Kelompok 6 :
Akad ijarah dalam praktik ekonomi Syariah di Indonesia diatur berdasarkan Fatwa Dewan
Syariah Nasional-MUI No : 112/DSN-MUI/IX/2017 tentang Akad Ijarah. Dalam fatwa ini
dijelaskan, bahwa Akad Ijarah adalah akad sewa antara mu’jir (pemberi sewa) dengan musta’jir
(penyewa) atau antara musta’jir dengan ajir (pihak pemberi jasa akad sewa) mempertukarkan
manfa’ah dan ujrah, baik manfaat barang atau jasa.
Secara teknis, akad ijarah merupakan akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu
barang dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan atas barang tersebut.
Bentuk Akad Ijarah
Ijarah Murni
Bentuk Akad
Ijarah
Sumber https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/Al-intaj
Contoh Ijarah
Seseorang menggunakan mobilnya sebagai jaminan ke
bank agar mendapatkan pinjaman. Dengan begiru, hak
guna mobil tersebut berpindah ke bank, namun tidak
atas kepemilikannya. Hak guna mobil tersebut akan
Kembali setelah nasabah melunasi pinjamannya.
Sumber :artikel.prospeku.com
Ijarah Muntahia Bit-Tamlik (IMBT)
Obyek IMBT :
1. Alat –alat berat
2. Alat-alat kantor
3. Alat-alat foto
4. Alat-alat medis
5. Alat-alat printer
6. Mesin-mesin
7. Gedung
8. Komputer dan
9. Peralatan telekomunikasi atau satelit.
Sumber https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/Al-intaj
Sumber Hukum Akad Ijarah
( SUMBER REFERENSI : FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJELIS ULAMA INDONESIA NO: 112/DSN-
MUI/IX/2017 Tentang AKAD IJARAH)
1) Al-Quran
Artinya
"...Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa bagimu
apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertaqwalah kepada
Allah; dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.“
(Q.S Al-Baqarah (2) : 233)
Q.S. al-Qashash (28): 26-27
"Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, 'Hai ayahku! Ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena
sesungguhnya orang paling baik yang kamu ambil untuk bekeria (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat
dipercaya“’. Berkatalah dia (Syu'aib): "Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari
kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka
itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan
mendapatiku termasuk orang-orang yang baik". (Q.S Al-Qashash (28) : 26-27)
Dalam Q.S Az-Zukhruf ayat 32 Allah berfirman yang
artinya
2) Hadist
2. Mu'jir, Musta jir, dan Ajir wajib cakap hukum sesuai dengan syariah dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ijarah atas pekerjaan atau upah-mengupah adalah suatu akad ijarah dengan cara mempekerjakan seseorang
untuk melakukan suatu pekerjaan.Ijarah semacam ini dibolehkan seperti buruh bangunan,tukang pijat,tukang
jahit,dan lain-lain.Orang yang melakukan pekerjaan disebut ajir atau tenaga kerja.Ajir atau tenaga kerja ada
dua macam:
1.)Ajir khusus,yaitu orang yang bekerja pada satu orang untuk masa tertentu.
2.)Ajir musytarak,yaitu orang yang bekerja untuk lebih dari satu orang,sehingga mereka
bersekutu di dalam memanfaatkan tenaganya.
Rukun dan Syarat Akad Ijarah
1. Adanya 'Aqid (orang yang berakad). Orang yang yang berakad baik mu'ajir
dan mustajir keduanya harus baligh, serta cakap dalam mengendalikan harta
dan saling meridhai.
2. Sighat akad atau ijab qobul. Dalam melakukan ijab dan qobul ini haruslah
menggunakan kalimat yang jelas dan terbuka, sehingga dimengerti dan
dipahami oleh pihak penyewa.
3. Ujrah (upah). Besar upah yang dikeluarkan haruslah diketahui oleh kedua
belah pihak.
4. Manfaat. Memperhatikan manfaat yang akan didapat ketika akan melakukan
akad ijarah ataupun akad perjanjian lainnya.
1. Terjadi aib pada barang sewaan yang kejadiannya di tangan penyewa atau terlihat aib lama padanya.
2. Rusaknya barang yang disewakan,seperti rumah dan binatang yang menjadi ‘ain.
3. Rusaknya barang yang diupahkan(ma’jur ‘alaih),seperti baju yang diupahkan untuk dijahitkan,
karena akad tidak mungkin terpenuhi sesudah rusaknya (barang).
4.Terpenuhinya manfaat yang diakadkan, atau selesainya pekerjaan,berakhirnya masa, kecuali jika
terdapat użur yang mencegah fasakh.Seperti jika masa ijarah tanah pertanian telah berakhir sebelum
tanaman dipanen, maka ia tetap berada di tangan penyewa sampai masa selesai diketam,sekalipun
terjadi pemaksaan,hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya bahaya (kerugian) pada pihak
penyewa yaitu dengan mencabut tanaman sebelum waktunya.
5.Penganut-penganut mazhab Hanafi berkata: “Boleh memfasakh ijarah,karena adanya użur sekalipun
dari salah satu pihak. Seperti seseorang yang menyewa toko untuk berdagang,kemudian hartanya
terbakar,atau dicuri,atau dirampas,atau bangkrut, maka ia berhak memfasakh ijarah”.
Para ulama berbeda pendapat dalam menentukan upah bagi ajir, apabila barang yang
ditangannya rusak.
Menurut ulama syafi’iyah, jika ajir bekerja ditempat yang dimilki oleh penyewa, ia
tetap memperoleh upah. Sebaliknya, apabila barang berada ditangannya, ia tidak
mendapatkan upah. Pendapat tersebut senada dengan ulama Hanabilah.
Ulama Hanafiyah juga hampir senada dengan pendapat ulama Syafi’iyah. Hanya saja
mereka mengurai lebih detail lagi.
Bentuk Pelanggaran Ijarah
Menurut Ulama Hanafiyah
Pengekang Barang.
Jika ada bekas Ulama Hanafiyah membolehkan ajir
pekerjaan, ajir untuk mengekang barang yang ia
berhak Jika tidak ada bekas kerjakan sampai menpat upah. Tetapi,
mendapat upah pekerjaannya, ajir jika dalam masa pengekangan, barang
sesuai bekas berhak tersebut rusak, ia harus
pekerjaan mendapatkan upah bertanggungjawab.
tersebut atas pekerjaannya
sampai akhir
2
Memenuhi Hajat Hidup Masyarakat
Dengan adanya transaksi ijarah khususnya tentang pemakaian jasa, maka akan mampu memenuhi hajat hidup
masyarkat baik yang ikut bekerja maupun yang menikmati hasil proyek tersebut. Maka ijarah merupakan
akad yang mempunyai unsur tolong menolong antar sesama.
3 Menolak Kemungkaran
Diantara tujuan ideal berusaha adalah dapat menolak kemungkaran yang kemungkinan besar akan dilakukan
oleh yang menganggur. Pada intinya hikmah ijarah yaitu untuk memudahkan manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya sehari-hari
Sumber : Konsep Ijarah
Hendi Suhendi, badayatul al Mujahidi wa nihayah al mutashid
Al jurjani Al- ta’rifat ( Daral kutub al- ilmiyah)
Terima Kasih