Anda di halaman 1dari 15

LEASING

SYARIAH
BANK LEMBAGA
KEUANGAN/SYARIAH
KELOMPOK 1:
•Yayu Wulandari (18120029)
•Hermeyla (18120007)
•Yohana Aperlina (18120016)
•Agung Dwiki R. A (18120054)
•Cece Aulia (18120058)
•Fiqratul Azizah (18120049)
•Uci Wulandari (18120013)
A. Definisi Leasing Syariah

Istilah leasing berasal dari bahasa inggris to lease yang berarti


menyewakan.
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK. 012/
2006 tentang Perusahaan Pembiayaan yang dimaksud dengan sewa
guna usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan
barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance
lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk
digunakan oleh penyewa guna usaha (lessee) selama jangka waktu
tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.
Dengan demikian, sewa guna usaha merupakan suatu kontrak
atau persetujuan sewa menyewa.Objek sewa guna usaha adalah barang
modal dan pihak lessee memiliki hak opsi dengan harga berdasarkan
nilai sisa.
Dalam setiap transaksi leasing terdapat paling tidak 5 pihak yang
berkepentingan, yaitu:

•pihak yang menyewakan barang dan dapat terdiri dari beberapa perusahaan.
Lessor

•perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam bentuk barang modal
dari lessor.
Lessee

•perusahaan atau pihak yang mengadakan atau menyediakan barang untuk dijual
kepada lessee dengan pembayaran secara tunai oleh lessor.
Supplier

•terlibat secara tidak langsung dalam kontrak tersebut, namun pihak bank memegang
peranan dalam hal penyediaan dana kepada lessor terutama dalam mekanisme leverage
Bank lease dimana sumber dana pembiayaan lessor diperoleh melalui kredit bank.

•perusahaan yang akan menanggung risiko terhadap perjanjian antara lessor dengan lessee.
Asuransi
B. Dasar Hukum Leasing
Syariah
Adapun dasar hukum leasing syariah yaitu menurut Al-Qur’an dan Hadits adalah,
(QS. Az-Zukhruf : 32) dan (QS. Al-Qashash: 26)
“Apabila mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah
menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami
telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar
sebagian meraka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu
lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan” (Qs. Az-Zukhruf: 32)
“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya bapakku ambillah ia
sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling
baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat
dipercaya” (Qs. Al-Qashash:26)

Adapun dasar hukum leasing dalam hadits adalah, Hadist Rasulullah SAW
yang artinya:
“Berikanlah upah atau jasa kepada orang yang kamu pekerjakan, sebelum
kering keringat mereka”
(HR.Abu Ya’la, Ibnu Majah, at-Tabrani dan at-Tirmidzi)
Sedangkan, landasan hukum di Indonesia menurut:
1. Fatwa DSN No. 27/DSN-MUI/III/2002 tentang al-Ijarah al-
Muntahiyah bi al-Tamlik (sewa-beli).
2. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(Bapepam-LK) senin,10 Desember 2007 menerbitkan 2
peraturan tentang leasing syariah yaitu:
a. Peraturan Ketua Bapepam-LK No Per-03/BL/2007
tentang kegiatan perusahaan pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah
b. Peraturan Ketua Bapepam-LK No Per-04/BL/2007
tentang akad-akad yang digunakan dalam kegiatan
perusahaan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah
C. Syarat dan Rukun Serta Prinsip
Akad dan Instrumen
Kuangan Leasing Syariah
Sebagai suatu transaksi umum, leasing baru dianggap sah apabila telah
memenuhi rukun dan syaratnya. Adapun rukun dan syarat leasing adalah:
1. Kedua orang yang berakad telah baligh dan berakal.
2. Adanya kerelaan dari kedua belah pihak untuk melakukan akad.
3. Objek ijarah harus diketahui secara sempurna agar tidak ada
perselisihan di kemudian hari, memiliki manfaat, tidak cacat, dan halal
menurut syara’.
4. Barang yang disewakan tidak terpaut utang.
5. Objek leasing diserahkan dan dipergunakan secara langsung.
6. Mengenai upah sewa harus jelas.
7. Objek akad sesuatu yang biasa disewakan, seperti mobil, motor, rumah
dan lain-lain.
Adapun prinsip akad dan instrumen keuangan adalah sebagai berikut:
1. Sewa (Ijarah)
Ijarah dalam pembiayaan Leasing adalah akad penyaluran dana
untuk pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu
tertentu dengan pembayaran sewa (ujroh), antara perusahaan pembiyaan
sebagai pemberi sewa (mu’ajjir) dengan penyewa (Musta’jir) tanpa diikuti
pengalihan kepemilikan barang itu sendiri.

2. Sewa diakhiri dengan beli (Ijarah Muntahiyah bi at-Tamlik)


Ijarah Muntahiyah bi at-Tamlik adalah akad penyaluran dana
untuk pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu
tertentu dengan pembayaran sewa (ujroh) antara perusahaan pembiayaan
sebagai pemberi sewa (mu’ajjir) dengan penyewa (musta’jir) disertai opsi
pemindahan hak milik atas barang yang disewa kepada penyewa setelah
selesai masa sewa.
D. Perbedaan Leasing Syariah
dengan Leasing Kovensional
No. Aspek Leasing Syariah Leasing Konvensional

1 Kerangka Hukum Mengacu pada hukum Syariah dan hukum Mengacu pada hukum positif saja
positif
2 Isi perjanjian Dijelaskan secara rinci biaya modal, margin, Tidak dijelaskan secara rinci
asuransi, administrasi dan lain-lain

3 Tingkat keuntungan Margin laba Bunga uang

4 Denda Menjadi dana sosial Menjadi pendapatan perusahaan

5 Jika ada pelunasan lebih Nasabah tidak dikenakan biaya administrasi Nasabah tetap dikenakan biaya
awal (Administrasi Nol) administrasi

6 Jika pelunasan lewat Tidak ada istilah bunga berjalan Dikenakan bunga berjalan
jatuh tempo
7 Bentuk transaksi IMBT dengan obyeknya barang sehingga Pinjam meminjam obyeknya uang
merupakan transaksi sewa beli atau BBA dengan mekanisme bunga
(Bai’ Bitsaman ajil) yaitu jual beli dengan
cicilan pembayaran

8 Discount Apabila ada discount unit, maka discount Apabila ada discount unit, maka
menjadi milik nasabah dengan mengulangi discount bisa untuk dealer atau milik
harga jual nasabah
9 Asuransi Memakai asuransi Syariah Memakai asuransi konvensional

10 Pengawasan Dewan Penasehat Syariah dan Otoritas Jasa Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Keuangan (OJK)
11 Sumber dana Bank Syariah Bank Konvensional
E. Mekanisme Leasing Syariah
Dalam Sewa Guna Usaha Syariah, pemberi sewa disebut
dengan Muajjir. Sedangkan Penerima Sewa disebut dengan Musta’jir.
Mekanisme yang dilakukan di sector Perbankan Syariah adalah sebagai
berikut:

Harga sewa dan


Transaksi Ijarah Pada akhir sewa,
harga jual
ditandai dengan bank dapat saja
disepakati pada
adanya menjual barang
awal perjanjian
pemindahan yang disewakan
antara bank
manfaat. kepada nasabah.
dengan nasabah.
Untuk mengetahui mekanisme oprasional lembaga sewa guna usaha atau
leasing, secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Lessee bebas memilih dan menentukan peralatan yang dibutuhkan, mengadakan penawaran
harga, dan menunjuk supplier peralatan yang dimaksud.
2. Setelah mengisi formulir permohonan, lessee mengirimkan kepada lessor disertai dokumen
pelengkap.
3. Lessor mengevaluasi kelayakan kredit dan memutuskan untuk memberi fasilitas lease dengan
syarat dan kondisi yang disetujui lessee (lama kontrak pembayaran sewa), maka
kontrak lease dapat ditandatangani.
4. Pada saat yang sama, lessee dapat menandatangani kontrak asuransi untuk peralatan yang
dilease dengan perusahaan asuransi yang disetujui lessor, seperti yang tercantum pada
kontrak lease. Antara lessor dan perusahaan asuransi terjalin perjanjian kontrak utama.
5. Kontrak pembelian peralatan akan ditandatangani lessor dengan supplier peralatan tersebut.
6. Supplier dapat mengirim peralatan yang dilease ke lokasi lessee. Untuk mempertahankan dan
memelihara kondisi peralatan tersebut, supplier akan menandatangani perjanjian pelayanan
purna jual.
7. Lessee menandatangani tanda terima peralatan dan penyerahan kepada supplier.
8. Supplier menyerahkan tanda terima (dari lessee), bukti pemilikan dan pemindahan kepemilikan
kepada lessor.
9. Lessor membayar harga peralatan yang dilease kepada supplier.
10. Lessee membayar sewa lease secara periodik sesuai dengan jadwal pembayaran yang telah
ditentukan lease.
F. Produk-Produk dari Leasing
Syariah
1. PT. ALIF (Al-Ijarah Islamic Finance)
PT. ALIF (AL-Ijarah Islamic Finance) merupakan anak perusahaan dari
Bank Muamalat Indonesia.didirikannya perusahaan tersebut dikarenakan
berkembangnya lembaga keuangan syariah dan sektor riil yang membutuhkan
peran model pembiayaan dengan sistem Ijarah.

a. Produk dari ALIF antara lain:


1) Pembiayaan Konsumer (Pembiayaan mobil baru/mobil purna
pakai/sepeda motor).
2) Pembiayaan Korporasi (Pembiayaan komersial/kendarran
komersial).
b. Untuk Skema Pembiayaan di ALIF antara lain :
1) Murabahah.
2) Ijarah.
3) Ijarah Muntahiyah bittamlik.
2. FIF Syariah
PT Federal International Finance membuka layanan syariah yang
dikenal dengan FIF Syariah dan memiliki cabang di seluruh Indonesia. FIF
Syariah didirikan berdasarkan landasan hukum Keputusan Menteri Keuangan
(KMK) No. 448/KMK.017/2000 Pasal 7 ayat 1 yang menyatakan: “Dalam
menjalankan kegiatan usahanya, Perusahaan Pembiayaan dapat melakukan
pembiayaan berdasarkan prinsif Syariah”. Sedangkan akad yang digunakan
pada transaksi pembiayaan FIF Syariah adalah akad murabahah, sesuai dengan
Fatwa Dewan Pengawas Syariah Majelis Ulama Indonesia No. 04/DS
MUI/IV/2000 yang mengatur tentang murabahah.Dan sesuai dengan ketentuan
tentang pengelolaan ekonomi syariah tentang keharusan adanya Dewan
Pengawas Syariah di Indonesia, maka FIF Syariah juga memiliki Dewan
Pengawas Syariah sebagai kelengkapan operasional. Produk dari FIF yaitu:

a. Produk NMC dan UMC yang dapat dibiayai dengan


pembiayaan syariah hanya untuk Reguler saja. Sedangkan
Refinancing untuk saat ini belum bisa secara syariah.
b. Produk Elektronik: Electronic home appliance, furniture,
computer and gadget, other.
G. Manfaat dan Keunggulan
Manfaat dan keunggulan dari kegiatan atau industri sewa guna
usaha/leasing antara lain:

1. Leasing/sewa guna usaha dapat dijadikan sebagai salah satu sumber dana bagi
pengusaha yang membutuhkan barang modal, selama jangka waktu tertentu dengan
membayar sewa.
2. Usaha leasing/sewa guna usaha dapat memberikan pembiayaan dalam waktu yang cepat.
3. Dengan perjanjian leasing/sewa guna usaha, suatu perusahaan akan terasa lebih
menghemat dalam hal pengeluaran dana tunai dibanding dengan membeli secara tunai.
4. Mempunyai keunggulan–keunggulan sebagai alternative baru bagi pembiayaan di luar
sistem perbankan, misalnya :
a) Proses pengadaan peralatan modal relative lebih cepat dan tidak memerlukan
jaminan kebendaan, prosedurnya sederhana dan tidak ada keharusan melakukan
studi kelayakan yang memakan waktu lama.
b) Pengadaan kebutuhan modal alat–alat berat dan mahal dengan teknologi tinggi amat
meringankan terhadap kebutuhan cash flow-nya mengingat sistem pembayaran
cicilan berjangka panjang.
c) Posisi cash flow perusahaan akan lebih baik dan biaya–biaya modal menjadi lebih
murah dan menarik.
d) Perencanaan keuangan perusahaan lebih mudah dan sederhana.

Anda mungkin juga menyukai