Landasan Teori
a. Pengertian Sewa-Menyewa
Sewa-menyewa atau Ijarah ialah salah satu akad yang dibutuhkan oleh
manusia harus berdiri sendiri dan tidak bisa memiliki segala benda sehingga
mengakomodir hal tersebut. Oleh karena itu boleh dikatakan bahwa pada
dasarnyaijarah adalah salah satu bentuk aktivitas anatara dua pihak atau saling
agama1.
karena itu tempo dan batas waktu dalam memanfaatkan barang tersebut harus
Apabila akad sudah berlangsung pihak yang menyewa harus menyerahkan barang
Dalam arti luas ijarah bermakna suatu akad yang berisi penukaran manfaat
sesuatu dengan jalan memberikan imbalan dalam jumlah tertentu artinya dengan
menjual manfaat sesuatu benda bukan ‘ain dari benda itu sendiri. Kelompok
1
Qamarul Huda, Fiqh Muamalah, (Yogyakarta: Sukses Offset, 2011), hal. 79.
hanafiah mengartikan ijarah dengan akad yang berisi pemilikan manfaat tertentu
dari suatu benda yang diganti dengan pembayaran dalam jumlah yang disepakati.2
اِإل َج اَر ُة ُم ْش َتَقٌة ِم َن الْج ِر َو ُه َو الِعُو ُض َو ِم ْنُه ِمُس َي الَثَو اُب َأْج ًر ا
Kata ijarah berasal dari kata al-ajru yang berarti al-iwad yang dapat di
artikan dalam sewa, upah atau imbalan. Ijarah merupakan salah satu akad
manfaat material. Ijarah dimaknai sebagai proses perjanjian para piha, salah
Menurut kompilasi hukum ekonomi syariah: Ijarah adalah sewa barang dalam
jangka waktu tertentu dengan pembayaran.dan akad ijarah yang telah disepakati
tidak dapat dibatalkan karena ada penawaran yang lebih tinggi dari pihak ketiga.
Menurut syafi’iyah:
ْقٌد َلى َف ٍة ْق ٍة ُلو ٍة َقاِبَلٍة ِلْل ْذ ِل اِإل ا ِة ِبِع ٍض ُل ٍم:ٌد ْق ِد اِإل ا ِة
َب َو َب َح َو َم ْع ْو َو َح َع َج َر َع َع َم ْن َع َم ُصْو َد َم ْع َم
Defenisi akad ijarah adalah suatu akad atas manfaat yang dimaksud dan
tertentu yang bisa diberikan dan dibolehkan dengan imbalan tertentu. Dengan
2
Helmi Karim, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1997), h. 29.
3
Jaih Mubarak, Hasanudin, Fikih Mu’amalah Maliyah Akad Ijarah Dan Ju’alah,
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2017), h. 2.
permasalahan atau peristiwa mengenai memberikan upah kepada wanita yang
Menurut Malikiyah:
ditambah makannya dan pakaian atau sejenisnya, hal itu sudah menjadi hal yang
menyusui anak dan menyewa seseorang untuk melakukan tugas iqamat dan adzan,
Dari defenisi Ijarah diatas dapat disimpulkan bahwa Ijarah merupakan akad
atas manfaat yang diperbolehkan oleh syariat dalam jangka waktu tertentu dengan
upah sebagai ganti atas manfaat yang diperoleh. dan Ijarah dapat terjadi dari dua
hal, yaitu: manfaat dari benda dan manfaat dari tenaga atau jasa manusia.
Ijarah dan jual beli termasuk pertukaran. Ijarah merupakan pertukaran harta
sunnah, ijma’ dan dalil logika. Dasar hukum sewa-menyewa dapat dilihat dari
ketentuan hukumnya:
4
Rahmat Hidayat, Fikih Muamalah, (Medan: CV. Tungga Esti, 2022), h. 170.
5
Abdurrahman Al-Juzairi, Fikih Empat Madzhab Jilid 4, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,
2017), h. 154.
Dalil dari Al-Qur’an:
ِص
َو اْع َلُمْو َاَّن اَهلل َمِبا َتْع َم ُلْو َن َب ْيٌر
permusyawaratan antara keduanya, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika
kamu ingin menyusukan anakmu kepada orang lain, maka tidak ada dosa bagimu
memberikan pembayaran dengan cara yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan
ketahuilah bahwa Allah maha melihat apa yang kamu kerjakan. (al-baqarah:233).
Menurut hadis:
َم اَبَعَث الّلُه َنِبًّيا ِإَّال َر َعى: َعِن الَّنِّيِب َص َّلى الَّلُه َعَلْيِه َو َس َّلَم َقاَل،َعْن َأيِب ُه َر ْيَر َة َر ِض َي الَّلُه َعْنُه
ُك ْنُت َأرَعاَه ا َعَلى َقَر اِر ْيَط َأِلْه ِل َم َّك َة {رواه، َنَعْم: َو َأْنَت ؟ َفَق اَل: َفَق اَل َأْص َح اَبُه، الَغَنَم
}البخاري
Artinya: diriwayatkan dari Abu Hurairah ra dari nabi saw beliau bersabda “
Setiap akad memiliki rukun dan syarat yang harus diperhatikan untuk
tidak sahnya akad. Dan rukun ijarah menurut ulama ada empat7:
(penyewa)
3. Manfaat
4. Akad
6
Rahmat Hidayat, Fikih Muamalah, (Medan: CV. Tungga Esti, 2022), h. 173.
7
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah Jilid 4, (Jakarta: Pena Ilmu Dan Amal, 2006), h. 205.
Syarat-syarat Ijarah:
Untuk sahnya sewa-menyewa, pertama kali harus dilihat terlebih dahulu orang
bel, syarat ijarah juga terdiri atas empat jenis persyaratan, yaitu:
Berkaitan dengan aqid, akad dan objek akad. Syarat yang berkaitan dengan
aqid adakah berakal dan Mumayyiz menurut hanafiah, baligh menurut Syafi’iyah
dan Hanabilah8.
3. Objek akad ijarah harus dapat dipenuhi, baik menurut hakiki dan
syar’i. .
syara’.
8
M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam,(Fiqh Muamalah) (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2003), h. 227.
5. Pekerjaan yang dilakukan itu bukan fardhu dan bukan kewajiban orang
syarat berikut”
2. Harus jelas dan terang mengenai objek yang diperjanjikan, yaitu harus
barang yang disewakan harus jelas dan dapat dimanfaatkan oleh penyewa
agama.10
9
Ahmad wardi muslich, fiqh muamalat (Jakarta: Amzah, 2010), h. 327
10
Suhrawardi, Farid Wajdi, Hukum Ekonomi Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), h.
157.
Menurut kompilasi hukum ekonomi syariah syarat pelaksanaan ijarah pada pasal
Pasal 301
perbuatan hukum
Pasal 302
Akad ijarah dapat dilakukan dengan tatap muka maupun jarak jauh.
Pasal 303
Pasal 304
Pasal 305
Apabila salah satu syarat dalam akad ijarah tidak ada, maka akad itu batal
Pasal 306
2) Harga ijarah yang wajar/ujrah al-mitsli adalah harga ijarah yang ditentukan
ajaran Islam meskipun tidak dijelaskan secara rinci baik dalam al- Qur’an maupun
al-Hadits. Akad ijarah dilihat dari segi objeknya, terbagi menjadi dua macam:
Ijarah ada dua jenis, yaitu ijarah atas manfaat yang objek akadnya Ma’quud
alaihi, boleh melakukan akad ijarah atas manfaat yang dibolehkan dan tidak boleh
melakukan akad ijarah atas manfaat yang haram, seperti yang telah diketahui,
Dan ijarah atas pekerjaan yang objek akadnya adalah pekerjaan, ijarah atas
pekerjaan adalah penyewaan yang dilakukan atas pekerjaan tertentu seperti orang
yang disewa/pekerja khusus dan pekerja umum. Pekerja khusus adalah orang yang
bekerja untuk satu orang selama waktu tertentu, ia tidak boleh bekerja untuk orang
lain sebelum abis masanya. Dan pekerja umum adalah orang yang bekerja untuk
banyak orang dan orang yang menyewanya tidak boleh melarangnya bekerja
adalah ijarah atas manfaat barang tertentu, ijarah ini mempunyai tiga
syarat, yaitu upah harus sudah spesifik, barang yang disewakan terlihat
11
Harun, Fiqh Muamalah, (Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2017), h. 124.
oleh kedua pelaku akad sehingga tidak sah jika belum dilihat oleh
menyewakan, dalam ijarah dzimmah memiliki dua syarat, yaitu upah harus
1. Manfaat benda
lainnya. Manfaat yang didapat adalah manfaat dari suatu benda yang disewakan,
dan akad jenis ini dibolehkan dari benda yang dibenarkan oleh syariat.
pihak pekerja atau yang diupah diikat dengan dua cara, upah secara khusus dan
secara kerjasama13.
12
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqh Islam Wa Adillatuhu Jilid 5, (Jakarta: Gema Insani, 2011), h.
418.
13
M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam (Fiqh Muamalah), (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2003), H. 236.
Pasal 318
3) Setiap benda yang dapat dijadikan obyek bai’ dapat dijadikan ma’jur
Pasal 319
sesuai kesepakatan
dalam akad
berdasarkan kebiasaan.
Uang memiliki peranan besar dalam berbagai aliran ekonomi, ada beberapa
sebab dalam peranan ialah pelayanan besar yang diberikan oleh uang bagi
kehidupan perekonomian, karena uang merupakan alat barter, tolok ukur nilai,
sarana perlindungan kekayaan dan alat pembayaran hutang dan pembayarat tunai.
Hubungan yang kuat antara uang dan berbagai kegiatan ekonomi yang lain, dan
kekuatan ekonomi dan ekonomi yang kuat bersandar kepada uang yang kuat.14
14
Jaribah Al-Haritsi, Fikih Ekonomi Umarbin Al-Khathab, (Jakarta: Khalifah; Pustaka
Al-Kautsar Grup, 2010), H. 325.
Uang sewa dapat diartikan dengan biaya sewa, upah atau ujrah. Menurut
terminology, Ujrah adalah apa yang diberikan musta’jir kepada mu’ajjir dalam
mutsman, sedangkan kedudukan ujrah sebagai harga tsaman. Dalam kitab al-
Ulama sepakat bahwa ujrah harus berupa harta yang bernilai (mutaqawwan)
dan diketahui (ma’lum) oleh pihak-pihak. Ujrah dalam akad ijarah berkedudukan
sebagai mutsman maka manfaat dan ujrah harus terhindar dari gharar pula,
keduanya harus diketahui oleh musta’jir dan mu’jir pada saat akad ijarah
dilakukan,
2. Ujrah tidak boleh dalam bentuk manfaat yang sama dengan manfaat yang
Ulama berpendapat bahwa teori jual-beli sama dengan teori ijarah, yaitu
15
Jaih Mubarak, Hasanudin, Fikih Mu’amalah Maliyah Akad Ijarah Dan Ju’alah,
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2017), h. 28.
manfaat dengan barang yang harus ditentukan waktu (jangka waktunya) dan
tujuannya.
Pembayaran Ujrah
Dalam literature fikih, awal pembayaran dapat dilakukan dengan cara tunai dan
Upah sewa yang diberikan kepada seorang yang telah mengerjakan suatu
pekerjaannya atau imbalan tertentu dan sah atau ganjaran bahi jasa keuntungan
untuk manfaat yang diajukan atau yang akan diambil, atau upah yang diajukan
untuk dikeluarkan. Dengan kata lain, merupakan pengalihan hak manfaat untuk
ganjaran yang berupa sewa dalam hal penyewaan asset atau barang dan upah hal
Menetapkan upah yang adil bagi seorang pekerja sesuai kehendak syari’ah,
َم ِن ِاْس َتْأَج َر َأِج رْي ًا: َو َعْن َأيِب َس ِعيٍد اُخلْد ِر ِّي رضى اهلل عنه َأَّن الَّنَّيِب َص َّلى اهلل عليه وسلم قال
)َفْلُيَس ِّم َلُه (رواه عبدالرزاق وفيه انقطاع وَو صله البيهقي من طريق أيب حنيفة
16
Muhammad Ayub, Keuangan Syari’ah, (Jakarta:PT. Gramedia, 2009), h. 247.
Dari abu sa’id al-khudry r.a. bahwa nabi SAW. Bersabda “orang yang
menentukan upah kerja sebelum pekerjaan itu dimulai, sedangkan menurut imam
malik dan imam ahmad berpendapat bahwa menentukan upah kerja sebelum
Islam sangat menganjurkan untuk membayar upah tepat pada waktunya atau
setelah pekerjaan itu selesai. Islam juga memerintahkan kepada umatnya untuk
menentukan upahnya secara jelas sebelum pekerjaan itu dimulai yang dikenal
Didalam islam, upah termasuk dalam pembahasan ijarah, yaitu akad atas
pekerja (musta’jir) karena dia memperoleh pelayanan jasa berupa tenaga dan fisik
maupun intelektual. Secara umum, ada dua akad yang berkaitan dengan orang
yang dikenal dengan transaksi ketenagakerjaan dan akad yang berkaitan dengan
17
Imam Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-‘Asqalany, Bulughul Maram Five In One, (Jakarta:PT.
Mizan Publika, 2017), h. 547.
18
M. Ismali Yusanto, M. Arif Yunus, Pengantar Ekonomi Islam, (Bogor: Al-Azhar Press,
2009), h. 190.
Upah secara khusus adalah pekerja yang dipekerjakan hanya kepada
sehingga dia hanya bekerja kepada orang yang mengupahnya saja. Contohnya
Upah secara kerjasama adalah upah atas pekerja yang melayani banyak pihak
dalam satu waktu19. Upah seperti ini dapat dijumpai pada tukang semis sepatu,
tukang jahit dan lainnya, dalam satu waktu dapat bekerja untuk banyak orang dan
bahwa, praktik ijarah dapat dibagi dua, yaitu: sewa menyewa yang sasarannya
adalah benda, dan upah mengupah yang sasarannya adalah jasa atau tenaga
manusia.
transaksi atau kontrak kerja merupakan sesuatu yang harus dilakukan diantaranya,
apabila terjadi suatu perselisihan di antara keduanya tentang upah yang ditentukan
maka peraturan perkiraan upah tersebut ditentukan oleh perkiraan para ahli yang
berarti bahwa yang menentukan upah tersebut adalah mereka yang mempunyai
keahlian untuk menentukan atau menangani upah kerja ataupun pekerja yang
hendak diperkirakan upahnya, dan orang yang ahli menentukan besarnya upah
inidisebut dengan khubara’u. Hal ini dilakukan kalau memang diantara kedua
19
Rahmat Hidayat, Fiqh Muamalah Teori Dan Prinsip Hukum Ekonomi Syariah,
(Medan: CV. Tungga Esti, 2022), h. 181.
20
Muhammad Ismail Yusanto, Muhammad Keraber Widjajajkusuma, Menggagas Bisnis
Islam, (Jakarta: Gema Insani, 2002), h. 194
Menurut syafi’I, mengemukakan beberapa syarat dalam masalah upah, yaitu:
1. Orang yang menjanjikan upah harus orang yang cakap untuk melakukan
tindakan hukum
2. Upah yang dijanjikan harus dalam bentuk sesuatu yang bernilai sebagai
4. Pekerjaan yang diharapkan hasilnya itu tidak boleh terlalu berat, sekalipun
Menurut kitab kompilasi hukum ekonomi syariah, bagian ketiga pada pasal
307 ayat (1) dan ayat (2) menjelaskan tentang uang ijarah dan cara
Pasal 307
(1) Jasa ijarah dapat berupa uang, surat berharga dan benda lain berdasarkan
kesepakatan
(2) Jasa ijarah dapat dibayar dengan atau tanpa uang muka, pembayaran
berdasarkan kesepakatan.
Pasal 308
21
Syafi’I Jafri, Fiqih Muamalah, (Pekanbaru: Suska Press, 2008) Cet, Ke-1, h.167.
1) Uang muka ijarah yang sudah dibayar tidak dapat dikembalikan kecuali
perjanjian karena perjanjian timbal balik. Ijarah adalah jenis akad lazim, yaitu
akad yang tidak membolehkan adanya fasakh pada salah satu pihak, karena akad
5. Adanya uzur
hak yang dikehendaki bersama. Perjanjian ini akan berlaku selama masa
perjanjian yang telah disepakati belum berakhir dan diantaranya tidak melakukan
22
Iim Fahima, Fikih Ekonomi, (Yogyakarta: Samudra Biru, 2018), h. 96.
kewajibannya masing-masing hingga menimbulkan pembatalan sewa menyewa
dan barang sewaan harus dikembalikan lagi kepada pemiliknya tanpa adanya
Dengan pengertian lain bisa menjadi rusak atau dirusakkan apabila terdapat
cacat pada barang sewa yang akibatnya barang tersebut tidak dapat dipergunakan
Berakhirnya akad ijarah memiliki pengaruh yang besar, pada akad jual-beli,
barang berpindah tangan tanpa boleh ada batasan waktu. Dalam ijarah, tempo atau
diwariskan.
memiliki hak penuh atas manfaat yang disewanya dan hak atas manfaat
dapat diwariskan.
2. Akad ijarah dapat berakhir dengan rusak atau hancurnya barang yang
dengan kesepakatan. Batas waktu merupakan salah satu hal yang harus
kedepannya.
disepakati23.
Pasal 320
Ijarah berakhir dengan berakhirnya waktu ijarah yang ditetapkan dalam akad.
Pasal 321
23
Rahmat Hidayat, Fikih Muamalah Teori dan Prinsip Hukum Ekonomi Syariah,
(Medan: CV. Tungga Esti, 2022), h. 183.