Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Akuntansi Syariah, Vol. 01, No. 02, Hal 1-7.

Desember 2022

ANALISIS PEMBIAYAAN IJARAH PADA PERBANKAN SYARIAH


Adinda Mahera
e-mail : adinda.maheralsm@gmail.com
Dosen pengampu : Dr.Muammar Khadafi, S.E, M.Si, Ak
Prodi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Malikussaleh

ABSTRAK
Penelitian ini untuk menganalisis pembiayaan ijarah pada perbankan syariah. Teori yang
berkaitan dengan ini. Kajian meliputi tentang Ijarah, pembiayaan Ijarah, fatwa DSN-
MUL,aplikasi pembiayaan Ijarah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang
dilakukan pada tahun 2016. Pengumpulan data metode yang digunakan adalah studi literatur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk tersebut didasarkan pada prinsip-prinsip
islam sewa pembiayaan perbankan terdiri dari sewa murni dan sewa yang diakhiri dengan
pengalihan kepemilikan, yang dikenal dengan Ijarah muntahiya bit Tamlik. Ijarah Muntahia bit
Tamlik atau IMBT adalah pada dasarnya campuran antara sewa dengan pembelian.
Keywords: Ijarah and Ijarah Mutahiya Bit Tamlik (IMBT)

PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk sosial yang saling masuk kedalam kategori ini termasuk
membutuhkan satu sama lain baik untuk kegiatan perekonomian masyarakat. Di
bersosialisasi ataupun untuk memenuhi dalam kehidupan ini terbagi 2 (dua)
kebutuhan hidupnya, seperti kebutuhan golongan masyarakat, yaitu golongan
primer, sekunder dan tersier. Sebagai masyarakat yang kelebihan dana dan
makhluk ciptaan Allah SWT, manusia tidak masyarakat yang kekurangan dana. Oleh
hanya diperintahkan untuk beribadah, akan karena itu munculah lembaga keuangan
tetapi juga untuk bermuamalah agar dapat bank maupun non bank sebagai lembaga
memenuhi kebutuhan hidupnya tersebut. intermediasi antara 2 (dua) golongan
Untuk itu lahirlah fiqh muamalah yang masyarakat tersebut agar keseimbangan
merupakan aturan atau tata cara yang bisa dapat terjadi dalam memenuhi kebutuhan
dijadikan pedoman bagi manusia untuk hidup masing-masing. Di indonesia telah
berhubungan dengan manusia lainnya dalam banyak lembaga-lembaga keuangan bank
sebuah masyarakat. Segala tindakan maupun non-bank baik yang konvensional
manusia yang bukan merupakan ibadah maupun syariah yang menyediakan jasa
Jurnal Akuntansi Syariah, Vol. 01, No. 02, Hal 1-7. Desember 2022

pembiayaan demi terpenuhinya kebutuhan pengertian syara, al-Ijarah adalah suatu


manusia. Perbedaan yang mendasar diantara jenis akad untuk mengambil manfaat dengan
lembaga keuangan konvensional dan jalan pengganti. Al-ijarah adalah akad
penggunaan sistem bagi hasil pada lembaga pemindahan hak guna atas barang atau jasa
keuangan syariah. melalui pembayaran upah sewa, tapa diikuti
Sebagai masyarakat islam yang dengan pemindahan kepemilikan
menganut ajaran Allah SWT, haruslah kita (ownership/milkiyyah) atas barang itu
mentaati perintahnya dalam kehidupan sendiri. Menurut Fatwa Dewan Syarah
sehari-hari, terutama dalam bermuamalah. Nasional No.09/DSN/MUI/IV/2000, Ijarah
Masyarakat yang membutuhkan dana bisa merupakan akad pemindahan hak guna
menggunakan jasa pembiayaan yang telah (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam
disediakan oleh lembaga keuangan syariah, waktu tertentu melalui pembayaran
salah satunya adalah pembiayaan Ijarah sewa/upah, tanpa diikuti dengan
yang merupakan akad untuk menjual pemindahan kepemilikan barang itu sendiri,
manfaat yang dilakukan oleh seseorang dengan demikian dalam akad Ijarah tidak
dengan orang lain dengan menggunakan ada perubahan kepemilikan, tetapi hanya
ketentuan syari’at islam. Pembiayaan Ijarah pemindahan hak guna saja dari yang
ini mempunyai konsep yang berbeda dengan menyewakan kepada penyewa.
konsep kredit pada bank konvensional,
pembiayaan Ijarah juga dikatakan sebagai
Prinsip-Prinsip Pokok Transaksi al-
pendorong bagi sektor usaha karena
Ijarah Menurut Islam prinsip-prinsip pokok
pembiayaan Ijarah mempunyai
al-ijarah haruslah dipenuhi oleh seseorang
keistimewaan dibandingkan dengan jenis
dalam suatu transaksi al-ijarah yang akan
pembiayaan syari’ah lainnya. Keistimewaan
dilakukakannya. Prinsip-prinsip pokok
tersebut adalah bahwa untuk memulai
tersebut adalah 1. Jasa yang ditransaksikan
kegiatan usahanya, pengusaha tidak perlu
adalah jasa yang halal sehingga dibolehkan
memiliki barang modal terlebih dahulu,
melakukan transaksi al-ijarah untuk keahlian
melainkan dapat melakukan penyewaan
memproduksi barang-barang keperluan
kepada lembaga keuangan syari’ah sehingga
seharihari yang halal seperti untuk
pengusaha tidak dibebankan dengan
memproduksi makanan, pakaian, peralatan
kewajiban menyerahkan jaminan, maka
rumah tangga dan lain-lain. Namun tidak
dapat dikatakan bahwa pembiayaan Ijarah
dibolehkan transaksi al-ijarah untuk keahlian
lebih menarik dibandingkan jenis
membuat minuman keras, membuat narkoba
pembiayaan lainnya seperti Mudharabah dan
dan obat-obat terlarang atau segala aktifitas
Mushyarakah. Oleh karena itu, peneliti
yang terkait dengan riba. 2. Memenuhi
membahas bagaimana penerapan dan
syarat sahnya transaksi al-ijarah yakni (a)
perhitungan akad Ijarah pada lembaga
Orang-orang yang mengadakan transaksi
keuangan syariah.
ajiir dan musta’jir) haruslah sudah
Ijarah
mumayyiz yakni sudah mampu
Al-Ijarah berasal dari kata al-ajru,
membedakan baik dan buruk sehingga tidak
yang bearti al-iwadhu (ganti). Menurut
Jurnal Akuntansi Syariah, Vol. 01, No. 02, Hal 1-7. Desember 2022

sah melakukan transaksi alijarah jika salah pekerjaan ialah dengan cara mempekerjakan
satu atau kedua pihak belum mumayyiz seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan.
seperti anak kecil. (b). Transaksi atau akad Al-Ijarah seperti ini menurut para ulama fiqh
harus didasarkan pada keridaan kedua pihak, hukumnya boleh, apabila jenis pekerjaan itu
tidak boleh karena ada unsur paksaan. 3. jelas.
Transaksi ijarah haruslah memenuhi
ketentuan dan aturan yang jelas yang dapat
Berakhirnya Akad al-Ijarah
mencegah terjadinya perselisihan antara
Para ulama fiqh menyatakan bahwa akad al-
kedua pihak yang bertransaksi. Ijarah adalah
ijarah akan berakhir jika: a. Obyek hilang
memanfaatkan sesuatu yang dikontrak.
atau musnah b. Tenggang waktu yang
Apabila transaksi tersebut berhubungan
disepakati dalam akad al-ijarah telah
dengan seorang ajîr, maka yang
berakhir. Apabila yang disewakan itu
dimanfaatkan adalah tenaganya, sehingga
rumah, maka rumah itu dikembalikan
untuk mengontrak seorang ajîr tadi harus
kepada pemiliknya, dan apabila yang disewa
ditentukan bentuk kerjanya, waktu, upah
itu adalah jasa maka ia berhak menerima
serta tenaganya. Oleh karena itu, jenis
upahnya. Kedua hal ini disepakati oleh
pekerjaaannya harus dijelaskan sehingga
semua ulama fiqh. c. Menurut ulama
tidak kabur. Karena transaksi ijarah yang
Hanafiyah, wafatnya salah seorang yang
masih kabur hukumnya fasid (rusak). Dan
berakad, karena akad al-ijarah menurut
waktunya juga harus ditentukan, misalkan
mereka tidak boleh diwariskan. Sedangkan
harian, bulanan, atau tahunan. Disamping itu
menurut jumhur ulama, akad al-ijarah tidak
upah kerjanya harus ditetapkan. Karena itu
batal dengan wafatnya seseorang yang
dalam transaksi ijarah ada hal-hal yang
berakad, karena manfaat menurut meraka,
harus jelas ketentuannya yang menyangkut:
boleh diwariskan. d. Apabila ada uzur pada
(a). bentuk dan jenis pekerjaan (nau al-
salah satu pihak.
amal). (b). Masa kerja (muddah al-amal).
(c). Upah kerja (ujrah al-amal). (d). Tenaga
yang dicurahkan saat bekerja (al-juhd Implementasi akad ijarah
alladziy yubdzalu fii al-amal). Akad-akad yang dipergunakan oleh
lembaga keuangan syariah, terutama
perbankan syari‟ah di Indonesia dalam
Macam-Macam al-Ijarah
operasinya merupakan akad-akad yang tidak
Dilihat dari obyeknya, akad al-ijarah oleh
menimbulkan kontroversi yang disepakati
para ulama dibagi menjadi dua yaitu: a. Al-
oleh sebagian besar ulama dan sudah sesuai
Ijarah yang bersifat manfaat, seperti sewa
dengan ketentuan syari‟ah untuk diterapkan
menyewa rumah, toko, kendaraan, pakaian
dalam produk dan instrumen keuangan
dan perhiasan. Apabila manfaat itu
syari‟ah. Akad-akad tersebut meliputi akad-
merupakan manfaat yang dibolehkan syara’
akad untuk pendanaan, pembiayaan, jasa
untuk dipergunakan, maka para ulama fiqh
produk, jasa operasional, dan jasa
sepakat menyatakan boleh dijadikan obyek
investasi.15 Terkait dengan itu, disini
sewa menyewa.13 b. Al-Ijarah yang bersifat
penyusun hanya menjelaskan praktek
Jurnal Akuntansi Syariah, Vol. 01, No. 02, Hal 1-7. Desember 2022

pembiayaan ijarah dan ijarah muntahiya bit perjanjian tertulis berupa akad pembiayaan
tamlik dalam lembaga keuangan syari‟ah. atas dasar ijarah, i. Pembayaran sewa dapat
Menurut surat edaran No. 10/14/DPBS yang dilakukan baik dengan angsuran maupun
dikeluarkan Bank Indonesia tertanggal 17 sekaligus, j. Pembayaran sewa tidak dapat
Maret 2008, dalam memberikan pembiayaan dilakukan dalam bentuk piutang maupun
ijarah Bank Syari‟ah atau Unit Usaha dalam bentuk pembebasan utang, k. Bank
Syariah (UUS) harus memenuhi langkah dapat meminta nasabah untuk menjaga
berikut ini : a. Bank bertindak sebagai keutuhan objek sewa, dan menanggung
pemilik dan/atau pihak yang mempunyai biaya pemeliharaan objek sewa sesuai
hak penguasaan atas objek sewa baik berupa dengan kesepakatan dimana uraian
barang atau jasa, yang menyewakan objek pemeliharaan yang bersifat material dan
sewa dimaksud kepada nasabah sesuai structural harus dituangkan dalam akad, dan
kesepakatan, b. Barang dalam transaksi Bank tidak dapat meminta nasabah untuk
ijarah adalah barang bergerak atau tidak bertanggungjawab atas kerusakan objek
bergerak yang dapat diambil manfaat sewa yang terjadi bukan karena pelanggaran
sewanya, c. Bank wajib menjelaskan kepada akad atau kelalaian nasabah.
nasabah mengenai karakteristik produk Berdasarkan SOP yang disampaikan oleh
pembiayaan atas dasar ijarah, serta hak dan Bank Syari‟ah, tahapan pelaksanaan ijarah
kewajiban nasabah sebagaimana diatur adalah sebagai berikut16 : a. adanya
dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai permintaan untuk menyewakan barang
transparansi informasi produk Bank dan tertentu dengan spesifikasi yang jelas, oleh
penggunaan data pribadi nasabah, d. Bank nasabah kepada bank syari‟ah, b. Wa‟ad
wajib melakukan analisis atas rencana antara bank dan nasabah untuk menyewa
pembiayaan atas dasar ijarah kepada barang dengan harga sewa dan waktu sewa
nasabah yang antara lain meliputi aspek yang disepakati, c. Bank Syari‟ah mencari
personal berupa analisa atas karakter barang yang diinginkan untuk disewa oleh
dan/atau aspek usaha antara lain meliputi nasabah, d. Bank syari‟ah menyewa barang
analisa kapasitas usaha, keuangan dan/atau tersebut dari pemilik barang, e. Bank
prospek usaha, e. Objek sewa harus dapat syari‟ah membayar sewa di muka secara
dinilai dan diidentifikasi secara spesifik dan penuh, f. Barang diserahterimakan dari
dinyatakan dengan jelas termasuk besarnya pemilik barang kepada bank syari‟ah, g.
nilai sewa dan jangka waktunya, f. Bank Akad antara bank dengan nasabah untuk
sebagai pihak yang menyediakan objek sewa, h. Nasabah membayar sewa di
sewa, wajib menjamin pemenuhan kualitas belakang secara angsuran, i. Barang
maupun kuantitas objek sewa serta diserahterimakan dari bank syari‟ah kepada
ketepatan waktu penyediaan objek sewa nasabah, dan j. Pada akhir periode, barang
sesuai kesepakatan, g. Bank wajib diserahterimakan kembali dari nasabah ke
menyediakan dan untuk merealisasikan bank syari‟ah, yang selanjutnya akan
penyediaan objek sewa yang dipesan diserahterimakan ke pemilik barang. Selain
nasabah, h. Bank dan nasabah wajib Bank Syari‟ah sebagai pemberi sewa, di
menuangkan kesepakatan dalam bentuk beberapa bank terdapat juga posisi bank
Jurnal Akuntansi Syariah, Vol. 01, No. 02, Hal 1-7. Desember 2022

sebagai wakil atau menggunakan wakalah. secara prinsip dimiliki oleh bank, c. Bank
Bank syari‟ah mewakilkan pemilik barang dan nasabah harus menuangkan kesepakatan
(objek sewa) kepada nasabah (penyewa). adanya opsi pengalihan kepemilikan
dan/atau hak penguasaan objek sewa dalam
bentuk tertulis, d. Pelaksanaan pengalihan
Ijarah Muntahiya Bit Tamlik (IMBT)
kepemilikan dan/atau hak penguasaan objek
Di atas telah disebutkan bahwa produk
sewa dapat dilakukan setelah masa sewa
pembiayaan perbankan syariah berdasarkan
disepakati selesai oleh Bank dan nasabah
akad sewa-menyewa terdiri dari sewa murni
penyewa, dan e. Dalam hal nasabah
dan sewa yang diakhiri dengan pemindahan
penyewa mengambil opsi pengalihan
hak kepemilikan atau dikenal dengan ijarah
kepemilikan dan/atau hak penguasaan objek
muntahiya bit tamlik. 17 Ijarah muntahia bit
sewa, maka bank wajib mengalihkan
tamlik (IMBT) pada dasarnya merupakan
kepemilikan dan/atau hak penguasaan objek
perpaduan antara sewa menyewa dengan
sewa kepada nasabah yang dilakukan pada
jual beli. Semakin jelas dan kuat komitmen
saat tertentu dalam periode atau pada akhir
untuk membeli barang di awal akad, maka
periode pembiayaan atas dasar akad IMBT.
hakikat IMBT pada dasarnya lebih
Sedangkan berdasarkan SOP yang
bernuansa jual beli. Namun, apabila
disampaikan oleh Bank syari‟ah, tahapan
komitmen untuk membeli barang di awal
pelaksanaan IMBT adalah sebagai berikut18
akad tidak begitu kuat dan jelas (walaupun
: a. Adanya permintaan untuk menyewa beli
opsi membeli tetap terbuka), maka hakikat
barang tertentu dengan spesifikasi yang
IMBT akan lebih bernuansa ijarah. Dari sisi
jelas, oleh nasabah kepada bank syari‟ah, b.
ijarah, perbedaan IMBT terletak dari adanya
Wa‟ad antara bank dan nasabah untuk
opsi untuk membeli barang dimaksud pada
menyewa beli barang dengan harga sewa
akhir periode. Sedangkan dari sisi jual beli,
dan waktu sewa yang disepakati, c. Bank
perbedaan IMBT terletak pada adanya
Syari‟ah mencari barang yang diinginkan
penggunaan manfaat barang dimaksud
untuk disewa beli oleh nasabah, d. Bank
terlebih dahulu melalui akad sewa (ijarah),
syari‟ah membeli barang tersebut dari
sebelum transaksi jual beli dilakukan. Secara
pemilik barang, e. Bank syari‟ah membayar
teknis, implementasi IMBT juga diatur
tunai barang tersebut, f. Barang
dalam Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI)
diserahterimakan dari pemilik barang
No. 10/14/DPBS pada tanggal 17 Maret
kepada bank syari‟ah, g. Akad antara bank
2008 yaitu: a. Bank sebagai pemilik objek
dengan nasabah untuk sewa beli, h. Nasabah
sewa juga bertindak sebagai pemberi janji
membayar sewa di belakang secara
(wa`ad) untuk memberikan opsi pengalihan
angsuran, i. Barang diserahterimakan dari
kepemilikan dan/atau hak penguasaan objek
bank syari‟ah kepada nasabah, dan j. Pada
sewa kepada nasabah penyewa sesuai
akhir periode, dilakukan jual beli antara
kesepakatan, b. Bank hanya dapat
bank syari‟ah dan nasabah. Berikut ilustrasi
memberikan janji (wa`ad) untuk
dari penerapan IMBT dalam KPR Bank
mengalihkan kepemilikan dan/atau hak
Syariah yang digunakan dalam rangka
penguasaan objek sewa setelah objek sewa
memenuhi kebutuhan nasabah terhadap
Jurnal Akuntansi Syariah, Vol. 01, No. 02, Hal 1-7. Desember 2022

kepemilikan rumah tinggal dan atau Bank Syari‟ah, tahapan pelaksanaan ijarah
investasi property. adalah sebagai berikut:
a. Adanya permintaan untuk menyewakan
barang tertentu dengan spesifikasi yang
jelas, oleh nasabah kepada bank syari‟ah. b.
METODE PENELITIAN Wa‟ad antara bank dan nasabah untuk
Metode Pengumpulan data yang digunakan menyewa barang dengan harga sewa dan
dalam penelitian ini adalah Studi literatur, waktu sewa yang disepakati. c. Bank
yaitu dengan cara membaca atau mengambil Syari‟ah mencari barang yang diinginkan
informasi dari jurnal ilmiah, buku dan juga untuk disewa oleh nasabah. d. Bank syari‟ah
memanfaatkan internet sebagai sumber menyewa barang tersebut dari pemilik
informasi. Studi literatur dilakukan untuk barang. e. Bank syari‟ah membayar sewa di
mempelajari teori-teori yang berkaitan muka secara penuh. f. Barang
dengan penelitian, sehingga data yang akan diserahterimakan dari pemilik barang
dikumpulkan untuk dianalisis lebih akurat. kepada bank syari‟ah. g. Akad antara bank
Teori-teori yang berhubungan dengan dengan nasabah untuk sewa. h. Nasabah
penelitian ini antara lain tentang Ijarah, membayar sewa di belakang secara
pembiayaan ijarah, fatwa DSNMUI, aplikasi angsuran. i. Barang diserahterimakan dari
pembiayaan ijarah. bank syari‟ah kepada nasabah. j. Pada akhir
periode, barang diserahterimakan kembali
KESIMPULAN
dari nasabah ke bank syari‟ah, yang
Dari pembahasan di atas, maka penulis
selanjutnya akan diserahterimakan ke
dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
pemilik barang. Secara teknis, implementasi
bahwa produk pembiayaan perbankan
IMBT juga diatur dalam Surat Edaran Bank
syariah berdasarkan akad sewa-menyewa
Indonesia (SEBI) No. 10/14/DPBS pada
terdiri dari sewa murni dan sewa yang
tanggal 17 Maret 2008 yaitu: a. Bank
diakhiri dengan pemindahan hak
sebagai pemilik objek sewa juga bertindak
kepemilikan atau dikenal dengan ijarah
sebagai pemberi janji (wa`ad) untuk
muntahiya bit tamlik. Ijarah muntahia bit
memberikan opsi pengalihan kepemilikan
tamlik (IMBT) pada dasarnya merupakan
dan/atau hak penguasaan objek sewa kepada
perpaduan antara sewa menyewa dengan
nasabah penyewa sesuai kesepakatan. b.
jual beli. Semakin jelas dan kuat komitmen
Bank hanya dapat memberikan janji (wa`ad)
untuk membeli barang di awal akad, maka
untuk mengalihkan kepemilikan dan/atau
hakikat IMBT pada dasarnya lebih
hak penguasaan objek sewa setelah objek
bernuansa jual beli. Namun, apabila
sewa secara prinsip dimiliki oleh bank. c.
komitmen untuk membeli barang di awal
Bank dan nasabah harus menuangkan
akad tidak begitu kuat dan jelas (walaupun
kesepakatan adanya opsi pengalihan
opsi membeli tetap terbuka), maka hakikat
kepemilikan dan/atau hak penguasaan objek
IMBT akan lebih bernuansa ijarah.
sewa dalam bentuk tertulis.
Berdasarkan SOP yang disampaikan oleh
d. Pelaksanaan pengalihan kepemilikan
Jurnal Akuntansi Syariah, Vol. 01, No. 02, Hal 1-7. Desember 2022

dan/atau hak penguasaan objek sewa dapat


dilakukan setelah masa sewa disepakati
selesai oleh Bank dan nasabah penyewa. e.
Dalam hal nasabah penyewa mengambil
opsi pengalihan kepemilikan dan/atau hak
penguasaan objek sewa, maka bank wajib
mengalihkan kepemilikan dan/atau hak
penguasaan objek sewa kepada nasabah
yang dilakukan pada saat tertentu dalam
periode atau pada akhir periode pembiayaan
atas dasar akad IMBT.

DAFTAR PUSTAKA
Harun Santoso dan Anik
STIE-AAS Surakarta
Email : harun.santoso@yahoo.com
Email : karjunianik@yahoo.co.id
Analisis pembiayaan Ijarah pada perbankan
syariah.
Rosita Tehuayo
Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN
Ambon.
E-mail : rositatehuayo@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai