Makalah diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Tafsir Ayat dan Ekonomi
Dosen Pengampu:
M Mujib Baidhowi
Nama Kelompok :
Rizky Awwali mu'in (2303022008)
Nikel Laura Agnesia (2303021013)
Dian fadhilah (
Kelompok 4
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Latar belakang makalah “Perbankan Jenis Jasa (Ijarah, Rahn, dan Musyarakah)” dapat
mengacu pada perubahan paradigma dalam sistem keuangan global, di mana kebutuhan akan
produk dan layanan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah semakin meningkat.
Di tengah pertumbuhan ekonomi global yang cepat dan ketidakpastian yang terus-menerus,
perbankan syariah telah menjadi pilihan yang menarik bagi individu dan perusahaan yang
mencari solusi keuangan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Namun, meskipun semakin populer, pemahaman yang mendalam tentang produk perbankan
syariah masih terbatas di kalangan masyarakat umum. Oleh karena itu, makalah ini bertujuan
untuk menggali lebih dalam tentang konsep-konsep kunci dalam perbankan syariah, seperti
Ijarah, Rahn, dan Musyarakah, serta mengungkapkan relevansinya dalam konteks ekonomi
modern.
Dengan memahami konsep-konsep ini secara lebih baik, diharapkan masyarakat akan dapat
mengambil keputusan keuangan yang lebih bijaksana dan memanfaatkan potensi penuh dari
produk perbankan syariah untuk mencapai keberhasilan finansial yang berkelanjutan.
B. Rumusan masalah
1. Bagaiamana pengertian dan contoh praktik ijarah?
2. Bagaimana pengertian dan contoh praktik rahn?
3. Bagaimana pengertian dan comtih praktik musyarakah?
C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui pengertian dan contoh praktik ijarah
2. Mengetahui pengertian dan contoh praktik rahn
3. Mengetahui pengertian dan contoh praktik musyarakah
BAB II
PEMBAHASAN
Selain itu, Undang Undang Perbankan Syariah juga memberi amanah kepada
bank syariah untuk selalu menjalankan fungsi sosial sekaligus menjalankan
fungsi seperti lembaga baitul mal. Lembaga baitul mal yaitu sebuah lembaga
yang menerima dana berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial
lainnya dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai
kehendak pemberi wakaf (wakif).
b. Pengertian Rahn
Definisi rahn mengacu pada sebuah perjanjian dalam sistem pinjaman
Syariah, di mana pihak pemberi pinjaman akan menahan salah satu
harta milik si peminjam. Berdasarkan istilah Syariah, rahn dapat
diartikan sebagai menjadikan harta benda sebagai jaminan utang
untuk dilunasi dengan jaminan tersebut ketika tidak mampu
melunasinya. Harta ini akan digunakan sebagai jaminan pinjaman atau
biasa kita sebut sebagai gadai.
Rahn ini melibatkan penggunaan aset bergerak sebagai jaminan. Contoh aset
bergerak yang dapat dijadikan jaminan meliputi emas, perhiasan, dan
kendaraan. Dalam transaksi rahn, pemilik aset memberikan aset tersebut
sebagai jaminan kepada pemberi pinjaman. Jika peminjam tidak dapat
melunasi utangnya, pemberi pinjaman memiliki hak atas aset jaminan tersebut.
Setelah utang dilunasi, aset jaminan akan dikembalikan kepada pemiliknya.
Rahn pada aset tidak bergerak melibatkan penggunaan aset seperti tanah dan
bangunan sebagai jaminan. Dalam transaksi ini, pemilik aset tidak bergerak
menggadaikan kepemilikannya kepada pemberi pinjaman. Jika peminjam
gagal membayar utang, pemberi pinjaman berhak mengambil alih kepemilikan
aset jaminan tersebut. Setelah utang dilunasi, kepemilikan aset jaminan akan
dikembalikan kepada pemiliknya.
Rahn juga dapat diterapkan pada aset finansial seperti deposito dan surat
berharga. Dalam transaksi ini, pemilik aset finansial memberikan aset tersebut
sebagai jaminan kepada pemberi pinjaman. Jika peminjam tidak dapat
memenuhi kewajibannya, pemberi pinjaman berhak untuk menggunakan aset
jaminan tersebut untuk melunasi utang. Setelah utang dilunasi, pemilik aset
jaminan akan mendapatkan kembali kepemilikannya.
3. Manfaat Rahn
Penting untuk diingat bahwa rahn harus dilakukan sesuai dengan prinsip-
prinsip Syariah yang mengatur transaksi keuangan dalam Islam. Prinsip-
prinsip tersebut melarang praktik bunga dan memastikan kesepakatan
transaksi dilakukan dengan keadilan dan keberlanjutan. Pemahaman secara
menyeluruh tentang rahn dan prinsip ekonomi Syariah yang berkaitan
langsung harus Anda kuasai dan praktikkan, agar seluruh kegiatan
ekonomi Anda dapat berjalan dengan lancar dan diberkahi oleh Allah.
4.Contoh Rahn
Untuk memudahkan kita memahami persoalan ini ada baiknya kita
mengenal pihak yang bertransaksi di dalam muamalah ini. Pihak
pertama adalah rahin (si peminjam atau orang yang menggadaikan),
sedangkan pihak kedua adalah murtahin (pemberi utang).
c. Pengertian Musyarakah
Terdapat dua jenis utama dalam akad musyarakah, yaitu syirkah uqud
dan syirkah amlak yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
b. Syirkah Uqud
Syirkah Uqud adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang
bergabung untuk menggabungkan aset mereka dalam sebuah usaha
bisnis. Jenis syirkah ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa bentuk,
termasuk:
c. Syirkah Amlak
Syirkah Amlak tidak terjadi melalui perjanjian, tetapi karena
keinginan untuk memiliki aset bersama-sama. Terdapat dua
bentuk utama syirkah amlak:
Syirkah Ikhtiyariyah: Terjadi atas kehendak masing-masing
pihak yang ingin berkolaborasi dalam kepemilikan bersama
aset.
Syirkah Ijbariyah: Terjadi secara otomatis karena situasi
tertentu, seperti pembagian warisan yang mengakibatkan
kepemilikan bersama atas suatu aset.
3. Contoh Musyarakah
Penggabungan Modal
Bank syariah bertindak sebagai pihak yang menyediakan sebagian
modal yang dalam bahasa syariah disebut shahibul maal, sementara
nasabah menyumbangkan sebagian modal yang dibutuhkan.
Pembelian Rumah
Dengan modal yang digabungkan, bank syariah dan nasabah membeli
rumah dari developer (pihak yang mengembangkan dan membangun
rumah). Hal ini berarti kepemilikan rumah tersebut secara bersama-
sama antara bank dan nasabah.
Nisbah Keuntungan
Keuntungan yang diperoleh dari penyewaan rumah kepada nasabah
yang kemudian dibayar oleh nasabah dalam bentuk sewa bulanan
akan dibagi sesuai dengan nisbah yang telah disepakati antara bank
syariah dan nasabah.
Kewajiban Nasabah
Nasabah memiliki kewajiban untuk membayar sewa bulanan kepada
bank syariah sebagai pemilik bersama rumah.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ijarah adalah sebagai suatu jenis akad untuk mengambil manfaat dengan jalan
penggantian sejumlah uang. Ada juga akad akad ijarah yaitu Akad Ijarah Thumma Al-
Bai (AITAB), Akad Ijarah Muntahia Bittamleek (IMBT), Akad Ijarah Wadiah (AIW),
Akad ijarah dapat diaplikasikan pada beberapa industri, di antaranya industri properti,
industri transportasi, dan industri .
Rahn dapat diartikan sebagai menjadikan harta benda sebagai jaminan utang untuk
dilunasi dengan jaminan tersebut ketika tidak mampu melunasinya, Pihak yang
bertransaksi di dalam muamalah ini. Pihak pertama adalah rahin (si peminjam
atau orang yang menggadaikan), sedangkan pihak kedua adalah murtahin (pemberi
utang).
Musyarakah adalah kesepakatan di mana dua pihak atau lebih, seperti bank dan
lembaga keuangan bersama dengan nasabah mereka yang mengumpulkan modal
bersama. Bertujuan untuk meraih keuntungan dari usaha bersama.
DAFTAR PUSTAKA