Anda di halaman 1dari 11

Bab 1 Pendahuluan

A. Latar belakang

Pengertian sewa guna usaha menurut Keputusan Menteri Keuangan


No.1169/KMK.01/1991 tanggal 21 Nopember 1991 tentang Kegiatan Sewa Guna
Usaha: Sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan
barang modal baik secara guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun
sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease), untuk digunakan oleh lessee
selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.
kesimpulan bahwa sewa guna usaha merupakan suatu kontrak atau persetujuan
sewa-menyewa. Objek sewa guna usaha adalah barang modal dan pihak lessee
memiliki hak opsi dengan harga berdasarkan nilai sisa. Dalam setiap transaksi
leasing di dalamnya

Asuransi bukanlah hal yang baru dipendengaran kita. Tetapi pemahaman


terhadap asuransi itu sendiri secara mendalam, masyarakat belum mengenal dan
mengetahuinya. Yang masyarakat umum tau tentang asuransi hanyalah sebagai
jaminan dan ketergantungan pertolongan kepada orang lain bahkan seringkali
menyebutkan asuransi itu haram untuk masnyarakat yang awam. Padahal arti dan
peran sesungguhnya didalam asuransi ini sangatlah baik dan memberikan
manfaat diantara kedua belah pihak, baik perusahaan asuransi maupun
nasabahnya.

B. Rumusan Masalah
sewa guna usaha (leasing)

1. Pengertian sewa guna usaha


2. Pihak-pihak yang terlibat
3. Jenis-jenis perusahaan leasing
4. Bagaimana mekanisme leasing
5. Biaya yang dikeluarkan
6. Kekurangan dan kelebihan leasing

Perusahaan asuransi

1. Pengertian asuransi
2. Jenis-jenis asuransi
3. Keuntungan asuransi
4. Prinsip-prinsip asuransi
5. Jenis-jenis risiko
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu:
 Memahami apa saja jenis-jenis leasing dan jenis perusahaan leasing.
 Memahami mekanisme leasing.
 Mengetahui keuntungan dan kerugian leasing.
 Memahami apa saja pengertian dan jenis-jenis asuransi
 Memahami prinsip-prinsip asuransi
 Mengetahui keuntungan asuransi

D. Manfaat Makalah
Sebagaimana yang telah kita ketahui dalam rumusan masalah terdapat hal – hal
yang akan dibahas dalam makalah ini yang berkenaan dengan leasing dan
asuransi. Setelah pembaca membaca makalah ini diharapkan akan mampu
mengusai dan mengetahui tentang dasar – dasar yang berkaitan langsung dengan
asuransi. Minimal pembaca akan mengetahui arti dan pengertian yang
sesungguhnya mengenai asuransi dan manfaat dari leasing dan asuransi tersebut.

E. Metode Penyusunan
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah:
1. Kajian pustaka
Metode yang dilakukan yaitu dengan mempelajari dan mengumpulkan data
yang bersumber dari internet.
2. Diskusi
Mendapatkan data dengan konsultasi secara langsung dengan teman-teman
yang mengetahui tentang informasi yang diperlukan dalam membuat makalah
ini.
3. Menganalisis data.
Setelah pengumpulan data yang telah diolah dianalisis berdasarkan kriteria
dan kebutuhan dalam penyusunan makalah .
4. Penarikan kesimpulan

Secara global penyusunan makalah ini mengikuti sistem matika sebagai berikut:

Makalah terdiri atas:


1. Bagian awal
2. Bagian isi
3. Bagian penutup

Bagian Awal terdiri atas:


1) Halaman Judul
2) Kata Pengantar
3) Daftar Isi
Bab 2 Pembahasan

A. Pengertian Guna Usaha (leasing)


Perusahaan sewa guna usaha di Indonesia lebih dikenal dengan nama leasing.
Kegiatan utama perusahaan sewa guna usaha adalah bergerak dibidang
pembiayaan untuk keperluan barang-barang modal yang diinginkan oleh
nasabah.
Sewa guna usaha secara umum adalah perjanjian antar lessor (perusahaan
leasing) dengan lessee (nasabah) dimana pihak lessor menyediakan barang
dengan hak penggunaan oleh lessee dengan imbalan pembayaran sewa untuk
jangka waktu tertentu.
Keterbatasan usaha leasing adalah tidak boleh melakukan kegiatan yang
dilakukan oleh bank seperti memberikan simpanan dan kredit dalam bentuk
uang.

B. Pihak-pihak yang terlibat


1. Lessor, merupakan leasing yang membiayai keinginan para nasabahnya
untuk memperoleh barang-barang modal.
2. Lessee, adalah nasabah yang mengajukan permohonan leasing kepada
lessor untuk memperoleh barang modal yang diinginkan.
3. Supplier, yaitu pedagang yang menyediakan barang yang akan dileasing
sesuai perjanjian antar lessors dengsn lessee dan dalam hal ini suplier
juga dapat bertindak bertindak seperi lessor.
4. Asuransi, merupakan perusahaan yang akan menanggung risiko terhadap
perjanjian antara lessor dan lessee.

C. Jenis-jenis Perusahaan Leasing


1. Independent leasing: Perusahaan leasing yang berdiri sendiri dapat
sebagai supplier atau membeli barang-barang modal dari supplier lain
untuk di leasekan.
2. Captive lessor: Produsen atau supplier mendirikan perusahaan leasing
dan yang mereka lease-kan adalah barang-barang mereka sendiri. Tujuan
utamanya adalah untuk meningkatkan penjualan sehingga mengurangi
penumpukan barang di gudang/toko.
3. Lease broker: Perusahaan ini hanya mempertemukan keinginan lessee
untuk memperoleh barang modal kepada pihak lessor untuk di leasekan.
Lease broker hanya sebagai perantara antara pihak lessor dengan pihak
lessee.
D. Mekanisme Leasing

Keterangan:
a. Lessee menghubungi supplier untuk pemilihan dan
penentuan jenis barang, spesifikasi, harga, jangka waktu
pengiriman, jaminan purnajual atas barang yang akan di-
lease
b. Lessee melakukan negoasiasi dengan lessor mengenai
kebutuhan pembiayaan barang modal. Pada tahap awal ini,
lessee dapat meminta lease quotation yang tidak mengikat
dari lessor. Dalam lease quotation ini dimuat mengenai
syarat-syarat pokok pembiayaan leasing antara lain:
keterangan barang, cash security deposit, residual value,
asuransi, biaya administrasi, jaminan uang sewa dan
persyaratan-persyaratan lainnya.
c. Lessor mengirimkan letter of offer atau commitment letter
kepada lessee yang berisi syarat-syarat pokok persetujuan
lessor untuk membiayai barang modal yang dibutuhkan
lessee tersebut. Apabila lessee menyetujui semua ketentuan
dan persyaratan dalam letter of offer, kemudian lessee
menandatangani dan mengembalikannya kepada lessor.
d. Penandatanganan kontrak leasing setelah semua persyaratan
dipenuhi lessee. Kontrak leasing tersebut sekurang-
kurangnya mencakup hal-hal antara lain : pihak-pihak yang
terlibat, hak milik, jangka waktu, jasa leasing, opsi bagi
lessee, penutupan asuransi, tanggung jawab atas objek
leasing, perpajakan, jadwal pembayaran angsuran sewa dan
sebagainya.
e. Pengiriman order beli kepada supplier disertai instruksi
pengiriman barang kepada lessee sesuai dengan tipe dan
spesifikasi barang yang telah disetujui
f. Pengriman barang dan pengecekan barang oleh lessee sesuai
pesanan. Selanjutnya lessee menandatangani surat tanda
terima dan perintah bayar dan diserahkan kepada supplier
g. Penyerahan dokumen oleh supplier kepada lessor termasuk
faktur dan bukti-bukti kepemilikan barang lainnya.
h. Pembayaran oleh lessor kepada supplier
i. Pembayaran angsuran (lease payment) secara berkala oleh
lessee kepada lessor selama masa sewa guna usaha yang
seluruhnya mencakup pengembalian jumlah yang dibiayai
serta bungannya.

E. Biaya yang Dikeluarkan


Biaya yang dibebankan kepada lessee
1. Biaya administrasi yang besarnya dihitung pertahun
2. Biaya materai untuk perjanjian
3. Biaya bunga terhadap barang yang dileasekan
4. Premi asuransi yang disetor kepada pihak asuransi

F. Kekurangan dan Kelebihan Leasing


 keuntungan
1. Penghematan modal, yaitu tidak perlu menyediakan dana yang besar,
maksimum hanya untuk “down payment” yang jumlahnya biasanya
tidak besar. Hal ini merupakan penghematan modal bagi lessee,
sehingga lesseee dapat menggunakan modal yang tersedia untuk
keperluan lainnya, karena leasing umumnya membiayai 100% barang
modal yang dibutuhkan.

2. Sangat Fleksibel, yaitu bersifat sangat luas yang merupakan ciri


utama bagi kelebihan leasing dibanding dengan kredit dari bank.
Fleksibelitas meliputi struktur kontaknya, besarnya pembayaran
renta, jangka waktu pembayaran serta nilai sisanya.

3. Sebagai Sumber Dana, Leasing merupakan salah satu sumber dana


bagi perusahan-perusahaan industri maupun perusahaan komersil
lainnya. Mekanisme untuk memperoleh dana yaitu dengan melalui
sales dan leaseback atas asset yang sudah dimiliki oleh lessee.
Sementara itu credit line atau fasilitas kredit yang sudah ada dari
bank masih tetap tidak terganggu dan siap digunakan setiap saat.

4. On atau Off Balance Sheet, Leasing sesuai dengan kebutuhannya


bisa dibukukan dengan menggunakan on atau off balance sheet. Di
Indonesia, untuk keperluan perhitungan pajak digunakan off balance
sheet.

5. Menguntungkan cash flow


Fleksibelitas dari penentuan besarnya rental sangat menguntungkan
cash flow. Untuk suatu investasi dimana pendapat penjualan
diperoleh secara musiman atau juga dimana keuntungan baru bisa
diperoleh pada masa-masa akhir investasi maka besarnya rental juga
bisa disesuaikan dengan kemampuan cash flow yang ada. Pengaturan
seperti ini bisa mencegah timbulnya gejolak-gejolak kekosongan
dana di dalam kas perusahaan. Dilain pihak jika keadaan keuangan
cukup longgar maka besarnya rental bisa diperbesar untuk
mempercepat amotisasi principalnya. Ini semua bisa diatur dengan
menyusun struktur rental yang baik disesuaikan dengan proyeksi
cash flownya.

Kerugian

1. Pembiayaan secara leasing merupakan sumber pembiayaan yang


relatif mahal bila dibandingkan dengan kredit investasi dari bank.
Hal ini terjadi karena sumber dana lessor pada umumnya dari
bank atau lembaga keuangan bukan bank.
2. Barang modal yang dilease tidak dapat dicantumkan sebagai
unsur aktiva lesee untuk tujuan “Collateral Credit” dari Bank,
yaitu “Trade Creditor” mungkin akan menilai perusahaan
tersebut memiliki posisi keuangan yang lemah.
3. Bagi para perusahaan tertentu kadang-kadang timbul masalah
prestise antara memiliki barang modal sendiri atau lease.
4. Resiko yang lebih besarpada lessor, artinya adanya tanggung
jawab yang menuntut pihak ketiga jika terjadi kecelakaan atau
kerusakan atas barang orang lain yang disebabkan oleh “lease
property” tersebut, dan juga lessor belum tentu yakin bahwa
barang lease tersebut bebas dari berbagai ikatan seperti “liens”
(gadai) “preferences”, “priorities”, charges” atau kepentingan-
kepentingan lainnya.

G. Pengertian Asuransi
Tidak seorang pun yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa
yang akan datang secara sempurna, meskipun dengan menggunakan berbagai
alat analisi. Setiap ramalan yang dilakukan tidak akan lepas dari kesalahan
perhitungan yang telah dilakukan. Penyebab melesetnya hasil ramalan karena
dimasa yang akan datang penuh dengan ketidak pastian bahkan untuk hal-hal
tertentu sama sekali tidak dapat diperhitungkan seperti maut dan rezeki. Jadi
wajar jika terjadinya sesuatu dimasa yang akan datang hanya dapat direka –
reka semata.
Risiko dimasa datang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang
misalnya kematian, sakit atau risiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia
bisnis risiko yang dihadapi dapat berupa risiko kerugian akibat kebakaran,
kerusakan atau kehilangan atau risiko lainnya. Oleh karena itu, setiap resiko
yang akan dihadapi harus ditanggulangi sehingga tidak menimbulkan
kerugian yang lebih besar lagi.
Untuk mengurangi risiko yang tidak kita inginkan dimasa yang akan
datang, seperti risiko kehilangan , risiko kebakaran, risiko macetnya
pinjaman kredit bank atau risiko lainnya, maka diperlukna perusahaan yang
mau menanggung risiko tersebut. Adalah perusahaan asuransi yang mau dan
sanggup menanggung setiap risiko yang bakal dihadapi nasabahnya baik
perorangan maupun bada usaha. Hal ini disebabkan perusahaan asuransi
merupakan perusahaan yang melakukan usaha pertanggungan terhapad risiko
yang akan dihadapi oleh nasabahnya.
Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian risiko, dengan cara
mengalihkan / mentransfer risiko tersebut dari pihak pertama ke pihak lain,
dalam hal ini adalah kepada perusahaan asuransi. Pelimpahan tersebut
didasari dengan aturan-aturan hukum dan prinsip-prinsip yang berlaku secara
universal, yang dianut oleh pihak pertama maupun pihak lain.
pengertian Asuransi menurut Undang – Undang No 1 Tahun 1992 tentang
Usaha Asuransi adalah sebagai berikut :
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau
lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung
karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan,
atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

H. Jenis-jenis Asuransi
1. Dilihat dari segi fungsinya
 Asuransi kerugian (non life insurance)
Jenis asuransi kerugian seperti yang terdapat dalam Undang –
Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Asuransi menjelaskan
bahwa asuransi kerugian menjalankan usaha memberikan jasa untuk
menanggunglangi suatu risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga dari suatu peristiwa
yang tidak pasti. Jenis asuransi ini tidak diperkenankan melakukan
usaha di luar asuransi kerugian dan reasusansi. Kemudian yang
remasuk dalam asuransi kerugian adalah sebagai berikut :
- Asuransi kebakaran yang meliputi kebakaran, peledakan,
petir, kecelakaan kapal terbang dan lainnya.
- Asuransi pengangkutan meliputi :
- Marine Hul Policy
- Marine Cargo Policy
- Freight
- Asuransi aneka, yaitu asuransi yang tiak termasuk dalam
asuransi kebakaran dan pengangkutan sepetri asuransi
kendaraan bermotor, kecelakaan dari pencurian, dan
lainya.
 Asuransi jiwa (life insurance)
Asuransi jiwa merupakan perusahaan asuransi yang dikaitak dengan
penanggulangan atau meninggalnya seseorang yang
dipertanggungkan. Jenis – jenis asuransi jiwa adalah :
- Asuransi berjangka (Term insurance)
- Asuransi Tabungan (Endowment insurance)
- Asuransi seumur hidup (Whole life insurance)
- Anuity contrak insurance (Anuitas)
 Reasuransi (reinsurance)
Merupakan perusahaan yang memberikan jasa asuransi dalam
pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan
asuransi kerugian. Jenis asuransi ini sering disebut asuransi dari
asuransi dan asuransi ini digolongkan ke dalam :
- bentuk treaty
- bentuk facultative
- kombinasi dari keduanya
2. Dilihat dari segi kepemilikannya
Dalam hal ini yang dilihat adalah siapa pemilik dari perusahaan
asuransi tersebut, baik asuransi kerugian, asutansi jiwa atau pun
reasuransi.
 Asuransi milik pemerintah
Yaitu asuransi yang sahamnya dimiliki sebagian besar atau bahkan
100% oleh pemerintah Indonesia.
 Asuransi milik swasta nasional
Asuransi ini kepemilikan sahamnya sepenuhnya dimiliki oleh swasta
nasional sehingga siapa yang paling banyak memiliki saham maka
memiliki suata terbanyak dalam Rapat Umum Pemegan Saham
(RUPS).
 Asuransi milik perusahaan asing.
Perusahaan arusansi jenis ini biasanya beroperasi di Indonesia hanya
merupakan cabang dari negara lain dan jelas kepemilikannya pun
dimiliki 100% oleh pihak asing.
 Asuransi milik campuran
Merupakan jenis asuransi yang sahamnya dimiliki campuran antara
stasta nasional dengan pihak asing.

I. Keuntungan Asuransi
Keuntungan dari usaha asuransi untuk masing – masing pihak adalah sebagai
berikut.
1. Bagi nasabah
a. Memberikan rasa aman dan ketenangan hidup.
b. Merupakan simpanan yang pada saat jatuh tempo dapat
ditarik kembali.
c. Terhindar dari risiko kerugian atau kehilangan.
d. Memperoleh penghasilan di masa yang akan datang.
e. Memperoleh penggantian akibat kerusakan atau kehilangan.
f. Menjadikan seseorang bisa lebih tertib dalam mengatur
keuangan mereka.
g. Memudahkan urusan.
2. Bagi perusahaan asuransi
a. Keuntungan dari premi yang diberikan ke nasabah.
b. Keuntungan dari hasil penyertaan modal di perusahaan lain.
c. Keuntungan dari hasil bunga dari investasi di surat – surat
berharga.

J. Prinsip-prinsip Asuransi
Prinsip – perinsip asuransi yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Insurable Interest merupakan hal berdasarkan hukum untuk
mempertanggungkan suatu risiko berkaitan dengan keuangan, yang
diakui sah secara hukum antara tertanggung dan suatu yang
dipertanggungkan dan dapat menimbulkan hal dan kewajiban
keuangan secara hukum. Semua ini tergambar dari kontrak asuransi.
Kemudian dalam hal ini perlu menyebutkan adanya kepentingan
terhapa berang yang dipertanggungkan.
2. Utmost Good Faith aua “itikad baik” dalam penetapan setiap suatu
kontrak haruslah didasarkan kepada iktikad baik antara tertanggung
dan penanggung mengenai seluruh informasi baik materi ril maupun
ummaterill.
3. Indeminity atau ganti rugi artinya mengendalikan posisi leuangan
tertanggu setelah terjadi kerugian seperti pada posisi sebelum terjadi
kerugian tersebut. Dalam hal ini tidak berlaku bagi kontrak asuransi
jiwa dan asuransi kecelakaan karena perinsip ini didasarkan kepada
kerugian yang bersifat keuangan.
4. Proximate Cause adalah suatu sebab aktif, efisien yang
mengakibatkan terjadinya suatu peristiwa secara berantai atau
berurutan atau intervinsi kekuatan lain, diawali dan bekerja dengan
aktif dari suatu sumber baru dan independen.
5. Subrogation merupakan hal penanggung yang telah memberikan
ganti rugi kepada tertanggung untuk untuk menuntut pihak lain yang
mengakibatkan kepentingan suransi mengalami suatu peristiwa
kerugian. Aritnya dengan perinsip ini penggantian kerugian tidak
mungkin lebih besar dari kerugian yang benar-benar dideritanya.
6. Contribution suatu perinsip dimana penanggungan berhak mengajak
penanggung – penanggung lain yang memiliki kepentingan yang
sama untuk ikut bersama membayar ganti rugi kepada seseorang
tertanggung, meskipun jumlah tanggungan masing – masing
penanggung belum tentu sama besar.

K. Jenis-jenis Risiko
Dalam peraktinya risiko – risiko yang timbul dari setiap pemberian usaha
pertanggungan asuransi adalah sebagai berikut :
1. Risiko murni, artinya bahwa ada ketidak pastian terjadinya sesuatu
kerugian atau dengan kata lain hanya ada peluang merugi dan bukan
suatu peluang keuntungan, contoh rumah mungkin akan terbakar,
atau mobil yang dikendarai akan tertabrak atau kapal dan muatanya
mungkin akan tenggelam. Jadi dalam hal ini kerugian terjadi atau
tidak terjadi sama sekali.
2. Risiko spekulatif, artinya risiko dengan terjadinya dua kemungkinan,
yaitu peluang untuk mengalami kerugian keuangan atau memperoleh
keuntungan dalam hal ini kemungkinan terjadi kerugian atau
keuntungan.
3. Risiko individu
Risiko individu dibagi tiga macam :
a. Risiko perbadi, risiko kemampuan seseorang untuk
memperoleh keuntungan, akibat sesuatu hal seperti
sakit, kehilangan pekerjaan atau mati.
b. Risiko harta, risiko kehilangan harta apakah dicuri
hilang atau rusak yang menyebabkan kerugian
keuangan.
c. Risiko tanggung gugat, yaitu risiko yang disebabkan
apabila kita menanggung kerugian seseorang dan
kita harus membayar. Contohnya kelalayan dijalan
yang menyebabkan orang lain tertabrak dan harus
mengganti kerugian tersebut.
Bab 3 Penutup
Kesimpulan

Menurut penjelasan diatas Sewa guna usaha secara umum adalah perjanjian antar lessor
(perusahaan leasing) dengan lessee (nasabah) dimana pihak lessor menyediakan barang
dengan hak penggunaan oleh lessee dengan imbalan pembayaran sewa untuk jangka
waktu tertentu

Pihak-pihak terlibat dalam leasing yaitu lessor, lessee, suppler, dan asuransi.

Asuransi masih terlibat dalam Leasing karena dalam pihak yang terlibat dalam leasing
asuransi termasuk didalamnya.

Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian risiko, dengan cara mengalihkan /
mentransfer risiko tersebut dari pihak pertama ke pihak lain, dalam hal ini adalah kepada
perusahaan asuransi. Pelimpahan tersebut didasari dengan aturan-aturan hukum dan
prinsip-prinsip yang berlaku secara universal, yang dianut oleh pihak pertama maupun
pihak lain.

Anda mungkin juga menyukai