuk orang yang menolong sesama
)َم ا ِم ْن ُم ْس ِلٍم ُيْقِرُض ُم ْس ِلًم ا َقْر ًضا َم َّرَتْيِن ِإاَّل َك اَن َك َص َد َقتها َم َّر ًة (رواه ابن ماجه
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Pinjam-meminjam merupakan salah satu
bentuk tolong-menolong dari seseorang Kepada
orang lain. Pengertian meminjam adalah agad untuk
menberikan manfaat Dari suatu benda halal milik
seseorang kepada orang lain tanpa ada tukaran atau
Syarat tambahan tertentu dan tidak menqurangi atau
merusak zat benda itu. Pinjam-Meminjam
hukumnya mubah bagi peminjam dan sunah bagi
pemberi pinjaman Karena ada unsur tolong-
menolong. Firman Allah swt.
.... َو َتَع اَو ُنوا َع َلى اْلِب ِّر َو الَّتْق َو ى “ َو اَل َتَع اَو ُنوا َع َلى اِإْل ْثِم َو اْلُع ْد َو اِن
٢ : َو اَّتُقوا َهَّللا ِإَّن َهَّللا َش ِد يُد اْلِع َقاِب المائدة
Artinya:. Dan tolong-menolonglah kamu dalom
(mengerjakan) kebajikan dan Taqua, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
permusuhan Bertaqualah kepada Allah, sungguh,
Allah sangat berat siksaan Nya (Q.S.Al-Mäidah 5:
2) Hukum pinjam-meminjam dalam keadaan
tertentu dapat berubah. Apabila Pinjam-meminjam
itu untuk hal yang sangat penting, maka hukum
peminjam adalah Sunah dan memberi pinjaman
adalah wajib. Misalnya pada saat terjadi bencana
alam Dan ditambah musibah kelaparan bagi para
pengungsi, maka memberikan pinjaman Kepada
mereka adalah suatu kewajiban. Contoh lain adalah
kebutuhan pakaian untuk menutup aurat, maka bagi
yang memiliki kelebihan harta memberikan
pinjaman yang akan digunakan untuk kebutuhan
pokok, menutup aurat juga merupakan kewajiban.
Namun, sebaliknya bisa juga memberikan pinjaman
kepada pihak lain akan menjadi suatu perbuatan
yang haram. Misalnya seseorang sudah mengetahui
tabiat dan rencana calon peminjam adalah untuk
kemaksiatan, seperti untuk berbuat kejahatan
mencelakai orang lain, maka memberikan pinjaman
untuk kemaksiatan hukumnya adalah haram.
c. Syarat peminjam:
1) Mampu berbuat kebaikan.
2) Menjaga barang yang dipinjam agar tidak rusak.
3) Akan mengembalikan barang yang dipinjam.
C. Kewajiban Peminjam
a. Mengembalikan barang itu kepada pemiliknya
jika telah selesai. Sebagaimana sabda Rasulullah
saw..
)اْلَيْو َم َيا َر ُسوَل ِهللا ِفي اِإْل ْس اَل م َأْر َغ ُب (رواه احمد
َو ْلَيْك ُتْب، يَأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ِإَذ ا َتَد اَيُتُك ْم ِبَد ْيِن ِإَلى َأَج ٍل ُمَس ًّم ى َفاْك ُتُبوُه
بْيَنُك ْم َك اِتٌب بالعدل “ وال يأب كاِتٌب َأْن ُيْك َتَب َك َم ا َع َّلَم ُه ُهللا َفْلَيْك ُتْب
َو ْلُيْمِلِل اَّلِذ ي َع َلْيِه الَح ِّق َو ْلَيَّتِق َهللا َر َّبُه َو اَل َيْبَخ ْس ِم ْنُه َشْيًئا * َفِإْن َك اَن
اَّلِذ ي َع َلْيِه اْلَح ُّق َسِفيَها َأْو َض ِع يًفا َأْو اَل َيْسَتِط يُع َأْن ُيِم ُّل ُهَو َفْلُيْمِلْل َو ِلُّيُه
F.Hukum Utang-Piutang
A Hukum orang yang berutang adalah mubah
(boleh) sedangkan orang yang memberikan utang
hukumnya sunah sebab ia termasuk orang yang
menolong sesama
B.Saran