Pengertian ijarah
a. Ulama Hanafiah
Akad suatu kemanfaatan dengan pengganti.1
b. Ulama Asy-Syafi’iya
Akad suatu kemanfaatan yang mengandung maksud tertentu dan mubah serta
menerima pengganti atau kebolehan dengan pengganti tertentu.2
c. Ulama Malikiah dan Hanabilah
Menjadikan milik suatu kemanfaatan yang mubah dalam waktu tertentu
dengan pengganti.3
Akad sewa menyewa berbeda dengan jual beli, di mana sewa menyewa hanya
berlaku pada suatu kurun waktu tertentu, sedangkan jual beli, apabila sudah
disepakati, maka kepemilikan barang akan berpindah tangan dari penjual ke pembeli
untuk selamanya.
Al-Qur’an
Artinya: Jika mereka telah menyusukan anakmu, maka berilah upah mereka (QS. Al-
Thalaq: 6)
1
. Tim Counterpart Bank muamalat Indonesia, fiqh muamalah perbankan syariah: kapita
selekta al fiqhu al islam wa adillatuhu,wahbah zulhaili.
2
Ibid.
3
Ibid.
Artinya : salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia
sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena Sesungguhnya orang yang paling
baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat
dipercaya" (QS. Al-Qashash: 26)
As-Sunnah
Ijma
Kaidah fiqih:
Artinya : “Pada dasarnya semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil
yang mengharamkan”
4
Fatwa Dewan Syariah nasional
1. Mu’jir (orang yang memberikan upah) dan musta’jir (orang yang menerima
upah untuk melakukan sesuatu dan yang menyewa sesuatu) , yaitu orang yang
melakukan akad sewa-menyewa atau upah-mengupah. Disyaratkan pada
mu’jir dan musta’jir adalah baligh, berakal, cakap melakukan tasharruf
(mengendalikan harta), dan saling meridhai.
2. Shighat ijab qabul antara mu’jir dan musta’jir, ijab Kabul sewa menyewa dan
upah-mengupah.
3. Ujrah, disyaratkan diketahui jumlahnya oleh kedua belah pihak, baik dalam
sewa-menyewa maupun dalam upah-mengupah.
4. Barang yang disewakan atau sesuatu yang dikerjakan dalam upah-mengupah,
disyaratkan pada barang yang disewakan dengan beberapa syarat berikut ini.
Barang yang menjadi objek akad sewa-menyewa dan upah-mengupah
dapat dimanfaatkan kegunaannya.
Benda yang menjadi objek sewa-menyewa dan upah-mengupah dapat
diserahkan kepada penyewa dan pekerja berikut kegunaannya.
Manfaat dari benda yang disewa adalah perkara yang mubah menurut
Syara’ bukan hal yang dilarang
Benda yang disewakan disyaratkan kekal ‘ain (zat)-nya hingga waktu
yang ditentukan menurut perjanjian dalam akad.5
Sifat Ijarah
Para ulama Fiqh sepakat bahwa akad ijarah merupakan akad yang bersifat memikat
(lazim) karena ijarah merupakan akad tukar menukar (mu’awadlah) antara harta
dengan manfaat.6
Hukum Ijarah
Hukum ijarah sahih adalah tetapnya kemanfaatan bagi penyewa, dan tetapnya upah
bagi pekerja atau orang yang menyewakan ma’qud ‘alaih sebab ijarah termasuk jual
5
Tim Counterpart Bank muamalat Indonesia, fiqh muamalah perbankan syariah: kapita
selekta al fiqhu al islam wa adillatuhu,wahbah zulhaili
6
AH Azharudin lathif, fiqh muamalat.
beli pertukaran hanya saja dengan kemanfaatan. Hukum ijarah rusak, menurut ulama
hanafiyah, jika penyewa telah mendapatkan manfaat tetapi orang yang menyewakan
atau yang bekerja dibayar lebih kecil dari kesepakatan pada waktu akad, ini bila
kerusakan tersebut terjadi pada syarat. Akan tetapi, jika kerusakan disebabkan
penyewa tidak memberitahukan jenis pekerjaan perjanjiannya upah harus diberikan
semestinya.7
Macam-macam Ijarah
Ijarah ada dua macam: Ijarah terhadap manfaat benda atau barang (manafi’al-a’yan)
dan manfaat manusia (manafi’al-insan).
1. Ijarah Manfaat benda atau barang terbagi menjadi tiga macam:
Ijarah benda yang tidak bergerak (uqar).
Ijarah kendaraan (kendaraan tradisional maupun modern).
Ijarah barang-barang yang bisa dipindah-pindahkan (al-manqul).
2. ijarah berupa manfaat manusia terbagi kepada dua bagian:
Manfaat manusia yang bersifat khusus (al-khas)
Manfaat manusia yang bersifat umum (musytarik)8
Tanggung jawab kerusakan atau kerugian pada obyek ijarah
Apabila seorang menyewa sesuatu barang/benda untuk dimanfaatkan,seperti rumah
atau mobil,maka tanggung jawab penyewa terhadap obyek sewa bersifat
amanah,yaitu dia tidak dituntut tanggungjawab atas kerusakan barang yang berada
dalam kuasanya kecuali kerusakan tersebut terjadi atas kecerobohan dalam
menjaganya.apabila ia menggunakan obyek akad ijarah tersebut sesuai dengan syarat-
ibid
7
8
ibid
syarat yang disepakati dalam akad dan tidak bertentangan dengan kebiasaan dalam
penggunaannya maka tanggung jawab tetappada pemilik barang sewaan.
Demikian juga pada ijarah terhadap jasa manusia, khususnya yang bersifat khusus(al-
khas), para ulama fiqih sepakat bahwa apabila obyek yang dikerjakan rusak
ditangannya,bukan karena kelalaian atau kesengajaannya, maka menurut kesepakatan
pakar fiqih,ia wajib membayar ganti rugi. Sedangkan ijarah yang berupa pekerjaan
atau jasa manusia yang bersifat umum (musytarik), maka apabila pekerjaan yang
dilakukan menimbulkan kerugian para ulama sepakat bahwa pekerja harus
bertanggung jawab bila kerugian tersebut timbul dari kecerobohan dan kelalaiannya.9
9
Tim Counterpart Bank muamalat Indonesia, fiqh muamalah perbankan syariah: kapita
selekta al fiqhu al islam wa adillatuhu,wahbah zulhaili.
sedangkan menurut jumhur ulama uzur tersebut adalah cacatnya objek
atau hilangnya manfaat yang dituju dalam akad.
Iqalah.10
Fatwa dsn terkait dengan kewajiban LKS dan nasabah dalam pembiayaan
ijarah
1) Kewajiban LKS
menyediakan barang yang disewakan atau jasa yang diberikan
menanggung biaya pemeliharaan barang
menjamin bila terdapat cacat pada barang yang disewakan
2) Kewajiban nasabah
Membayar sewa atau upah dan bertanggung jawab untuk menjaga
keutuhan barang serta menggunakannya sesuai akad(kontrak)
Menanggung biaya pemeliharaan barang yang sifatnya ringan(tidak
materil)
Jika barang yang disewa rusak bukan karena pelanggaran dari
penggunaan yang dibolehkan,juga bukan karena kelalaian pihak
penerima manfaat dalam menjaganya,ia tidak bertanggung jawab atas
kerusakan tersebut.
10
AH Azharudin Lathif, Fiqh Muamalat.
11
Fatwa Dewan Syariah Nasional