Anda di halaman 1dari 6

IJARAH DAN IMPLEMENTASINYA

By : Yusni Fadilah & Abdiah Nasution


A. Pengertian Ijarah

 Secara etimologi ijarah disebut juga al-ajru (upah) atau al-‘iwadh (ganti). Atau ijarah disebut juga upah, sewa, jasa, atau
imbalan. Sedangkan menurut istilah syara’ adalah merupakan salah satu bentuk kegiatan muamalah dalam memenuhi
kebutuhan hidup manusia, seperti sewa-menyewa dan mengontrak atau menjual jasa, dan lain-lain. Yang pada dasarnya ijarah
adalah penjualan manfaat. Dengan demikian, ijarah merupakan transaksi yang sifatnya saling menolong antar sesama yang
berlandaskan al-Qur’an dan al-Sunnah.

B. Dasar Hukum Ijarah


 Al- ijarah dalam bentuk sewa-menyawa maupun dalam bentuk upah –mengupah merupakan muamalah yang telah
disyariatkan dalam islam. Hukum asalnya menurut jumhur ulama adalah mubah atau boleh bila dilaksanakan berdaarkan ayat
Al-Qur’an, hadis-hadis, dan ketetapan ijma’ ulama. Adapun hukum tentang kebolehan ijarah sebagai berikut:
a. Dasar hukum ijarah dalam Al-Qur’an adalah:
“Jika mereka menyusukan (anak-anakmu) untukmu, maka berikanlah mereka upahnya.” Dalam QS. Thalaq : 6
b. dasar hukum ijarah dalam Sunnah/hadits adalah:
“ Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering.” (HR. Ibn Majah dari Ibn Umar)
“Barang siapa yang meminta untuk menjadi buruh, beri tahukanlah upahnya.” (HR.Abd Razaq dari Abu Hurairah)

 c. dasar hukum ijarah dalam Ijma’ adalah:
Umat Islam pada masa sahabat telah berijma’ bahwa ijarah dibolehkan sebab bermanfaat bagi manusia (Diriwayatkan oleh
Ahmad, Abu Dawud, dan Nasa’i dari Sa’id ibn Abi Waqash).

C. Rukun dan syarat ijarah


 Menurut hanafiyah rukun al-ijarah hanya satu yaitu ijab dan kabul dari dua belah pihak yang bertransaksi. Adapun menurut
Jumhur Ulama rukun ijarah ada empat, antara lain:
a. Dua orang yang berakad.
b. Sighat (ijab dan kabul).
c. Sewa-menyewa atau Imbalan
d. Manfaat.24
 Adapun Menurut Fatwa DSN MUI No: 09/DSNMUI/ IV/2000 menetapakan mengenai rukun dan syarat ijarah yaitu:
1. Sighah ijarah yaitu ijab dan kabul berupa pernyataan dari kedua belah pihak yang berakad (berkontrak) baik secara verbal atau
dalam bentuk lain.
2. Pihak-pihak yang berakad, terdiri atas pemberi sewa atau pemberi jasa dan penyewa atau pengguna jasa.
3. Obyek akad ijarah yaitu:
• Manfaat barang dan sewa; atau
• Manfaat jasa dan upah.
D. Udzur yang dapat merusak ijarah
 Yang dapat dijadikan udzur atas fasakh/rusaknya akad ijarah yait: sebuah udzur dapat dilihat dari 3 pihak:
1. Dari pihak penyewa (yang menyewa),misal terjadi kebangkutan, berpindah pekerjaan misal dari yang awalnya dia pegawai
menjadi petani, atau bepergian ke tempat/distrik lain.
2. Dari pihak yang disewa, misal tertimpa hutang yang belebih sehingga tidak ditemukan jalan keluar lain selain menjual
sebagian atau seluruh barang yang disewa. Adapun apabila pihak tersebut berpergian maka itu tidaklah diterima menjadi
udzur bagi yang disewa karena tidak akan mengubah manfaat dari yang disewakan.
3. Dari barang yang disewakan, misal seorang laki-laki menyewakan tempat pemandian dalam suatu desa untuk mandi,
mencuci pada waktu tertentu. Kemudian pelanggannya yang merupakan masyarakat sekitar desa pergi semua dari desa,
maka penyewa tidak diwajibkan untuk membayar kepada pemberi sewa.
E. Ijarah muntahiyah bittamlik
a. Pengertian Ijarah Muntahia Bittamlik:
4. Menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 dan Peraturan Bank Indonesia akad ijarah muntahiya bittamlik" adalah Akad
penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak guna atau manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi
sewa dengan opsi pemindahan kepemilikan barang.
5. Ijarah Muntahiya Bittamlik adalah sejenis perpaduan antara kontrak jual beli dan sewa lebih tepatnya akad sewa yang
diakhiri dengan kepemilikan barang ditangan si penyewa. Sifat permindahan kepemilikan ini pula yang membedakan
dengan ijarah biasa.
F. Mplementasi Ijarah Dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik
 Akad ijarah dan IMBT dapat diimplementasikan dalam produk yang diberikan oleh perbankan syariah. Tujuan dari
inplementasi akad ijarah adalah untuk memberikan fasilitas kepada nasabah yang membutuhkan manfaat atas barang
atau jasa dengan pembayaran tangguh. Objek sewa yang dapat ditawarkan, antara lain:
 1. Properti
 2. Alat transportasi
 3. Multi jasa (pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaaan, dan lain-lain)
 Dalam kenyataannya akad ijarah ini jarang digunakan oleh bank syari’ah, padahal dalam rangka diversifikasi produk
penyaluran dana dari bank syari’ah kepada nasabah, akad ini perlu untuk diterapkan. Pada prinsipnya akad ini banyak
memberikan keuntungan baik pada bank syari’ah atau pun nasabah. Keuntungan yang diperoleh nasabah ialah dalam
meningkatkan investasi, nasabah membutuhkan barang modal dengan nilai ekonomis yang besar, maka akan lebih
mudah menggunakan sistem ijarah atau ijarah muntahiya bit tamlik. Sedangkan bagi bank syari’ah, sistem ini
mempercepat perputaran uang dan memajukan sistem investasi yang dinamis.
TERIMA KASIH
THANK YOU
XIE XIE
SYUKRON KATSIRON
ARIGATO GOZAIMAS
KAMSAHAMIDA
GRACIAS
DANKE
MERCI

Anda mungkin juga menyukai