Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH AKAD IJARAH

Dosen Pengampu : Rimal Mahdani, SE., M.Si

Disusun Oleh

Kelompok 6:

Putri Anggriani 2105906030095

Fitri Anggraini 2105906030106

Hasiruman 2105906030100

Aida Diana 2105906030105

Mia Rahmita 2105906030098

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

ACEH BARAT

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Akad Ijarah” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi


tugas dosen pada mata kuliah Akuntansi Syari’ah. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Akad Ijarah bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Rimal Mahdani, S.E.,M.SI


selaku dosen mata kuliah Akuntansi Syariah yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Meulaboh, 01 Desember 2022

Penulis

Akad Ijarah
Akuntansi Syariah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 1
C. Tujuan ….......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 2

A. Pengertian dan Jenis-jenis Akad Ijarah............................................ 2


1. Pengertian Akad Ijarah …………………..….……............. 3
2. Jenis-jenis Akad Ijarah ………………………………........ 4
B. Dasar Syariah …............................................................................... 5
C. Perlakuan Akuntansi (PSAK 102).................................................... 6
D. Contoh Kasus Akad Ijarah......…………………............................. 7

BAB III PENUTUP ................................................................................... 8

Kesimpulan...................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 9

Akad Ijarah
Akuntansi Syariah
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, dimana satu sama lain
saling membutuhkan. Dinamika kehidupan tidak memungkinkan manusia
selalu berada dalam kondisi yang berkecukupan untuk memenuhi
kebutuhannya, kadang ketika mendapat kebutuhan seseorang sedang
berada dalam kondisi ekonomi yang tidak baik sehingga tidak dapat
memenuhi kebutuhannya, disinilah Islam menganjurkan kepada umatnya
untuk saling tolong meolong dalam kebaikan. Salah satu yang termasuk
dalam kategori tolong menolong dalam bermu’amalah adalah sewa
menyewa atau dalam istilah ekonomi syariah dikenal dengan istilah Ijārah.
Secara sederhana Ijārah dapat diartikan dengan transaksi sewa-menyewa
baik barang ataupun jasa. Bila yang menjadi objek transaksi itu adalah
manfaat atau jasa dari suatu benda disebut al-Ijārah al-‘ain, seperti
menyewa rumah untuk ditempati, bila yang menjadi objek transaksi
berupa manfaat atau jasa dari tenaga seseorang disebut dengan al-Ijārah
ad-dzimah atau upah mengupah. Seperti upah pekerja bangunan, sekalipun
objeknya berbeda, dalam hukum ekonomi syariah keduanya masuk
kategori Ijārah.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian dan jenis-jenis akad ijarah?
2. Dasar Syariah?
3. Perlakuan akuntansi (PSAK ED 107)?
4. Contoh kasus akad ijarah?

C. Tujuan
Agar mampu memahami dan menjelaskan tentang akad ijarah mulai dari
pengertian, jenis, dasar, dll

Akad Ijarah
Akuntansi Syariah
BAB I
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Jenis-jenis Akad Ijarah

1. Pengertian Akad Ijarah


Ijarah berasal dari bahasa Arab yang memiliki makna imbalan, atau
upah sewa/jasa. Istilah “Ijarah” pada umumnya digunakan
dalam perbankan syariah. Secara makna dan konteksnya dalam
perbankan, Ijarah adalah pemindahan hak guna suatu barang dengan
pembayaran biaya sewa tanpa diikuti pemindahan kepemilikan atas
barang tersebut. Singkat kata Ijarah berarti menyewa suatu tanpa
maksud memilikinya.
Lebih lanjut, yang berperan sebagai penyewa adalah nasabah
dengan objek yang akan disewakan dan bank adalah pihak yang
menyewakan. Transaksi dengan akad Ijarah diatur dalam Fatwa MUI
tentang Pembiayaan Ijarah Nomor 09/DSN-MUI/VI/2000. Oleh sebab
itu, pembiayaan dengan akad Ijarah diatur sesuai syariat Islam.
Baik proses maupun Imbalan dari transaksi Ijarah ini sendiri juga
berdasarkan hasil kesepakatan kedua belah pihak. Bukan hanya itu
saja, tujuan dari penyewaan barang atau asset tersebut haruslah jelas
dan telah diketahui sebelumnya. Akad Ijarah berfokus kepada manfaat
barang dan tidak boleh dilakukan atas suatu benda. Misalkan saja
apabila ada seekor sapi yang diIjarahkan untuk diambil susunya, hal
ini tidak diperbolehkan karena susu dapat menjadi benda yang dapat
diperjual-belikan.

Akad Ijarah
Akuntansi Syariah
2. Jenis-jenis Akad Ijarah

Terdapat dua jenis Ijarah berdasarkan objek yang disewakan, yaitu


sebagai berikut:

a. Ijarah Manfaat 

Ijarah jenis ini memiliki objek sewa berupa asset yang tidak
bergerak seperti rumah, kendaraan, pakaian, perhiasan, dan lain
sebagainya.

b. Ijarah Pekerjaan

Ijarah atas pekerjaan mengarah kepada objek sewa yang berbentuk


pekerjaan atau jasa yakni seperti menjahit baju, memperbaiki barang,
membangun bangunan, mengantar paket, dan lain-lain.

Sementara berdasarkan PSAK Nomor 107, Ijarah terbagi ke dalam


beberapa jenis di bawah ini:

a. Ijarah Asli

Ijarah asli adalah transaksi sewa-menyewa terhadap objek Ijarah


yang dilakukan tanpa ada perpindahan hak kepemilikan atas asset atau
barang tersebut. 

b. Ijarah Muntahiya Bit Tamlik

Ijarah Muntahiya Bit Tamlik atau yang disingkat sebagai IMBT ini
adalah akad Ijarah yang terjadi dengan adanya perjanjian atau wa’ad
perpindahan kepemilikan objek yang disewakan tersebut pada waktu
tertentu. Pepindahan kepemilikan dapat dilakukan setelah proses
pembayaran objek Ijarah telah lunas dan telah kembali kepada pemilik
atau pemberi sewa. Kemudian, perpindahan hak milik tersebut dapat

Akad Ijarah
Akuntansi Syariah
dilakukan dengan membuat akad baru yang terpisah dari akad ijarah
sebelumnya. Pembayaran pemindahan kepemilikan dapat melalui
hibah, penjualan, atau angsuran.

c. Jual dan Ijarah

Transaksi Ijarah ini dilakukan saat objek Ijarah yang telah dijual
kepada pihak lain, kemudian disewa kembali karena penyewa atau
pemilik sebelumnya masih membutuhkan manfaat yang ada di objek
tersebut. Hal ini bisa saja terjadi apabila pemilik objek Ijarah masih
memerlukan kegunaan dari barang tersebut namun membutuhkan
uang sehingga harus menjualnya.

d. Ijarah Lanjut

Ijarah Lanjut merupakan kegiatan menyewakan lebih lanjut barang


atau asset yang sebelumnya telah disewa dari pemilik kepada pihak
lain.

Akad Ijarah
Akuntansi Syariah
B. Dasar Syariah

Sumber Hukum Akad Ijarah

1. Al-Qur’an

Sebagaimana firman Allah SWT:

“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhan-Mu? Kami telah


menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan
dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian
yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat
mempergunakan yang lain. Dan rahmat Tuhan-Mu lebih baik dari
apa yang mereka kumpulkan.” (QS. az-Zukhruf : 32)

“Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak
dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang
patut. Bertaqwalah kamu kepada Allah dan ketauhilah bahwa Allah
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS.al-Baqarah : 233)

“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata ‘wahai ayahku ambillah
ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), sesungguhnya orang yang
paling baik untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi
dapat dipercaya” (QS an-Naml : 26)

2. As-Sunnah

Akad Ijarah
Akuntansi Syariah
Diriwayatkan dari bnu Abbas, bahwa Rasulullah SAW
bersabda: “berbekamlah kamu, kemudian berikanlah olehmu upahnya
kepada tukang bekam itu.” (HR.Bukhari dan Muslim).

Dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “berikanlah upah


pekerja sebelum keringatnya kering.” (HR.Ibnu Majah).

“Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlah


upahnya” (HR ‘Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-
Khudri).

Dari Saad bin Abi Waqqash r.a, bahwa Rasulullah SAW


bersabda: “Dahulu kami menyewa tanah dengan (jalan membayar
dari) tanaman yang tumbuh. Lalu Rasulullah melarang kami cara itu
dan memerintahkan kami agar membayarnya dengan uang emas atau
perak.” (HR Nasa’i).

Dari Abu Hurairah r.a dari Nabi SAW, Beliau bersabda: “Allah Ta’ala
berfirman: Ada tiga golongan yang pada hari kiamat (kelak) Aku akan
menjadi musuh mereka: (pertama) seorang laki-laki yang
mengucapkan sumpah karena Aku kemudian ia curang, (kedua)
seorang laki-laki yang menjual seorang merdeka lalu dimakan
harganya, dan (ketiga) seorang laki-laki yang mempekerjakan
seorang buruh lalu sang buruh mengerjakan tugas dengan sempurna,
namun ia tidak memberinya upahnya.” (Hasan: Irwa-ul Ghalil no:
1489 dan Fathul Bari IV: 417 no: 2227).

“Rasulullah melarang dua bentuk akad sekaligus dalam satu


obyek” (HR Ahmad dari Ibnu Mas’ud).

Akad Ijarah
Akuntansi Syariah
C. Perlakuan Akuntansi (PSAK ED 107)

PSAK 107 mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan


pengungkapan transaksi ijarah. Ijarah adalah akad pemindahan hak guna
(manfaat) atas suatu aset dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa
(ujrah) tanpa diikuti dengan pemindahan. Aset ijarah adalah aset baik
berwujud maupun tidak berwujud, yang atas manfaatnya disewakan.

PSAK 107 memberikan pengaturan akuntansi baik dari sisi pemilik


(mu’jir) dan penyewa (Musta’jir).

Akuntansi Pemilik (Mu’jir) Akuntansi Penyewa


(Musta’jir)

Biaya Perolehan Objek ijarah diakui pada saat  


objek ijarah diperoleh sebesar
biaya perolehan.

Penyusutan dan Objek ijarah disusutkan atau  


Amortisasi diamortisasi, jika berupa aset
yang dapat disusutkan atau
diamortisasi, sesuai dengan
kebijakan penyusutan atau
amortisasi untuk aset sejenis
selama umur manfaatnya
(umur ekonomis).

Akad Ijarah
Akuntansi Syariah
Pendapatan dan Pendapatan sewa selama Beban sewa diakui
Beban masa akad diakui pada saat selama masa akad pada
manfaat atas aset telah saat manfaat atas aset
diserahkan kepada penyewa. telah diterima.

Pendapatan ijarah disajikan secara neto setelah dikurangi beban yang


terkait, misalnya beban penyusutan, beban pemeliharaan dan perbaikan,
dan sebagainya.

D. Kasus Akad Ijarah

Pada tanggal 10 Maret 2008, LKS Mitra Mandiri melakukan transaksi


Ijarah dengan data-data sebagai berikut:

Jenis Aad (pertama) : Ijarah

Nama Penyewa : Hasan

Jenis Barang yang Disewa : Kijang Inova

Harga barang perolehan : Rp. 120.000.000

Nilai sisa/residu value : Rp. 1

Total pembayaran sewa per tahun : Rp. 28.800.000 (Rp. 2.400.000/bln)

Uang muka sewa dari penyewa : Rp. 14.400.000

Jangka waktu sewa : 1 (satu) tahun

Biaya administrasi : Rp. 300.000

Pengikatan : Dibawah tangan

PERHITUNGAN PENYUSUTAN IJARAH

Akad Ijarah
Akuntansi Syariah
Perhitungan penyusutan obyek ijarah sbb:

Harga perolehan obyek ijarah : Rp 120.000.000

Umur ekonomis (masa penyusutan) : 5 tahun (sesuai kebijakan)

Metode penyusutan : garis lurus (straight line methode)

Rumus:

Penyusutan = Harga perolehan – nilai residu


Masa penyusutan (umur ekonomis)

Penyusutan = Rp. 120.000.000 – 1

= Rp. 24.000.000/thn atau

Rp. 2.000.000/bln

Akad Ijarah
Akuntansi Syariah
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Akad al-Ijarah berasal dari kata al-Ajru yang


berarti al-‘Iwadhu (ganti/kompensasi). Ijarah dapat didefinisikan sebagai akad
pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa, dalam waktu tertentu
dengan pembayaran upah sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan atas barang itu sendiri. Jadi, Ijarah dimaksudkan untuk mengambil
manfaat atas suatu barang atau jasa (mempekerjakan seseorang) dengan jalan
penggantian (membayar sewa atau  upah sejumlah tertentu).

Adapun rukun ijarah ada 3 macam, yaitu:

1. Pelaku yang terdiri atas pemberi sewa/pemberi jasa/lessor/mu’jjir dan


penyewa/pengguna jasa/lessee/musta’jir. 
2. Obyek akad Ijarah, yaitu: manfaat aset/ma’jur dan pembayaran sewa; atau 
manfaat jasa dan pembayaran upah.
3. Pernyataan/sighat ijab qabul berupa pernyata an dari kedua belah pihak
yang berkontrak, baik secara verbal atau dalam bentuk lain. kedua belah
pihak harus saling rela, tidak terpaksa dalam melakukan akad.

Akad Ijarah
Akuntansi Syariah
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.uinsgd.ac.id/34588/4/4_BAB%20I.pdf
https://kamus.tokopedia.com/i/ijarah/
https://yusran-juni.blogspot.com/2016/11/akad-ijarah-dalam-akuntansi-islam.html
http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/pernyataan-sas-70-psak-
107-akuntansi-ijarah
https://taff.blog.ui.ac.id/martani/files/2014/10/PST-UNPAD-107-AKT-
AKUNTANSI-IJARAH-Read-Only.pdf

Akad Ijarah
Akuntansi Syariah

Anda mungkin juga menyukai