Anda di halaman 1dari 50

Akad Wakalah dan Akad Ijarah

Nama kelompok:
1. M. Lukmanul Hakim (D030418012)
2. Rizky Aprillita (D030418019)
3. Siti norhalifah (D030418023)
Pengertian wakalah
Akad Wakalah adalah akad yang memberikan
kuasa kepada pihak lain untuk melakukan suatu
kegiatan dimana yang memberi kuasa tidak dalam
posisi melakukan kegiatan tersebut. Akad
wakalah pada hakikatya adalah akad yang
digunakan oleh seseorang apabila dia
membutuhkan orang lain atau mengerjakan
sesuatu yang tidak dapat dilakukannya sendiri
dan meminta orang lain untuk melaksanakannya.
Jenis-jenis wakalah
•Al-wakalah al-khosshoh, adalah prosesi pendelegasian wewenang
untuk menggantikan sebuah posisi pekerjaan yang bersifat spesifik.
Dan spesifikasinyapun telah jalas, seperti halnya membeli Honda tipe
X, menjadi advokat untuk menyelesaikan kasus tertentu.
•Al-wakalah al-ammah, adalah prosesi pendelegasian wewenang
bersifat umum, tanpa adanya spesifikasi. Seperti belikanlah aku mobil
apa saja yang kamu temui.
•Al-wakalah al-muqoyyadoh dan al-wakalah mutlaqoh. Adalah akad
dimana wewenang dan tindakan si wakil dibatasi dengan syarat-syarat
tertentu. Misalnya jualah mobilku dengan harga 100 juta jika kontan
dan 150 juta jika kredit. Sedangkan Al-wakalah almuthlaqoh adalah
akad wakalah dimana wewenang dan wakil tidak dibatasi dengan
syarat atau kaidah tertentu, misalnya jualah mobil ini, tanpa
menyebutkan harga yang diinginkan.
Landasan Hukum Wakalah
• Al-Quran
Surah al kahfi:19 dan an nissa:35
• Al-hadits
“Seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW untuk menagih hutang kepada beliau
dengan cara kasar, sehingga para sahabat berniat untuk “menanganinya”. Beliau
bersabda, “Biarkan ia, sebab pemilik hak berhak untuk berbicara; ‟ lalu sabdanya,
“Berikanlah (bayarkanlah) kepada orang ini unta umur setahun seperti untanya (yang
dihutang itu)”. Mereka menjawab, “Kami tidak mendapatkannya kecuali yang lebih
tua.‟ Rasulullah kemudian bersabda: “Berikanlah kepada-nya. Sesungguhnya orang
yang paling baik di antara kalian adalah orang yang paling baik di dalam membayar.”
(HR. Bukhari dari Abu Hurairah)
• Ijma
Para ulama sepakat Wakalah diperbolehkan. Bahkan mereka cenderung
mensunnahkannya dengan alasan bahwa hal tersebut termasuk jenis ta ‟awun atau
tolong- menolong atas dasar kebaikan dan taqwa. “Dan tolong-menolonglah kamu
dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran.dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya
Allah Amat berat siksa-Nya. QS Al-Maa-idah (5:2).”
Fatwa DSN-MUI

Landasan hukum pemberlakuan Wakalah dalam akad di


Perbankan Syariah adalah sebagai berikut :
• Fatwa DSN-MUI No: 10/DSN-MUI/IV/2000, tanggal 13
April 2000 tentang Wakalah.
• Fatwa DSN-MUI No: 34/DSN-MUI/IX/2002, tanggal 14
September 2002 tentang Letter of Credit (L/C) Impor
Syariah.
• Fatwa DSN-MUI No: 35/DSN-MUI/IX/2002, tanggal 14
September 2002 tentang Letter of Credit (L/C) Ekspor
Syariah.
• Fatwa No : NO: 52/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad
Wakalah Bil Ujrah Pada Asuransi Dan Reasuransi Syariah
Karakteristik wakalah dalam PSAK Nomor 59 paragraf 148

Wakalah adalah akad pemberian kuasa dari


muwakil (pemberi/nasabah) kepada wakil
(penerima kuasa/bank) untuk melaksanakan
suatu taukil (tugas) atas nama pemberi kuasa.
Akad wakalah tersebut dapat digunakan, antara
lain, dalam pengiriman transfer, penagihan utang
baik melalui kliring maupun inkaso, dan realisasi
L/C.
Kaidah Fiqh Dan Landasan Hukum Akad Wakalah

“Hukum asal dalam semua bentuk muamalah adalah boleh


dilaksanakan kecuali ada dalil yang mengharamkannya”
Maksud kaidah ini adalah bahwa dalam setiap muamalah dan
transaksi, pada dasarnya boleh, seperti jual beli, sewa menyewa, gadai,
kerja sama, perwakilan, dan lain-lain, kecuali yang secara tegas
diharamkan seperti mengakibatkan kemudharatan, tipuan, judi, dan
riba.

“Tiada seorang pun boleh melakukan tindakan hukum atas milik orang
lain tanpa izin si pemilik harta”
Atas dasar kaidah ini, maka si penjual haruslah pemilik barang yang
dijual atau wakil dari pemilik barang atau yang diberi wasiat atau
wakilnya. Tidak ada hak orang lain pada barang yang dijual.
Rukun dan Syarat Wakalah
Rukun Wakalah:
• Orang yang memberi kuasa (al Muwakkil)
• Orang yang diberi kuasa (al Wakil)
• Perkara/hal yang dikuasakan (al Taukil)
• Pernyataan Kesepakatan ( Ijab dan Qabul).
Syarat Wakalah
• Orang yang memberikan kuasa (al-Muwakkil) disyaratkan
cakap bertindak hukum, yaitu telah balig dan berakal
sehat, baik laki-laki maupun perempuan, boleh dalam
keadaan tidak ada di tempat (gaib) maupun berada di
tempat, serta dalam keadaan sakit ataupun sehat.
• Perkara yang Diwakilkan/Obyek Wakalah
• Pernyataan Kesepakatan Ijab-Qabul
• Pembatalan Wakalah
a. Apabila Pemberi kuasa berhalangan Tetap
b. Perselisihan antara pemberi kuasa dengan
yang diberi kuasa
• Berakhirnya Wakalah
Aplikasi Wakalah pada Bank Syariah
Wakalah dalam aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah
memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya
melakukan pekerjaan jasa tertentu.
1) Transfer
Proses transfer uang yang menggunakan konsep akad Wakalah,
prosesnya diawali dengan adanya permintaan nasabah sebagai
Al-Muwakkil terhadap bank sebagai Al-Wakil untuk melakukan
perintah/permintaan kepada bank untuk mentransfer sejumlah
uang kepada rekening orang lain, kemudian bank mendebet
rekening nasabah (Jika transfer dari rekening ke rekening), dan
proses yang terakhir yaitu dimana bank mengkreditkan
sejumlah dana kepada kepada rekening tujuan
2) Collection (inkaso)
Inkaso merupakan kegiatan jasa Bank untuk melakukan amanat
dari pihak ke tiga berupa penagihan sejumlah uang kepada
seseorang atau badan tertentu di kota lain yang telah ditunjuk oleh
si pemberi amanat. Disini bank berlaku melakukan penagihan dan
menerima pembayaran tagihan untuk kepentingan Nasabah
3) Penitipan
Yaitu akad pendelegasian pembelian barang, terjadi apabila
seseorang menunjuk orang orang lain sebagi pengganti dirinya
untuk membeli sejumlah barang dengan menyerahkan uang
dengan harga penuh sesuai dengan harga barang yang akan dibeli
dalam kontrak wadiah
4) Letter of Credit (L/C)
Letter of Credit (L/C) adalah surat pernyataan akan membayar kepada yang diterbitkan
oleh Bank untuk kepentingan Importir/ Eksportir dengan pemenuhan persyaratan
tertentu sesuai dengan prinsip syariah
a. Letter of Credit Import Syariah
Akad untuk transaksi Letter of Credit Import Syariah ini menggunakan akad Wakalah Bil
Ujrah. Hal ini sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor:
34/DSNMUI/IX/2002. Akad Wakalah bil Ujrah ini memiliki definisi dimana nasabah
memberikan kuasa kepada bank dengan imbalan pemberian ujrah atau fee.Namun ada
beberapa modifikasi dalam akad ini sesuai dengan situasi yang terjadi.Letter of Credit
Eksport syariah.
b. Letter Of Credit Eksport Syariah
Akad untuk transaksi Letter of Credit Eksport Syariah ini menggunakan akad Wakalah.
Hal ini sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 35/DSNMUI/IX/2002.24
Akad Wakalah ini memiliki definisi dimana bank menerbitkan surat pernyataan akan
membayar kepada eksportir untuk memfasilitasi perdagangan eksport
Mekanisme transaksi Ekspor dan Impor
• Sight LC/SKBDN
• Usance LC/SKBDN
• Sight / usance LC / SKBDN
Konsep Ijarah Dalam Fiqih
Pengertian Ijarah

• Ijarah menurut arti bahasa adalah nama upah

• Menurut pengertian syara’, Al Ijarah ialah:


Suatu jenis akad untuk mengambil manfaat
dengan jalan penggantian
Dalam syariat Islam, ijarah adalah jenis akad untuk
mengambil manfaat dengan kompensasi. Ada beberapa
definisi yang dikemukakan para ulama:
• Ulama Mazhab Hanafi mendefinisikan ijarah sebagai
transaksi terhadap suatu manfaat dengan suatu imbalan.

• Ulama Mazhab Syafi’i mendefinisikannya sebagai


transaksi terhadap manfaat yang dituju, tertentu bersifat
bisa dimanfaatkan, dengan suatu imbalan tertentu.

• Ulama Malikiyah dan Hanbaliyah mendefinisikannya


sebagai pemilikan manfaat sesuatu yang dibolehkan
dalam waktu tertentu dengan suatu imbalan.
Dasar Hukum Ijarah
• Surat at-Thalaq ayat 6:“Jika mereka telah menyusukan anakmu,
maka berilah upah mereka”

• surat al-Qashash ayat 26:“Salah seorang dari wanita itu berkata:


wahai bapakku, upahlah dia,sesungguhnya orang yang engkau
upah itu adalah orang yang kuat dan dapat dipercaya”.

• Al Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabi


saw.
bersabda:“Rasulullah saw berbekam, kemudian beliau memberikan
upah kepadatukang-tukang itu”.

• Riwayat Ibnu Maajah, Rasulullah bersabda:”Berikanlah upah atau


jasa kepadaOrangyang diupah sebelum keringkeringatnya”.
Rukun dan Syarat-Syarat Ijarah
Rukun Ijarah :
• Orang yang menggunakan jasa/manfaat
• Orang yang memberikan
• Objek transaksi
• Imbalan atau jasa yang diberikan disebut upah
atau sewa (ujrah)
Syarat ijarah
• ‘Aqid
Kedua belah pihak yang melakukan akad disyaratkan memiliki
kemampuan, yaitu berakal dan dapat membedakan (baik dan buruk).

• Sigat akad antara mu’jir dan musta’jir


Syarat sah sigat akad dapat dilakukan dengan lafaz atau ucapan
dengan tujuan orang yang melakukan perjanjian atau transaksi dapat
dimengerti.

• Ujrah (upah)
Upah yang telah disebutkan (ajr al-musamma), yaitu upah yang
telah disebutkan pada awal transaksi

Upah yang sepadan (ajr al-miṭli) adalah upah yang sepadan dengan
kerjanya serta sepadan dengan kondisi pekerjaannya.
Konsep Ijarah Dalam PSAK 107
dan PAPSI
Ijarah atas sewa dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik
Definisi :

• Aset Ijarah adalah aset baik berwujud maupun tidak berwujud,


yang atas manfaatnya disewakan

• Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu aset
dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah) tanpa
diikuti dengan pemindahan kepemilikan aset itu sendiri. Sewa yang
dimaksud adalah sewa operasi (operating lease)

• Ijarah muntahiyah bittamlik adalah ijarah dengan wa’d


perpindahan kepemilikan aset yang di ijarah kan pada saat
tertentu.

• Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan


suatu aset antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki
pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar (arms
length transaction).
• Objek ijarah adalah manfaat penggunaan aset
berwujud atau tidak berwujud.

• Sewa operasi adalah sewa yang tidak mengalihkan


secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang
terkait dengan kepemilikan asset.

• Umur manfaat adalah suatu periode dimana aset


diharapkan akan digunakan atau jumlah produksi/unit
serupa yang diharapkan akan diperoleh dari asset.

• Wa’d adalah janji dari satu pihak kepada pihak lain


untuk melaksanakan sesuatu.
Dasar Pengaturan
• PSAK 107 tentang Akuntansi Ijarah.
• PSAK 16 tentang Aset Tetap.
• PSAK 48 tentang Penurunan Nilai Aset.
Karakteristik
• Ijarah merupakan akad sewa-menyewa suatu aset Ijarah
tanpa adanya perpindahan risiko dan manfaat yang signifikan
terkait kepemilikan aset tersebut, dengan atau tanpa adanya
opsi untuk memindahkan kepemilikan dari pemilik (Bank)
kepada penyewa/nasabah pada saat tertentu.

• Pada umumnya transaksi Ijarah muntahiyah bittamlik


muncul karena adanya kebutuhan untuk memiliki aset tertentu

• Bank dapat meminta penyewa/nasabah untuk menyerahkan


jaminan atas Ijarah untuk menghindari risiko kerugian.

• Jumlah, ukuran, dan jenis aset Ijarah harus jelas diketahui


dan tercantum dalam akad.
• Biaya perbaikan aset Ijarah merupakan tanggungan pemilik

• Dalam transaksi Ijarah muntahiyah bittamlik, perpindahan kepemilikan


suatu aset dari Bank kepada nasabah dapat dilakukan jika aktivitas
penyewaan telah berakhir atau diakhiri dan aset Ijarah telah diserahkan
kepada nasabah dengan membuat akad terpisah secara:
▫ hibah;
▫ penjualan sebelum akad berakhir;
▫ penjualan pada akhir masa Ijarah;
▫ Penjualan secara bertahap apabila objeknya bisa dipindahkansecara
bertahap.

• Dalam transaksi jual dan Ijarah-balik (sale and leaseback) harus


merupakan transaksi yang terpisah dan tidak saling bergantung(ta’alluq)
sehingga harga jual harus dilakukan pada nilai wajar.

• Dalam transaksi Ijarah dan Ijarah-lanjut (lease and


sublease),pembayaran untuk sewa di muka merupakan aset Ijarah.
• Biaya perolehan aset Ijarah mengacu pada ketentuan biayaperolehan aset tetap di
PSAK 16 tentang Aset Tetap.

• Metode penyusutan, umur manfaat, dan nilai residu dari aset Ijarah mengacu pada
penyusutan aset tetap yang serupa sebagaimana diatur di PSAK 16 tentang Aset
tetap. Umur manfaat aset Ijarah pada Ijarah muntahiyah bittamlik sesuai dengan
masa akad Ijarah.

• Kebijakan penyusutan atau amortisasi yang dipilih harus mencerminkan pola


konsumsi yang diharapkan dari manfaat ekonomi di masa depan dari obyek Ijarah.

• Bank harus melakukan uji penurunan nilai atas aset Ijarah yang dimiliki secara
periodik berdasarkan nilai wajar.

• Apabila terdapat pemulihan nilai atas aset Ijarah yang telah mengalami penurunan
nilai, maka Bank dapat memulihkan asset Ijarah pada nilai bukunya atau nilai yang
dapat diperoleh kembali

• Piutang pendapatan sewa atas porsi pokok dibentuk CadanganKerugian Penurunan


Nilai sesuai dengan ketentuan yang diaturdalam PSAK yang terkait.
Pengakuan dan Pengukuran Pemilik
• Objek ijarah pada saat objek ijarah diperoleh sebesar
biaya perolehan. Biaya perolehan objek ijarah yang berupa aset tetap
mengacu ke PSAK 16 dan aset tidak terwujud mengacu ke PSAK 19

• Objek ijarah disusutkan atau diamortisasi, jika berupa aset yang


dapat disusutkan atau diamortisasi, sesuai dengan kebijakan
penyusutan atau amortisasi untuk aset sejenis selama umur
manfaatnya (umur ekonomis)

• Kebijakan penyusutan atau amortisasi yang dipilih harus


mencerminkan pola konsumsi yang diharapkan dari manfaat
ekonomi di masa depan dari objek ijarah.

• Pengaturan penyusutan objek ijarah yang berupa aset tetap sesuai


dengan PSAK 16: Aset tetap dan amortisasi aset tidak berwujud
sesuai dengan PSAK 19: Aset Tak berwujud
• Pendapatan sewa selama masa akad diakui pada
saat manfaat atas aset telah diserahkan kepada
penyewa

• Penjualan secara bertahap dalam ijarah muntahiyah


bittamlik melalui , biaya perbaikan objek ijarah yang
dimaksud dalam paragraf diatas ditanggung pemilik
maupun penyewa sebanding dengan bagian
kepemilikan masing-masing atas objek ijarah

• Biaya perbaikan objek ijarah merupakan


tanggungan pemilik. Perbaikan tersebut dapat
dilakukan oleh pemilik secara langsung atau
dilakukan oleh penyewa atas persetujuan pemilik.
• Pengakuan biaya perbaikan objek ijarah adalah sebagai berikut:
▫ biaya perbaikan tidak rutin dilakukan; dan
▫ jika penyewa melakukan perbaikan rutin objek ijarah dengan
persetujuan pemilik, maka biaya tersebut dibebankan kepada pemlik
dan diakui sebagai beban pada saat terjadinya

• Perpindahan kepemilikan objek ijarah dari pemilik kepada


penyewa dalam ijarah muntahiyah bittamlik dengan cara:
▫ hibah, maka jumlah tercatat aset Ijarah yang dihibahkan diakuisebagai
beban.
▫ penjualan sebelum berakhirnya masa Ijarah, maka selisih antara harga
jual dan jumlah tercatat aset Ijarah diakui sebagai keuntungan atau
kerugian.
▫ penjualan setelah selesainya masa Ijarah, maka selisih antara harga jual
dan jumlah tercatat Ijarah diakui sebagai keuntungan atau kerugian.
▫ penjualan secara bertahap, maka:
 selisih antara harga jual dan jumlah tercatat sebagian objek Ijarah yang telah
dijual diakui sebagai keuntungan atau kerugian; sedangkan
 bagian objek Ijarah yang tidak dibeli penyewa diakui sebagaiaset tidak lancar
atau aset lancar sesuai dengan tujuanpenggunaan aset tersebut
Pengakuan dan Pengukuran Penyewa
• Beban sewa diakui selama masa akad pada saat manfaat atas aset telah diterima
Utang sewa diukur sebesar jumlah yang harus dibayar atas manfaat yang
telah dterima

• Biaya pemeliharaan objek ijarah yang disepakati dalam akad menjadi


tanggungan penyewa diakui sebagai beban pada saat terjadinya

• Biaya pemeliharaan objek ijarah, dalam ijarah muntahiyah bittamlik melalui


penjualan objek ijarah secara bertahap, akan meningkat sejalan dengan
peningkatan kepemilikan objek ijarah

• Perpindahan kepemilikan objek ijarah dari pemilik kepada penyewa dalam


ijarah muntahiyah bittamlik dengan cara:
▫ hibah, maka penyewa mengakui aset dan keuntungan sebesar nilai wajar objek ijarah
yang diterima
▫ pembelian sebelum masa akad berakhir
▫ pembelian setelah masa akad berakhir
▫ pembelian secara bertahap, maka penyewa mengakui aset sebesar nilai wajar
Penyajian ijarah dalam laporan keuangan
• Objek sewa yang diperoleh Bank disajikan sebagai aset Ijarah.

• Akumulasi penyusutan/amortisasi dan Cadangan Kerugian Penurunan


Nilai dari aset Ijarah disajikan sebagai pos lawan assetIjarah.

• Porsi pokok atas pendapatan sewa yang belum dibayar disajikan sebagai
piutang sewa.

• Porsi ujrah atas pendapatan sewa yang belum dibayar disajikan sebagai
pendapatan sewa yang akan diterima yang merupakan bagian dari aset
lainnya pada saat nasabah tergolong performing. Sedangkan, apabila
nasabah tergolong non-performing maka pendapatan sewa yang akan
diterima disajikan pada rekening administratif.

• Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas piutang sewa disajikan sebagai


poslawan (contra account) piutang Ijarah.

• Beban penyusutan/amortisasi aset Ijarah disajikan sebagaipengurang


Ilustrasi Jurnal Ijarah dan Ijarah Mutahiyah Bittamlik
Ijarah Multijasa
• Definisi
Ijarah atas jasa adalah Ijarah dimana obyek Ijarah adalah manfaat
yangbukan berasaldari aset berwujud.

• Dasar Pengaturan
01. PSAK 107 tentang Akuntansi Ijarah.

• Karakteristik
▫ Transaksi Ijarah atas jasa dikenal dengan istilah pembiayaanmultijasa.
▫ Manfaat (jasa) yang bisa di-Ijarah-kan, antara lain, jasa pendidikan,jasa
kesehatan, dan jasa pariwisata rohani.
▫ Dalam melakukan transaksi multijasa, Bank melakukan akad
Ijarahdengan pihak pemasok dan kemudian melakukan akad Ijarah
lebihlanjut dengan nasabah.
▫ Perolehan aset Ijarah atas jasa diamortisasi sesuai dengan jangkawaktu
akad Ijarah Bank dengan pemasok.
▫ Perlakuan akuntansi transaksi multijasa mengikuti akuntansi
untukIjarah dengan skema sewa dan sewa-lanjut.
Pengakuan dan Pengukuran

• Perolehan aset Ijarah atas jasa diakui sebagai aset Ijarah


pada saatperolehan hak atas jasa sebesar biaya yang terjadi.

• Pendapatan Ijarah diakui selama masa akad Bank dengan


nasabah.

• Amortisasi atas perolehan aset Ijarah diakui sebagai beban


Ijarah.

• Bank wajib membentuk Cadangan Kerugian Penurunan


Nilai untukpiutang pendapatan multijasa sebesar porsi
pokok sewa yang tertunda sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam PSAK yangterkait.
Penyajian dalam Lap. Keuangan
• Perolehan atas jasa disajikan sebagai bagian aset Ijarah dandisajikan
terpisah dari aset Ijarah lain.

• Amortisasi atas perolehan aset Ijarah disajikan sebagai pos lawandari aset
Ijarah.

• Porsi pokok atas pendapatan sewa multijasa yang belum dibayardisajikan


sebagai piutang sewa.

• Porsi ujrah atas pendapatan sewa multijasa yang belum dibayar disajikan
sebagai pendapatan sewa multijasa yang akan diterimayang merupakan
bagian dari aset lainnya pada saat nasabahtergolong performing. Sedangkan,
apabila nasabah tergolong nonperforming maka pendapatan sewa multijasa
yang akan diterima disajikan pada rekening administratif.

• Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas piutang sewa disajikansebagai pos


lawan (contra account) piutang sewa.

• Beban amortisasi aset Ijarah disajikan sebagai pengurangpendapatan Ijarah


Ilustrasi Jurnal

Anda mungkin juga menyukai