Anda di halaman 1dari 18

KONSEP HARTA (AMWAL)

DALAM
HUKUM EKONOMI SYARI’AH

Oleh : Muhammad Baihaqi Alamsyah (C72218083)


Definisi Harta (Amwal)
■ Secara etimologis, amwal adalah bentuk jamak dari mal, yang
berasal dari kata ‫ما ل– ي ميل – ميال‬yang berarti condong atau
cenderung.

■ Secara harfiah, harta (al-mal) adalah malaktahu min kulli sya’i yang
artinya harta adalah segala sesuatu yang engkau punyai.

■ Secara terminologi, harta (amwal) memuat makna “segala sesuatu


yang menyenangkan manusia dan mereka pelihara, baik dalam
bentuk materi maupun dalam bentuk manfaat”.
Definisi Menurut Para Tokoh

Menurut Ulama’ Hanafiyah


Harta adalah segala sesuatu yang digandrungi manusia dan dapat dihadirkan
ketika dibutuhkan, atau segala sesuatu yang dapat dimiliki, disimpan, dan
dimanfaatkan.
Menurut Jumhur Ulama’
Harta adalah sesuatu yang mempunyai niai, dan dikenakan ganti rugi bagi
orang yang merusak atau melenyapkannya

Sedangkan menurut Ulama Kontemporer


Menurut Wahbah Az-Zuhaili
Harta adalah sesuatu yang dibutuhkan dan diperoeh manusia, baik berupa
benda yang tampak maupun tidak tampak.
Dalam Kitab Kompilasi Hukum
Ekonomi Syari’ah (KHES)
Buku 1 Bab 1 Pasal 1 Ayat 9
pengertian harta (amwal) adalah benda yang
dapat dimiliki, dikuasai, diusahakan, dan
dialihkan. Baik benda berwujud maupun
benda tidak terwujud, baik benda terdaftar
maupun tidak terdaftar, baik benda yang dapat
bergerak maupun benda yang tidak dapat
bergerak, dan hak yang mempunyai nilai
ekonomis
Asas-Asas Kepemilikan Harta

Menurut Pasal 17 Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah, kepemilikan


harta (amwal) didasarkan pada asas-asas berikut ini:
Amanah Infiradiyah Ijtima’iyah Manfaat
• pemilikan amwal • pemilikan benda • pemilikan benda
pemilikan benda
pada dasarnya pada dasarnya tidak hanya
pada dasarnya
merupakan bersifat individual memiliki fungsi
titipan dari Allah dan penyatuan pemenuhan diarahkan untuk
SWT untuk benda dapat kebutuhan hidup memperbesar
didayagunakan dilakukan dalam pemiliknya, tetapi manfaat dan
bagi kepentingan bentuk badan pada saat yang memperkecil
hidup. usaha atau sama didalamnya mudharat
koperasi terdapat hak
masyarakat
Kedudukan Harta dalam Islam

Harta sebagai jalan bukan sebagai tujuan.


(Q.S Al Baqarah: 272)

Harta adalah perhiasan hidup dunia. (Q.S Ali


Imran: 14)

Harta sebagai ujian keimanan. (Q.S Al Anfal:


28)
Fungsi Harta dalam Islam

meningkatkan
Kesempurnaan Meneruskan estafet
keimanan dan
ibadah kehidupan
ketaqwaan

Menyelaraskan Bekal mencari dan


kehidupan dunia dan mengembangkan Keharmonisan hidup
akhirat ilmu
Cara Perolehan Harta (Amwal)

Menurut ulama ada empat cara pemilikan harta yang


disyariatkan oleh agama islam, yaitu:
 Melalui penguasaan harta yang belum dimiliki seseorang atau lembaga
hukum lainnya, yang didalam islam disebut sebagai harta yang mubah.
 Melalui transaksi yang ia lakukan dengan seseorang atau lembaga
hukum.
 Melalui peninggalan seseorang.
 Hasil atau buah dari harta yang dimiliki seseorang secara alami.
SEDANGKAN MENURUT PASAL 18
KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARI’AH,
BENDA DAPAT DIPEROEH DENGAN CARA:
• PERTUKARAN
• PEWARISAN
• HIBAH
• PERTAMBAHAN ALAMIAH
• JUAL BELI
• LUQATHAH (BARANG TEMUAN)
• WAKAF
• CARA LAIN YANG DIBENARKAN MENURUT SYARI’AH
Pembagian Harta (Amwal)

Apabila ditinjau dari aspek kebolehan memanfaatkannya


oleh syara’, maka harta (benda) dibagi menjadi dua yaitu:
 Mutawaaqqin, yakni harta yang boleh untuk dimanfaatkan.

 Ghairu Mutawaqqin yakni harta yang tidak boleh dimanfaatkan baik


disebabkan karena jenis atau sifatnya, maupun cara memperolehnya menurut
hukum syara’
Pembagian Harta (Amwal)

Apabila ditinjau dari Asepek Jenis.


 Manqul, yaitu harta yang dapat dipindahkan dari
tempat satu ke tempat lain.
 Ghairu Manqul,yakni harta yang tidak bisa
dipindahkan atau dibawa ke tempat lain, seperti
contoh tanah, hotel, masjid dan lain sebagainya.
Pembagian Harta (Amwal)

Apabila ditinjau dari Segi Pemanfaatatnya.


 isti’mali, yaitu harta yang apabila dimanfaatkan
atau digunakan, maka harta atau benda itu akan
tetap utuh wujudnya.
 Istihlaki¸ yaitu harta yang tidak dapat diambil
kegunaan dan manfaatnya secara biasa, kecuali
dengan cara menghabiskannya.
• Harta istihlak terbagi menjadi dua :

Istihlak
Haqiqi

Istihlak
Huquqi
Pembagian Harta (Amwal)

Apabila ditinjau dari Segi Perolehannya.


 Harta Mitsli, yaitu harta atau benda-benda yang ada
persamaan dalam kesatuan zat-zat nya.
 Harta Qimi adalah benda-benda yang kurang dalam
kesatuannya zat nya karena tidak dapat berdiri sendiri
di sebagian tempat yang lainnya , tanpa ada perbedaan.
Dengan kata lain harta qimi ialah harta yang jenisnya
susah didapatkan dipasar.
Pembagian Harta (Amwal)

Apabila ditinjau dari Aspek Status Harta.


 Mamluk, adalah harta yang telah dimiliki, baik milik
perorangan, badan hukum, maupun milik negara.
 Mubah, adalah harta yang asalnya bukan milik seseorang,
seperti mata air, binatang buruan, tumbuh-tumbuhan dihutan
dan lain-lain dan boleh untuk dimanfaatkan oleh setiap orang,
asal dengan syarat tidak merusak kelestarian alam.
 Mahjur, adalah harta yang dilarang oleh syara’ untuk dimiliki
sendiri dikarenakan ada sebab-sebab tertentu, seperti wakaf,
atau hal-hal lain yang memang ditujukan untuk kepentingan
umum,.
Pembagian Harta (Amwal)

Apabila ditinjau dari Segi Boleh Atau Tidaknya Dibagi.


 Harta yang boleh dibagi, yaitu apabila harta
tersebut dibagi, maka harta itu tidak rusak dan
manfaatnya tidak hilang.
 Harta yang tidak boleh dibagi, yaitu harta yang
apabila dibagi, maka harta tersebut akan hilang
manfaat atau fungsinya.
Prinsip Pemilikan Amwal
Dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah dijelaskan
bahwasannya prinsip pemilikan amwal meliputi:
 Pemilikan yang penuh, mengharuskan adanya kepemilikan manfaat
dan tidak dibatasi waktu;
 Pemilikan yang tidak penuh, mengharuskan adanya kepemilikan
manfaat dan dibatasi waktu;
 Pemilikan yang penuh tidak bisa dihapuskan, tetapi bisa dialihkan;
 Pemilikan syarikat yang tidak penuh sama dengan kepemilikan
terpisah tasharruf-nya;
 Pemilikan syarikat yang penuh di tasharruf-kan dengan hak dan
kewajiban secara proporsional.

Anda mungkin juga menyukai