PEMBAHASAN
A. Pengertian Al-Ijarah
Al-Ijarah berasal dari kata al-Ajru ( )األجرyang arti menurut bahasanya
ialah al-‘Iwadh yang arti dalam bahsa indonesianya ialah ganti dan upah.1
Adapun menurut Istilah, para ulama berbeda-beda dalam mendefinisikam
Ijarah, antara lain sebagai berikut:
a) Menurut Ulama Hanafiyah
ٍ ْك َم ْنفَ َع ٍة َم ْعلُ َو َم ٍة َم ْقصُوْ َد ٍة ِمنَ ْال َعي ِْن ْال ُم ْستَأ ِج َر ِة بِ َعو
ض ُ ُع ْق ٌد يُفِ ْي ُد تَ ْملِ ْي
Ijarah akad untuk membolehkan pemilikan manfaat yang diketahui dan
disengaja dari suatu zat yang disewa dengan imbalan.
b) Menurut Malikiyah
1
Qomarul Huda, Fiqh Muamalah, (Yogyakarta: Teras, 2011), hal. 77.
2
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008), hal. 114-115.
3
Amir Syarifuddin, Garis-garis besar Fiqih, (Jakarta: Kencana, 2003), Cet: II, hal. 216.
3
4
Dari definisi tersebut dapat diambil intisari bahwa ijarah atau sewa-
menyewa adalah akad atas manfaat dengan imbalan.4 Adapun istilah-istilah
dalam Al-Ijarah pemilik yang menyewakan manfaat disebut Mu’ajjir (orang
yang menyawakan). Pihak lain yang memberikan sewa
disebut Musta’jir ( orang yang menyawa = penyewa). Dan, sesuatu yang di
akadkan untuk diambil manfaatnya disebut Ma’jur ( Sewaan). Sedangkan jasa
yang diberikan sebagai imbalan manfaat disebut Ajran atau Ujrah (upah).
Dan setelah terjadi akad Ijarah telah berlangsung orang yang menyewakan
berhak mengambil upah, dan orang yang menyewa berhak mengambil
manfaat, akad ini disebut pula Mu’addhah (penggantian).5
Al-Ijarah ada dua macam yaitu Ijarah al’Ain dan Ijarah ad-Dzaimah.
1. Ijarah atas manfaat (Ijarah al’Ain) disebut juga sewa-menyewa. Dalam
ijarah bagaian pertama ini, objek akadnya adalah manfaat dari suatu
benda.
2. Ijarah atas pekerjaan (Ijarah ad-Dzaimah) disebut juga upah-mengupah.
Dalam Ijarah bagaian kedua ini, objek akadnya dalah amal atau pekerjaan
seseorang.6
ُُأ ُعطُوا اَْأل ِجي َْرَأجْ َرهُث قَب َْل اَ ْن يَّ ِجفَ ُع ُرقُه
4
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Amzah, 2010), hal. 317.
5
Sayyiid Sabiq, Fiqih Sunah 13, (Bandung : PT. AL – Ma’arif, 1987) hal. 9.
6
Wahbah Zuhaili, Fiqih Imam Sayfi’i, (Jakarta: PT. Niaga Swadaya, 2010), hal. 50.
5
7
Abdul Rahman Ghazaly,Ghufron Ihsan, dkk. Fiqh Muamalat, (Jakarta: Kencana, 2010),
hal. 277-278.
8
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam (Hukum Fiqh Lengkap), (Bandung: Sinar Baru Algensido,
1994), hal. 304.
6
9
Abdul Rahman Ghazaly,Ghufron Ihsan, dkk. Fiqh Muamalat, (Jakarta: Kencana, 2010),
hal. 278-280.
10
http://fileperbankansyariah.blogspot.com/2011/03/definisi-ijarah.html, diakses pada hari
rabu 15 Oktober 2014.
7
11
Qomarul Huda, Fiqh Muamalah, hal. 88-89.
8
12
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah, hal. 332.