Pegadaian Syariah
BAB I
PENDAHULUAN
Pengaruh perkembangan zaman yang membuat masyarakat semakin hedonis, konsumtif, namun tidak
produktif. Kebutuhan yang semakin hari semakin banyak, namun pendapatan yang tetap sama. Sehingga
terjadilah pembekakan pada pengeluaran bulanan. Akhirnya banyak masyarakat yang menutupi
kebutuhan bulanannya dengan menghutang pada bank, rentenir, atau lembaga lainnya.
Namun dengan menghutang masalah yang mereka hadapi malah semakin membesar, setiap bulan harus
membayar angsuran beserta bunganya, belum lagi harus memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Alternatif yang dipilih masyarakat untuk menghadapi masalah tersebut adalah dengan menggadaikan
barang-barang berharga. Tidak jarang karena masyarakat lebih banyak melakukan hal itu, gadai barang
menjadi salah satu modus rentenir dalam menjalankan operasinya.
Oleh karena itu, penulis akan memaparkan hal-hal yang terkait tentang pegadaian syariah, agar
pembaca dapat mengetahui secara jelas tentang pegadaian syariah, dan dapat memilih pegadaian yang
tepat.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pasal 1150, gadai adalah suatu hak yang diperoleh
seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan
kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang atau oleh orang lain atas nama
orang yang mempunyai utang. Seorang yang berutang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang
yang memberi utang untuk menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untuk melunasi utang
apabila pihak yang berutang tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo.
Perusahaan Umum Pegadaian adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang secara resmi
mempunyai ijin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk
penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai seperti dimaksud dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata pasal 1150 di atas. Tugas pokoknya adalah memberikan pinjaman kepada masyarakat
atas dasar hukum gadai agar masyarakat tidak dirugikan oleh kegiatan lembaga keuangan informal yang
cenderung memanfaatkan kebutuhan dana mendesak dari masyarakat.[1]
Gadai dalam fikih disebut rahn. Sedangkan maksud rahn yaitu menjadikan barang yang boleh dijual
sebagai kepercayaan hutang di mana akan dibayar dari padanya jika terpaksa tidak bisa melunasi hutang
tersebut.[2]
Ada beberapa definisi yang dikemukakan para ulama fikih mengenai rahn. Ulama mazhab Maliki
mendefinisikan rahn sebagai “harta yang dijadikan pemiliknya sebagai jaminan utang yang bersifat
mengikat”. Ulama mazhab Hanafi mendefinisikan rahn dengan, “menjadikan sesuatu (barang) sebagai
jaminan terhadap hak (piutang) yang mungkin dijadikan sebagai pembayar hak (piutang) tersebut, baik
seluruhnya maupun sebagiannya.” Sementara itu, ulama mzhab Syafi’I dan mazhab Hanbali
mendefinisikan rahn dengan, “menjadikan materi (barang) sebagai jaminan utang, yang dapat dijadikan
pembayar utang apabila orang yang berutang tidak dapat membayar utangnya itu. ”[3]
B. Landasan Hukum
Sebagaimana halnya institusi yang berlabel syariah, landasan hukum pegadaian syariah juga mengacu
pada syariah Islam yang bersumber dari Al-Quran, hadits Nabi SAW, dan hukum positif. Adapun
landasan yang dipakai adalah sebagai berikut:
َوِإْن ُكْنُتْم َع َلى َس َفٍر َو َلْم َتِج ُدوا َكاِتًبا َفِرَهاٌن َم ْقُبوَض ٌة َفِإْن َأِم َن َبْعُض ُك ْم َبْعًضا َفْلُيَؤ ِّد اَّلِذ ي
اْؤ ُتِم َن َأَم اَنَتُه َو ْلَيَّتِق َهَّللا َر َّبُه َو ال َتْكُتُم وا الَّش َهاَد َة َوَم ْن َيْكُتْمَها َفِإَّنُه آِثٌم َقْلُبُه َو ُهَّللا ِبَم ا
َتْع َم ُلوَن َع ِليٌم
“Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh
seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan
tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu
menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah
kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barang siapa yang menyembunyikannya, maka
sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”[4]
2. Hadits
a. صلى هللا عليه وسلم- َقاَل َر ُسوُل ِهَّللَا: َقاَل- رضي هللا عنه- – َو َع ْن َأِبي ُهَر ْيَر َة
- َو َلَبُن َالَّد ِّر ُيْش َر ُب ِبَنَفَقِتِه ِإَذ ا َك اَن َم ْر ُهوًنا,َالَّظْهُر ُيْر َك ُب ِبَنَفَقِتِه ِإَذ ا َك اَن َم ْر ُهوًنا,
Dari Abi Hurairah, Ia berkata: Telah bersabda Rasululllah SAW: “Tunggangan yang digadaikan boleh
dinaiki dengan menanggung biayanya dan binatang ternak yang digadaikan dapat diperah susunya
dengan menanggung biayanya. Bagi yang menggunakan kendaraan dan memerah susu wajib
menyediakan biaya perawatan dan pemeliharaan.” Diriwayatkan oleh Bukhori.
b. اَل َيْغَلُق َالَّرْهُن ِم ْن َص اِح ِبِه- : َص َّلى ُهَّللَا َع َلْيِه َو َس َّلَم- َقاَل َر ُسوُل ِهَّللَا: َو َع ْنُه َقاَل
َو ِرَج الُه ِثَقاٌت, َو اْلَح اِكُم, َر َو اُه َالَّد اَر ُقْطِنُّي- َو َع َلْيِه ُغ ْر ُم ُه, َلُه ُغْنُم ُه,َاَّلِذ ي َر َهَنُه.
ِإاَّل َأَّن َاْلَم ْح ُفوَظ ِع ْنَد َأِبي َداُوَد َو َغْيِرِه ِإْر َس اُلُه
Dari Abu Hurairah, Ia berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW: “Tidak terlepas kepemilikan barang gadai
dari pemilik yang menggadaikannya. Ia memperoleh manfaat dan menanggung resikonya.” Diriwayatkan
oleh Daruqutni dan Hakim.[5]
3. Hukum Positif
Dalam Pasal 19 ayat (1) huruf q Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
disebutkan bahwa kegiatan Usaha Bank Umum Syariah antara lain melakukan kegiatan lain yang lazim
dilakukan di bidang perbankan dan di bidang social sepanjang tidak bertentangan denga Prinsip Syariah
dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Ketentuan inilah yang menurut hemat
penulis menjadi dasar hukum bagi bank syariah untuk memberikan produk berdasarkan akad rahn.[6]
Dalam menjalankan pegadaian syariah, pegadaian harus memenuhi rukun gadai syariah. Rukun gadai
tersebut antara lain:
1. Ar-Rahin (yang menggadaikan), syaratnya yaitu: orang yang telah dewasa, berakal, bisa
dipercaya, cakap bertindak hukum dan memiliki barang yang akan digadaikan.
2. Al-Murtahin (yang menerima gadai), yaitu: orang, bank, atau lembaga yang dipercaya oleh
rahin untuk mendapatkan modal dengan jaminan barang.
3. Al-Marhun/ Rahn (barang yang digadaikan), yaitu: barang yang digunakan rahin untuk dijadikan
jaminan dalam mendapatkan uang. Marhun itu harus memenuhi beberapa syarat, yaitu:
a. Harus diperjualbelikan.
d. Harus diketahui keadaan fisiknya, maka piutang tidak sah untuk digadaikan harus berupa
barang yang diterima secara langsung.
4. Al-Marhun bih (utang), sejumlah dana yang diberikan murtahin kepada rahin atas dasar
besarnya tafsiran marhun. Al-Marhun bih itu harus memenuhi beberapa syarat, yaitu:
b. Memungkinkan pemanfaatan.
5. Sighat (Ijab dan Qabul), yaitu: kesepakatan antara rahin dan murtahin dalam melakukan
transaksi gadai. Sighat tidak boleh terikat dengan syarat tertentu dan dengan waktu-waktu pada masa
depan.
Dalam transaksi gadai terdapat empat akad untuk mempermudah mekanisme perjanjiannya, yaitu
sebagai berikut:
1. Qard al-Hasan
Akad ini digunakan nasabah untuk tujuan konsumtif. Oleh karena itu, nasabah dikenakan biaya
perawatan dan penjagaan barang gadain kepada pegadaian. Ketentuan transaksi pada akad qard al-
hasan, yaitu:
2. Mudharabah
Akad ini diberikan bagi nasabah yang ingin meperbesar modal usahanya atau untuk pembiayaan lain
yang bersifat produktif. Ketentuan transaksi pada akad mudharabah ialah:
a. Barang gadai dapat berupa barang bergerak dan barang tidak bergerak, seperti: emas,
elektronik, kendaraan bermotor, tanah, rumah, bangunan, dan lain-lain;
3. Ba’i Muqayyadah
Akad ini diberikan bagi nasabah untuk keperluan yang bersifat produktif, seperti pembelian alat kantor
dan modal kerja. Dalam hal ini, murtahin juga dapat menggunakan akad jual-beli untuk barang atau
modal kerja yang diinginkan oleh rahin. Barang gadai adalah barang yang dapat dimanfaatkan oleh rahin
dan murtahin.
4. Ijarah
Objek dari akad ini adalah pertukaran manfaat tertentu. Bentuknya adalah murtahin menyewakan
tempat penyimpanan barang.
Operasi pegadaian syariah menggambarkan hubungan di antara nasabah dan pegadaian. Adapun teknis
pegadaian syariah adalah sebagai berikut:[9]
2. Pegadaian syariah dan nasabah menyetujui akad gadai; akad ini mengenai berbagai hal, seperti
kesepakatan biaya administrasi, tarif jasa simpan, pelunasan dan sebagainya.
3. Pegadaian syariah menerima biaya administrasi dibayar diawal transaksi, sedangkan untuk jasa
simpan disaat pelunasan utang.
4. Nasabah melunasi barang yang digadaikan menurut akad; pelunasan penuh, ulang gadai,
angsuran, atau tebus sebagian.
Perbedaan utama antara biaya gadai dan bunga pegadaian adalah dari sifat bunga yang bisa
berakumulasi dan berlipat ganda sementara biaya gadai hanya sekali dan ditetapkan di muka.
1. Barang perhiasan, seperti: perhiasan yang terbuat dari intan, mutiara, emas, perak, platina, dan
sebagainya;
2. Barang rumah tangga, seperti: perlengkapan dapur, perlengkapan makan atau minum,
perlengkapan kesehatan, perlengkapan taman, dan sebagainya;
3. Barang elektronik seperti: radio, tape recorder, video player, televisi, computer, dan
sebagainya;
Implementasi operasional pegadaian syariah hampir mirip dengan pegadaian konvensional. Seperti
halnya pegadaian konvensional, pegadaian syariah juga menyalurkan uang pinjaman dengan barang
bergerak. Prosedur untuk memperoleh kredit gadai syariah sangat sederhana. Masyarakat hanya
menunjukkan bukti identitas diri dan barang bergerak sebagai jaminan, dan uang pinjaman dapat
diperoleh dalam waktu yang relatif singkat. Begitu pun untuk melunasi pinjaman, nasabah cukup dengan
menyerahkan sejumlah uang dan surat bukti rahn dengan waktu proses yang juga singkat.
Akan tetapi, jika ditinjau dari aspek landasan konsep, teknik transaksi, dan pendanaan, pegadaian
syariah memiliki ciri tersendiri yang implementasinya sangat berbeda dengan pegadaian konvensional.
[10]
Sifat usaha pegadaian pada prinsipnya menyediakan pelayanan bagi kemanfaatan masyarakat umum
dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan yang baik. Oleh karena itu
pegadaian bertujuan sebagai berikut:
2. Pencegahan praktik ijon, pegadaian gelap, dan pinjaman tidak wajar lainnya.
3. Pemanfaatan gadai bebas bunga pada gadai syariah memiliki efek jaring pengaman sosial
karena masyarakat yang butuh dana mendesak tidak lagi dijerat pinjaman/ pembiayaan berbasis bunga.
Tersedianya dana dengan prosedur yang relative lebih sederhana dan dalam waktu yang lebih cepat
dibandingkan dengan pembiayaan/ kredit perbankan. Di samping itu, nasabah juga mendapat manfaat
penaksiran nilai barang bergerak secara professional. Mendapatkan fasilitas penitipan barang bergerak
yang aman dan dapat dipercaya.
a. Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh peminjam dana;
b. Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah memperoleh jasa
tertentu. Bank syariah yang mengeluarkan produk gadai syariah mendapat keuntungan dari
pembebanan biaya administrasi dan biaya sewa tempat penyimpanan emas;
c. Pelaksanaan misi pegadaian sebagai BUMN yang bergerak di bidang pembiayaan berupa
pemberian bantuan kepada masyarakat yang memerlukan dana dengan prosedur yang relatif
sederhana;
No.
Pegadaian Syariah
Pegadaian Konvensional
1.
2.
1 hari dihitung 5 hari.
3.
4.
Apabila pinjaman tidak dilunasi, barang jaminan akan dijual kepada masyarakat.
5.
6.
7.
8.
9.
Uang kelebihan (UK) = hasil penjualan – (uang pinjaman + jasa penitipan + biaya penjualan)
Uang kelebihan (UK) = hasil lelang – (uang pinjaman + sewa modal + biaya lelang)
10.
Bila dalam satu tahun uang kelebihan tidak diambil diserahkan kepada Lembaga ZIS.
Bila dalam satu tahun uang kelebihan tidak diambil maka uang kelebihan tersebut menjadi milik
pegadaian.
BAB III
KESIMPULAN
Pegadaian Syariah adalah badan usaha yang secara resmi mempunyai ijin untuk melaksanakan kegiatan
lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum
gadai seperti dimaksud dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pasal 1150.
Landasan hukum pegadaian syariah juga mengacu pada syariah Islam yang bersumber dari Al-Quran
Surat Al-Baqarah ayat 283, hadits Nabi SAW, dan hukum positif yaitu Pasal 19 ayat (1) huruf q Undang-
Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
Adapun rukun gadai syariah yaitu: ar-rahin, al-murtahin, al-marhun/ rahn, al-marhun bih, dan sighat.
Sedangkan akad untuk mempermudah mekanisme perjanjiannya, yaitu: Qard al-Hasan, Mudharabah,
Ba’i Muqayyadah dan Ijarah.
Kemudian perasi pegadaian syariah menggambarkan hubungan di antara nasabah dan pegadaian.
Adapun teknis pegadaian syariah adalah sebagai berikut:
3. Pegadaian syariah menerima biaya administrasi dibayar diawal transaksi, sedangkan untuk jasa
simpan disaat pelunasan utang.
4. Nasabah melunasi barang yang digadaikan menurut akad; pelunasan penuh, ulang gadai,
angsuran, atau tebus sebagian.
DAFTAR PUSTAKA
Al Arif, M. Nur Rianto. 2012. Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoretis Praktis. Bandung: CV
Pustaka Setia.
Anshori, Abdul Ghofur. 2009. Perbankan Syariah Di Indonesia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Umam, Khaerul. 2013. Manajemen Perbankan Syariah. Bandung: CV Pustaka Setia, 2013.
Sjahdeini, Sutan Remi. 2014. Perbankan Syariah: Produk-Produk Dan Aspek-Aspek hukumnya. Kencana
Prenadamedia Group.
Sudarsono, Heri. 2012. Bank & Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi.Yogyakarta: Ekonista.
[1] Heri Sudarsono, Bank & Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi (Yogyakarta: Ekonista,
2012), hal 171.
[2] Aliy As’ad, Fathul Muin (Kudus: Menara Kudus, 1980), hal 215.
[3] Sutan Remi Sjahdeini, Perbankan Syariah: Produk-Produk Dan Aspek-Aspek hukumnya (Kencana
Prenadamedia Group, 2014), hal 364.
[4] Khaerul Umam, Manajemen Perbankan Syariah (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), hal 358.
[5] A. Hassan, Tarjamah Bulughul Maram (Bandung: Diponegoro, 2006), hal 379.
[6] Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah Di Indonesia (Yogyakarta: Gajah Mada University Press,
2009), hal 171.
[7] Heri Sudarsono, Bank & Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi, hal 175.
[8] M. Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoretis Praktis (Bandung: CV Pustaka
Setia, 2012), hal 286-287.
[9] Heri Sudarsono, Bank & Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi, hal 185.
[10] M. Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoretis Praktis, hal 292.
[12] Heri Sudarsono, Bank & Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi, hal 197.
Unknown di 22.28
Berbagi
3 komentar:
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan
perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang
mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan
meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi
pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan
harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment.
Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000)
dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar
baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan
pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa
mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau
informasi lebih lanjut
Balas
Apakah Anda mengalami kesulitan keuangan atau Anda ingin memenuhi impian Anda dengan dana?
Apakah Anda memerlukan pinjaman untuk melunasi tagihan Anda, Memulai atau mengembangkan
bisnis Anda?
Apakah Anda mengalami kesulitan mendapatkan pinjaman dari Pemberi Pinjaman atau Bank karena
tingginya biaya / persyaratan pinjaman?
Kemudian khawatir kami datang untuk menawarkan pinjaman kepada pelamar yang tertarik baik lokal
maupun luar negeri tidak peduli jenis kelamin atau lokasi tetapi usia harus 18 tahun ke atas.
Kembali kepada kami untuk negosiasi tentang jumlah yang Anda butuhkan akan menjadi keputusan
yang bijaksana.
Pinjaman ini dibuat untuk membantu klien kami secara finansial, dengan tujuan mengurangi beban
finansial. Untuk alasan apa pun, pelanggan dapat menemukan rencana pinjaman yang sesuai dari
perusahaan kami yang memenuhi persyaratan keuangan.
Data pelamar:
1) Nama Lengkap:
2) Negara
3) Alamat:
4) Jenis Kelamin:
5) Pekerjaan:
6) Nomor telepon:
8 Pendapatan bulanan:
{gloriasloancompany@gmail.com} atau
Salam Hormat
Balas
Di RIKA ANDERSON LOAN COMPANY, kami menawarkan semua jenis bantuan keuangan kepada semua
individu, suku bunga kami adalah 2% per tahun.
Kami juga memberikan saran dan bantuan keuangan kepada kami klien dan pelamar.
Jika Anda memiliki proyek yang bagus atau ingin memulai bisnis dan membutuhkan pinjaman untuk
membiayainya segera, kita dapat mendiskusikannya, menandatangani kontrak, dan kemudian mendanai
proyek atau bisnis Anda untuk Anda bersama dengan Bank Dunia dan Bank Industri.
Kategori Bisnis
Bisnis Merchandising.
Bisnis manufaktur
Bisnis Hibrida.
Kepemilikan tunggal
Kemitraan.
Perusahaan.
Perseroan terbatas.
pinjaman pribadi.
pinjaman investasi.
Email: rikaandersonloancompany@gmail.com
Instagram: Rikaandersonloancompany.alfred
Twitter: @LoanRika
Balas
Beranda
Mengenai Saya
Unknown