Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua pasti sudah mengenal tabungan dari kalangan tinggi dan rendah menabung uangnya di
tabungan. Keluarga-keluarga yang tidak mampu akan membelanjakan sebagian besar bahkan
seluruh pendapatannya untuk keperluan hidupnya. Individu yang berpendapatan tinggi akan
melakukan tabungan lebih besar daripada individu yang berpendapatan rendah. Tabungan dapat
dilakukan oleh seorang pedagang dengan membeli barang dagangan dengan maksud untuk
mengkonsumsi lebih besar pada waktu yang akan datang.
Pasar keuangan menjalankan fungsi ekonomi yang paling penting dalam mengalirkan dana
berlebih kepada pihak yang membutuhkan dana. Aliran dana tersebut dapat menempuh dua rute,
yaitu secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga-lembaga perantara keuangan.
Lembaga ini muncul dalam sistem keuangan karena dapat menekan ongkos transaksi,
mengurangi harga transaksi, dan memperlancar aliran dana yang pada akhirnya akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, jika proses intermediasi tersebut
terganggu, maka akan mempengaruhi sistem keuangan dan mengurangi pertumbuhan ekonomi.
Keberadaan informasi asimetris dan sifat intermediasi yang memiliki waktu jatuh tempo,
menghasilkan resiko terhadap pelaku ekonomi. Oleh karena itu, intervensi pemerintah dalam
sistem keuangan melalui regulasi perlu dilakukan.
Sistem keuangan merupakan salah satu rancangan yang paling krusial dalam waktu modern ini.
Kita dapat membayangkan, apabila semua aktivitas keuangan antara suatu lembaga dengan
lembaga lainnya maupun antara satu negara dengan negara lainnya tanpa adanya mediasi suatu
sistem keuangan yang baik, maka semua transaksi-transaksi keuangan yang terjadi akan
berantakan atau tidak akan dapat menyenangkan semua pihak disebabkan tidak terkoordinasi
dengan baik. Sistem pembayaran dan intermediasi tidak mungkin akan terlaksana tanpa adanya
sistem keuangan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi, Pengertian Tabungan, investasi dan sistem keuangan?
2. bagaimana fungsi investasi dan sistem keuangan?
3. Pengertian sistem keungan di indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN

TABUNGAN, INVESTASI, Dan SISTEM KEUANGAN


2.1 Definisi Tabungan
Tabungan adalah simpanan dari pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut
syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau
alat lainya yang dapat dipersamakan dengan itu. Selain itu, tabungan juga sering diartikan
sebagai pendapatan suatu masyarakat yang tidak di belanjakan dan hanya disimpan sebagai
cadangan yang digunakan untuk berjaga-jaga dalam jangka pendek.
Tabungan juga bagian dari pendapatan yang tidak dikonsumsikan. Jadi disimpan dan akan
digunakan di masa yang akan datang. Pendapatan merupakan faktor utama yang terpenting untuk
menentukan konsumsi dan tabungan. Dalam praktik perbankan di Indonesia dewasa ini terdapat
beberapa jenis- jenis tabungan. Tabungan nasional, tabungan pemerintah, tabungan perusahaan,
dan tabungan rumah tangga.
Tabungan nasional (national saving) dapat didefinisikan sebagai pendapatan total dalam
perekonomian yang tersisa setelah dipakai untuk pengeluaran pemerintah dan konsumsi. Dalam
suatu negara, investasi domestik dapat dibiayai oleh tabungan nasional dan pinjaman dari luar
negeri. Total dana yang tersedia untuk membiayai investasi (I) sama dengan tabungan nasional
(S+(T-G)) ditambah dengan pinjaman dari luar negeri (X-M). secara matematis dapat
dirumuskan :
I = S + (T-G) + (X-M)
Namun untuk mengurangi ketergantungan suatu negara terhadap bantuan dari pihak lain,
tabungan nasional diutamakan sebagai sumber pembiayaan investasi domestik. Secara garis
besar, tabungan nasional diciptakan oleh tiga pelaku, yaitu pemerintah, perusahaan dan rumah
tangga.
Tabungan pemerintah merupakan selisih antara realisasi penerimaan dengan pengeluaran
pemerintah.Tabungan perusahaan merupakan kelebihan pendapatan (laba) yang tidak dibagikan
kepada pemegang saham yang besarnya dapat diketahui dari neraca perusahaan.Sedangkan
tabungan rumah tangga merupakan bagian dari pendapatan yang diterima rumah tangga yang
tidak dibelanjakanuntuk keperluan konsumsi. Secara matematis persamaan tabungan dapat
dijabarkan sebagai berikut:
Jika tabungan swasta adalah S = (Y-T) – C dan
Tabungan pemerintah adalah (T-G), maka
Tabungan nasional = S + (T-G)
= (Y-T) – C +(T-G)
=Y–C–G
Dimana:
- S = tabungan swasta
- Y = pendapatan aggregate
- T = pendapatan pajak netto
- C = konsumsi
- G = pengeluaran pemerintah
Jika T-G bernilai positif, maka pemerintah akan mengalami budget surplus, dan sektor ini akan
ditambahkan pada sektor swasta untuk menambah sumber pembiayaan investasi. Namun jika T-
G bernilai negatif berarti pemerintah mengalami budget deficit, dan pemerintah harus meminjam
dana dari pihak lain.
3.1 INVESTASI
3.1.1 Definisi Investasi
Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (produksi) dari modal barang yang tidak
dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Contohnya
membangun rel kereta api atau pabrik. Investasi juga diartikam suatu komponen dari PDB
dengan rumus PDB = C + I + G + (X – M). Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada
investasi non-residential (seperti pabrik dan mesin) dan investasi residential (rumah baru).
Investasi sebagai suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya I = (Y,i).
Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, di mana tingkat
bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan
lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan lain
memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu
biaya kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga.
Pengeluaran untuk konsumsi barang bertujuan untuk menyediakan kebutuhan rumah
tangga saat ini, sedangkan pengeluaran untuk barang-barang investasi bertujuan meningkatkan
standar hidup untuk tahun-tahun mendatang.
Belanja investasi memainkan peranan penting tidak hanya pada pertumbuhan jangka
panjang namun juga pada siklus bisnis jangka pendek karena investasi merupakan unsur GDP
yang paling sering berubah. Ketika pengeluaran atas barang dan jasa turun selama resesi,
sebagian besar dari penurunan itu berkaitan dengan anjloknya pengeluaran investasi.
Ada tiga jenis pengeluaran investasi.1). Investasi tetap bisnis (business fixed investmen)
mencakup peralatan dan struktur yang dibeli perusahaan untuk proses produksi. 2). Investasi
residensial (residential investment) mencakup rumah baru yang orang beli untuk tempat tinggal
dan yang dibeli tuan tanah untuk disewakan. 3).Investasi persediaan (inventory investment)
mencakup barang-barang yang disimpan perusahaan di gudang. Termasuk bahan-bahan dan
persediaan, barang dalam proses, dan barang jadi.
3.1.2 Istilah-istilah dalam Investasi
· Bursa, yaitu tempat untuk memperjualbelikan sekuritas, valuta asing, atau barang yang
dilakukan secara teratur.
· Deposito, yaitu sejumlah uang yang diinvestasikan di bank dalam jangka waktu ter
tentu dan pencairannya hanya dapat dilakukan pada saat jatuh tempo ( time deposit).
· Dividen, yaitu bagi hasil atas keuntungan yang dibagikan dari laba yang dihasilkan
emiten, baik dibayarkan dalam bentuk tunai maupun dalam bentuk saham.
· Klaim, yaitu tuntutan pemenuhan hak atau permintaan ganti rugi (claim).
· Kreditur, yaitu pihak yang memberikan kredit atau pinjaman kepada debitur dengan
cara pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan yang telah disepakati bersama.
· Obligasi, yaitu surat utang yang diterbitkan oleh badan usaha atau pemerintah sebagai
tanda bukti pinjaman jangka panjang.
· Rekening Giro, yaitu rekening pihak eksternal tertentu di Bank Indonesia yang merupakan
sarana bagi penatausahaan transaksi dari simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap
saat.
· Resiko Pasar, yaitu Risiko kerugian pada posisi neraca dan rekening administratif
akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar.
· Resiko Penyaluran Dana, yaitu Resiko kerugian yang diderita bank akibat tidak dapat
memperoleh kembali tagihannya atas pinjaman yang diberikan atau investasi yang dilakukan
Bank.
3.1.3 Fungsi investasi
Tidak seperti tabungann dan konsumsi, investasi merupakan sebuah bisnis yang tidak
dapat diprediksi dan berisiko, karena investasi tidak harus mengikuti pergerakan yang sama
dengan produk nasional bruto (GNP) beda halnya dengan pengeluaran konsumsi yang dapat
mempengaruhi nilai produk nasional bruto (GNP). Investasi merupakan aktivitas tersendiri dari
sektor swasta dan sektor pemerintah.
Peristiwa dimana investasi tidak sejalan dengan laju pertumbuhan produk nasional bruto
ditemukan pada saat terjadinya resesi dalam siklus ekonomi juga dalam perekonomian yang
mengalami inflasi. Jika nilai produk nasional bruto tetap tinggi dan tingkat suku bunga juga
tinggi keadaan ini dapat mengurangi dengan mengkobinasi semua faktor di atas yang
memengaruhi permintaan investasi, jika dapat menghasilkan fungsi investasi dalam formasi :
I = I (I, r, Q, T)
Dengan, dI/di < 0; dI/dQ > 0; dI/dT > 0;
Dimana, I = tingkat investasi
I = tingkat suku bunga
r = tingkat pengembaian sebagai indikator dari keuntungan
Q = produk nasional bruto (GNP)
T = perubahan teknologi yang memengaruhi permintaan investasi
Keberadaan I menyebabkan ketidakpastian dalam semua variabel, dalam fungsi di atas r
mempunyai sifat acak dalam keberadaan I karena ketidakpastian yang disebabkan oleh harapan-
harapan investor.Karenanya, Q tidak dapat meningkatkan selama masih terdapat kelambatan
(lag) pada harapan-harapan investor. Juga karena penginvestasian kembali dari peningkatan Q
tidak dapat direalisasikan, maka T mengalami kelambatan (lag) dan efek beruntun antara
ketidakpastian yang disebabkan oleh I dan iklim ekonomi keseluruhan akan terbentuk.
Masuknya variabel i kedalam fungsi investasi didasarkan pada asumsi bahwa penguasa
meminjam kredit dari bank untuk melakukan investasi. Itu sebabnya pengusaha akan
membandingkan apakah return r dari bisnisnya lebih tinggi dari tingkat bunga i. bila r > I, maka
ia akan melakukan investasi. Sebaliknya bila r < I, ia tidak akan melakukan investasi. Asumsi ini
dapat dengan mudah kita ganti karena peada kenyataannya ada sumber dana lain untuk
melakukan investasi. Bahkan kalaupun dengan sumber dana bank, saat ini ada perbankan syariah
yang tidak menggunakan sistem bunga.

3.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Seseorang Menabung dan Berinvestasi


1. Faktor yang mempengaruhi tabungan dalam konsep ekonomi konvensional
Dalam konsep ekonomi konvensional, terdapat beberapa faktor yang menentukan seseorang
memilih untuk menabung, diantaranya:
a. Kekayaan yang telah terkumpul
Sebagai akibat dari mendapat harta warisan atau tabungan yang banyak sebagai akibat usaha di
masa lalu, maka seseorang berhasil mempunyai kekayaan yang mencukupi. Dalam keadaan
seperti itu ia sudah tidak terdorong lagi untuk menabung lebih banyak. Maka lebih besar bagian
dari pendapatan yang digunakan untuk konsumsi dimasa sekarang. Sebaliknya, untuk orang yang
tidak memperoleh warisan atau kekayaan; mereka akan lebih bertekad untuk menabung agar
lebih memperoleh kekayaan yang lebih banyak di masa yang akan datang atau untuk memenuhi
kebutuhan masa depan keluarganya seperti membeli rumah, membiayai pendidikan anak atau
membuat tabungan untuk persiapan di hari tua.
b. Suku bunga
Suku bunga dapatlah dipandang sebagai pendapatan yang diperoleh dari melakukan tabungan.
Rumah tangga akan membuat lebih banyak tabungan apabila suku bunga tinggi karena lebih
banyak pendapatan dari penabungan akan diperoleh. Pada suku bunga yang rendah orang tidak
begitu suka menabung karena mereka merasa lebih baik melakukan pengeluaran konsumsi dari
pada menabung.
c. Sikap berhemat
Berbagai masyarakat mempunyai sikap yang berbeda dalam menabung dan berbelanja.Ada
masyarakat yang tidak suka belanja berlebih-lebihan dan lebih mementingkan tabungan. Tetapi
ada pula masyarakat yang memiliki pola konsumsi yang tinggi, hal ini menyebabkan tingkat
tabungannya akan lebih rendah.
d. Keadaan perekonomian
Dalam perekonomian yang tumbuh dengan pesat dan tidak banyak pengangguran, masyarakat
berkecenderungan melakukan pengeluaran yang lebih aktif. Mereka mempunyai kecenderungan
berbelanja lebih banyak pada masa kini dan kurang menabung.Tetapi dalam keadaan kegiatan
perekonomian yang lambat dan pengangguran menunjukkan tendensi meningkat, maka sikap
masyarakat dalam mengunakan uang dan pendapatannya menjadi makin berhati-hati.
e. Distribusi pendapatan
Dalam masyarakat yang distribusinya tidak merata, lebih banyak tabungan akan dapat diperoleh.
Dalam masyarakat demikian (i) sebagian besar pendapatan nasional dinikmati oleh segolongan
kecil penduduk yang sangat kaya, dan (ii) golongan masyarakat ini mempunyai kecenderungan
menabung yang tinggi. Maka mereka dapat menciptakan tabungan yang banyak.Segolongan
besar penduduk mempunyai pendapatn yang hanya cukup membiayai konsumsinya dan
tabungannya adalah kecil. Dalam masyarakat yang distribusi pendapatannya lebih seimbang
tingkat tabungannya relative lebih sedikit karena mereka mempunyai kecondongan
mengkonsumsi yang tinggi.
f. Tersedia tidaknya dana pensiun yang mencukupi
Program dana pensiun dijalankan di berbagai Negara, Ada Negara yang memberikan pensiun
yang cukup tinggi kepada golongan penduduknya yang telah tua. Apabila pendapatan dari
pensiun besar jumlahnya, para pekerja tidak terdorong untuk melakukan tabungan yang banyak
pada masa bekerja dan ini menaikkan tingkat konsumsi.Sebaliknya, apabila pendapatan pensiun.
4.1 SISTEM KEUANGAN
4.1.1 Pengertian Sistem Keuangan
Sistem keuangan yang terdiri dari otoritas keuangan, sistem perbankan dan sistem lembaga
keuangan bukan bank pada dasarnya merupakan tatanan dalam perekonomian suatu negara yang
memiliki peran utama dalam menyediakan fasilitas jasa-jasa keuangan.Fasilitas jasa keuangan
tersebut di berikan oleh lembaga keuangan, termasuk pasar uang dan pasar modal. Karakteristik
dari sektor keuangan yang paling dominan yang dapat kita amati adalah begitu cepatnya
perubahan yang terjadi di dalamnya seiring dengan pesatnya perkembangan di bidang ekonomi.
Kebijakan di bidang keuangan, moneter dan perbankan dari waktu ke waktu perlu di lakukan
penyesuaian mengikuti dinamika ekonomi sebagai dampak dari globalisasi dimana perubahan
yang terjadi pada ekonomi suatu negara, terutama negara-negara maju, pasti akan berdampak
pula pada perekonomian negara lainnya, terutama pada kegiatan pada bursa saham suatu negara.
Sistem keuangan merupakan salah satu rancangan yang paling krusial dalam waktu modern ini.
Kita dapat membayangkan, apabila semua aktivitas keuangan antara suatu lembaga dengan
lembaga lainnya maupun antara satu negara dengan negara lainnya tanpa adanya mediasi suatu
sistem keuangan yang baik, maka semua transaksi-transaksi keuangan yang terjadi akan
amburadul atau tidak akan dapat menyenangkan semua pihak disebabkan tidak terkoordinasi
dengan baik. Sistem pembayaran dan intermediasi tidak mungkin akan terlaksana tanpa adanya
sistem keuangan.
Sistem keuangan dapat diartikan sebagai kumpulan institusi, pasar, ketentuan perundangan, dan
teknik-teknik dimana surat berharga diperdagangkan, tingkat bunga ditetapkan, dan jasa-jasa
keuangan (financial services) dihasilkan serta ditawarkan ke seluruh bagian dunia. [Rose 2000].
Jadi dapat diartikan bahwa sistem keuangan merupakan kumpulan lembaga-lembaga keuangan
(Bank, Lembaga Asuransi, dan sebagainya), berbagai kebijakan pemerintah dalam bidang
ekonomi keuangan, yang disusun sedemikian rupa untuk memperlancar segala transaksi-
transakasi keuangan di suatu negara, demi kemajuan perekonomian negara tersebut.
Tugas utama sistem keuangan dalam perekonomian modern adalah memindahkan dana dari
penabung kepada peminjam yang membutuhkan dana, dimana dana tersebut akan dipergunakan
untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa serta melakukan investasi dalam bentuk peralatan-
peralatan baru sehingga perekonomian dapat tumbuh dan pada akhirnya akan meningkatkan
standar kehidupan. Tanpa sistem keuangan, kekuatan dan kemampuan sektor usaha maupun
rumah tangga untuk memenuhi kebutuhannya maupun dalam berinvestasi akan berkurang.
Sementara itu, pemilik dana yang berlebih tidak akan mengoptimalkan pendapatan dari dana
mereka yang berlebih tersebut dan akan membuat semakin banyaknya idle money atau uang
yang tidak dipergunakan (uang nganggur).
4.1.2 Pengertian Sistem Keuangan Di Indonesia
Sistem keuangan pada dasarnya adalah tatanan dalam perekonomian suatu negara yang memiliki
pera terutama dalam menyediakan fasilitas jasa-jasa dibidang keuangan oleh lembaga-lembaga
keuangan penunjang lainnya misalnya pasar modal dan pasar uang. Sistem keuangan indonesia
pada prinsipnya dibedakan dalam dua jenis yaitu sistem perbankan dan sistem lembaga keuangan
bukan bank. Lembaga keuangan ini dapat menerima simpanan dari masyarakat, maka juga
disebut depository financial institutions yang terdiri dari bank umum dan bank perkreditan rakyat
.
Dalam perjalanan sejarah perkembangan sistem keuangan indonesia, sistem lembaga keuangan
mengalami perubahan yang sangat fundamental terutama setelah memasuki era deregulasi. Paket
kebijakan 27 oktober 1988 yang kemudian berlanjut dengan diundangkannya beberapa undang-
undang dibidang keuangan dan perbankan sejak tahun 1992 yaitu :
1. UU no.7 tahun 1992 tentang perbankan
2. UU no.2 tahun 1992 tentang angsuransi
3. UU no. 11 tahun 1992 tentang dana pensiun
4. UU no.8 tahun 1995 tentang pasar modal
5. UU no. 10 tahun 1998 tentang perubahan uu no.7 tahun 1992 tentang perbankan
6. UU no.23 tahun 1999 tentang bank indonesia
Konsekuensi dikeluarkannya undang-undang tersebut diatas, adalah perubahan struktur sistem
lembaga-lembaga keuangan di indonesia. Di samping itu, dari aspek pengaturan dan pembinaan,
lembaga –lembaga keuangan menjadi semakin jelas dan kuat karena telah memiliki kekuatan
hukum terutama dibidang perasuransian dan dana pensiun yang sebelumnya uu diatas dasar
hukum pengaturannya hanya dilakukan dengan keputusan-keputusan mentri keuangan.
4.1.3 Fungsi Sistem Keuangan
Menurut Peter S. Rose, ada 7 fungsi pokok sistem keuangan :
§ Fungsi Tabungan (savings function)
Sistem keuangan menyediakan suatu mekanisme dan instrumen tabungan. Misalnya: obligasi,
saham, dan instrumen utang lain yang diperjual belikan di pasar uang dan pasar modal yang
menjanjikan suatu pendapatan dengan resiko relatif rendah.
§ Fungsi Kekayaan (wealth function)
Instrumen keuangan yang diperjual belikan dalam pasar keuangan menyediakan cara terbaik
untuk menyimpan kekayaan, yaitu menahan asset yang dimiliki sampai dana tersebut dibutuhkan
untuk dibelanjakan
§ Fungsi Likuiditas (liquidity function)
Kekayaan yang disimpan dalam bentuk instrumen keuangan, dapat dikonversi menjadi kas atau
uang tunai dipasar keuangan dengan resiko kecil.Dengan demikian, pasar keuangan
menyediakan likuiditas bagi penabung pemilik instrumen keuangan yang sedang membutuhkan
uang tunai.
§ Fungsi Kredit (credit function)
Pasar keuangan menyediakan kredit untuk membiayai kebutuhan konsumsi dan investasi. Kredit
merupakan pinjaman yang disertai janji untuk membayar kembali dimasa yang akan datang.
§ Fungsi Pembayaran (payment fuction)
Sistem keuangan juga menyediakan mekanisme pembayaran atas transaksi barang dan jasa.
Instrumen yang dapat digunakan sebagai alat untuk melakukan pembayaran (medium of
exchange) antara lain: cek, giro, kartu kredit, dan kartu debit.

BAB III
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Jadi berdasarkan penjelasan di atas maka kesimpulannya bahwaDari hasil pembahasan di atas
dapat kami simpulkan bahwa yang dimaksud dengan tabungan ialah bagian dari pendapatan yang
disimpan atau tidak dibelanjakan.Sedangkan yang dimaksud investasi ialah bagian dari
pendapatan perusahaan yang ditanam sebagai penambah modal.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang menabung diantaranya adalah: (a)
Kekayaan yang telah terkumpul, (b) Suku bunga, (c) Sikap berhemat, (d) Keadaan
perekonomian, (e) Distribusi pendapatan, (f) Tersedia tidaknya dana pensiun yang mencukupi.
Sedangkan faktor menabung bagi umat Muslimberagam motif, antara lain : (a) untuk berjaga-
jaga terhadap ketidakpastian masa depan, (b) untuk persiapan pembelian suatu barang konsumsi
dimasa depan.
Sistem keuangan merupakan salah satu rancangan yang paling krusial dalam waktu modern ini.
Kita dapat membayangkan, apabila semua aktivitas keuangan antara suatu lembaga dengan
lembaga lainnya maupun antara satu negara dengan negara lainnya tanpa adanya mediasi suatu
sistem keuangan yang baik, maka semua transaksi-transaksi keuangan yang terjadi akan
amburadul atau tidak akan dapat menyenangkan semua pihak disebabkan tidak terkoordinasi
dengan baik. Sistem pembayaran dan intermediasi tidak mungkin akan terlaksana tanpa adanya
sistem keuangan.
5.2 Saran
Demikian makalah ini dibuat mohon tanggapan dan saran dari teman-teman semua
karena makalah ini masih jauh dari kata sempurna.dan saran dari kami juga kepada warga
Indonesia menabung dan berinvestasilah dengan baik sesuai aturan yang berlaku serta mampu
menjalankan aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
Mankiw, Gregory. 2006 MAKRO EKONOMI. Penerbit Erlangga. Jakarta
Karim, Adiwarman.2007 EKONOMI MAKRO ISLAM . Penerbit PT Raja Frafindo Persada.
Jakarta.
Bayu Indrawan. 2017. EKONOMI BISNIS : Tabungan, Investasi, dan Sistem Keuangan.
https://BayuIndrawanib.2017 blogspot.co.id/ 03/tabungan-investasi-dan-sistem-keuangan.html
( diakses pada 25-10-2017, jam 20:09 )
Iam Fadhli. 2015. Makalah Tabungan dan Investasi. https://Iamfadhli. 2015
wordpress.com/06/19/ makalah-tabungan-dan-investasi / ( diakses pada 25-10-2017, jam 20:36 )
Choirima. 2011. Makalah Sistem Keuangan. http://choirima. blogspot.co.id/2011/11/ makalah-
sitem-keuangan.html ( diakses pada 27-10-2017, jam 19:01 )

Anda mungkin juga menyukai