Secara terminology, ada beberapa definisi al-ijarah yang dikemukakan para ulama
fiqh. Menurut ulama Syafi‟iyah, ijarah adalah akad atas suatu kemanfaatan
dengan pengganti. Menurut Hanafiyah bahwa ijarah adalah akad untuk
membolehkan pemilikan manfaat yang di ketahui dan di sengaja dari suatu zat
yang disewa dengan imbalan. Sedangkan ulama Malikiyah dan Hanabilah, ijarah
adalah menjadikan milik suatu kemanfaatan yang mubah dalam waktu tertentu
dengan pengganti.
Dasar Hukum
QS. Ath-thalaq (65) ayat 6:
َو اَل ُتَض ٓاُّر وُهَّن ِلُتَض ِّيُقوْا َع َلۡي ِهَّۚن َو ِإن ُك َّن ُأْو َٰل ِت َح ۡم ٖل َفَأنِفُقوْا َع َلۡي ِهَّن َأۡس ِكُنوُهَّن ِم ۡن َح ۡي ُث َس َك نُتم ِّم ن ُو ۡج ِد ُك ۡم
ََٔفاُتوُهَّن ُأُجوَر ُهَّن َو ۡأ َتِم ُروْا َبۡي َنُك م ِبَم ۡع ُروٖۖف َو ِإن َتَع اَس ۡر ُتۡم َفَس ُتۡر ِض ُع َح َّتٰى َيَض ۡع َن َح ۡم َلُهَّۚن َفِإۡن َأۡر َض ۡع َن َلُك ۡم
٦ َل ٓۥُه ُأۡخ َر ٰى
Artinya: “Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut
kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan
jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka
nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu
maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu)
dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu)
untuknya.”
Hadits
Dasar hukum ijarah selanjutnya adalah pada sebuah hadits riwayat Bukhori, yakni
واستأجر رسول هللا صلى هللا علىه وسلم: عن عروة بن الزبير أن عائسة رضي هللا عنها زوج النبي صلى هللا عليه وسلم قالت
وأبو بكر رجال من بني الديل هاديا خريتا وهو على دين كفار قريش فدفعا إليه راحلتيهما ووعداه غار ثوربعد ثالث ليل
براحلتيهما صبح ثلث
Artinya: “Dari Urwah bin Zubair bahwa sesungguhnya Aisyah ra.istri nabi SAW berkata :
Rasulallah SAW dan Abu Bakar menyewa seorang laki-laki dari suku bani Ad Dayl, penunjuk
jalan yang mahir, dan ia masih memeluk agama orang kafir quraisy. Nabi dan Abu Bakar
kemudian menyerahkan kepadanya kendaraan mereka, dan mereka berdua menjanjikan
kepadanya untuk bertemu di Gua Syur dengan kendaraan mereka setelah tiga hari pada pagi
hari selasa.” (H.R Bukhori)
Tidak ada unsur paksaan (rela sama rela).
Kedua belah pihak yang berakad hendaknya menyatakan
01 kerelaannya untuk melakukan akad ijarah. Jadi tidak boleh
ada unsur paksaan maupun tekanan dari pihak manapun.
Syarat Ijarah 02 Manfaat yang menjadi objek ijarah harus diketahui secara
sempurna sehingga tidak ada kemunculan perselisihan di
kemudian hari atau kemungkinan persepsi negatif dari penerima
jasa.
• Adanya dua pihak yang ingin melakukan akad, yaitu ajir (pekerja) dan
musta'jir (orang yang mempekerjakan) atau mu'jir (orang yang
menyewakan). Mereka yang terlibat haruslah berakal sehat dan dewasa
(sudah tamyiz).
• Adanya dua pihak yang ingin melakukan akad, yaitu ajir (pekerja) dan
musta'jir (orang yang mempekerjakan) atau mu'jir (orang yang
menyewakan). Mereka yang terlibat haruslah berakal sehat dan dewasa
(sudah tamyiz).
• Objek akad harus bisa diambil manfaatnya.
Macam - Macam Ijarah
Ijarah sewa-menyewa
Yaitu ijarah antara musta'jir (orang yang menyewa) dan mu'jir (orang
yang menyewakan). Objeknya adalah benda atau barang yang
berpotensi dapat diambil manfaatnya.
Ijarah upah-mengupah
Yaitu ijarah antara musta'jir (orang yang mempekerjakan) dan ajir (pekerja). Objeknya
adalah keahlian dari orang tersebut yang berpotensi dapat diambil manfaatnya
Jenis-jenis Sewa menyewa dan upah(ijarah)
yang berlaku dalam masyarakat