Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PEMBAHASAN
A. Ijarah
1. Pengertian Ijarah

Menurut etimologi, ijarah adalah : menjual manfaat . demikian pula artinya menurut
etimologi syarat . untuk lebih jelasnya, dibawah ini dikmukakan beberapa definisi ijarah
menurut
pendapat beberapa ulama fiqih.

a). Ulama hanafiah


Artinya akad atas suatu kemanfaatan dengan pengganti.

b). Ulama Asy-Syafi’iya


Artinya akad atas suatu kemanfaatan yang mengandung maksud tertentu dan mubah, srta
menerima pengganti atau kebolhan dengan penganti tertentu.

c). Ulama Malikiah dan Hanabilah


Artinya: Menjadikan milik suatu kemanfaatan yang mubah dalam waktu tertentu dengan
pengganti.

Ada yang menerjemahkan sebagai upah mengupah. Menurut penulis keduanya benar,
sebab
penulis membagi ijarah menjadi dua bagian, yaitu ijarah atas jasa dan ijarah atas benda.
Landasan syara’Jumhr ulama berpendapat bahwa ijarah disyariatkan berdasarkan AL-Qur’an,
AS-sunah, dan Ijma’

 Al-qur’an
Artinya “jika mereka menyusukan anak- anakmu untukmu, maka berikanlah upahnya.”
 As-sunah
Artinya “berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering”
(HR. Ibu Majah dari ibnu Umar)

Ijma’
Umat islam pada masa sahabat telah berijma’ bahwa ijarah dibolehkan sebab bermanfaat
bagi manusia.
2. Syarat Ijarah
a) Syarat terjadinya akad
Syarat ini berkaitan dengan aqid, zat akad, dan tempat akad. Syarat ini sering disebut
“inqad..menurut Ulama Hanafiah ,’aqid disyaratkan harus berakal dan mumayyiz (minimal 7
tahun), serta tidak syaratkan tidak baliq. Akan tetapi, jika bukan barang miliknya sendiri,
akad
ijarah anak mumayyiz, dipandang sah, tetapi bergantung atas keridhoan walinya.

b) Syarat pelaksanaan Ijarah (An-Nafadz)


Agar izarah terlaksana, barang harus dimiliki oleh Aqid atau ia memiliki kekuasaan penuh
untuk akad (ahliah).
c) Syarat sah Ijarah
Keabsahan ijarah sangat berkaitan dengan aqid (orang yang aqad), ma’qud’alaih (barang
yang menjadi objek akad), ujrah (upah) dan zat akad (nafs Al-‘Akad), yaitu :

 Adanya keridhaan dari kedua pihak yang akad.

 Ma’qud ‘alaih bermamfaat dengan jelas.

 Ma;qud ‘alaih harus memenuhi secara syara.

 Kemamfaatan benda dibolehkan menurut syara tidak menyewa untuk pekerjaan

yang di wajibkan kepadanya.


 Tidak mengambil manfaat bagi diri orang disewa. Manfaat ma’qud ‘alaih sesuai
dengan keadaan yang umum.
d) Syarat barang sewaan.
e) Syarat ujrah.
 Berupa harta tetap yang dapat diketahui

Tidak boleh sejenis dengan barang manfaat dari ijarah, seperti upah menyewa rumah
untuk ditempati dengan menempati rumah tersebut.
f) Syaratyang kembali pada rukun akad.
g) Syarat kelaziman
 Ma’qud ‘alaih terhindar dari cacat.
 Tidak ada ujur yang dapat membatahkan akad.
3. Rukun Ijarah

Menurut Ulama hanafiah, rukun Ijarah adalah Ijab dan Qobul, antara lain dengan
menggunakan kalimat al-ijarah, alistigfar, al-ikhtiar, dan al-ikra.
Menurut Jumhur Ulama, rukun Ijarah ada 4, yaitu:
 Aqid

 Shighat akad

 Ujrah(upah)

 Manfaat

4. Sifat dan Hukum Ijarah


1. Sifat Ijarah
Menurut ulama hanafiyah, ijarah adalah akad lazim yang didasarkan pada firman Allah
SWT :
, yang boleh dibatalkan, pembatalan tersebut dikaitkan
pada asalnya bukan didasarkan pada pemenuhan akad.
2. Hukum Ijarah

Hukum ijarah sahih adalah tetapnya kemamfaatan bagi penyewa, dan tetapnya upah
bagi pekerja atau orang yang menyewakan ma’qud ‘alaih sebab ijarah termasuk jual beli
pertukaran hanya saja dengan kemamfaatan.

Hukum ijarah rusak, menurut ulama hanafiyah, jika penyewa telah mendapatkan
manfaat
tetapi orang yang menyewakan atau yang bekerja dibayar lebih kecil dari kesepakatan pada
waktu akad, ini bila kerusakan tersebut terjadi pada syarat. Akan tetapi, jika kerusakan
disebabkan penyewa tidakmemberi tahukan jenis pekerjaan perjanjiannya upah harus
diberikan
semestinya.

Pembagian dan Hukum Ijarah


Ijarah terbagi dua, yaitu ijarah terhadap benda atau sewa-menyewa dan ijarah atas
pekerjaan atau upah mengupah.
a. Hukum Sewa-menyewa
Dibolehkan ijarah atas barang mubah, seperti rumah kamar, dan lain-lain, tetapi, dilarang
ijarah terhadap benda-benda yang diharamkan.

 Ketetapan hokum akad dalam ijarah

 Cara memanpaatkan barang sewaan.


 Perbaikan barang sewaan.

 Kewajiban penyewa setelah hais masa sewa

b. hukum upah-mengupah

Upah mengupah atau ijrah ‘ala al’a’mal yakni jual beli jasa, biasanya berlaku dalam
beberapa hal seperti menjahitkan pakaian, membangun rumah dan lain-lain. Ijarah ‘alal-a’mal
terbagi dua yaitu:

 Ijarah khusus
Ijarah yang dilakukan oleh seorang pekerja. Hukumnya, orang yang bekerjatidak boleh
bekerja selain dengan orang yang telah memberikan upah.
 Ijarah musytarik
Ijarah yang dilakukan secara bersama-sama atau melalui kerja sama. Hukumnya
dibolehkan bekerja sama dengan orang lain

Anda mungkin juga menyukai