MAKALAH
Kelompok 1
Fatma Januardani (15120049)
Nico Afiestyano (16120114)
Andy Lestari (17125005)
Eka Fitria Retnowati (17125009)
Misten (17125020)
Elasani Ayuningtyas (17125043)
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “Konsep-Konsep Dasar Ekonomi Manajerial” ini dengan
baik. Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Tekanan ekonomi manajerial tentu saja teori normatif, dengan kata lain
ekonomi manajerial memberikan aturan-atiuran dalam pembuatan keputusan untuk
membantu para manajer mencapai tujuan-tujuan perusahaan/organisasi. Inilah
hakikat dari istilah normatif, namun demikian jika para manager akan menetapkan
aturan-aturan pengambilan keputusan yang valid maka manajer harus dapat
memahami lingkungan bisnisnya. Oleh karena itu ekonomi positif dan ekonomi
deskriptif menjadi penting.
3
Tabel 1 Studi-studi Ekonomi Tradisional
4
masalah pengambilan keputusan mencakup kegiatan dan peristiwa yang
terjadi di masa akan datang. Teknik peramalan (forcasting techniques)
memainkan peranan penting dalam pembuatan keputusan manajerial, dan
dalam studi ekonomi manajerial. Tata cara optimisasi inheren dalam
hubungan-hubungan statistis, dan teknik optimisasi maupun hubungan
statistis berperan penting dalam pengembangan metode peramalan.
Akuntansi
Keuangan
Cabang fungsional Pemasaran
Personalia
Produksi
Akuntansi
Sistem Informasi Manajemen
Ekonomi Manajerial
Cabang Alat
Perilaku Organisasi
Metode Kuantitas Riset
Operasi, Statistik
Perbankan
Asuransi
Cabang Khusus Bisnis Internasional
Real Estate
Regulasi
Kebijaksanaan Perusahaan
Mata Kuliah Pemandu
Ekonomi Manjerial
5
2.3 Pengertian Nilai
Nilai memiliki pengertian macam-macam misal nilai buku, nilai pasar, nilai
likuiditas, dan lain-lain. Nilai perusahan didefinisikan sebagai nilai sekarang
(present value) dari aliran kas suatu perusahaan yang diharapkan akan diterima pada
masa yang akan datang. Aliran-aliran kas tersebut bisa disamakan dengan laba, nilai
perusahaan sekarang ini atau nilai sekarangnya adalah nilai dari laba yang
diharapkan akan diperoleh pada masa yang akan datang yang dihitung pada masa
sekarang dengan cara mendiskontokannya pada suatu tingkat bunga tertentu.
Tingkat bunga tersebut sering juga disebut sebagai tingkat diskonto yang tepat
(opportunity discount rate).
Modal dasar dari suatu perusahaan bisnis diperoleh dari teori perusahaan
(teory of the firm). Tujuan suatu perusahaan adalah maksimisasi laba dimana
manajer/pemilik dari suatu perusahaan dianggap selalu berusaha untuk
memaksimumkan laba jangka pendek perusahaannya, jika penekanan tujuan
terhadap laba tersebut mulai bergeser atau diperluas sehingga mencakup dimensi
ketidakpastian (uncertainty) dan waktu maka tujuan utama perusahaan berubah
menjadi maksimisasi kekeyaan dan lagi bukan sekedar maksimisasi jangka pendek.
Tujuan maksimisasi kekayaan atau maksimisasi nilai tersebut dianggap sebagai
tujuan utama dari suatu unit kerja.
6
kategori besar yaitu kendala sumberdaya, kendala kuantitas atau kualitas
output, dan kendala hukum/peraturan (undang-undang). Berikut ini akan
dibahas beberapa contoh masalah pengambilan keputusan terkendala.
7
pengertian yang dikembangkan teori ekonomi perusahaan bisa membantu
dalam analisis pengambilan keputusan.
Apakah hal ini berarti bahwa dunia usaha tidak perlu mempunyai rasa
tanggung jawab sosial yang lebih luas? Tentu saja tidak. Perusahaan-perusahaan
berdiri karena “persetujuan” pemerintah untuk menyediakan kebutuhan-kebutuhan
masyarakat. Hanya melalui pelaksanaan “mandat” tersebut secara memuaskan,
perusahaan akan terus hidup. Jika kebutuhan dan harapan masyarakat berubah,
maka dunia usaha harus menyesuaikan dan menanggapi perubahan-perubahan
lingkungan tersebut.
8
Dalam perekonomian pasar(market – oriented economy), sistem produksi
dan alokasi barang dan jasa dilakukan melalui mekanisme pasar. Perusahaan-
perusahaan memperkirakan barang-barang apa saja yang diperlukan oleh
masyarakat, mencari sumberdaya-sumberdaya yang diperlukan untuk
memproduksi barang-barag tersebut, kemudian memproduksinya dan
mendistribusikannya. Pemasok modal, tenaga kerja dan bahan-bahan baku
semuanya harus diberi imbalan dari perolehan/laba (proceeds) dari penjualan output
tersebut, dan proses tawar-menawar (bargaining) terjadi diantara kelompok-
kelompok tersebut.
Walaupun proses produksi dan alokasi barang dan jasa yang telah dilakukan
oleh pasar sudah berjalan dengan cukup efisien namun ada banyak kesulitan-
kesulitan yang inheren dalam suatu perekonomian pasar bebas yang bisa
menghalangi maksimilisasi kesejahteraan sosial. Oleh karena itu masyarakat telah
mengembangkan berbagai metode untuk mengurangi masalah-masalah tersebut
melalui sistem politik.
Salah satu kesulitan dalam perekonomian pasar bebas tersebut adalah bahwa
ada kelompok-kelompok tertentu yang bisa mendapatkan kekuasaan ekonomi
berlebih yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan pangsa (share) yang
sangat besar dari nilai yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan itu, misalkan
ada penguasaan suatu jenis barang tertentu oleh perusahaan (monopoli) sehingga
perusahaan tersebut berada dalam posisi yag bisa mengeksploitir konsumen.
Perusahaan ini bisa menetapkan tingkat harga yang tinggi sehingga memperoleh
laba yang tinggi pula. Masalah kedua dalam ekonomi pasar terjadi jika hanya ada
sedikit perusahaan yang melayani pasar atau karena masalah skala ekonomi
(economies of scale). Masalah ketiga adalah bahwa pada kondisi-kondisi tertentu,
para pekerja bisa dieksploitir, oleh karena dibuat undang-undang yang menjamin
kekuatan tawar menawar (bargaining power) antara para usahawan dan pekerja.
Masalah keempat yang dihadapi sistem ekonomi seperti ini adalah bahwa
perusahaan-perusahaan bisa membebankan biaya kepada masyarakat melalui
kegiatan produksi mereka, misalnya perusahaan itu membuang limbahmya ke udara
atau ke air atau ke permukaan tanah, seperti perusahaan tambang misalnya.
9
Perusahaan-perusahaan bisnis terutama sekali merupakan kesatuan-
kesatuan ekonomi, dan oleh karena itu bisa diharapkan untuk memperhatikan
tanggung jawab sosial dalam konteks model ekonomi suatu perusahaan. Hal ini
merupakan pertimbangan penting untuk menganalisis kesatuan serangkaian
pengaruh yang bisa mengiring usaha-usaha bisnis menuju arah-arah baru yang
diinginkan oleh masyarakat.
10
tersebut menunjukkan betapa pentingnya prinsip-prinsip ekonomi seperti
prinsip , dan sebagainya .
Laba merupakan elemen kunci dalam suatu sistem usaha bebas. Sistem ini
tidak akan bekerja tanpa adanya laba dan tanpa motif mencari laba (profit-motive).
Laba didefinisikan sebagai selisih antara penerimaan biaya. Hasil selisih dinyatakan
negatif maka disebut rugi. Kelebihan penerimaan atas biaya disebut surplus,
sementara kekurangan penerimaan atas biaya disebut defisit.
2.6.1 Laba Bisnis Versus Laba Ekonomi
Masyarakat awam dan masyarakat bisnis biasanya mendefinisikan
laba dengan menggunakan konsep akuntansi. Bagi kelompok tersebut, laba
adalah sisa dari pendapatan dikurangi biaya eksplisit (akuntansi) dalam
menjalankan usaha. Laba tersebut menunjukkan posisi jumlah kekayaan
modal yang tersedia setelah sumberdaya yang digunakan dalam proses
produksi dibayar. Definisi laba seperti ini biasanya disebut laba bisnis
(bussines profit) atau laba usaha. Tingkat kembalian normal ini merupakan
tingkat kembalian modal yang minimum yang diperlukan untuk
memperoleh hasil dari penggunaannya dalam suatu kegiatan tertentu
(opportunity cost). Oleh karena itu, laba bagi seorang ekonom adalah
kelebihan dari laba bisnis atas tingkat kembalian normal dari kekayaan
modal yang diinvestasikan oleh suatu perusahaan. Konsep laba seperti ini
sering disebut laba ekonomis.
Pemahaman terhadap perbedaan antara konsep laba bisnis dengan
laba ekonomis ini akan bisa membantu kita untuk mempertajam analisis,
mengapa laba bisa terjadi dan apa peranannya dalam suatu perekonomian
bebas. Konsep laba ekonomis tersebut mensyaratkan adanya pembayaran
bagi penggunaan suatu sumberdaya (kekayaan modal).
2.6.2 Teori Laba Ekonomis Friksional
11
karena perubahan permintaan akan produk atau biaya yang tidak terduga.
Dengan kata lain, goncangan-goncangan yang terjadi dalam perekonomian
menyebabkan keadaan ketidakseimbangan pasar yang pada akhirnya
menyebabkan perusahaan hanya menerima laba normal saja. Dalam jangka
panjang, dengan adanya hambatan-hambatan (barries to entry) untuk keluar
masuk pasa, maka sumberdaya-sumberdaya akan mengalir ke luar atau
masuk ke dalam industri baja tersebut pada akhirnya mengakibatkan tingkat
kembalian menjadi ke tingkat normal kembali.
2.6.3 Teori Laba Ekonomis Monopoli
Teori monopoli ini merupakan perluasan teori friksional. Teori ini
menyatakan bahwa beberapa perusahaan karena faktor-faktor seperti skala
ekonomis, kebutuhan-kebutuhan modal, atau hak paten bisa bertindak
sebagai monopolis yang memungkin mereka untuk memperthankan laba di
atas normal untuk jangka panjang.
2.6.4 Teori Laba Inovatif
Teori laba yang ketiga adalah teori inovasi yang masih berhubungan
dengan teori friksional. Pada teori inovasi ini, laba di atas normal
merupakan konpensasi dari inovasi yang berhasil. Penerimaan laba super
normal ini akan terus terjadi sampai perusahaan-perusahaan lain memasuki
bidang tersebut untuk bersaing dengan Xerox dan membuat laba yang tinggi
tersebut turun sampai tingkat normal.
12
2.6.5 Teori Laba Ekonomis Kompensasi
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan diatas terkait pendahuluan ekonomi manajerial
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
14
3.2 Saran
Ekonomi manajerial merupakan cabang ilmu ekonomi yang mempelajari
penerapan prinsip-prinsip ekonomi dalam pengambilan keputusan di dunia bisnis.
Ekonomi manajerial memadukan teori ekonomi mikro, manajemen, keuangan,
pemasaran dan mata kuliah alat seperti statistik, programasi linier dan ekometri.
Dalam suatu pengambilan keputusan, manajer memiliki peranan penting dalam
memilih langkah strategis. Hendaknya setiap pemimpin perusahaan dapat
memahami prinsip-prinsip dalam ekonomi manajerial dalam setiap keputusan yang
akan diambil.
15
DAFTAR PUSTAKA
16