Anda di halaman 1dari 4

Nama : Maria Asrila Susanti

Nim : 042327733
Tugas 3 : Akuntansi Keuangan Syariah

1. Sebutkan dan jelaskanjenis-jenisakad ijarah!


Jawab: 1. Ijarah Wa-Iqtina atau Al-Ijarah Muntahia Bittamleek

Di dalam jenis ini, akad Ijarah terjadi dimana suatu perjanjian atau wa’ad
pemindahan hak milik atas suatu benda yang disewakan pada suatu waktu tertentu.
Pengalihan kepemilikan dapat dilakukan setelah transaksi pembayaran atas objek
Ijarah telah selesai.

Pengalihan kepemilikan kemudian bisa dilakukan dengan menandatangani akad baru


yang terpisah dari skema akad Ijarah sebelumnya. Pembayaran pengalihan
kepemilikan bisa dilakukan dengan hibah, penjualan, atau pembayaran angsuran.

2. Ijarah Thumma Al Bai’

Untuk Ijarah thumma al bai’, penyewa akan menyewa sebuah barang dan bertujuan
untuk membeli barang tersebut. Sehingga di akhir masa sewa, barang tersebut menjadi
hak miliknya.

3. Ijarah Mawsufa Bi Al Dhimma

Ijarah mawsufa bi al dhimma menerangkan dengan jelas perihal keuntungan dan jasa
yang disewakan, namun tidak dengan properti yang menghasilkan manfaat. Oleh sebab
itu, jika terjadi kerusakan pada properti tersebut, kontrak tetaplah berjalan.

4. Ijarah Manfaat

Ijarah jenis ini yaitu memiliki objek sewa berupa aset tidak bergerak seperti pakaian,
perhiasan, kendaraan, rumah, dan lain sebagainya.

5. Ijarah Pekerjaan

Ijarah pekerjaan mengarah kepada penyewaan objek pada bentuk pekerjaan atau jasa
yakni seperti memperbaiki barang, membangun bangunan, menjahit baju, mengantar
paket, dan lain-lain.

6. Ijarah Asli

Ijarah asli hampir sama dengan Ijarah lainnya, yaitu melakukan transaksi sewa
menyewakan terhadap objek sewa yang ingin dilakukan, namun dalam ijarah ini tidak
ada perpindahan hak kepemilikan atas aset atau barang tersebut.

7. Ijarah Lanjut

Ijarah lanjut merupakan kegiatan lebih lanjut perihal menyewakan aset atau barang
yang sebelumnya sudah pernah atau telah disewa pemilik kepada pihak lain.
2. Sebutkanrukun dan syarat ijarah!
Jawab: Rukun Akad Ijarah

Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan


Ijarah, dijelaskan beberapa rukun Ijarah, di antaranya sebagai berikut.

 Ada pernyataan ijab qabul (shigat) atau pernyataan sewa dari kedua pihak.
 Ada pihak yang melakukan akad, terdiri dari pemberi sewa (pemilik aset) dan penyewa
(pengguna aset)
 Manfaat dari aset yang disewakan dalam Ijarah harus dijamin oleh pihak yang
menyewakan, dan pihak penyewa wajib menggantinya dengan pemberian upah (ujrah).
Syarat Akad Ijarah

Dalam suatu perjanjian sewa-menyewa, penting untuk selalu memperhatikan syarat-


syaratnya agar proses transaksi dapat terjalin secara sah. Berikut adalah syarat akad
ijarah yang perlu Anda ketahui.

 Pihak penyelenggara akad, baik penyewa maupun yang menyewakan tidak atas
keterpaksaan. Kemudian, orang yang tidak sah melakukan akad ijarah adalah orang
yang belum dewasa atau dalam keadaan tidak sadar.
 Objek yang disewakan harus berwujud sama sesuai dengan realitas dan tidak dilebih-
lebihkan, sehingga meminimalisir unsur penipuan.
 Kegunaan dari objek yang disewakan merupakan sesuatu yang bersifat mubah
(dibolehkan), bukan haram.
 Pemberian imbalan atau upah dalam transaksi Ijarah harus berwujud sesuatu yang
dapat memberikan keuntungan bagi pihak penyewa.
3. Sebutkan ketentuan tentang al ijarah al muntahiyah bi al tamlik!
Jawab: 1. Pengertian akad pembiayaan Ijarah Muntahiya Bit tamlik berdasarkan
undang-undang, menurut pasal 19 ayat (1) UU Perbankan Syariah, yang dimaksud
dengan akad Ijarah Muntahiya Bit tamlik adalah akad penyediaan dana dalam
rangka memindahkan hak guna atau manfaat dari suatu barang atau jasa
berdasarkan transaksi sewa dengan opsi pemindahan kepemilikan barang.21
Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bit tamlik merupakan salah satu bentuk kegiatan
usaha bank syariah atau Lembaga Keuangan Syariah yang dilaksanakan
berdasarkan prinsip syariah.

2. Pengertian Akad Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik berdasarkan


ketentuan Bank Indonesia Berdasarkan lampiran surat edaran Bank Indonesia No.
5/26/ BPS/2003 tentang Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia halaman
111, yang dimaksud dengan Ijarah Muntahiya Bit tamlik adalah perjanjian sewa-
menyewa suatu barang antara lessor/ muajjir (pemberi sewa) dengan
lessee/musta‟jir (penyewa) yang diakhiri dengan perpindahan hak milik objek
sewa.22 Berdasarkan Buku Kodifikasi Produk Perbankan Syariah, Lampiran SEBI
No. 10/31/ DPbS tanggal 7 Oktober 2008 Perihal Produk Bank Syariah dan Unit
Usaha Syariah PBI No. 10/17/PBI/2008 tanggal 25 September 2008, yang dimaksud
dengan Ijarah Muntahiya Bit tamlik adalah transaksi sewa- menyewa antara
pemilik objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang
disewakan dengan opsi perpindahan hak milik objek sewa. Dalam ketentuan butir
III.7.d Surat Edaran Bank Indonesia No. 10/14/DPbS tanggal 17 Maret 21
Wangsawidjadja, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: Kompas Gramedia
Building, 2012), h. 267-268. 22 Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan Syariah
Bank Indonesia, 2006, h, 21. 63 2008 Perihal Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam
Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa Bank
Syariah ditegaskan bahwa pelaksanaan pengalihan kepemilikan dan atau hak
penguasaan objek sewa dapat dilakukan setelah masa sewa yang disepakati oleh
bank dan penyewa selesai.

3. Pengertian Akad Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik Berdasarkan Fatwa


Dewan Syariah Nasional Berdasarkan fatwa Dewaan Syariah Nasional No.
27/DSNMUI/ III/2002 tentang Al-Ijar ah Al-Muntahiyya Bi Al-Tamlik, yaitu
perjanjian sewa menyewa yang disertai opsi pemindahan hak milik atas benda yang
disewa, kepada penyewa, setelah selesai masa sewa.

4. Pengertian Akad Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik Berdasarkan PSAK


No. 107 (Akuntansi Ijarah) Berdasarkan Buku Kodifikasi Produk Perbankan
Syariah, Lampiran SEBI No. 10/31/ DPbS tanggal 7 Oktober 2008 Perihal
Produk Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah PBI No. 10/17/ PBI/2008 tanggal
25 September 2008, yang dimaksud dengan Ijarah Muntahiya Bit tamlik adalah
transaksi sewa- menyewa antara pemilik objek sewa dan penyewa untuk
mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakan dengan opsi
perpindahan hak milik objek sewa. Dalam ketentuan butir III.7.d Surat Edaran
Bank Indonesia No. 10/14/ DPbS tanggal 17 Maret 2008 Perihal Pelaksanaan
Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana
serta Pelayanan Jasa Bank

4. Sebutkanketentuantentang Rahn Emasmenurut fatwa DSN


No.26/DSN-MUI/III/2002!

Jawab: Dewan Syariah Nasional setelah, Menimbang :


a. bahwa salah satu bentuk jasa pelayanan yang menjadi kebutuhan
masyarakat adalah Rahn, yaitu menahan barang sebagai jaminan atas utang;
b. bahwa bank syari'ah perlu merespon kebutuhan masyarakat tersebut dalam
berbagai produknya;
c. bahwa masyarakat pada umumnya telah lazim menjadikan emas sebagai
barang berharga yang disimpan dan menjadikannya objek rahn sebagai
jaminan utang untuk mendapatkan pinjaman uang;
d. bahwa agar cara tersebut dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah,
Dewan Syariah Nasional memandang perlu menetapkan fatwa tentang hal itu
untuk dijadikan pedoman. Mengingat :
1. Firman Allah, QS. al-Baqarah [2]: 283: ‫و‬‫ِإ ْن ُكن‬‫ت‬‫م‬ ‫ع‬‫لَى س‬‫فَ ٍر و‬‫لَم‬ ‫ت‬‫جد‬‫و‬‫ب‬ ِ ِ‫ا َكات‬‫ا فَ ِره‬
ٌ
‫ان م‬‫ب‬ ‫ ْق‬‫و‬‫ض‬ٌ‫ة‬... Dan apabila kamu dalam perjalanan sedang kamu tidak
memperoleh seorang juru tulis maka hendaklah ada barang tanggungan yang
dipegang....
2. Hadis Nabi riwayat al-Bukhari dan Muslim dari 'A'isyah r.a., ia berkata: ‫َأ َّن ر‬
‫س‬‫و‬‫ َل اهللاِ ص‬‫لَّى اهللاُ ع‬‫لَي‬‫ ِه و‬‫س‬‫لَّم‬ ‫اش‬‫ت‬‫ر‬‫ى طَع‬‫ام‬‫ا ِمن‬ ‫ي‬‫ه‬‫و‬‫ ِدي‬ ‫ِإلَى َأج‬‫ ٍل و‬‫ر‬‫ه‬‫ن‬‫ه‬ ‫ ِدر‬‫ع‬‫ا ِمن‬ ‫ح‬
‫ ِدي‬‫ ٍد‬. Sesungguhnya Rasulullah s.a.w pernah membeli makanan dengan berutang
dari seorang Yahudi, dan Nabi menggadaikan sebuah baju besi kepadanya.
3. Hadis Nabi riwayat al-Syafi'i, al-Daraquthni dan Ibnu Majah dari Abu
Hurairah, Nabi s.a.w. bersabda: ‫الَ ي‬‫غ‬‫لَق‬ ‫الر‬‫ه‬‫ن‬ ‫ ِمن‬ ‫ص‬‫ا ِحبِ ِه الَّ ِذي‬ ‫ر‬‫ه‬‫ن‬‫ه‬ ،‫لَه‬ ‫ ُغن‬‫م‬‫ه‬ ‫و‬‫ع‬
‫لَي‬26 ‫ ِه‬Rahn Emas 2 Dewan Syari'ah Nasional MUI ‫ ُغر‬‫م‬‫ه‬ . "Tidak terlepas
kepemilikan barang gadai dari pemilik yang menggadaikannya. Ia memperoleh
manfaat dan menanggung resikonya."
4. Hadits Nabi riwayat Jama'ah, kecuali Muslim dan alNasa'i, Nabi s.a.w.
bersabda: ‫اَلظَّه‬‫ر‬ ‫ي‬‫ر‬‫ َكب‬ ‫بِن‬‫فَقَتِ ِه ِإ َذا َكانَ م‬‫ر‬‫ه‬‫و‬‫ن‬‫ و‬،‫ا‬‫لَب‬‫ن‬ ‫الد‬‫ر‬ ‫ي‬‫ش‬‫ر‬‫ب‬ ‫بِن‬‫فَقَتِ ِه ِإ َذا َكانَ م‬‫ر‬‫ه‬‫و‬
‫ن‬‫ و‬،‫ا‬‫ع‬‫لَى الَّ ِذي‬ ‫ي‬‫ر‬‫ َكب‬ ‫و‬‫ي‬‫ش‬‫ر‬‫ب‬ ‫الن‬ُ‫ فَقَة‬. "Tunggangan (kendaraan) yang
digadaikan boleh dinaiki dengan menanggung biayanya dan binatang ternak
yang digadaikan dapat diperah susunya dengan menanggung biayanya. Bagi
yang menggunakan kendaraan dan memerah susu wajib menyediakan biaya
perawatan dan pemeliharaan."
5. Ijma’ : Para ulama sepakat membolehkan akad Rahn (alZuhaili, al-Fiqh al-
Islami wa Adillatuhu, 1985, V: 181).
6. Kaidah Fiqh: ‫اَألص‬‫ ُل فِي ْالم‬‫ع‬‫ام‬‫ت ْاِإل ب‬ ِ َ‫ال‬‫اح‬‫ةُ ِإالَّ َأ ْن ي‬‫د‬‫ َّل د‬‫لِي‬‫ ٌل ع‬‫لَى ت‬‫ح‬‫ري‬‫ه‬
ِ ‫ ِم‬‫ ا‬. Pada
dasarnya segala bentuk muamalat boleh dilakukan kecuali ada dalil yang
mengharamkannya.
Memperhatikan :
1. Surat dari Bank Syariah Mandiri No 3/305/DPM Tanggal 23 Oktober 2001
Tentang Permohonan Fatwa atas Produk Gadai Emas. 2. Hasil Rapat Pleno
Dewan Syariah Nasional pada hari Kamis, 14 Muharram 1423 H/28 Maret 2002
M. MEMUTUSKAN Menetapkan : FATWA TENTANG RAHN EMAS Pertama
:
1. Rahn Emas dibolehkan berdasarkan prinsip Rahn (lihat Fatwa DSN nomor:
25/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn).
2. Ongkos dan biaya penyimpanan barang (marhun) ditanggung oleh penggadai
(rahin). 26 Rahn Emas 3 Dewan Syari'ah Nasional MUI
3. Ongkos sebagaimana dimaksud ayat 2 besarnya didasarkan pada
pengeluaran yang nyata-nyata diperlukan.
4. Biaya penyimpanan barang (marhun) dilakukan berdasarkan akad Ijarah.
Kedua : Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan jika di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan
sebagaimana mestinya.

5. Sebutkanjenis-jenisakadkafalah!
 Jawab: Kafalah bin-Nafs. Merupakan akad memberikan jaminan atas diri (personal
quarantee). ...
 Kafalah bil-Maal. Merupakan jaminan pembayaran barang atau pelunasan utang. ...
 Kafalah bit-Taslim. ...
 Kafalah al-Munajazah. ...
 Kafalah al-Muallaqah

Anda mungkin juga menyukai