Anda di halaman 1dari 20

AKUNTANSI IJARAH

(Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Akuntansi Syariah)

Dosen Pengampu :
Dr. Dwi Novita, SE.I., M.Ak., M.E

Disusun Oleh : Kelompok 4

Amanda Sri Handayani (21030804211001)


Yasmin Millatil Hasanah (21030804211051)
Ahmad Syafii Labib (21030804211012)
Hamzah Saeful Holiq (21030804211059)
Nayla Zahwa Azkiya (21030804211065)
Ufiyatul Widad (21030804211061)
Sep Rendi Saputra (21030804211095)
Dhea Amanda Rowandita (21030804211064)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
penulis menghaturkan rasa syukur atas segala rahmat, taufik, serta hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyusun makalah dengan judul “ Akuntansi Ijarah” .

Tentunya dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada Ibu Dr. Dwi
Novita, SE.I., M.Ak., M.E. selaku dosen pembimbing dalam mata kuliah Akuntansi
Syariah I dan tidak lupa berterimakasih kepada orang tua yang selalu mendoakan
anak-anaknya agar senantiasa berjalan lancar saat perkuliahan, tak lupa
berterimakasih kepada teman-teman kelompok yang membantu menyelesaikan
tugas makalah ini.

Dan juga penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
kekurangan, baik dalam segi bahasa, penyusunan kalimat maupun isi makalah ini.
Oleh karena itu, penulis membuka segala kritik dan saran demi kesempurnaan
makalah ini. Penulis berharap, dengan adanya makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca.

Bandung
08 Januari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I ................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................2
BAB II ...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN ...............................................................................................................3
2.1 Pengertian dan karakteristik ijarah .....................................................................3
2.2 Jenis akad ijarah ....................................................................................................4
2.3 Perlakuan akuntansi ijarah ...................................................................................5
2.4 Ilustrasi akuntansi ijarah ....................................................................................10
BAB III .............................................................................................................................1
PENUTUP ........................................................................................................................1
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................1
3.2 Saran .......................................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................1

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Indonesia terdapat dua pembiayaan yaitu pembiayaan konvensional dan


pembiayaan syari’ah. Namun, kebanyakan masyarakat saat ini lebih memiilih
pembiayaan syari’ah dikarenakan pembiayaan konvensional melakukan proses
transaksi dengan system riba yaitu mengambil keuntungan dengan mengenakan
riba disetiap transaksi. Salah satu pembiayaan syariah di Indonesia adalah
pegadaian syari’ah. Pegadaian syariah merupakan salah satu lembaga keuangan
syariah di Indonesia yang menyalurkan dana kepada masyarakat kelas menengah
kebawah, dalam bentuk pinjaman uang dengan jaminan berupa barang yang
berharga, jika kita menggadaikan barang di pegadaian syariah (Rahn) ada dua Akad
yaitu : akad ijarah dan akad rahn, keduanya tidak bisa dipisahkan antara satu dengan
yang lain, karena akad ini sangat berkaitan satu sama lain.

Mekanisme operasional gadai syariah dapat digambarkan sebagai berikut:


Melalui akad rahn, nasabah menyerahkan barang bergerak dan kemudian pegadaian
menyimpan dan merawatnya di tempat yang telah disediakan oleh pegadaian.
Akibat yang timbul dari proses penyimpanan adalah timbulnya biaya biaya yaitu
biaya ijarah. Biaya ijarah meliputi nilai investasi tempat penyimpanan, biaya
perawatan dan keseluruhan proses kegiatannya. Atas dasar ini dibenarkan bagi
pegadaian mengenakan biaya sewa kepada nasabah tetapi biaya tersebut tidak boleh
berdasarkan jumlah pinjaman, sebagaimana ketentuan Dewan Syariah Nasional dan
Majelis ulama Indonesia pada tanggal 26 juni 2002, yang mana DSN dan MUI
mengeluarkan fatwa Nomor 25/DSN-MUI/III/2002. Dalam fatwa tersebut
dinyatakan bahwa besar biaya pemeliharaan dan penyimpanan marhum tidak boleh
ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman.1

1
(Yusuf et al., 2018)

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, penulis dapat


mengemukakan pokok-pokok permasalahan yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan Akad Ijarah dan bagaimana karakteristik


Ijarah?
2. Apa Saja Jenis Akad Ijarah ?
3. Bagaimana perlakuan akuntansi Ijarah ?
4. Bagaimana ilustrasi akuntansi Ijarah ?

1.3 Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah di atas, dapat diketahui tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Pengertian dan karakteristik Ijarah


2. Untuk mengetahui Jenis dari Akad Ijarah
3. Untuk mengetahui bagaimana perlakuan akuntansi Ijarah
4. Untuk mengetahui bagaimana ilustrasi akuntansi Ijarah

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan karakteristik ijarah


a. Pengertian ijarah

Al-ijarah berasal dari kata al-ajru yang berarti al-iwadhu (ganti).


Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa, melalui upah
pembayaran sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan
(ownership/milkiyah) atas barang itu sendiri. Ijarah berarti lease contract di
mana suatu bank atau lembaga keuangan menyewakan peralatan
(equispment) kepada salah satu nasabahnya berdasarkan pembebanan biaya
yang sudah ditentukan secara pasti sebelumnya (fixed charge).2

Secara terminologi, ada beberapa defenisi al-ijarah yang


dikemukakan oleh para ulama fiqh. Pertama, ulama Hanafiyah
mendefinisikannya dengan : transaksi terhadap suatu manfaat dengan
imbalan. Kedua, ulama syafi’iyah mendefinisikannya dengan transaksi
terhadap suatu manfaat yang dituju, tertentu, bersifat mubah, dan boleh
dimanfaat kan dengan imbalan tertentu. Ketiga, ulama Malikiyah dan
Hanabi lah mendefinisikannya dengan: “pemilikanmanfaat sesuatu yang
dibolehkan dalam waktu tertentu dengan suatu imbalan”. 3

b. Karakteristik ijarah dan ijarah Muntahiyah Bittamlik

Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik ma’jur dan


musta’jir (penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa dan
penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakannya.
Sementara itu, ijarah muntahiyah bittamlik adalah akad sewa-menyewa
antara pemilik objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas

2
(Latifah et al., n.d., p. 111)
3
(Zulhamdi Zulhamdi, n.d.)

3
objek sewa yang disewakannya dengan opsi perpindahan hak milik objek
sewa pada saat tertentu sesuai dengan akad sewa (Fatwa Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 112/DSN-MUI/IX/2017).

Perpindahan hak milik objek sewa kepada penyewa dalam ijarah


muntahiyah bittamlik dapat dilakukan dengan :

1. Hibah;
2. Penjualan sebelum akad berakhir sebesar harga yang sebanding dengan
sisa cicilan sewa;
3. Penjualan pada akhir masa sewa dengan pembayaran tertentu yang
disepakati pada awal akad; dan
4. Penjualan secara bertahap sebesar harga tertentu yang disepakati dan
tercantum dalam akad.

Pemilik objek sewa dapat meminta penyewa menyerahkan


jaminan atas ijarah untuk menghindari risiko kerugian. Jumlah, ukuran,
dan jenis objek sewa harus jelas diketahui dan tercantum dalam akad.4
2.2 Jenis akad ijarah

Menurut (Ascarya, 2011:99)5, akad ijarah dilihat dari sisi obyeknya


dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Ijarah manfaat (Al-Ijarah ala al-Manfa’ah), hal ini berhubungan dengan


sewa aset atau properti, yaitu memindahkan hak untuk memakai dari aset
atau properti tertentu kepada orang lain dengan imbalan biaya sewa.
2. Ijarah yang bersifat pekerjaan (Al-Ijarah ala Al-‘Amal), hal ini
berhubungan dengan sewa jasa, yaitu memperkerjakan jasa seseorang
dengan upah sebagai imbalan jasa yang di memperkerjakan disebut
musta’jir, pihak pekerja disebut ajir, upah yang dibayarkan disebut ujrah.

4
(Latifah et al., n.d., p. 112)
5
(Ascarya, Akad dan Produk Syariah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2011, hal. 99.2)

4
Adapun menurut PSAK 107, ijarah terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu aset atau
jasa, dalam waktu tertentu dengan pembayaran upah atau sewa (ujrah),
tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas aset itu sendiri.
2. Ijarah muntahiyah bittamlik (IMBT) merupakan ijarah dengan akad
(janji) dari pemberi sewa berupa perpindahan kepemilikan objek ijarah
pada saat tertentu (PSAK 107). Apabila terjadi perpindahan kepemilikan
maka akan dibuat akad yang baru dan terpisah dari akad ijarah
sebelumnya secara:
a. Hibah;
b. Penjualan sebelum akad berakhir sebesar sebanding dengan sisa
cicilan sewa atau harga yang disepakati;
c. Penjualan pada akhir masa ijarah dengan pembayaran tertentu
sebagai referensi yang disepakati dalam akad; atau
d. Penjualan secara bertahap sebesar harga tertentu yang disepakati
dalam akad.
e. Jual dan sewa kembali (sale and lease back) atau transaksi jual dan
ijarah.

Jenis ijarah seperti ini terjadi dimana seseorang menjual asetnya


kepada pihak lain dan menjual kembali aset tersebut. Transaksi jual dan
sewa kembali harus merupakan transaksi yang terpisah dan tidak saling
bergantung (ta’alluq) sehingga harga jual harus dilakukan pada nilai wajar
dan penjualan mengakui keuntungan atau kerugian pada priode terjadinya
penjualan laba rugi.

2.3 Perlakuan akuntansi ijarah


Standar akuntansi untuk Akad Ijarah diatur dalam PSAK 107 yang
berlaku untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan. PSAK 107 adalah

5
standar akuntansi yang menggantikan standar sebelumnya, yaitu PSAK No. 59
tentang akuntansi perbankan syariah (Agus Arwani, 2016).

a. Pengakuan dan Pengukuran Akuntansi Pemilik (Mu’jir)


1. Biaya perolehan: Barang Ijarah dicatat pada saat barang Ijarah dibeli
sebesar biaya perolehan.
Jurnal :

Db asset xxx
ijarah
Kas xxx
2. Penyusutan dan amortisasi: Barang ijarah akan disusutkan jika
merupakan aset yang dapat didepresiasi atau diamortisasi sesuai dengan
kebijakan penyusutan aset selama masa manfaat (umur ekonomis).
Jurnal :

Db biaya xxx
penyusutan
Akumulasi xxx
penyusutan
3. Pendapatan dan beban: Pendapatan ijarah selama masa kontrak diakui
pada saat keuntungan dari aset tersebut direalisasikan menyerahkan
kepada penyewa.
Jurnal:

Db. Kas xxx


Kr. Pendapatan xxx
Ijarah

Piutang usaha dari Ijarah akhirnya dinilai sebesar nilai yang dapat
direalisasikan periode pelaporan.
Jurnal :

6
Db. Piutang Pendapatan xxx
Ijarah
Kr. Pendapatan Ijarah xxx

Pengakuan biaya perbaikan obyek ijarah adalah : Biaya perbaikan tidak


rutin untuk barang jarah dicatat saat terjadi. Jika penyewa melakukan
perbaikan secara rutin terhadap objek Ijarah dengan seizin pemilik, maka
pemilik bertanggung jawab atas biaya tersebut dan biaya kapan itu terjadi.
Jurnal :

Db. Biaya xxx


Perbaikan
Kr. Kas xxx
4. Perpindahan kepemilikan Ketika kepemilikan objek Ijarah berpindah
dari pemilik kepada penyewa Dalam Ijarah muntahiyah bit tamlik
dengan cara : Gratifikasi/Hadiah, nilai buku barang ijarah
dibelanjakan., maka jumlah tercatat diakui sebagai beban.
Jurnal :

Db. . Beban Ijarah xxx


Db. Akumulasi xxx
Penyusutan
Kr. Aset Ijarah xxx

Penjualan sebelum akhir masa kontrak / dengan pelepasan Aset Ijarah


Penjualan properti sewaan, kemudian selisih antara harga jual dan nilai
buku bersih properti tersebut dicatat sebagai laba atau rugi.
Jurnal :

Db. . kas xxx


Db. Akumulasi Penyusutan xxx
Aktiva Ijarah xxx

7
Db. Keuntungan
Kr. Aktiva Ijarah xxx

Penjualan setelah berakhirnya kontrak / pelepasan properti sewaan


dengan pembayaran, Hanya selisih antara harga jual dan nilai buku
barang ijarah yang dicatat seperti keuntungan atau kerugian.

Db. Akumulasi Penyusutan xxx


Aktiva Ijarah xxx
Db. Kas xxx
Db. Kerugian
Kr. Aktiva Ijarah xxx
Penjualan secara bertahap, selisih antara harga jual dan nilai buku
adalah sebagian Barang ijarah yang dijual diakui dalam laba/rugi.

Jurnal :

Db. Akumulasi Penyusutan xxx


Aktiva Ijarah xxx
Db. Kas xxx
Db. Keuntungan
Kr. Aktiva Ijarah xxx
Penyusutan permanen, Ijarah Muntakiyah Bittamlik jika properti
disewakan mengalami penyusutan permanen sebelum pengalihan
kepemilikan dari pemberi sewa, dan melebihi jumlah pembayaran
ijarah yang dibayarkan, nilai sewa yang wajar kemudian selisih
keduanya (jumlah yang sudah dibayarkan). Penyewa untuk
memperoleh aset dan nilai sewa wajarnya). Kewajiban kepada lessor
dan kompensasi seperti kerugian peperiode terjadinya kerusakan.

Jurnal :

Db. Kerugian Penurunan xxx


Aktiva Ijarah

8
Kr. Kewajiban kepada xxx
Penyewa
b. Pengakuan dan Pengukuran Akuntansi Penyewa (Musta’jir)
1. Beban: Biaya sewa diakui selama masa kontrak ketika aset tersebut
digunakan, dan Utang sewa diperkirakan sebesar jumlah yang harus
dibayar untuk layanan yang diterima.
Jurnal :

Db. Beban Ijarah xxx


Kr. Kas xxx

2. Biaya pemeliharaan barang jarah yang disepakati dalam akad


adalah kewajiban penyewa dibebankan sesuai dengan itu.
Jurnal :

Db. Piutang xxx


Kr. Kas xxx

3. Perpindahan kepemilikan Hibah, maka penyewa mengakui aset


dan keuntungan sebesar nilai wajar objek ijarah yang diterima.
Jurnal :

Db. Aset non kas xxx


Kr. Keuntungan xxx

Pembelian sebelum berakhirnya masa akad, maka penyewa


mengakui aset sebesar pembayaran sisa cicilan sewa atas jumlah
yang disepakati. Jurnal :

Db. Aset non kas xxx


Kr. Kas xxx

9
Pembelian setelah selesai masa akad, maka penyewa mengakui
aset sebesar pembayaran yang disepakati.
Jurnal :

Db. Aset non kas xxx


Kr. Kas xxx

Penjualan secara bertahap, maka penyewa mengakui aset sebesar


pembayaran objek ijarah yang diterima (nilai wajar).

Jurnal :

Db. Aset non kas xxx


Db. Kas xxx
Kr. Utang xxx

2.4 Ilustrasi akuntansi ijarah


Kasus Ijarah

Transaksi (dalam ribuan Pemberi sewa Penyewa


rupiah)
Tgl. 2 jan 2007 pemberi Saat pembelian aset dari PT B :
sewa dan penyewa Aset ijarah 150.000
menandatangani akad Kas 150.000
ijarah atas mobil selama 3
tahun. Disepakati bahwa
pembayaran dilakukan
setiap bulan sebesar Rp.
12.500

Pemberi sewa membeli Saat menerima pendapat dari Beban sewa 12.500
mobil yang disewakan penyewa: Kas 12.500

10
sebesar Rp. 150.000 dari Kas 12.500
PT B Pendapatan sewa 12.500
Setiap penerimaan Kas 12.500 Beban sewa 12.500
pendapatan sewa pada Pendapatan sewa 12.500 Kas 12.500
awal bulan.
Pada akhir periode Beban penyusutan 30.000
dilakukan alokasi untuk Akumulasi penyusutan 30.000
beban depresiasi selama 5
tahun sesuai masa manfaat
mobil dengan metode garis
lurus
Penyajian pada akhir tahun Aset ijarah 150.000
pertama untuk aset ijarah. Akumulasi penyusutan 30.000
120.000
Pada saat akhir kontrak Aset nonkas (eks ijarah) 150.000
aset ijarah dikembalikan Aset ijarah 150.000
kepada pemberi sewa,
sehingga dibuatkan ayat
jurnal reklasifikasi.

Kasus ijarah muntahiya bit tamlik

Transaksi (dalam ribuan Pemberi sewa Penyewa


rupiah)
Tgl. 2 jan 2007 pemberi Saat pembelian aset dari PT B :
sewa dan penyewa Aset ijarah 150.000
menandatangani akad Kas 150.000
ijarah atas mobil selama 3
tahun. Disepakati bahwa
pembayaran dilakukan

11
setiap bulan sebesar Rp.
12.500 Saat menerima pendapat dari
penyewa: Beban sewa 12.500
Pemberi sewa membeli Kas 12.500 Kas 12.500
mobil yang disewakan Pendapatan sewa 12.500
sebesar Rp. 150.000 dari
PT B Dan disepakati
bahwa pada akhir masa
sewa akan dibeli oleh
penyewa.
Setiap penerimaan Kas 12.500 Beban sewa 12.500
pendapatan sewa pada Pendapatan sewa 12.500 Kas 12.500
awal bulan.
Pada akhir periode Beban penyusutan 30.000
dilakukan alokasi untuk Akumulasi penyusutan 30.000
beban depresiasi selama 5
tahun sesuai masa manfaat
mobil dengan metode garis
lurus
Penyajian pada akhir tahun Aset ijarah 150.000
pertama untuk aset ijarah. Akumulasi penyusutan 30.000
jurnal untuk tahun ke-2 dan 120.000
ke-3 sama dengan
pencatatan diatas.
Pada saat akhir kontrak Kas 65.000 Aset nonkas 65.000
aset ijarah dijual kepada Akumulasi penyusutan 90.000 Kas 65.000
pemberi sewa secara tunai Aset ijarah 150.000
Rp. 65.000. dilakukan Keuntungan
dengan akad jual beli. penjualan 5.000

12
Apabila pada saat akhir Beban ijarah 60.000 Aset nonkas 40.000
kontrak aset ijarah Akumulasi penyusutan 90.000 Keuntungan 40.000
dihibahkan dari pemberi Aset ijarah 150.000
sewa kepada penyewa dan
nilai wajar Rp. 40.000

13
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik ma’jur dan musta’jir


(penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa dan penyewa untuk
mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakannya. Sementara itu,
ijarah muntahiyah bittamlik adalah akad sewa-menyewa antara pemilik objek
sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang
disewakannya dengan opsi perpindahan hak milik objek sewa pada saat
tertentu sesuai dengan akad sewa.

Standar akuntansi untuk Akad Ijarah diatur dalam PSAK 107 yang berlaku
untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan. PSAK 107 adalah standar
akuntansi yang menggantikan standar sebelumnya, yaitu PSAK No. 59 tentang
aku menurut PSAK 107, ijarah terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu aset atau
jasa, dalam waktu tertentu dengan pembayaran upah atau sewa (ujrah),
tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas aset itu sendiri.
2. Ijarah muntahiyah bittamlik (IMBT) merupakan ijarah dengan akad
(janji) dari pemberi sewa berupa perpindahan kepemilikan objek ijarah
pada saat tertentu (PSAK 107). Apabila terjadi perpindahan
kepemilikan maka akan dibuat akad yang baru dan terpisah dari akad
ijarah sebelumnya.

1
3.2 Saran

Penting untuk terus melakukan penelitian mendalam terkait dengan aspek


akuntansi ijarah. Hal ini akan membantu dalam memahami perubahan hukum,
kebijakan, dan praktik terbaik yang terus berkembang. Penerapan akuntansi
ijarah yang tepat dan berkesinambungan tidak hanya memastikan kepatuhan
terhadap prinsip-prinsip syariah, tetapi juga memperkuat transparansi dan
kepercayaan di antara para pemangku kepentingan perusahaan.

2
DAFTAR PUSTAKA

Ascarya. (2011). Akad dan Produk Syariah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Eny Latifah, R. R. (2022). DASAR-DASAR AKUNTANSI SYARIAH. Banjaran:


CV. EUREKA MEDIA AKSARA.

Fahruddin. (1992). Mencari Kurnia Allah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hasan, A. (2003). Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah).


Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Hasan, A. (2003). Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah) .


Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Implementasi Akad Salam Dalam Transaksi Jual Beli Di Toko . (t.thn.).

Musthofa, I. (2016). . Fiqh Muamalah. . Depok: Raja Grafindo Persada.

Musthofa, I. (2016). Fiqh Muamalah. Depok: Raja Grafindo Persada.

S. S., & Fahmi, A. N. (2022). Implementasi Akad Salam Dalam Transaksi Jual
Beli Di Toko. JURNAL AKMAMI (AKUNTANSI, MANAJEMEN,
EKONOMI), 504-505.

Sukur, M. Y. (2023). Implementasi Akuntansi Ijarah (Ijarah Accounting).

Sukur, M. Y. (2023). Implementasi Akuntansi Ijarah (Ijarah Accounting). Jurnal


Akuntansi dan Audit Syariah.

1
2

Anda mungkin juga menyukai