PERBANKAN SYARIAH
Ghina Syakirah1, Rayyan Firdaus., SE.,M.Si.,Ak2
Program Studi Akuntansi, Universitas Malikussaleh, Jl.Kampus Unimal Bukit
Indah, Blang Pulo, Kec.Muara Satu, Kabupaten Aceh Utara, Aceh 24355
ABSTRAK
Dalam transaksi sewa-menyewa yang dilakukan secara konvensional, tidak terdapatnya
peralihan hak milik; dengan demikian, seandainya berakhirnya masa sewa, properti itu akan
dikembalikan kepada penyewa, yang biasanya tidak membutuhkan layanan finansial. Pada kasus
yang lain dalam praktiknya adalah pembiayaan perbankan Islam yang biasa dikenal sebagai ijarah,
yang didasarkan pada perjanjian sewa menyewa. Pada perbankan Syariah, al-ijarah terbagi ke
dalam dua jenis: Mutlaqah al-Ijarah atau leasing dan al-Muntahia bit-Tamlik. Leasing operasi
merupakan kontrak sewa di mana pihak perbankan menyewakan bangunan,kendaraan, ataupun
barang lainnya kepada salah seorang pelanggan mereka dan dikenakan biaya yang telah disepakati
diawal. Sementara itu Ijarah al-Muntahiyah bit-Tamlik merupakan suatu jenis kontrak sewa dan
juga penjualan.
Disisi lain al-Ijarah al-Muntahiyah bit-Tamlik yaitu sejenis kombinasi antara kontrak sewa
atau penjualan yang berakhir dengan hak milik barang berada di tangan si penyewa. Selain itu,
perpindahan hak milik ini yang membuatnya beda dari sewa biasa yang ada pada lembaga
keuangan konvensional. Dalam perbankan Islam, konsep ijarah ini dianggap sebagai sewa secara
umum, tetapi di akhir kontrak, pelanggan memiliki pilihan untuk memiliki barang yang disewa,
yang biasanya disebut sebagai pembelian sewa.
PENDAHULUAN
Ketika menjalani kehidupan sehari-hari, warga masyarakat membutuhkan bantuan dalam
hal memenuhi kebutuhan primer, sekunder, dan tersier mereka; namun, ada saat-saat ketika
masyarakat tersebut tidak mempunyai cukup dana dalam mencukupi kebutuhan tersebut. Di dalam
perkembangan ekonomi, masyarakat mendapatkan bantuan dari lembaga keuangan dan non-bank.
METODE PENELITIAN
Pengguanaan metode penelitian di dalam penulisan penelitian ini adalah studi literatur yang
didapat dari hasil membaca beberapa jurnal atau tulisan serta artikel penelitian pada tahun-tahun
sebelumnya sesuai dengan yang akan di bahas di penelitian ini. Dengan penggunaan metode dan
teknik mengumpulkan data dengan cara ini, diharapkan bisa mengumpulkan keseluruhan data
yang diperlukan dalam kepenulisan jurnal penelitian ini dan mencapai kesimpulan yang objektif.
2) Rukun Ijarah
Berdasarkan pendapat dari ulama Hanafiyah, rukun dari akad ijarah ini hanya ada satu, yaitu
adanya ijab (berupa ungkapan mengenai proses penyewaannya) dan qabul (berupa persetujuan
mengenai proses penyewaan yang sebelumnya). Namun berbeda dengan pendapat jumhur ulama
lainnya yang menyatakan jika rukun ijarah ini ada empat, adalah sebagai berikut :
a) Orang yang berakal
b) Imbalan/uang sewa
c) Adanya manfaat
d) Shighat (ijab dan qabul)
Ulama Hanafiyah mengatakan jika dari ketiga rukun ijarah yg disebutkan oleh jumhur ulama
mengenai orang yang berakal, imbalan/uang sewa, dan adanya manfaat itu termasuk ke dalam
syarat-syarat ijarah bukan termasuk ke rukunnya. Oleh karena itu, jika salah satu dari rukun sewa-
menyewa (al-ijarah) tersebut belum dipenuhi, maka akad sewa-menyewa tersebut dianggap tidak
sah. Ini karena ketentuan dalam rukun sewa-menyewa di atas bersifat kumulatif dan bukan
alternatif.
3) Macam-macam Ijarah
Menurut pendapat ulama-ulama fiqih. Akad ijarah terbagi ke dalam dua macam, adalah
sebagai berikut:
a) Al-Ijarah yang bersifat manfaat (sewa).
Maksud dari ijarah ini yaitu transaksi sewa-menyewa dengan adanya objek berupa barang atau
benda tertentu seperti sewa-menyewa rumah, kos-kosan, toko, gedung, kendaraan dan lainnya.
Ketika terjadinya kesepakatan transaksi sewa-menyewa yang dilakukan pihak-pihak yang
terlibat maka para ulama fiqih memperbolehkan transaksi sewa-menyewa ini dengan syarat
dan rukun-rukun yang tercantum dalam al-ijarah tersebut harus dipenuhi.
1
Harun Santoso and Anik Anik, ‘Analisis Pembiayaan Ijarah Pada Perbankan Syariah’, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam,
1.02 (2017), 106–16 <https://doi.org/10.29040/jiei.v1i02.33>.
2
Rosita Tehuayo, Fakultas Syariah, and Islam Iain, ‘Tahkim’, 2003.
KESIMPULAN
Ijarah ialah akad perpindahan hak pakai dari sebuah benda/barang atau jasa pada waktu
tertentu melalui pembayaran uang sewa. Oleh karena itu, pada al- ijarah tidak terdapat yang
namanya perubahan dalam kepemilikan, namun terdapat pemindahan hak pakai dari si pemberi
sewa kepada penyewa. Selanjutnya mengenai alasan berakhirnya akad ijarah menurut para ulama
yaitu objeknya menghilang ataupun musnah, waktu yang ditetapkan pada perjanjian al-ijarah telah
habis, meninggalnya salah satu orang dari kedua pihak yang berakad, dan apabila adanya halangan
pada salah seorang pihak.
Adapun perbedaan dari al-ijarah Mutlaqah dengan al-ijarah Muntahiyah bit-Tamlik yaitu
apabila al-ijarah Mutlaqah merupakan suatu proses sewa-menyewa yang biasa terjadi di kehidupan
3
Tehuayo, Syariah, and Iain.
DAFTAR PUSTAKA
Santoso, Harun, and Anik Anik, ‘Analisis Pembiayaan Ijarah Pada Perbankan Syariah’, Jurnal
Ilmiah Ekonomi Islam, 1.02 (2017), 106–16 <https://doi.org/10.29040/jiei.v1i02.33>
Tehuayo, Rosita, Fakultas Syariah, and Islam Iain, ‘Tahkim’, 2003
Dara Fitriani, Nazaruddin, ‘Ijarah dalam Sistem Perbankan Syariah’, Vol.1, No.1, 2022
4
Tehuayo, Syariah, and Iain.