Nama Anggota:
1. Katon Eka Wardana (1901011)
2. Aprilia Dinda Wulandari (1901026)
3. Anisa Husnaini (1901046)
4. Dinda Putri Namira Harahap (1901041)
5. Alfi Nuri Rohmatin (1901033)
6. Putri Arifah Mey Diasari (1901004)
7. Alfi Ikram (1901003)
Muamalah merupakan bagian dari rukun islam yang mengatur hubungan antara
seseorang dan orang lain. Contoh hukum islam yang termasuk muamalah salah
satunya adalah ijarah (sewa-menyewa).
Seiring dengan perkembangan zaman, transaksi muamalah tidak terdapat
miniatur dari ulama klasik, transaksi tersebut merupakan terobosan baru dalam
dunia modern.Dalam hal ini kita harus cermat, apakah transaksi modern ini memiliki
pertentangan tidak dengan kaidah fiqih? Jika tidak, maka transaksi dapat dikatakan
mubah.
Dalam makalah ini akan dijelaskan secara sederhana tentang definisi ijarah,
landasan hukum, rukun dan syarat sahnya. Juga pembagian dan hukum ijarah.
B. Rumusan Masalah
1. Mendefinisikan Ijarah?
2. Menyebutkan landasan hukum Ijarah?
3. Menyebutkan rukun dan syarat sah Ijarah?
4. Menyebutkan berapa macam pembagian dan hokum Ijarah?
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Al-Ijarah berasal dari kata al-Ajru yang berarti Al’lwadhu (ganti). Dari sebab itu Ats
Tsawab (pahala) dinamai Ajru (upah).
Menurut pengertian Syara’, Al-Ijarah ialah: Urusan sewa menyewa yang jelas manfaat
dan tujuanya, dapat diserah terimakan, boleh dengan ganti (upah) yang telah diketahui
(gajian tertentu). Seperti halnya barang itu harus bermanfaat, misalkan: rumah untuk
ditempati, mobil untuk dinaiki.
Pemilik yang menyewakan manfaat disebut Mu’ajjir (orang yang menyawakan). Pihak
lain yang memberikan sewa disebut Musta’jir ( orang yang menyawa = penyewa). Dan,
sesuatu yang di akadkan untuk diambil manfaatnya disebut Ma’jur ( Sewaan). Sedangkan
jasa yang diberikan sebagai imbalan manfaat disebut Ajran atau Ujrah (upah). Dan setelah
terjadi akad Ijarah telah berlangsung orang yang menyewakan berhak mengambil upah,
dan orang yang menyewa berhak mengambil manfaat, akad ini disebut
pula Mu’addhah (penggantian).
B. Dasar Hukum
Dasar –dasar hukum atau rujukan Ijarah adalah Al-Qur’an, Al-Sunnah, dan Al-Ijma’.
C. Rukun Ijarah
Menurut ulama Hanafiyah, rukun Ijarah adalah ijab dan qabul, antara lain
dengan menggunakan kalimat: al-ijarah, al-isti’jar, al-iktira’, dan al-ikra.
Adapun menurut jumhur ulama, rukun ijarah ada 4, yaitu:
1. Aqid (orang yang akad).
2. Shigat akad.
3. Ujrah (upah).
4. Manfaat.
D. Syarat Sah Ijarah
Ada 5 syarat sah dari ijarah, diantaranya:
1. Kerelaan dari dua pihak yang melakukan akad ijarah tersebut,
2. Mengetahui manfaat dengan sempurna barang yang diakadkan,
sehingga mencegah terjadinyaperselisahan,
3. Kegunaannya dari barang tersebut,
4. Kemanfaatan benda dibolehkan menurutsyara’,
5. Objek transaksi akad itu (barangnya)
dapat dimanfaatkan kegunaannya menurut kriteria, dan realita.
Kesimpulan
Pada dasarnya, ijarah di defnisikan sebagai hak untuk memanfaatkan barang/jasa
dengan membayar imbalan tertentu. ada yang menerjemahkan, ijarah sebagai jual beli jasa
(upah-mengupah), yakni mengambil manfaat tenaga manusia, ada pula yang menerjemahkan
sewa-menyewa, yakni mengambil manfaat dari barang.
Transaksi ijarah di landasi adanya pemindahan manfaat (hak guna), bukan pemindahan
kepemilikan (hak milik). Jadi pada dasarnya prinsip ijarah sama saja prinsip jual beli.