Anda di halaman 1dari 16

KEBIJAKAN MONETER ISLAM

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
EKONOMI MAKRO ISLAM
Yang dibina oleh Ibu Ilma Mahdia, S.E., M.E.

Oleh:
Kelompok 3
NAMA NIM
MUHAMMAD RIZQI AKBAR 190105010323
MUSLIMAH 190105010480
RAHMADANTI 190105010275

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JURUSAN EKONOMI SYARIAH Oktober 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT karena dengan


rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan
makalah tentang “Kebijakan Moneter Islam” dengan baik meskipun masih banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga kami sebagai penyusun berterima kasih kepada Ibu
Ilma Mahdia, S.E., M.E. selaku dosen mata kuliah “Ekonomi Makro Islam” di UIN
Antasari Banjarmasin yang telah memberikan tugas ini kepada penyusun.

Penyusun sangat berharap makalah ini sangat berguna dalam rangka


menambah wawasan serta pengetahuan kita. Penyusun juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, penyusun berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah penyusun buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.


Sekiranya makalah yang telah disusun ini berguna bagi penyusun sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya penyusun mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata kurang berkenan

Banjarmasin, Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................................3
A. Kebijakan Moneter Islami............................................................................................3
B. Mazhab iqtisaduna perfectly elastic money supply......................................................3
C. Mazhab mainstream peferty perfect inelastic money supply (exogenous money
supply).................................................................................................................................6
D. Mazhab Alternatif : Elastic Money Supply(Endogenous Money Supply....................7
E. Money Demand............................................................................................................8
BAB III..................................................................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................................10
A. Kesimpulan................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................11

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Disetiap Negara mempunyai kebijakan moneter yang berbeda-beda
tergantung dari Negara tersebut, kebijakan moneter juga sangat berpengaruh
pada perekonomian setiap negar. Kebijakan moneter pada dasarnya
merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbanagn
internal ( pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan
pembangunan ) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca
pembayaran ) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga
stabilitas ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilitasan
harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila
kesetabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter
pertama kali akan dirasakan oleh sector perbankan, yang kemuningkinan
ditransper pada sector ril.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan
ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan
kesetabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut bank central atau otoritas
moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan
persediaan barang agar infalasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja
penuh dan kelancaran dalam pasokan atau distribusi barang.
Kebijakan moneter dilakukan antara lan dengan salah satu namun
tidak terbatas pada instrument sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib
minimum, interfensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi
bank-bank untuk. Meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kebijakan moneter islami?
2. Bagaimana pandangan Mazhab Iqtisaduna perpectly elastic money
supply?
3. Bagaimana pandangan Mazhab mainstream peferty perfect inelastic money
supply (exogenous money supply)?
4. Bagaimana pandangan Mazhab Alternatif elastic money supply
(endogenous money supply)?
5. Bagaimana Money Demand?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Kebijakan Moneter Islami

2. Untuk mengetahui pandangan Mazhab Iqtisaduna tentang perpectly


elastic money supply
3. Untuk mengetahui pandangan Mazhab mainstream tentang peferty
perfect inelastic money supply (exogenous money supply)
4. Untuk mengetahui pandangan Mazhab Alternatif tentang elastic
money supply (endogenous money supply)
5. Untuk mengetahuiMoney Demand

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Kebijakan Moneter Islami
Kebijakan Moneter adalah kebijakan pemerintah untuk memperbaiki
keadaan perekonomian melalui pengaturan jumlah uang beredar. Untuk
mengatasi krisis ekonomi yang hingga kini masih terus berlangsung,
disamping harus menata sektor riil, atau bisa dikatakan juga peraturan dan
ketentuan yang dikeluarkan oleh otoritas moneter (bank sentral) untuk
mengendalikan jumlah uang beredar. Agar ekonomi tumbuh lebih cepat, bank
sentral bisa memberikan lebih banyak kredit kepada sistem perbankan melalui
operasi pasar terbuka, atau bank sentral menurunkan persyaratan cadangan
dari bank-bank atau menurunkan tingkat diskonto, yang harus dibayar oleh
bank jika hendak meminjam dari bank sentral. Kebijakan moneter berbeda
dengan kebijakan fiskal, yang dilaksanakan melalui pembelanjaan pemerintah
dan pajak. Kedua kebijakan digunakan untuk mengendalikan tingkat kegiatan
ekonomi.1[1]

3
B. Mazhab iqtisaduna perfectly elastic money supply
Pandangan utama dari mazhab ini adalah jumlah uang yang beredar
bersifat elastis sempurna, di mana pemerintah sebagai pemegang otoritas
moneter tidak mampu untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar.
Penawaran uang (Ms) ditentukan oleh perdagangan ekspor impor barang.
Banyak sedikitnya Ms yang beredar tidak akan berdampak dan berpengaruh
terhadap rasio harga tangguh terhadap harga tunai (Pt/P0), karena dengan
perdagangan yang bebas dan tidak adanya bea cukai dari perdagangan
tersebut menyebabkan pengontrolan keluar masuk uang akan selalu
diseimbangkan nilainya dengan nilai ekonomi barang yang diperdagangkan.
Elastis sempurna Ms ini juga didukung oleh kesamaan dari nilai uang dengan
nilai intrinsiknya serta tidak adanya suatu institusi tertentu yang melakukan
pencetakan uang dan mengontrolnya.
Pendapat ini berdasarkan refleksi gambaran ekonomi pada masa
Rasulullah saw. Pada masa Nabi saw, mata uang yang beredar adalah Dinar
dari Roma dan Dirham dari Persia. Tinggi rendahnya permintaan akan dinar
dan dirham tergantung dari perdagangan barang dengan luar negeri. Jika
permintaan akan uang naik, maka dinar akan diimpor dengan cara pasar
melakukan ekspor barang ke Roma (untuk mendapatkan dinar) atau ke Persia
(untuk mendapatkan dirham). Namun jika permintaan uang turun, impor
barang dari luar negerilah yang akan diakukan.
Perdagangan yang bebas cukai, relatif kecil wilayahnya, perdagangan
relatif baik serta adanya kesamaan antara nilai instrinsik dan nilai nominalnya
mengakibatkan pemerintah tidak mampu untuk mengendalikan jumlah uang
beredar. Ini juga didukung tidak adanya bank sentral yang melakukan
percetakan uang pada masa Rasulullah saw.
Dengan realitas perdagangan yang bebas dari bea cukai, relatif
kecilnya luas wilayah dan perdagangan yang relatif baik serta adanya
kesamaan antara nilai intrinsik dan nilai nominalnya mengakibatkan
pemerintah tidak mampu untuk mengendalikan jumlah uang beredar.

4
Elastisitas penawaran ini juga didukung dengan tidak adanya bank sentral
yang melakukan pencetakan mata uang sendiri pada masa Rasululloh.
Pencetakan uang baru dilakukan pada kekhalifahaan Ali, namun karena
pemerintahan beliau relatif singkat, yaitu hanya empat tahun dan adanya
instabilitas politijk pada masa itu menyebabkan peredaran uang yang dicetak
belum maksimal beredar secara luas.
karena dengan perdagangan yang bebas dan tidak adanya bea cukai
dari perdagangan tersebut menyebabkan pengontrolan keluar masuk uang
akan selalu diseimbangkan nilainya dengan nilai ekonomi barang yang
diperdagangkan. Perfect elastisitas Ms ini juga didukung oleh kesamaan dari
value uang dengan nilai intrinsiknya serta tidak adanya suatu institusi tertentu
yang melakukan pencetakan uang dan mengontrolnya.
Kebijakan pendukung yang diberlakukan pada masa rasululloh
bertujuan untuk menciptakan pasar persaingan sempurna. Salah satu penyebab
gagalnya pasar persaingan sempurna adalah adanya mis-informasi di kalangan
pelaku ekonomi, dan terhambatnya kesempatan untuk melakukan
perdagangan yang lebih luas. Sehingga hijaz (penimbunan uang/ barang) yang
akan menyebabkan hilangnya barang atau uang dari pasar dilarang.
Praktik hijaz (penimbunan) akan membawa dampak pada kelangkaan
barang dan akhirnya akan meningkatkan harga-harga, tentu saja peristiwa
peningkatan harga-harga akan mematikan beberapa pengusaha/pedagang dan
pada akhirnya mereka akan keluar dari pasar. Sealnjutnya, pasar akan berubah
dari persaingan sempurna menjadi pasar oligopoly dan monopoli.
Kebijakan yang diambil oleh pemerintah ketika terjadi hijaz adalah
mengenakan sejumlah pajak terhadap barang atau uang tersebut. Sedangkan
kebijakan harga dari adanya praktik tersebut adalah pemerintah melakukan
penentuan harga pasar atau price intervention kebijakan ini akan memaksa
para penimbun barang mengeluarkan kembali barangnya ke pasar.
Kebijakan kedua yang ditunjukkan untuk menciptakan pasar
persaingan sempurna adalah larangan tallaqir rukban (membeli barang dari

5
pedagang yang belum memasuki pasar). Sebelum islam masuk, sering kali
para pedagang Quraisy mencegat para kafilah yang akan berdagang di
Makkah dan membeli harga mereka dengan harga yang lebih rendah dari
harga pasar. Pedagang Quraisy memanfaatkan ketidaktahuan para kafilah
tersebut terhadap harga pasar.

C. Mazhab mainstream peferty perfect inelastic money supply (exogenous


money supply)
Menurut mazhab ini penawaran uang dalam Islam sepenuhnya
dikontrol oleh negara sebagai pemegang monopoli dari penerbitan uang yang
sah (legal tender). Keberadaan bank sentral adalah untuk menerbitkan mata
uang dan menjaga nilai tukarnya agar dapat berada pada tingkat harga yang
stabil. Oleh karena itu, penawaran uang diasumsikan secara penuh
dipengaruhi oleh kebijakan bank sentral sehingga secara grafik akan terlihat
bahwa Ms bersifat perfect inelastic. Jumlah uang beredar oleh otoritas
moneter ditetapkan sesuai dengan proporsional tingkat pendapatan atau nilai
transaksi, yaitu:
Ms = f (μ) dan Ms = β Y; β > 0
Suatu kondisi yang penting bagi keseimbangan adalah penawaran uang sama
dengan permintaan akan uang.
Ms = Md
Apabila ada kelebihan permintaan uang maka instrumen yang
digunakan untuk mengembalikan pada tingkat yang stabil adalah menaikkan
biaya atas uang yang menganggur (μ). Kebijakan untuk menaikkan biaya atas
aset yang menganggur ini akan berdampak pada kenaikan permintaan uang
untuk transaksi investasi dan konsumsi, sehingga akan mengakibatkan
kenaikan tingkat pendapatan. Selanjutnya tingkat pendapatan yang baru akan

6
mendorong kurva permintaan naik bergeser ke kanan, sehingga tingkat
keseimbangan yang baru akan diperoleh sebagai berikut:
Md1 (Y1/ μ1) = Ms1 = αY1
Kurva penawaran berbentuk inelastis sempurna menunjukkan bahwa
pasar tidak mampu mempengaruhi penawaran uang karena otoritas moneter
yang mengontrolnya, sedangkan kurva permintaan berslope negatif dengan
besarnya μ, permintaan uang (baik untuk transaksi maupun berjaga-jaga)
berbanding terbalik dengan pajak atas aset yang menganggur.

D. Mazhab Alternatif : Elastic Money Supply(Endogenous Money Supply)


Mazhab ini menyatakan bahwa keberadaan uang pada dasarnya
terintegrasi dalam sistem sosial ekonomi yang berlaku. Sehingga nilai dan
jumlah uang bukanlah variabel yang utuh berdiri sendiri. Konsep
endogenouitas uang dalam islam ini berbeda dengan cara pandang terhadap
uang dalam mazhab kedua. Tidaklah seperti halnya mazhab kedua yang
mengatakan bahwa bank sentral full control terhadap money supply,
sedangkan menurut mazhab ini jumlah uang beredar lebih ditentukan oleh
actual spending demand dalam kebutuhannya untuk transaksi di pasar barang
dan jasa (uang merupakan variabel yang endogen). Kurva penawaran uang
dari mazhab ketiga ini adalah:
µMs
0Ms
di mana Ms adalah jumlah uang beredar, π mewakili expected rate of profit
atau profit sharing rate. Dalam teori endogenous uang ini, instrumen yang
digunakan untuk mempertemukan kedua fungsi tersebut adalah variabel yang
mampu merefleksikan kondisi riil sebuah perekonomian. Semakin bagus dan
prospek dari sektor riil maka variabel ini akan bergerak naik. Pada grafik di
atas kita lihat bahwa kurva Ms berbentuk elastis, hal ini menunjukkan bahwa
bank sentral sebagai pemegang otoritas moneter tidak mampu mengendalikan
secara penuh volume uang beredar. Ms akan dipengaruhi oleh variabel π,

7
semakin tinggi π (tingkat keuntungan dalam investasi syariah) maka semakin
banyak pula uang yang ditawarkan. Sedangkan besarnya π, semata-mata
ditentukan oleh rata-rata keuntungan aktual di sektor riil. Dengan demikian π
merupakan besaran ekonomi yang berfungsi untuk merefleksikan kondisi
aktual di sektor riil. Grafik keseimbangan dalam sistem keuangan Islam
dicapai dengan memasukkan variabel expected rate of profit.
π adalah tingkat keuntungan dan M adalah stok uang yang ditawarkan
dalam sistem keuangan syariah. Keduanya merupakan fungsi dari Φ. M1
adalah banyaknya uang yang ditawarkan untuk memenuhi transaksi
mudharabah dan M2 adalah jumlah uang yang disediakan lebih sedikit dari
kebutuhan.
Dalam konsep endogenous uang, Md akan menentukan tingkat Ms dan
keduanya secara bersama-sama akan bergerak menuju tingkat keseimbangan
dalam pembentukan market clearing. Seperti dalam grafik di atas, ketika
tingkat expected rate of profit berada pada level π1, maka Md berada pada
titik E1 dan Ms berada pada titik E2. Adanya kesenjangan antara permintaan
uang dan penawaran uang akan mendorong kedua variabel bergerak sepanjang
kurva secara bersama-sama menuju titik ekuilibrium E. Begitu pula
sebaliknya, apabila nilai π terlalu rendah yaitu π1 < π* maka Md akan lebih
besar daripada Ms. Adanya kesenjangan ini akan dihilangkan dengan
pergerakan sepanjang kurva dari Md dan Ms menuju titik keseimbangan E*.
Syarat mutlak adanya pergerakan Md dan Ms tersebut adalah adanya
transformasi pengetahuan (Φ) oleh pelaku ekonomi.

E. Money Demand
Teori permintaan uang pada hakikatnya merupakan teori tentang
alokasi sumber-sumber ekonomi yang sifatnya terbatas. Seseorang yang
memegang uang akan dihadapkan pada keuntugan dan kemungkinan kerugian
dari kepemilikian suatu kekayaan. Keuntungan seseorang yang memegang
uang kas akan mendapatkan tingkat likuiditas yang dapat dibelanjakan, namun
ia akan dihadapkan pada kemungkinan hilangnya peluang untuk mendapatkan

8
nilai lebih uang (value addedof money) seandainya uang tersebut
diinvestasikan dalam kegiatan yang produktif. Dalam teori permintaan uang
konvensional, suku bunga merupakan biaya yang digunakan untuk
menjelaskan perilaku individu dalam mengelola uang kas riilnya.
Sebenarnya permintaan uang secara tidak langsung akan mengikut
sertakan tingkat suku bunga, total transaksi, total output, personal income,
pendapatan tetap, kesejahteraan, upah, tingkat inflasi dan espektasinya
institusi perantaranya dan inovasi-inovasi dalam keuangan. Dalam islam
fungsi permintaan uang hanya dikenal dua motif saja, yaitu motif transaksi
dan berjaga-jaga. Kerena perbuatan yang mengarah kepada motif spekulasi
dilarang dalam islam, maka instrumen moneter yang ada dihindarkan dari
penggunaan variable yang akan mengarahkan pada motif spekulasi.
Keberadaan instrumen pengganti suku bunga diarahkan penggunaannya
terhadap uang yang memiliki tujuan yang bersifat penting dan mendesak serta
investasi yang produktif dan efisien.
Mazhab Iqtisaduna berpendapat bahwa permintaan uang adalah fungi
dari tingkat rasio harga tangguh terhadap harga tunai (Pt/Po). Mahzab
Mainstream menggunakan dues on idle fund dan tingkat pendapatan sebagai
variable independent dari fungsi permintaan uang. Sedangkan Mazhab ketiga
menjelsakan bahwa permintaan uang dan penawaran uang adalah satu fungsi
yaitu M, dan variable yang memengaruhinya adalah Y, variable kebijakan
pemerintah X, variable sosio-ekonomi knowledge-induced variable.
Instrumen yang digunakan sebagai financial intermediary adalah profit-
sharing atau expected rate of profit

9
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dasar pemikiran dari manajemen moneter dalam konsep islam adalah
ciptanya stabilitas permintaan uang dan mengarahkan permintaan uang tersebut
kepada tujuan yang penting dan produktif. Sehingga, setiap instrumen yang akan
mengarahkan kepada instabilitas dan pengalokasian sumber dana yang tidak produktif
akan ditinggalkan.

Kebijakan Moneter adalah kebijakan pemerintah untuk memperbaiki keadaan


perekonomian melalui pengaturan jumlah uang beredar.

Terdapat 4 mazhab dalam kebijakan moneter ini :

a) Mazhab iqtisaduna perfectly elastic money supply

b) Mazhab mainstream peferty perfect inelastic money supply (exogenous money


supply)

c) Mazhab Alternatif : Elastic Money Supply(Endogenous Money Supply

d) Money Demand

10
DAFTAR PUSTAKA

Adiwarman Karim. 2017. Ekonomi Makro Islam. Depok: PT RajaGrafindo Persada

http://suandisayangumak.blogspot.co.id/2015/04/ekonomi-islam-kebijakan-moneter
islam.html.

http://gusniarti.blogspot.co.id/2009/02/gusniarti-07.html

Mardani, fiqih Ekonomi Syariah, (jakarta: kencana, 2012)

11
12

Anda mungkin juga menyukai